BULIMIA NERVOSA
A. Pendahuluan
Zaman sekarang banyak sekali buku serta referensi lain yang membahas
tentang bagaimana cara diet yang baik dan benar. Akan tetapi orang yang
menjalankan diet-diet tersebut tidak mengetahui efek lain yang akan muncul dari
diet yang diambilnya. Mereka mengambil program diet karena merasa dirinya
terlalu gemuk dan kurang menarik. Malah terkadang mereka mengambil diet yang
sangat ekstrem yang mana dapat membahayakan dirinya. Salah satu contoh cara
berdiet yang ekstrem adalah kasus Bulimia Nervosa. Penderita bulimia sangat
ingin mempertahankan bentuk tubuhnya, sehingga para penderita bulimia
berusaha
mempertahankannya
dengan
berbagai
cara
contohnya
dengan
17
17
C. Onset
Usia rata rata dari terjadinya bulimia adalah remaja akhir, ketika tekanan
tentang diet dan ketidakpuasan akan bentuk tubuh atau berat badan berada pada
puncaknya. Bulimia nervosa biasanya mempengaruhi wanita kulit putih (non
Hispanik) pada tahap remaja akhir atau dewasa awal (APA, 2000). Beberapa
penyebab terjadinya gangguan makan antara lain perubahan hormone (Garfinkel
& Garner, 1982), pertentangan hidup (Minuchin, Rosman, & Baker, 1978),
masalah seksualitas (Coovert, Kinder, dan Thompson, 1989), dan masalah image
beauty (Hsu,1990).
Pendapat bahwa gangguan makan berhubungan dengan status sosial
ekonomi tinggi mungkin menunjukkan kecenderungan pada pasien pasien yang
berada untuk mendapatkan perawatan. Pada kenyataannya, tekanan sosial pada
wanita muda dalam usaha untuk mencapai tubuh ideal yang sangat kurus terdapat
pada golongan status sosial ekonomi manapun.
D. Prevalensi
Makan berlebihan pada penderita bulimia biasanya muncul diam diam
dan biasanya di rumah pada siang atau sore hari (Drewnowski, 1997; Guertin,
1999). Makan berlebihan biasanya berlangsung selama 30 sampai 60 menit dan
ditujukan untuk mengkonsumsi makanan yang harusnya dihindari seperti
makanan yang manis dan kaya lemak. Penderita biasanya merasa kurang dapat
17
17
17
kanak-kanak. Namun hingga kini masih belum jelas apakah gangguan emosional
ini sebagai sebab atau akibat dari bulimia.
2. Faktor Psikologis
Seseorang
yang
memiliki
gangguan
bulimia
kebanyakan
adalah
17
lebih ringan dibandingkan kelompok kontrol yang memiliki ukuran tubuh sama
dengan mereka. Bahkan, para perempuan penderita bulimia menilai tubuh mereka
bertambah besar setelah mereka makan sebatang permen dan minum sebotol
minuman ringan.
3. Faktor Biologi
Gangguan makan mengalir dalam suatu keluarga dan tampaknya memiliki
gangguan genetik (Strober, 2002). Hsu (1990) memiliki spekulasi bahwa ciri
kepribadian nonspesifik seperti ketidakstabilan emosi dan pengendalian impuls
buruk mungkin bersifat warisan. Strober (2002) juga mengatakan seseorang
mungkin mewarisi kecenderungan untuk bersifat responsif secara emosional
terhadap
hal-hal
atau
kejadian-
kajadian
yang
stressful,
dan
sebagai
17
jam.
Merasa kehilangan kontrol terhadap pemasukan makanan pada saat episode
tersebut.
2. Perilaku tidak sesuai yang sering terjadi untuk menjaga agar berat tubuh tidak
bertambah seperti membangkitkan rasa ingin muntah, penyalahgunaan obat
pencahar, diuretik atau enema, dengan berpuasa atau latihan berlebihan.
3. Rata rata minimal dalam seminggu terjadi dua episode makan berlebihan
dan perilaku kompensasi yang tidak sesuai untuk menghindari bertambahnya
berat badan, dan hal ini terjadi minimal selama 3 bulan.
4. Perhatian yang berlebihan yang terus menerus pada bentuk dan berat badan.
G. Terapi
Terdapat berbagai macam terapi yang dapat digunakan dalam menangani
kasus bulimia tersebut, antara lain:
17
purging atau
17
(Kaye,et.al, 1999). Dalam suatu penelitian tentang obat anti-depresan dan prozak,
para peneliti mendapatkan pengurangan rata-rata dalam perilaku makan berlebih
dan purging masing-masing sebesar 47% dan 65% (Walsh, 1991).
3. Terapi keluarga
Terapi lainnya yang dapat dipakai adalah terapi keluarga yang diadaptasi
dari Maudsley model of family therapy. Dalam terapi ini peran keluarga adalah
sebagai kunci yang sangat penting dalam membantu perawatan dan kesembuhan
dari individu tersebut. Dalam terapi ini dibuat agar anggota keluarga lain ikut serta
dan menunjukkan bahwa mereka adalah tempat yang tepat untuk membantu
masalah tersebut. Perlakuan yang dilakukan antara lain:
a.
b.
c.
H. Komplikasi
Individu penderita bulimia biasanya mengalami depresi. Dari penelitian
terhadap 20 orang bulimia, 20 orang fobia sosial, dan 20 orang gangguan panik
menunjukkan bahwa 75% orang dengan gangguan bulimia juga menunjukkan
gangguan kecemasan seperti fobia sosial atau kecemasan menyeluruh
(Schwalburg, Barlow, Alger, dan Howard, 1992). Kemudian penderita bulimia
terutama tipe purging biasanya akan memiliki dampak atau konsekuensi lebih
17
yang
berulang
atau
penyalahgunaan
obat
pencahar
dapat
17
I. Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari gangguan bulimia
nervosa pada dasarnya lebih mengacu kepada sejauh mana penerimaan diri
seseorang terhadap dirinya sendiri, penerimaan terhadap lingkungan dan
penerimaan lingkungan orang sekitar terhadap dirinya.
Hal ini dapat diterapkan dengan cara memulai memberikan pandangan yang
positif kepada diri sendiri dan orang lain. Kita juga dapat memberikan pengajaran
kepada anak untuk selalu menjaga tubuh mereka agar selalu sehat dengan
berolahraga dan menerapkan pola hidup sehat serta mengkonsumsi makanan yang
baik dan berguna untuk tubuh sesuai dengan proporsinya masing-masing.
Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan menghindari stigma atau
pandangan tertentu yang terasa sepele akan tetapi dapat menimbulkan dampak
negatif. Misalnya, jangan membuat opini bahwsanya badan yang kurus
merupakan sebuah tubuh yang sehat, populer, indah dan dapat diterima di
masyarakat luas, sedangkan badan yang gemuk akan dikucilkan dari masyarakat.
17
Hal seperti itulah yang dapat merangsang seseorang berpikir negatif terhadap
dirinya dan kemudian orang tersebut merasa takut bila badannya terlihat gemuk
karena khawatir tidak cantik lagi, sehingga orang tersebut memutuskan untuk
melakukan binge eating dari setiap makanan yang ia konsumsi. Hal lain yang
dapat dilakukan adalah dengan menghindari memberikan reward terutama pada
anak-anak dalam bentuk makanan, karena hal ini sama saja menstimulasi
seseorang untuk merusak pola makan.
17