Anda di halaman 1dari 7

Home makalah skripsi MAKALAH BULIMIA NERVOSA

MAKALAH BULIMIA NERVOSA


A-Z 3:34 PM
Bulimia nervosa, yang sering ditemukan pada anoreksia nervosa, terdiri dari episode rekuren
makan sejumlah besar makanan disertai dengan perasaan diluar kendali. Penyelaan sosial dan
gangguan fisik yaitu : nyeri abdomen atau mual menghentikan pesta makan, yang sering kali
diikuti oleh rasa bersalah, depresi atau muak terhadap diri sendiri. Orang selalu memiliki perlaku
kompensasi yang rekuren seperti pencahar (muntah yang diinduksi sendiri, pemakaian laksasif
yang berulang atau pemakaian diuretik), puasa atau latihan berat untuk mencegah penambahan
berat badan. Tidak seperti pasien anoreksia nervosa, pasien dengan bulimia nervosa dapat
mempertahankan berat badan yang normal.(1,2)

Penderita bulimia nervosa makan dalam jumlah yang sangat berlebihan (menurut riset, rata-rata
penderita bulimia nervosa mengkonsumsi 3.400 kalori setiap satu seperempat jam, padahal
kebutuhan konsumsi orang normal hanya 2.000 – 3.000 kalori per hari). Kemudian berusaha
keras mengeluarkan kembali apa yang dimakannya, dengan cara memuntahkan kembali atau
dengan menggunakan obat pencahar. Diantaranya kegiatan makan yang berlebihan itu biasanya
menekan berolahraga secara berlebihan. (3,4)

II. Definisi

Bulimia nervosa merupakan satu gangguan fungsi makan yang ditandai oleh episode nafsu
makan yang lahap tanpa dapat dikendalikan, diikuti dengan muntah yang disengaja atau upaya
pencahar lain yang dimaksudkan untuk mencegah meningkatnya berat badan (contoh,
penggunaan laksansia). (3)
III. Insiden dan Epidemiologi

Bulimia nervosa lebih sering ditemukan pada wanita dibandingkan pada laki-

laki, tetapi onsetnya lebih sering pada masa remaja dibandingkan pada masa dewasa

awal. Diperkirakan bulimia nervosa terentang dari 1-3 persen wanita muda. (1,2,4)

Banyak penderita bulimia nervosa memiliki berat badan yang normal dan

kelihatannya tidak ada masalah yang berarti dalam hidupnya. Biasanya mereka orang-

orang yang kelihatannya sehat, sukses di bidangnya dan cenderung perfeksionis.

Namun, dibalik itu, mereka memiliki rasa percaya diri yang rendah dan sering

mengalami depresi. Mereka juga menunjukkan tingkah laku kompulsif, misalnya,


mengutil di pasar swalayan, atau mengalami ketergantungan pada alkohol atau

lainnya.(3,5)

Bulimia nervosa sering terjadi pada orang dengan angka gangguan mood dan gangguan

pengendalian impuls yang tinggi. Juga telah dilaporkan terjadi pada orang yang

memiliki resiko gangguan berhubungan dengan zat dan gangguan kepribadian,

memiliki angka gangguan kecemasan dan gangguan dissosiatif yang meningkat dan

riwayat penyiksaan seksual.(5)

IV. Etiologi

Faktor Biologis :

Kadar endokrin plasma yang meningkat pada beberapa pasien bulimia nervosa yang

muntah, kemungkinan menyebabkan perasaan sehat yang dirasakan oleh pasien setelah

muntah.(1,2)

Faktor Sosial :

Penderita bulimia nervosa mempunyai kedudukan tinggi dan perlu berespon terhadap

tekanan sosial untuk menjadi kurus. Mereka terdepresi dan memiliki depresi familiar

yang tinggi.(1,2)

Faktor Psikologis :

Pasien bulimia nervosa biasanya merasakan makan yang tidak terkendali yang

dilakukan sebagai egodistoni. Kesulitan yang dimiliki pasien ini dalam mengendalikan

impuls seringkali dimanifestasikan dengan makan yang berlebihan dan mencahar.(1,2)

V. Diagnosa dan Gambaran Klinis

Kriteria diagnostik dari bulimia nervosa berdasarkan DSM –IV, Diagnostic and

Kriteria Statistical Disorders, ec.4.(1,2,5)

A. Episode rekuren pesta makan. Episode pesta makan ditandai oleh kedua hal berikut ini :
1. Makan, dalam periode waktu tertentu (misalnya dalam 2 jam), jumlah makan jauh lebih

besar daripada yang dimakan kebanyakan orang pada waktu dan situasi yang serupa.

2. Perasan hilang kendali terhadap makan selama episode tersebut (misalnya merasa tidak

dapat menghentikan makan atau mengendalikan apa atau berapa banyak yang

dimakannya).

B. Perilaku kompensasi yang relevan yang tidak layak untuk mencegah kenaikan berat

badan, seperti muntah diinduksikan sendiri, penyalahgunaan laksatif, enema, atau

medika lain, puasa, atau olahraga berat.

C. Pesta makan dan perilaku kompensasi yang tidak sesuai, keduanya terjadi dengan rata-

rata sekurangnya dua kali dalam seminggu selama 3 bulan.

D. Pemeriksaan diri sendiri terlalu dipengaruhi oleh bentuk dan berat badan.

E. Gangguan tidak terjadi semata mata selama episode anoreksia nervosa.(1,2)

Gejala gejala bulimia nervosa yaitu(1,2,3,4) :

§ Makan dalam jumlah yang berlebihan.

§ Terobsesi dengan makanan dan kalori.

§ Melakukan perangsangan muntah dan cuci perut.

§ Sering menghilang ke kamar mandi bila selesai makan, untuk mengeluarkan makanan -

makanan yang telah ditelan.

§ Bersikap penuh rahasia.

§ Merasa kehilangan kontrol.

VI. Diagnosis Banding

1. Sindroma Kluver-Bucy

Ciri patologis yang dimanifestasikan oleh sindroma Kluver-Bucy adalah agnosia visual,

menjilat dan menggigit yang kompulsif, memeriksa objek dengan mulut,


ketidakmampuan mengenali tiap stimulus, plasiditas, perubahan perilaku seksual

(hiperseksualitas), dan perubahan kebiasaan makan, khususnya hiperfagia.

2. Sindroma Kleine-Levin

Sindroma Kleine-Levin terdiri dari hipersomnia periodic yang berlangsung dua sampai

tiga minggu atau hiperfagia.(1,2,4)

VII. Komplikasi :

§ Dehidrasi.

§ Ketidakseimbangan elektrolit yang menyebabkan aritmia dan mati mendadak.

§ Alkalosis metabolic.

§ Pembesaran kelenjar ludah.

§ Karies gigi.

§ Esofagitis.

§ Keluarnya cairan dari esopagus (esophageal tears) dan ruptura gastrik.(1,2,3,4)

VIII. Prognosis

Secara keseluruhan, bulimia nervosa tampaknya memiliki prognosis yang lebih

baik dibandingkan anoreksia nervosa. Dalam jangka pendek, pasien bulimia nervosa

yang mampu melibatkan diri dalam pengobatan telah dilaporkan lebih dari 50 % yang

mengalami perbaikan.(1,2)

Prognosis bulimia nervosa tergantung kepada keparahan sequele mencahar,

yaitu apakah pasien mengalami gangguan elektrolit dan sampai derajat mana muntah

yang sering mengakibatkan esofagitis, amilasemia, pembesaran kelenjar liur dan karies

gigi.(1,2)

Pada beberapa kasus ini yang tidak diobati, remisi spontan terjadi dalam satu

sampai dua tahun.(1)


IX. Terapi :

Terapi bulimia nervosa terdiri dari berbagai intervensi, termasuk Psikotherapi

individual dengan pandekatan kognitif perilaku, therapi kelompok, therapi keluarga dan

farmakotherapi. (1,2)

a. Psikotherapi

Ada tiga langkah mengatasi Bulimia Nervosa, yaitu :

1. Memberi kepercayaan kepada pasien sehingga pasien mau bekerjasama dalam

pengobatan.

2. Menghentikan kebiasaan makan yang salah dan episode muntah serta diare.

3. Mempertahankan dan mendorong pasien kepada kondisi yang lebih baik, oleh karena

kambuh kembali sangat besar.

1). Memastikan kerjasama dari pasien.

Pasien bulimia nervosa biasanya terlihat begitu antusias untuk menjalankan

pengobatan. Namun kenyataannya dia cenderung menggunakan caranya sendiri dan

tetap berusaha memoertahankan kebiasaannya. Jadi sebelum pengobatan sang dokter

harus memberikan kepercayaan dan meyakinkan pasien tentang pengobatan yang akan

dijalaninya.

2). Mengontrol kebiasaan makan dan muntah yang dibuatnya sendiri.

Hal ini dapat dilakukan dengan membatasi jumlah dan jenis makanan pasien

bulimia nervosa. Namun sedikit sulit bila pasien tinggal dirumah tanpa pengawasan.

3). Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mempertahankan keadaan yang sudah

membaik :
a) Setelah pengobatan biasanya pasien akan mengulangi kebiasaannya untuk makan lagi,

maka kita jangan menentangnya, tapi kita anggap bahwa hal itu merupakan respon

yang fisiologis.

b) Agar pasien mau makan, maka kita katakankepadanya bahwa rasa lapar yang timbul itu,

karena tubuhnya memerlukan nutrisi.

c) Kalau pengobatan berhasil, maka pasien akan mengurangi ketergantungan terhadap

kebiasaan jeleknya dan gejala depresinya akan teratasi, ini dapat berlangsung untuk

beberapa bulan. Oleh karena kebiasaan makan yang jelek pada bulimua nervosa ini

mudah berulang kembali, maka pengobatan yang paling efektif adalah dengan

memberikan rasa paercaya diri kepada pasien terhadap penampilan dan berat

badannya.(1,2)

b) Farmakotherapi.

Antidepresan, termasuk tetrasiklik (Tofranil), Serotonin spesipik re – uptake

inhibitor (SSRI) (fluoksetin (prozac)) dan penghambat monoamin oksidase (MAOI)

(fenelzin (Nardil)) bermamfaat untuk mengobati depresi pada buklimia nervosa. (3)

Semua obat itu digunakan sebagai bagian dari suatu program therapi yang menyeluruh

dengan psikotherapi. Khusus bagi pasien dengan cemas dan agitasi dapat

diberikan lorazepam (Ativan) 1-2 mg per oral atau IM.(3)

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan H. I, Saddock B. J, Grabb J. A. Sinopsis Psikiatri, Edisi Tujuh, Jilid 2, Penerbit

Binarupa Aksara, Jakarta, 1997 ; 187-93.

2. Kaplan H. I, Saddock B. J, Grabb J. A. Sinopsis of Psychiatry, 7 thEdition, Volume 2,


Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta, 1997 ; 685-8.

3. Kaplan H. I, Saddock B. J. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat, Penerbit Widya Medika ; 175.

4. Goldman H. H. Review of General Psychiatry, 4 thEdition, Prentice Hall International Inc,

Baltimore, USA, 1994 ; 360-3.

5. Elkin G. D. Introduction to Clinical Psychiatry, 1st Edition, Prentice Hall International Inc,

San Francisco, USA, 1994 ; 188-9

Anda mungkin juga menyukai