Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS

Disusun oleh:
Fauziah Andiani
11-2016-151

Diajukan kepada:
dr. Lenny Irawati, Sp.KJ

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa


Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Periode 29 Oktober 2018 – 1 Desember 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta-Barat

KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal Ujian/Presentasi Kasus: Senin, 5 November 2018
SMF ILMU JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT

Nama : Fauziah Andiani Tanda Tangan


Nim : 112016151

Dr. Pembimbing / Penguji : dr. Lenny Irawati, Sp.KJ

NOMOR REKAM MEDIS : 050815


Nama Pasien : Tn. BN
Nama Dokter yang merawat : dr. Bhinekasari, Sp.KJ
Masuk RS pada tanggal : 18 Oktober 2018, jam 10.00
Rujukan/datang sendiri/keluarga : Diantar oleh kakak kandung
Riwayat perawatan :
1. Tahun 2008 dirawat di Rumah Sakit Jiwa Prov, Jawa Barat
2. Tahun 2013 dirawat di Rumah Sakit Jiwa Prov. Jawa Barat
3. Tahun 2017 dirawat di Rumah Sakit Dustira
4. Bulan Mei Tahun 2018 dirawat di Rumah Sakit Jiwa Prov. Jawa Barat
5. Bulan Oktober Tahun 2018 dirawat di Rumah Sakit Jiwa Prov. Jawa Barat
I. IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial) : Ny. BN
Tempat & tanggal lahir : Garut, 16 Agustus 1980
Jenis kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Kp. Seni Baru 001/005 Kel. Jayawaras, Kec. Tarogong
Kidul, Kab. Garut 44151

II. RIWAYAT PSIKIATRIK


Data diperoleh dari:
 Autoanamnesis : 2 November 2018, jam 10.00 (Hari perawatan ke 16)
 Alloanamnesis dengan :
Nama : Tn. CG
Umur : 45 tahun
Status : Kakak kandung
Tanggal : 2 November 2018, pukul 20.15

A. KELUHAN UTAMA :
Mengamuk (agresivitas motorik) dan meyakini dirinya memiliki indera keenam
(waham kebesaran)

B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG :


Alloanamnesis
Pasien dibawa oleh kakak kandungnya dengan keluhan mengamuk (agresivitas
motorik) sejak 1 minggu SMRS pasien sering berteriak-teriak sendiri, berbicara sendiri
(autistik), marah-marah (agresivitas verbal), sering keluyuran ke luar rumah sampai
tidak pulang (hiperaktivitas). Pasien sulit tidur (insomnia), tidak mau makan. Pasien
juga jarang mandi dan membersihkan diri di rumah (Dekorum buruk).
Menurut keterangan dari kakak kandung, pasien marah-marah oleh karena pasien
disuruh minum obat teratur dan dilarang untuk keluyuran. Pasien sering dirawat di RSJ
akibat sering kambuh keluhannya karena pasien tidak rutin kontrol dan minum obat
selama 3 minggu.

Autoanamnesis
Pasien mengatakan dibawa ke RS karena merasa kakaknya tidak menyukainya.
Pasien meyakini dirinya memiliki indera ke enam (waham kebesaran), ia meyakini
bahwa setiap doanya pasti akan dikabulkan oleh Tuhan. Seperti salah satunya ia meyakini
bahwa 30 hari ke depan tidak akan ada matahari karena ia telah meminta kepada Tuhan,
lalu pasien juga mengaku bahwa ayahnya dulu adalah seorang pahlawan. Pasien juga
mengaku melihat sosok Nabi saat pasien saat sedang sholat Tahajud, dapat melihat sosok
bayangan seorang pahlawan yang tinggi besar, serta pasien dapat melihat sosok iblis yang
dapat masuk ke dalam tubuh orang (halusinasi visual). Pasien juga mengaku dapat
mendengar bisikan-bisikan, seperti yang ia katakan bahwa seorang artis yang sudah
meninggal (Olga Syahputra) berbisik kepadanya untuk ingin masuk kedalam tubuh
temannya (halusinasi auditorik). Pasien menyangkal adanya mencium-cium bau aneh
disekitar lingkungan.

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA


1. Gangguan psikiatrik :
10 tahun SMRSJ pasien pertama kali diantar oleh keluarga ke RS karena pasien
tiba-tiba teriak-teriak sendiri, sering berbicara sendiri (autistik), keluyuran. Kakak
pasien mengatakan pasien mulai menjadi seperti itu diduga karena pasien mengalami
banyak masalah terutama mengenai ekonomi.
5 tahun SMRS pasien kembali tiba-tiba ketawa sendiri, berbicara sendiri
(autistik), sulit tidur (insomnia), mondar mandir (hiperaktivitas), marah-marah sendiri
(agresivitas verbal), merusak barang (agresivitas motorik), sulit makan. Pasien tidak
rutin kontrol dan minum obat. Obat yang biasa diminum yaitu risperidone 2x1, THF
2x1, amitriptiline 25mg 1x1.
1 tahun SMRS pasien kembali tiba-tiba bicara sendiri (Autistik), keluyuran,
ngamuk, merusak barang (Agresivitas motorik), sulit tidur (insomnia), tidak mau
makan, berdandan berlebihan. Pasien tidak rutin minum obat selama satu tahun. Obat
yang biasa diminum yaitu risperidone 2mg 2x1, THF 2mg 2x1, CPZ 100mg 1x1.
5 bulan SMRS pasien ketawa sendiri, bicara sendiri (autistik), teriak-teriak,
marah-marah, menangis (iritable), sulit makan, melihat nabi dan para tokoh (halusinasi
visual), mendengar bisikan (halusinasi auditorik), merasa dirinya paling pintar dan
merasa dirinya Tuhan (waham kebesaran). Pasien tidak rutin minum obat. Obat yang
biasa diminum clozapine 25mg 2x1, THF, Depacote 2x1.

2. Riwayat Gangguan Medik


Pasien sebelumnya dan saat ini tidak ada kelainan medis. Tidak ada riwayat trauma
kepala, kejang, operasi dan patah tulang.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif


Pasien memiliki kebiasaan merokok, namun tidak mengonsumsi alkohol. Pasien tidak
pernah mengonsumsi obat-obat terlarang.
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya

2008 2013 2017 2018

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI :


1. Riwayat Perkembangan Fisik :
Pasien dilahirkan melalui persalinan normal. Pasien menangis kuat. Pasien
merupakan anak ke Sembilan dari Sembilan bersaudara. Tidak ada kelainan pada proses
tumbuh kembang dari bayi sampai dewasa.

2. Riwayat Perkembangan Kepribadian :


a. Masa kanak-kanak : proses tumbuh kembang seperti
merangkak, berdiri, berjalan dan berbicara sama seperti
anak seusianya. Pasien bersekolah hanya sampai tamat
SMA. Tidak pernah tinggal kelas walaupun tidak ada
prestasi yang terlihat. Mulai dari kanak-kanak mampu
aktif bergaul dengan orang lain di lingkungannya. Pasien
tidak pernah menyendiri.
b. Masa remaja : Hubungan sosial dengan keluarga dan teman-
teman pasien tetap berjalan baik. Pasien taat dalam
beribadah. Pasien sering membaca dan mencari tahu
mengenai keajaiban-keajaiban dan sejarah.
c. Masa dewasa : Pasien menikah dan dikarunia dua orang
anak. Kedua anak pasien berjenis kelamin perempuan dan
laki-laki. Hubungan pasien dengan suami dan anak-
anaknya harmonis, namun semenjak ekonominya
bermasalah, hubungan dengan suaminya menjadi kurang
harmonis. Sejak pasien mulai sakit, pasien menjadi
cenderung suka marah-marah terhadap keluarganya.

3. Riwayat Pendidikan :
Pasien mulai memasuki sekolah dasar usia 7 tahun untuk jenjang sekolah dasar
(SD). Pasien hanya sampai tamat SMA.
4. Riwayat Pekerjaan:
Kakak kandung pasien mengatakan setelah pasien tamat SMA, ia bekerja di
Singapore sebagai tenaga kerja wanita (TKW) namun hanya sebentar saja lalu pasien
kabur dari Singapore karena merasa tidak nyaman.
Lalu sekitar tahun 1999-2000, pasien kerja di suatu perusahaan yang mengurusi
bagian Passport dan penerbangan tenaga kerja Indonesia (TKI) dan mendapat
penghasilan cukup atau bahkan lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
dan keluarga. Namun semenjak pasien tahu bahwa anak dari yang pemilik perusahaan
tersebut berlaku tidak adil terhadap dirinya, pasien mengundurkan diri dari perusahaan
tersebut.
Setelah menikah, pasien membuka salon dan bekerja di salon tersebut bersama
suami.

5. Kehidupan beragama:
Pasien beragama Islam dan rajin beribadah sholat 5 waktu.

6. Kehidupan sosial dan perkawinan :


Pasien sudah menikah. Pernikahan sudah berlangsung selama + 13 Tahun. Pasien dengan
suami menikah karena suka sama suka, tidak dijodohkan.

E. RIWAYAT KELUARGA
Pasien adalah anak ke sembilan dari sembilan bersaudara. Kakak ketiga pasien
mengalami gangguan jiwa juga.

Pohon keluarga

Keterangan:
Perempuan
Laki-laki
Meninggal
Pasien

Gangguan Jiwa

F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG :


Pasien adalah anak ke sembilan dari sembilan bersaudara. Pasien sudah menikah
dan sudah tidak bekerja. Saat ini pasien tinggal dengan kakak ke lima nya. Sebelum
diduga pasien melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya bekerja di salon. Dengan
tetangga pasien selalu berkomunikasi dan bergaul. Tidak pernah ada masalah yang timbul
antara pasien dengan tetangga disekitar tempat tinggalnya. Menurut kakak kandungnya,
pasien adalah orang yang baik kepada semua orang.
III. STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan:
Postur tubuh normal. Perawatan diri tampak baik. Rambut panjang dan berwarna
hitam serta berkuku panjang. Seorang perempuan, penampilan sesuai dengan usia,
memakai baju dan celana RSJ berwarna hijau, tampak rapih. Kontak mata ada.
2. Kesadaran:
a. Kesadaran sensorium/neurologik: Compos mentis
b. Kesadaran Psikiatrik : Tidak tampak terganggu
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor:
Sebelum wawancara : pasien sedang duduk di dekat tempat tidurnya bersama
pasien lain dan memberi salam ketika pemeriksa memberi
salam terlebih dahulu.
Selama wawancara :pasien tampak antusias dan kooperatif
Sesudah wawancara :pasien bersalaman lalu mengucapkan terima kasih.
4. Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif (pasien mendengarkan dan menjawab
pertanyaan)
5. Pembicaraan:
A. Cara berbicara: spontan, intonasi jelas, volume bicara normal.
B. Gangguan berbicara: tidak ada gangguan.

B. ALAM PERASAAN (EMOSI)


1. Suasana perasaan (mood): eutimik
2. Afek ekspresi afektif
a. Arus : cepat
b. Stabilisasi : stabil
c. Kedalaman : dalam
d. Skala diferensisasi : sempit
e. Keserasian : serasi
f. Pengendalian impuls : kuat
g. Ekspresi : wajar
h. Dramatisasi : tidak ada akting emosional
i. Empati : belum dapat ditentukan

C. GANGGUAN PERSEPSI
a. Halusinasi : audiotorik (pasien mendengar bisikan yang mengatakan bahwa
kiamat sudah dekat), visual (pasien melihat nabi, pahlawan, dan makhluk gaib
lainnya)
b. Ilusi : disangkal
c. Depersonalisasi : disangkal
d. Derealisasi : disangkal

D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)


1. Taraf pendidikan : tamat SMA
2. Pengetahuan umum : luas
3. Kecerdasan : IQ 70 (26-10-2018)
4. Konsentrasi : baik dalam menyimak dan menjawab pertanyaan
5. Orientasi
a. Waktu : baik (pasien mengetahui pada saat wawancara adalah siang hari)
b. Tempat: baik (pasien mengetahui tempat dia berada yaitu rumah sakit jiwa)
c. Orang : baik (pasien tahu teman pemeriksa yang ditunjuk ialah dokter)
d. Situasi : baik (mengetahui ruangan sedang sepi)

6. Daya ingat
a. Tingkat
 Jangka panjang : baik (pasien mengingat tempat dan tanggal lahirnya)
 Jangka pendek : baik (pasien dapat menceritakan makanan yang dimakan
saat sarapan)
 Segera : baik (pasien mengetahui kegiatannya sebelum wawancara
dengan pemeriksa)
b. Gangguan : Tidak ditemukan adanya gangguan.
7. Pikiran abstraktif
Persamaan : Baik (dapat memberitahukan persamaan dari objek)
Perbedaan : Baik (pasien dapat membedakan dari objek)
8. Visuospasial : Baik (mampu menggambar jam pukul 10.00)
9. Bakat kreatif : menyanyi
10. Kemampuan menolong diri sendiri : baik (mampu mandi, BAB dan BAK sendiri)

E. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
- Produktifitas : autistik
- Kontinuitas : koheren
- Hendaya bahasa : tidak ada
2. Isi pikir
 Preokupasi dalam pikiran : tidak ada
 Waham :
 waham kebesaran (pasien meyakini dirinya memiliki indera
keenam)
 Obsesi : tidak ditemukan
 Fobia : tidak ditemukan
 Gagasan rujukan : tidak ditemukan
 Gagasan pengaruh : pasien mengatakan bahwa Allah mengabulkan
permintaannya supaya tidak ada matahari

F. PENGENDALIAN IMPULS
Kuat dan baik. Pada saat wawancara pasien tampak tenang dan sopan.

G. DAYA NILAI
a. Daya nilai sosial : baik (pasien mengatakan tidak boleh membeda-bedakan agama
dan suku satu dengan yang lain. Semua orang harus hidup rukun dan tenteram)
b. Uji daya nilai : baik (pasien mengatakan bila ada orang yang mengalami
kesusahan, ia harus membantu orang tersebut)
c. Daya realitas : terganggu (terdapat waham kebesaran)

H. TILIKAN :
Tilikan derajat 1 : penyangkalan total terhadap penyakitnya

I. RELIABILITAS : (Reality Testing Ability)/RTA


Dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN FISIK


A. STATUS INTERNUS
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tensi : 120/80 mmHg
4. Nadi : 90x/menit
5. Suhu badan : 36,7°C
6. Frekuensi pernafasan : 20x/menit
7. Bentuk tubuh :
a. Kepala : normocephali, distribusi rambut merata
b. Mata : pupil bulat isokor, konjungtiva anemis -/-,
sklera ikterik -/-
c. Mulut : hipersalivasi (-)
d. Leher : KGB tidak membesar
e. Thorax : tidak tampak retraksi sela iga, dalam batas
normal
f. Abdomen : supel, datar, nyeri tekan (-), hepar lien tidak
membesar
g. Ekstremitas : normal, tremor (-), rigiditas (-)
8. Sistem kardiovaskuler : bunyi jantung 1-2 murni, reguler, murmur (-),
gallop (-)
9. Sistem respiratorius : suara nafas vesikuler, wheezing (-), ronkhi (-)
10. Sistem gastro-intestinal : bising usus (+) normal
11. Sistem musculo-sceletal : deformitas (-), simetris, eutropi
12. Sistem urogenital : nyeri ketok CVA -/-, nyeri tekan
suprapubik (-)

B. STATUS NEUROLOGIK
1. Saraf kranial (I-XII) : Tidak ditemukan kelainan
2. Gejala rangsang meningeal : kaku kuduk (-), Lasegue (-), Kernig (-)
3. Mata : CA-/-, SI -/-
4. Pupil : isokor, refleks cahaya +/+
5. Ofthalmoscopy : Tidak ditemukan kelainan
6. Motorik : normotoni, normotrofi
kekuatan motorik

7. Sensibilitas :
8. Sistim saraf vegetatif : dalam batas normal
9. Fungsi luhur : Fungsi Bahasa: baik
Fungsi memori (ingatan): baik
Fungsi orientasi: baik
10. Gangguan khusus : Tidak ditemukan gangguan

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Usulan:
- Darah rutin
- Fungsi Ginjal
- Fungsi Hati

VI. IKTHISAR PENEMUAN BERMAKNA


Seorang perempuan berusia 38 tahun, beragama Islam, sudah menikah,
pendidikan terakhir SMA, tidak bekerja, 10 tahun SMRSJ pasien pertama kali diantar
oleh keluarga ke RS karena tiba-tiba teriak sendiri, berbicara sendiri (autistik), marah-
marah (agresivitas verbal), mendengar bisikan (halusinasi auditorik), dan sering
melihat hal yang tidak dapat diliat orang lain (halusinasi visual). Pasien juga memiliki
waham kebesaran. Pasien menjadi seperti itu diduga karena pasien banyak memiliki
masalah terutama ekonomi.
Pasien sempat dibawa berobat ke dokter psikiatri. Setelah berobat, pasien sembuh dan
kembali beraktivitas seperti biasa.
5 bulan SMRSJ pasien diantar ke RSJ Prov. Jawa Barat karena pasien gaduh
gelisah, bicara kacau, marah-marah. 1 minggu SMRSJ, pasien dibawa ke RSJ karena
mengamuk. Pasien sering berteriak-teriak sendiri, berbicara sendiri, marah-marah, dan
mengganggu warga sekitar tempat tinggal, masih terdapat waham kebesaran. Nafsu
makan berkurang dan pasien jarang mandi (decorum buruk). Menurut keterangan dari
pengurus, pasien mengamuk oleh karena pasien tidak minum obat teratur.
Saat wawancara berlangsung, pasien mengatakan bahwa pasien tahu berada di
rumah sakit, tetapi dengan alasan dibawa ke rumah sakit karena kakaknya tidak suka
dengannya. Pasien tampak tenang, dan kooperatif dalam menjawab pertanyaan. Dalam
menjawab terdapat waham kebesaran. Pasien rajin dan taat melakukan sholat 5 waktu.
Dari hasil pemeriksaan status mental didapatkan seorang perempuan, penampilan
sesuai usia dan berpakaian rapi. Perawatan diri tampak baik. Pada saat wawancara pasien
tenang, perhatian terhadap pertanyaan. Cara berbicara pasien spontan, artikulasi dan
intonasi jelas, volume suara normal. Suasana perasaan (mood) pasien tampak eutimik.
Tilikan derajat 1 penyangkalan total terhadap penyakitnya

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK


Aksis I:
Berdasarkan iktisar penemuan bermakna, pasien pada kasus ini dapat dinyatakan mengalami:
1. Gangguan jiwa, atas dasar adanya gangguan pada pikiran dan perilaku
2. Gangguan jiwa ini termasuk gangguan mental non-organik/GMNO, karena
 Tidak terdapat adanya gangguan kesadaran neurologik
 Tidak tampak ada retardasi mental
 Tidak ada riwayat trauma kepala yang dapat menimbulkan disfungsi.
3. Gangguan kejiwaan akibat dari penggunaan zat psikoaktif tidak ada.
4. Dengan memenuhi kriteria yaitu terdapat halusinasi auditorik, waham, gejala
tersebut berlangsung selama lebih dari satu bulan, maka diagnosis pada pasien ini
adalah F20.3 Skizofrenia paranoid
5. Dapat didiagnosis banding dengan F25.0 Gangguan Skizoafektif tipe manik,
F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik
Aksis II : tidak ada gangguan kepribadian dan retardasi mental
Aksis III : tidak ditemukan gangguan medik
Aksis IV : tidak teratur berobat
Aksis V :Global Assessment of Functioning (GAF) Scale 60-51 gejala sedang (moderate),
disabilitas sedang

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL


Aksis I : Skizofrenia paranoid (F20.3)
DD: Gangguan skizoafektif tipe manik (F25.0)
Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik
(F31.2)
Aksis II : tidak ada ciri kepribadian dan retardasi mental
Aksis III : tidak ditemukan gangguan medik
Aksis IV : tidak teratur berobat
Aksis V : GAF 60-51 gejala sedang, disabilitas sedang
IX. PROGNOSIS
1. Faktor yang mempengaruhi prognosis :

Faktor-faktor Baik Buruk


Onset usia onset usia 24 tahun
Faktor presipitasi Tidak teratur
berobat dan minum
obat
Onset Awitan akut
Riwayat premorbid Baik
Menikah Menikah
Riwayat keluarga Ada
Gejala Waham, halusinasi
Dukungan keluarga Keluarga mendukung
Sering relaps Ada
2. Kesimpulan prognosis
- Quo ad vitam : dubia ad bonam
- Quo ad functionam : dubia ad bonam
- Quo ad sanationam : dubia ad malam

X. DAFTAR PROBLEM
 Organobiologik: tidak ditemukan kelainan fisik
 Psikologi/psikiatrik: waham kebesaran, halusinasi auditorik, halusinasi visual,
agresivitas verbal, agresivitas motoric, autistic, disabilitas
 Sosial/keluarga: adanya masalah ekonomi dan membuat hubungan dengan suami
tidak harmonis seperti dulu lagi
XI. TERAPI
1. Psikofarmaka
R/ clozapine tab 100 mg no.XIV
S ½-0-1
R/ Depacote tab 500 mg no.XIV
S0-0-1

Pro : NY. BN
Umur : 38 tahun

2. Psikoterapi suportif
a. Psikoventilasi: pasien dibimbing untuk menceritakan segala permasalahannya,
apa yang menjadi kekhawatiran pasien kepada therapist, sehingga therapist
dapat memberikan problem solving yang baik dan mengetahui antisipasi pasien
dari faktor-faktor pencetus.
b. Persuasi: membujuk pasien agar memastikan diri untuk selalu kontrol dan
minum obat secara rutin.
c. Desensitisasi: pasien dilatih bekerja dan terbiasa berada di lingkungan kerja
agar pasien bisa kembali melakukan aktivitas nya seperti biasa.

3. Edukasi
a. Edukasi keluarga mengenai penyakit pasien dan menerima kondisi pasien
b. Edukasi bahwa kondisi pasien seperti ini dapat dibantu dengan mendukung
kesembuhan pasien
c. Edukasi untuk memberi waktu untuk menemani kontrol dan selalu mengingati
serta memantau pasien minum obat dengan rutin

XII. FOLLOW UP
Hari,
Tanya Jawab Interpretasi Ket
tanggal
1. Tanya : Selamat pagi
Butet
Jawab : Pagi dok
2. Tanya : Butet lagi apa ?
Jawab : lagi dicariin
kutunya nih dok sama
Yuli
3. Tanya : emang banyak
kutunya ?
Jawab : iya tuh tadi udah
dapet banyak kutunya
4. Tanya : Butet kita
ngobrol-ngobrol yuk di
depan, mau gak ?
Jawab : boleh dok
Jumat, 2
5. Tanya : butet gimana
Nov 2018
kabarnya ? baik ?
Jawab : ya Alhamdulillah
baik dok
6. Tanya : udah sarapan
belum ?
Jawab : udah dok tadi
7. Tanya : makan apa ?
habis gak tadi makannya?
8. Jawab : apa ya tadi
lauknya lupa, abis sih dok.
Sebenernya mah gaenak
tapi ya mau gimana lagi
9. Tanya : iya dimakan aja
yaa daripada ga makan
Jawab : iya dok
10. Tanya : butet gimana
seminggu ini perasaannya
?
Jawab : biasa aja sih dok
ga gimana gimana
11. Tanya : ooo ga
merasa sedih atau senang
banget gitu ? atau takut
sesuatu gitu ?
Jawab : engga sih dok
biasa aja.
12. Tanya : oh gituu,
tidur bisa gak semalem?
Kedinginan gak tidur
disini ?
Jawab : bisa dok, iya
dingin ya. Ini sekarang aja
lagi dingin banget ya dok
13. Tanya : ada selimut
ya ? iya ini lagi dingin
banget nihh
Jawab : iya gaada
matahari kan dok hari ini ?
tadi soalnya saya yang
minta
14. Tanya : iya ga
keliatan sih dari tadi
mataharinya. Minta
gimana maksutnya ? minta
ke siapa tuh ?
Jawab : iya soalnya butet
minta ke Allah buat ga ada
matahari biar pada
kedinginan, kan enak
gaada matahari, ehh
dikabulin kan
15. Tanya : emang
mintanya kaya gimana ke
Allah ?
Jawab : iya minta supaya Waham kebesaran
gaada matahari, biar
mendung terus kan enak
dingin. Terus katanya 30
hari kedepan gabakalan Halusinasi visual
ada matahari, nanti mau
ada dajjal, kiamat udah
deket.
16. Tanya : oh butet
dibisikin ? siapa yang
bilang gitu ?
Jawab : iya dok, ya butet
sih bukan gimana gimana
ya, mungkin karena butet
sering sholat gitu jadi kaya
punya indera keenam,
suka ada yang bisikin.
Orang butet aja pernah pas
sholat tahajud liat nabi
Muhammad sama Umar
bin Khatab
17. Tanya : terus butet
gimana pas liat ? mereka
ajak ngobrol ga atau
gimana ?
Jawab : butet cuma diem
aja dok sambil nangis
terharu gabisa ngomong
apa-apa butet.
18. Tanya : emang kaya
gimana sosoknya ? kok
butet tau kalo itu Umar bin
Khatab sama Muhammad
?
Jawab : pokoknya tinggi
gede, ya tau dok soalnya
butet kan ngefans banget
sama nabi Muhammad
sama Umar bin Khatab Halusinasi raba
19. Tanya : oh gituuu,
sampe sekarang masih
suka liat nabi Muhammad
dan Umar bin Khatab ?
Jawab : ya masih suka liat
dok
20. Tanya : selain nabi,
butet lihat apa lagi ? ada
gak liat bayangan lain ?
Jawab : ya itu paling
sosok pahlawan tinggi
gede
21. Tanya : sampai
sekarang masih suka liat ?
Jawab : iya masih
22. Tanya : pernah gak
sampai butet dipegang
atau disentuh ?
Jawab : iya pernah
23. Tanya : kalo kaya
cium cium bau busuk gitu
pernah gak ?
Jawab : engga sih dok

1. Tanya : pagi butet


Jawab : pagi dok, bawa
makanan gak ?
2. Tanya : yahh gabawa,
emang butet belum makan
?
Jawab : udah sih dok, tapi
butet mau bakso…
Senin, 5
3. Tanya : yahh mana ada
Nov 2018
disini yang jual bakso
Jawab : ada dok, besok
kalo kesini lagi bawa
makanan ya dok
4. Tanya : iyaa kalo kesini
lagi nanti dibawain yaa.
Butet gimana kabarnya ?
Jawab : ya baik dok gini
gini aja
5. Tanya : butet disini udah
berapa lama sih ?
Jawab : udah 2 mingguan
6. Tanya : emang butet
kenapa sih bisa dibawa
kesini awalnya ?
Jawab : gatau biasa lah
dok kakak saya ngiri sama
saya orang saya ga
kenapa-kenapa
7. Tanya : ngiri kenapa
kakak butet emang ?
Jawab : gatau lah dok
butet juga…
(butet bicara dengan
temannya dengan bahasa
inggris)
8. Tanya : wih butet bagus
juga ya bahasa inggrisnya
yaa Waham kebesaran
Jawab : ya bagus lah dok,
masa anaknya pahlawan
masa gabisa bahasa
inggris
9. Tanya : oiya yah, papah
butet pahlawan ya ?
Jawab : iya dok
(menceritakan tentang
papahnya seorang
pahlawan)
10. Tanya : tapi sekarang
bapak masih ada ?
Jawab : udah meninggal
dok, pas membantu perang
itu. Dikubur di makam
pahlawan
11. (melihat teman pasien
mendekat ke dokter lawan
jenis)
Butet : eh fitri, gaboleh
begitu ah suami orang
udah nikah dia itu gaboleh Halusinasi auditorik
gaboleh gitu
12. Butet : itu kemarin si
Olga bilang ke aku mau
masuk ke dalam tubuh dia
tuh
Tanya : olga siapa ?
Jawab : olga syahputra
13. Tanya : oh artis yang
udah meninggal itu kan ?
Jawab : iyaa, tapi si fitri
nya gamau tuh takut
katanya hahaha
14. Tanya : ngomong gimana
emang si olganya?
Jawab : iya katanya mau
masuk ke dalam tubuh si
fitri biar menjadi wanita
seutuhnya
15. Tanya : butet bisa
ngobrol sama olga
syahputra ?
Jawab : iya bisa dok, dia
itu yang minta ke butet
buat masuk ke dalam
tubuh si fitri
16. Tanya : bisa ya butet
ngomong sama artis-artis
yang lain yang udah
meninggal ?
Jawab : iya bisa, banyak
yang minta dok
(menyebutkan nama-nama
artis yang sudah
meninggal)

Anda mungkin juga menyukai