Anda di halaman 1dari 41

Gangguan Makan

Mohamed Ikmal Bin A.Wahab


112016395
Pendahuluan
• Gangguan pada perilaku makan dan berhubungan dengan pikiran serta
emosi.

• Obses terhadap makanan dan berat badan.

• Gangguan makan yg akan dibahas Anorexia Nervosa, Bulimia Nervosa,


Gangguan Makan Berlebih Binge eating Disorder.

• Anorexia Nervosa F50.1 dapat dibagi kepada 2 tipe yaitu restristrive type
dan Binge eating /purging type.

• Bulimia Nervosa F50.2 dibagi menjadi 2 yaitu purging type dan non-purging
type.
Diagnosis Gangguan Makan

EDNOS
AN BN
Anorexia Nervosa
Definisi

• Penolakan yang menetap untuk mempertahankan berat badan


normal yang minimal disertai ketakuatan yg berlebihan akan menjadi
gemuk dan tidak mengalami menstruasi selama 3 bulan.
• Selama periode AN tipe restrictive, hanya membatasi asupan makan
sahaja.

• Pada tipe makan berlebih/muntah kembali (binge eating/purging


type) selama periode anoreksia nervosa, seseorang akan terlibat
dalam makan berlebih atau memuntahkan kembali atau
menggunakan laksatif atau diuretik.
Epidemiologi
• Gangguan makan dalam berbagai bentuk telah dilaporkan sampai
pada 4% pelajar remaja dan dewasa muda.
• Usia yang tersering untuk onset gangguan adalah pada awal 20
tahun.
• Anoreksia nervosa diperkirakan terjadi pada kira-kira 0,5 sampai 1%
gadis remaja.
• Gangguan ini terjadi 10 sampai 20 kali lebih sering pada wanita
dibandingkan laki-laki.
Gambaran Klinis
• Perilaku aneh terhadap makanan.
• Mereka menyembunyikan makanan
• Sering membawa permen dengan jumlah banyak
• Mereka memotong makanannya hingga potongan yang sangat kecil
dan menghabiskan banyak waktu untuk menyusun potongan-
potongan
• Sering menyangkal bahwa perilaku mereka adalah tidak lazim atau
dengan menolak membicarakannya.
• Suatu ketakutan yang kuat akan penambahan berat badan dan
menjadi gemuk.
Diagnosis DSM IV
Kriteria diagnosis menurut DSM-IV Anoreksia Nervosa yaitu :

A. Menolak mempertahankan berat badan pada atau di atas berat


badan normal minimal sesuai dengan usia dan tinggi badan (misalnya,
menurunkan berat badan untuk mempertahan berat badan kurang dari
85% yang diharapkan; atau kegagalan untuk menaikkan berat badan
yang diharapkan selama periode pertumbuhan, sehingga
menyebabkan berat badan kurang dari 85% dari yang diharapkan).

B. Rasa takut yang hebat akan kenaikan berat badan atau menjadi
gemuk meskipun sebenarnya memiliki berat badan kurang.
C. Gangguan dalam cara memandang berat atau bentuk
badannya sendiri, berat badan atau bentuk badan yang tidak pantas
atas dasar pemeriksaan sendiri, atau menyangkal keseriusan berat
badannya yang rendah.

D. Pada wanita pasca-menstruasi, amenorrea yaitu tidak adanya


siklus menstruasi sedikitnya 3 bulan berturut-turut. (seorang wanita
dianggap mengalami amenorrea jika periode menstruasinya terjadi
hanya setelah pemberian hormon, misalnya estrogen).
Diagnosis PPDGJ III
A. Ciri khas gangguan adalah mengurangi berat badan dengan
sengaja, dipacu dan atau dipertahankan oeh penderita
B. Untuk suatu diagnosis yang pasti, dibutuhkan semua hal-hal
seperti dibawah ini:
1. Berat badan tetap dipertahankan 15% dibawah yang seharusnya
(baik yang berkurang maupun yang tak pernah dicapai), atau
“Quetelet’s body-mass index” adalah 17,5 atau kurang (Quetelet’s
body-mass index = berat [kg] / tinggi [m]kuadrat). Pada penderita pra
pubertas bisa saja gagal mencapai berat badan yang diharapkan
selama periode pertumbuhan.
2. Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan
menghindarkan makanan yang mengandung lemak dan salah satu
atau lebih dari hal-hal yang berikut ini:
• Merangsang muntah oleh diri sendiri
• Menggunakan pencahar
• Olahraga berlebihan
• Memakai obat penekan nafsu makan dan / atau diuretika
3. Terdapat distorsi “body-image” dalam bentuk psikopatologi yang
spesifik dimana ketakutan gemuk terus menerus menyerang
penderita, penilaian yang berlebihan terhadap berat badan yang
rendah

4. Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan


“hypothalamic-pituitary-gonadal axis” dengan manifestasi pada wanita
sebagai amenore dan pada pria sebagai kehilangan minat dan potensi
seksual. (suatu kekecualian adalah perdarahan vagina yang menetap
pada wanita yang anoreksia yang menerima terapi hormon,umumnya
dalam bentuk pil kontrasepsi). Juga dapat terjadi kenaikan hormon
pertumbuhan, naiknya kadar kortisol, perubahan metabolisme periferal
dari hormon tiroid, dan sekresi insulin abnormal
5. Jika onset terjadinya pada masa pra-pubertas, perkembangan
pubertas tertunda, atau dapat pula tertahan (pertumbuhan berhenti,
pada anak perempuan buah dadanya tidak berkembang dan
terdapat amenore primer, pada anak laki-laki genitalnya tetap kecil).
Pada penyembuhan, pubertas kembali normal, tetapi “menarche”
terlambat.
Terapi
1. Rawat Inap
• BMI < 14
• Penurunan berat badan drastis (> 1 kg/mgg)
• Ketidakseimbangan elektrolit dan hipoglikemia
• Bradikardi, arrhythmias
• Hipotensi
• Hypothermia
• Ide bunuh diri/ menyakiti diri sendiri
• Psikosis
• Tidak mau terapi
• Terapi gagal saat rajal
• Psikoterapi

• Terapi perilaku kognitif  Prinsip terapi perilaku dan kognitif dapat


diterapkan di lingkungan rawat inap maupun rawat jalan. Terapi
perilaku ternyata efektif untuk mencetuskan peningkatan berat
badan. Pemantauan adalah komponen penting pada terapi perilaku
kognitif. Pasien diajarkan untuk mengawasi asupan makanan, emosi,
dan perasaan, perilaku makan berlebihan dan mengeluarkan
kembali, serta masalah mereka di dalam hubungan interpersonal.
• Psikoterapi Dinamik  Psikoterapi suportif-ekspresif dinamik kadang-
kadang digunakan untuk pengkobatan pasien anoreksia nervosa.
Tetapi penolakan pasien menyebabkan proses ini sulit dilakukan dan
seksama. Ahli terapi harus menghindari penanaman yang berlebihan
dalam usaha mengganti perilaku makan pasien.

• Terapi Keluarga  Analisis keluarga harus dilakukan pada semua


pasien anoreksia nervosa yang tinggal dengan keluarganya.
berdasarkan analisis ini, penilaian klinis dapat dibuat untuk
menentukan jenis terapi keluarga atau konseling yang disarankan.
• Farmakoterapi
Cyproheptadine (Heptasan) 4mg/3x/hari sebagai merangsang napsu
makan.
Penggunaan obat lain seperti fluoxetine masih diperdebatkan dalam
menangani AN.
Prognosis
• Bervariasi
• Secara umumnya prognosis tidak baik
• Bisa sampai terjadi kematian
Bulimia Nervosa
Definisi
Bulimia Nervosa didefinisikan sebagai makan banyak / berlebihan yang
terjadi secara berulang disertai dengan perasaan diluar kendali dan
setelah itu diikuti oleh rasa bersalah, dan depresi terhadap diri sendiri.

Perilaku kompensasi berulang seperti ; muntah yang diinduksi sendiri,


pemakaian laksatif, diuretik, puasa atau latihan yang berat untuk
mencegah penambahan berat badan.
• Menurut kriteria DSM-IV, makan berlebih dan perilaku kompensasi
harus terjadi minimal 2 kali seminggu selama 3 bulan.

• DSM-IV mengklasifikasikan Bulimia Nervosa menjadi dua tipe yaitu


purging type dan non-purging type.

• Purging type, individu tersebut memuntahkan kembali makanan


secara sengaja atau menyalahgunakan obat pencahar, diuretik atau
enema.

• Non-purging type, individu tersebut menggunakan cara lain selain


cara yang digunakan pada purging type, seperti berpuasa atau
berolahraga secara berlebihan
Epidemiologi
• Bulimia nervosa lebih sering terjadi dibandingkan anoreksia nervosa.
• Diperkirakan bulimia nervosa berkisar antara 1 hingga 3% pada
wanita muda.
• Seperti anoreksia nervosa, bulimia nervosa secara signifikan lebih
sering pada wanita dibandingkan laki-laki, tetapi onsetnya lebih sering
terjadi pada masa remaja akhir dibandingkan dengan permulaan
anoreksia nervosa.
• Bulimia nervosa sering terdapat pada perempuan berberat badan
normal, tetapi kadang–kadang pasien memiliki riwayat obesitas.
Gambaran Klinis
• Episode berulang makan berlebihan.
• Tidak adanya kendali terhadap makan saat makan banyak.
• Muntah yang dicetuskan sendiri, penyalahgunaan laksatif atau
diuretik, berpuasa, maupun olahraga berlebihan untuk mencegah
naiknya berat badan,
• Penilaian diri sendiri terus menerus yang terlalu dipengaruhi bentuk
dan berat badan.
• Depresi sering mengikuti episode ini dan disebut penderitaan setelah
makan berlebih (postbinge anguish).
• Makanan dimakan diam-diam dan dengan cepat bahkan kadang-
kadang tidak dikunyah.

• Sebagian besar pasien bulimia nervosa berat badannya berada


didalam kisaran normal, tetapi beberapa pasien merasa prihatin
tentang tubuh dan penampilannya, khawatir tentang bagaimana
orang lain memandang dirinya.

• Pasien dengan bulimia nervosa pada purging type mungkin beresiko


untuk mengalami komplikasi medis tertentu, seperti hipokalemia
akibat muntah atau penyalahgunaan laksatif, dan alkalosis
hipokloremik.
Diagnosis DSM IV
a) Episode makan berlebihan yang berulang. Episode ini ditandai
dengan 2 hal berikut :

1. Makan, dalam periode waktu yang jelas (misal,dalam tiap periode 2


jam), jumlah makanan yang jelas lebih besar dibandingkan yang
dapat dimakan oleh sebagian besar orang selama periode waktu
yang sama dan dalam situasi yang sama)

2. Perasaan hilang kendali terhadap makan selama episode ini (misal,


perasaan bahwa ia tidak dapat berhenti makan atau mengendalikan
apa dan berapa banyak yang dimakan)
b) Perilaku kompensasi berulang yang tidak tepat untuk mencegah
kenaikan berat badan, seperti muntah yang diinduksi sendiri,
penyalahgunaan laksatif, diuretik, enema, berpuasa, atau olahraga
berlebihan.
c) Makan berlebihan dan perilaku kompensasi yang tidak tepat ini
keduanya ada, rata-rata setidaknya 2x/minggu selama 3 bulan
d) Perhatian yang berlebihan terhadap bentuk dan berat badan.
e) Gangguan ini tidak hanya terjadi selama episode anoreksia
nervosa.
Diagnosis PPDGJ III
a)Untuk diagnostik pasti, dibutuhkan semua berikut ini:
1. Terdapat preokupasi yang menetap untuk untuk makan, dan ketagihan
(craving) terhadap makanan yang tidak bisa dilawan, penderita tidak
berdaya terhadap datangnya episode makan berlebihan dimana makanan
dalam jumlah yang besar dimakan dalam waktu yang singkat
2. Pasien berusaha melawan efek kegemukan dengan salah satu atau
lebih cara seperti berikut:
• Merangsang muntah oleh diri sendiri
• Menggunakan pencahar berlebihan
• Puasa berkala
• Memakai obat-obatan seperti penekan nafsu makan, sediaan tiroid
atau diuretika. Jika terjadi pada penderita diabetes, mereka akan
mengabaikan pengobatan insulinnya.
• 3. Gejala psikopatologinya terdiri dari ketakutan yang luar biasa
akan kegemukan dan penderita mengatur sendiri batasan yang ketat
dari ambang berat badannya, sangat dibawah berat badan
sebelum sakit dianggap berat badan yang sehat atau optimal.
• Ada riwayat episode anoreksia nervosa sebelumnya, interval antara
ke dua gangguan tersebut berkisar antara beberapa bulan sampai
beberapa tahun.
• Episode sebelumnya ini dapat jelas terungkap, atau dalam bentuk
ringan yang tersembunyi dengan kehilangan berat badan yang
sedang dan atau suatu fase sementara dari amenore.
b) Bulimia nervosa harus dibedakan dari gangguan depresif,
walaupun penderita bulimia sering mengalami gejala-gejala depresi.
Terapi
Psikoterapi
• Terapi perilaku kognitif : suatu kontrak perilaku dan desensitisasi
terhadap pikiran dan perasaan yang dimiliki pasien bulimia nervosa
tepat sebelum makan berlebih. Tetapi, banyak pasien bulimia nervosa
memiliki psikopatologi yang melebihi perilaku makan berlebih. Sehingga,
pendekatan psikoterapik tambahan seperti terapi psikodinamik,
interpersonal, dan keluarga dapat sangat bermanfaat.
• • Psikoterapi Dinamik: mengkonkretkan mekanisme pertahanan
introjektif dan proyektif.

• Dengan cara yang mirip dengan membelah, pasien diharapkan akan


mampu membagi makanan dalam dua kategori.

• Makanan yang bergizi dan makanan yang tidak sehat.

• Makanan yang dianggap bergizi mungkin diingesti karena makanan


tersebut secara tidak sadar menyimbolkan introjeksi yang baik.
• Tetapi makanan yang buruk secara tidak sadar dihubungkan dengan
introjeksi yang buruk sehingga dikeluarkan melalui muntah, dengan
khayalan bawah sadar bahwa semua destruktivitas, kebencian, dan
kejahatan telah dibuang.

• Pasien mungkin sementara merasa sehat setelah muntah karena


pembuangan yang dikhayalkannya, tetapi perasaan segalanya baik
adalah singkat, karena didasarkan pada kombinasi yang tidak stabil
dari pembelahan dan proyeksi.
• Farmakoterapi
• Fluoxetine (Prozac) juga merupakan terapi yang efektif.
• Dosis fluoxetine yang efektif untuk mengurangi makan berlebihan ini
dapat lebih tinggi 60 hingga 80 mg/hari daripada dosis yang
diberikan untuk gangguan depresif.
Prognosis
• Bervariasi
• Secara umum lebih baik dari AN
Gangguan Makan Berlebih ( Binge
Eating Disorder )
Definisi
• Gangguan makan berlebih (binge eating disorder) yaitu suatu episode
makan berlebih dimana seseorang akan mengkonsumsi makanan dalam
jumlah yang sangat besar dalam waktu yang singkat dan merasa diluar
kendali/tidak terkontrol selama makan.

• Tidak seperti pasien dengan bulimia nervosa, mereka tidak mencoba untuk
mengeluarkan makanan dengan menginduksi muntah atau menggunakan
cara-cara yang tidak aman lainnya, seperti berpuasa secara berlebihan
dan penyalahgunaan laksatif.
Diagnosis DSM IV
A. Episode makan berlebihan yang berulang, yang ditandai oleh 2
hal berikut ini :
1. Makan, dalam periode waktu yang jelas (misal,dalam tiap periode 2
jam), jumlah makanan yang jelas lebih besar dibandingkan yang dapat
dimakan oleh sebagian besar orang selama periode waktu yang sama
dan dalam situasi yang sama)
2. Perasaan hilang kendali terhadap makan selama episode ini (misal,
perasaan bahwa ia tidak dapat berhenti makan atau mengendalikan
apa dan berapa banyak yang dimakan)
B. Disertai oleh 3 atau lebih hal berikut :
• Makan jauh lebih cepat daripada biasa/normal
• Makan sampai merasa kekenyangan hingga mengganggu
• Makan sejumlah besar makanan saat tidak merasa lapar secara fisik
• Makan sendirian karena merasa malu dengan jumlah makanan yang
dikonsumsinya
• Perasaan benci terhadap diri sendiri, depresi, dan merasa bersalah setelah
makan

C. Terdapat kekhawatiran yang jelas tentang perilaku makan berlebih


D. Perilaku makan tersebut terjadi minimal 2 hari/minggu selama 6 bulan
E. Perilaku makan berlebih tidak disertai dengan penggunaan perilaku
kompensasi yang tidak layak ( laksatif, puasa, olahraga berat ) dan tidak
terjadi selama perjalanan anoreksia nervosa atau bulimia nervosa.
Terapi
• Terapi Psikologi
• Cognitive Behavior Therapy
• Farmakoterapi sesuai dengan gangguan yang disertai.
Prognosis
• Remisi tinggi
• Bisa menyebabkan distress yg tinggi.
Kesimpulan
• Anoreksia nervosa (AN) adalah penolakan yang menetap untuk
mempertahankan berat badan minimal atau diatasnya. Terjadi
ketakutan yang berlebihan akan terjadi gemuk, meskipun memiliki
berat badan yang kurang. dan tidak mengalami menstruasi selama 3
siklus berturut-turut.

• Bulimia Nervosa, makan banyak / berlebihan yang terjadi secara


berulang disertai dengan perasaan diluar kendali dan setelah itu
diikuti oleh rasa bersalah, dan depresi terhadap diri sendiri. Perilaku
kompensasi berulang seperti ; muntah yang diinduksi sendiri.
• Gangguan makan berlebih (binge eating disorder) yaitu suatu
episode makan berlebih dimana seseorang akan mengkonsumsi
makanan dalam jumlah yang sangat besar dalam waktu yang singkat
dan merasa diluar kendali/tidak terkontrol selama makan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai