Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penderita bulimia nervosa makan dalam jumlah yang sangat berlebihan
(menurut riset, rata-rata penderita bulimia nervosa mengkonsumsi 3.400
kalori setiap satu seperempat jam, padahal kebutuhan konsumsi orang
normal hanya 2.000 – 3.000 kalori per hari). Kemudian berusaha keras
mengeluarkan kembali apa yang dimakannya, dengan cara memuntahkan
kembali atau dengan menggunakan obat pencahar. Diantaranya kegiatan
makan yang berlebihan itu biasanya menekan berolahraga secara berlebihan.
Bulimia nervosa melanda sekitar 1,5% wanita usia reproduktif. Dari
100.000 populasi, 13 wanita menderita bulimia nervosa per tahun. Dengan
menggunakan kriteria diagnosis yang lebih ketat, rata-rata prevalensi
bulimia nervosa diperkirakan sekitar 1000 per 100.000 (1%). Sedangkan
pada kelompok pria, insiden bulimia hanya terjadi 1/10 dari insiden pada
kelompok wanita, yaitu sebesar 0,1%. Sebagian besar alasan melakukan
bulimia nervosa yaitu untuk memuaskan keinginan makan tanpa harus
meningkatkan berat badan. Hal inilah yang menyebabkan mengapa sebagian
besar penderita bulimia nervosa adalah kaum wanita.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Bulimia Nervosa?
2. Bagaimana epidemiologi serta etiologi dari Bulimia Nervosa ?
3. Apa saja symptom diagnosis dari Bulimia Nervosa ?
4. Bagaimana terapi yang dapat diberikan terhadap penderita Bulimia
Nervosa?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahu pengertian bulimia nervosa
2. Untuk mengetahui epidemiologi dan etiologi dari Bulimia Nervosa
3. Untuk mengetahui symptom yang dimunculkan dari penyakit Bulimia
Nervosa
4. Untuk mengetahui terapi yang dapat diberikan untuk penderita Bulimia
Nervosa

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Bulimia Nervosa

Bulimia nervosa adalah gangguan pola makan yang ditandai dengan usaha
untuk memuntahkan kembali secara terus-menerus apa yang telah dimakan
sebelumnya untuk mencegah meningkatnya berat badan. Bulimia nervosa yaitu
sebuah kelainan cara makan yang terlihat dari kebiasaan makan berlebihan yang
terjadi secara terus menerus, sering terjadi pada wanita. Kelainan tersebut
biasanya merupakan suatu bentuk penyiksaan terhadap diri sendiri. Yang paling
sering dilakukan oleh lebih dari 75% orang dengan bulimia nervosa adalah
membuat dirinya muntah, kadang-kadang disebut pembersihan seperti puasa, serta
penggunaan laksatif, enema, diuretik, penggunaan obat pencahar sehingga dapat
merangsang seorang penderita bulimia untuk memuntahkan makanan yang telah
ia makan dan olahraga yang berlebihan juga merupakan ciri umum. . Bulimia
nervosa adalah gangguan makan dengan makanan kecanduan sebagai mekanisme
utama. Kriteria untuk diagnosis bulimia mencakup episode rekuren pesta makan,
rasa kurangnya kontrol, evaluasi diri terlalu dipengaruhi oleh berat badan atau
bentuk tubuh, dan berulang dan perilaku kompensasi yang tidak tepat dua kali
seminggu selama 3 bulan atau lebih.

B. Epidemiologi dan Etiologi Bulimia Nervosa


1. Epidemiologi
Bulimia nervosa lebih sering ditemukan pada wanita dibandingkan pada
laki-laki, tetapi onsetnya lebih sering pada masa remaja dibandingkan
pada masa dewasa awal. Diperkirakan bulimia nervosa terentang dari 1-3
persen wanita muda. Banyak penderita bulimia nervosa memiliki berat
badan yang normal dan kelihatannya tidak ada masalah yang berarti
dalam hidupnya. Biasanya mereka orang-orang yang kelihatannya sehat,
sukses di bidangnya dan cenderung perfeksionis. Namun, dibalik itu,

3
mereka memiliki rasa percaya diri yang rendah dan sering mengalami
depresi. Mereka juga menunjukkan tingkah laku kompulsif, Bulimia
nervosa sering terjadi pada orang dengan angka gangguan mood dan
gangguan pengendalian impuls yang tinggi. Juga telah dilaporkan terjadi
pada orang yang memiliki resiko gangguan berhubungan dengan zat dan
gangguan kepribadian, memiliki angka gangguan kecemasan dan
gangguan dissosiatif yang meningkat dan riwayat penyiksaan seksual.

2. Etiologi
a. Faktor Biologis
Beberapa peneliti berupaya menghubungkan perilaku makan
berlebihan dan mengeluarkannya kembali dengan beberapa
neurotransmitter. Oleh karena antidepresan sering bermanfaat bagi
penderita bulimia nervosa dan serotonin dikaitkan dengan perasaan
puas, serotonin dan norepinefrin telah dilibatkan disini. Oleh karena
kadar endrfin plasma meningkat pada pasien bulimia nervosa yang
muntah , perasaan nyaman setelah muntah yang dialami beberapa
pasien ini mungkin di perantarai oleh meningkatnya kadar endorphin .
Menurut DSM-IV-TR, terdapat peningkatan frekuensi bulimia nervosa
pada kerabat derajat pertama orang dengan gangguan ini.

b. Faktor Sosial
Pasien Bulimia nervosa,seperti pasien anoreksia nervosa, cenderung
memiliki standar yang tinggi dan memberikan respon terhadap tekanan
social yang menuntut orang untuk ramping. Seperti pada pasien
anoreksia nervosa, banyak pasien bulimia nervosa yag mengalami
depresi dan depresi familial yang meningkat , tetapi keluarga pasien
bulimia nervosa umumnya kurang dekat dan lebih memiliki konflik
dibandingkan keluarga passion anoreksia nervosa. Pasien bulimia
nervosa menggambarkan orang tuanya sebagai orang tua yang
mengabaikan dan lalai.

4
c. Faktor Psikologis
Pasien bulimia nervosa biasanya merasakan makan yang tidak
terkendali yang dilakukan sebagai egodistoni. Kesulitan yang dimiliki
pasien ini dalam mengendalikan impuls seringkali dimanifestasikan
dengan makan yang berlebihan dan mencahar.

C. Symptom Diagnosis Bulimia Nervosa


 Berdasarkan PPDGJ-III (F50.2 Bulimia Nervosa)
Pedoman Diagnostik
1. Untuk diagnosis pasti, dibutuhkan semua berikut ini :
a. Terdapat preokupasi yang menetap untuk makan, dan ketagihan
(craving) terhadap makanan yang tidak bisa dilawan; penderita tidak
berdaya terhadap datangnya episode makan berlebih dimana makanan
dalam jumlah yang besar dimakan dalam waktu yang singkat.
b. Pasien berusaha melawan efek kegemukan dengan salah satu atau lebih
cara seperti berikut :
- Merangsang muntah oleh diri sendiri
- Menggunakan pencahar berlebihan
- Puasa berkala
- Memakai obat-obatan seperti penekan nafsu makan, sediaan tiroid
atau diuretika. Jika terjadi pada penderita diabetes, mereka akan
mengabaikan pengobatan insulinnya.
c. Gejala psikopatologinya terdiri dari ketakutan yang luas biasa akan
kegemukan dan penderita mengatur sendiri batasan yang ketat dan
ambang berat badannya, sangat dibawah berat badan sebelum sakit
dianggap berat badan yang sehat atau optimal.
Seringkali, tetapi tidak selalu, ada riwayat episode anoreksia nervosa
sebelumnya, interval antara kedua gangguan tersebut berkisar antara
beberapa bulan sampai beberapa tahun. Episode sebelumnya ini dapat
jelas terungkap, atau dalam bentuk ringan yang tersembunyi dengan

5
kehilangan berat badan yang sedang dan atau suatu fase sementara dari
amenore.
2. Bulimia nervosa harus dibedakan dari gangguan depresif, walaupun
penderita bulimia sering mengalami gejala-gejala depresi.

 Berdasarkan DSM V 307.51 (F50.2) Bulimia Nervosa


A. Episode berulang makan besar ditandai oleh kedua hal berikut :
1. Makan dalam periode waktu yang hati-hati
2. Rasa kurangnya control atas makan selama episode tertentu
B. Perilaku kompensasi yang tidak tepat berulang untuk mencegah
penambahan berat badan, seperti muntah yang diinduksi sendiri;
penyalahgunaan obat pencahar diuretic, obat lain, puasa; atau olahraga
secara berlebihan.
C. Pesta makan dan perilaku kompensasi yang tidak tepat keduanya terjadi
rara-rata setidaknya sekali seminggu selama 3 bulan
D. Evaluasi diri terlalu dipengaruhi oleh bentuk dan berat badan
E. Gangguan tidak terjadi secara eksklusif selama episode anoreksia nervosa

6
D. Terapi
1. Psikoterapi
a. Terapi perilaku kognitif
Terapi perilaku kognitif harus dipertimbangkan sebagai acuan ,tetapi
lini pertama bulimia nervosa :
Menghentikan siklus perilaku makan berlebihan dan diet yang
dipertahankan sendiri.
Mengubah kognisi dan keyakinan seseorang yang mengalami disfungsi
mengenai makanan , berat dan bentuk tubuh , serta konsep diri secara
keseluruhan
b. Psikoterapi Dinamik
Terapi psikodinamik mengungkapkan adanya kecenderungan
mewujudkan defensi intojeksi dan proyeksi. Di dalam sikap yang
serupa dengan pemisahan. Makanan yang bergizi mungkin
dipertahankan karena secara tidak sadar menyimbolkan introjeksi yang
baik , sedangkan makanan “sampah” secara tidak sadar dikaitkan
dengan introjeksi buruk sehingga dikeluarkan dengan cara muntah, dan
khayalan tidak disadari bahwa semua kerusakan, kebencian, dan
keburukan ,sedang disingkirkan. Pasien sementara dapat merasa baik
setelah muntah karena evakuasi khayalan tetepi perasaan terkait akan
“semuanya baik” berlangsung singkat karena didasarkanpada
kombinasi yang tidak stabil antara pemisahan dan proyeksi.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mempertahankan keadaan
yang sudah membaik :
• Setelah pengobatan biasanya pasien akan mengulangi kebiasaannya
untuk makan lagi, maka kita jangan menentangnya, tapi kita anggap
bahwa hal itu merupakan respon yang fisiologis.
• Agar pasien mau makan, maka kita katakankepadanya bahwa rasa
lapar yang timbul itu, karena tubuhnya memerlukan nutrisi.
• Kalau pengobatan berhasil, maka pasien akan mengurangi
ketergantungan terhadap kebiasaan jeleknya dan gejala depresinya

7
akan teratasi, ini dapat berlangsung untuk beberapa bulan. Oleh karena
kebiasaan makan yang jelek pada bulimua nervosa ini mudah berulang
kembali, maka pengobatan yang paling efektif adalah dengan
memberikan rasa paercaya diri kepada pasien terhadap penampilan dan
berat badannya.

2. Farmakoterapi
Antidepresan, termasuk tetrasiklik (Tofranil), Serotonin spesipik re –
uptake inhibitor (SSRI) (fluoksetin (prozac)) dan penghambat monoamin
oksidase (MAOI) (fenelzin (Nardil)) bermamfaat untuk mengobati depresi
pada buklimia nervosa. Semua obat itu digunakan sebagai bagian dari
suatu program therapi yang menyeluruh dengan psikotherapi. Khusus bagi
pasien dengan cemas dan agitasi dapat diberikan lorazepam (Ativan) 1-2
mg per oral atau IM.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bulimia Nervosa biasanya ditandai dengan memakan makanan yang jauh
lebih banyak dari porsi biasanya. Pasien dengan kondisi seperti ini biasanya
memiliki berat badan yang naik turun dalam batas normal berat badan manusia.
Adapun etiologi bulimia nervosa terdiri atas tiga factor yaitu :
1. Faktor biologis
2. Faktor Sosial
3. Faktor Psikologis
Symptom yang muncul pada penderita bulimia nervosa dapat dijelaskan melalui
PPDGJ-III dan DSM V. Untuk terapi yang dapat dilakukan kepada penderita
dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu psikoterapi (Psikoterapi perilaku
kognitif dan Psikoterapi dinamik) serta farmakoterapi. Pada dasarkan gangguan
makan Bulimia Nervosa bisa disembuhkan dengan baik, Hal terpenting adalah
penanganan phisiologi yang penting biasanya dilakukan pada pasien– pasien yang
memiliki gangguan makan dan memiliki gangguan berat badan, pada pasien
seperti ini pengobatan awal biasanya perlu dilakukan .

B. Saran
Dalam hal inu penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam
pembuatan makalah Bulimia Nervosa. Semoga makalah ini bisa menambah
wawasan pembaca dan menjadi landasan untuk penulis selanjutnya supaya lebih
baik lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Fairburn,C,G. dan A.J.Hill. 2005. Eating Disorder. Dalam Human Nutrition 11th
Edition. London : Elsevier Churchill Livingstone

Kaplan H. I, Saddock B. J. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat, Penerbit Widya


Medika

Maslim, R. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari
PPDGJ III, Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai