Anda di halaman 1dari 7

ANOREXIA NERVOSA

1. PENGANTAR
Para remaja yang memasuki masa pubertas akan menjadi peduli dan
memperhatikan penampilannya, terutama masalah pertambahan berat badan.
Hal ini mengakibatkan para remaja kesulitan menerima bentuk tubuh dan
merasa tidak puas dengan bagian tubuh mereka. Keinginan tersebut
memang wajar, karena siapapun menginginkan dirinya dapat tampil cantik
atau tampan, menarik, dan memiliki tubuh yang ideal. Hal ini biasanya
banyak dialami oleh remaja putri, karena remaja putri lebih memperhatikan
daya tarik penampilannya, sedangkan laki-laki lebih menekankan pada
kemampuan fisikinya yang dapat mempengaruhi lingkungan.
Kondisi seperti ini akan terjadi sampai para remaja putri menginjak
masa dewasa. Kondisi yang membuat wanita ingin terlihat langsing, karena
wanita ingin terlihat seperti model atau artis yang sering tampil di laya kaca.
Hal ini mengakibatkan wanita beranggapan bahwa memiliki tubuh yang
langsing dan kurus dapat membuat wanita menjadi bahagia, percaya diri,
sukses, dan populer.
Ketika wanita ingin terlihat langsing atau kurus, sebaiknya menjalani
aktivitas makan atau diet yang baik. Kemudian, untuk mendapatkan tubuh
yang idel juga harus memperhatikan empat faktor, yaitu sumber makanan,
cara penyajian atau proses, jadwal makan, dan jumlah makanan yang diasup
setiap harinya. Selain itu, lima langkah untuk mendapatkan tubuh ideal
dengan cara sebagai berikut : (1) harus rajin olahraga secara teratur agar
tubuh tetap sehat dan bugar. (2) perbanyak mengkonsumsi sayuran, karena
didalam sayuran terdapat kandungan gizi dan protein nabati bagi kesehatan.
(3) mengurangi makanan yang di olah dengan cara di goreng. (4)
mengkonsumsi air putih minimal 3 liter per hari, karena kebutuhan cairan
dalam tubuh sangat penting memperlancar proses metabolisme tubuh. (5)
mengkonsumsi buah-buahan, karena buah banyak mengandung vitamin dan
zat besi yang bermanfaat bagi kekebalan tubuh dan dapat menjaga
keseimbangan tubuh (Fazriyati, 2013). Akan tetapi, pada kenyataannya
masih banyak para wanita yang beranggapan bahwa untuk mengurangi berat
badan adalah dengan cara mengurangi makan atau bahkan menolak untuk
makan.
Selain itu, Masih banyak wanita yang memandang negatif dan tidak
menghargai tubuhnya. Wanita akan berusaha keras mengubah tubuhnya
dengan cara yang tidak sehat atau diet tanpa pengawasan ahli. Hal tersebut
demi mencapai berat yang diidam-idamkan oleh para wanita. Akan tetapi,
apabila wanita memiliki ketakutan akan gemuk yang berlebihan, maka harus
diwaspadai sebagai gangguan makan (eating disorder) yang disebut
anorexia nervosa.
Menurut Nevid (2005), anorexia nervosa adalah suatu gangguan
makan yang ditandai oleh adanya usaha untuk mempertahankan berat badan
dibawah standar normal, citra tubuh yang terdistorsi, ketakutan yang
mendalam akan bertambahnya berat badan, dan pada wanita yang tidak
mengalami menstruasi (amenorrehea). Anorexia nervosa berkembang pada
tahap remaja awal dan akhir, antara usia 12 sampai dengan 18 tahun, namun
kemunculan pada usia yang lebih awal atau lebih tua juga terkadang
ditemukan.
Sekitar 1% orang akan mengalami anorexia nervosa dalam hidupnya,
dan sekitar 90%-95% orang yang didiagnosis dengan anoreksia nervosa
adalah perempuan (Hoek & van Hoeken, 2003; Striegel-Moore, Dohm, dkk,
2003). Anorexia nervosa biasanya dimulai pada masa remaja, antara usia
15-19 tahun (Striegel, 1995).
http://psikologiabnormal.wikispaces.com/Anorexia+Nervosa.
Menurut Renfrew Center Foundation for Eating Disorders (2003),
lebih dari 24 juta orang dari segala umur dan jenis kelamin mengalami
gangguan anorexia nervosa di Amerika Serikat. Pada umumnya penderita
gangguan ini adalah para remaja. Faktanya adalah perkembangan konsep
diri pada remaja sangat dipengaruhi oleh hubungan dengan orang-orang di
sekitarnya (Breckenridge and Vincent, 1963). Remaja Amerika umumnya
mengalami gangguan makan akibat adanya trauma psikologis maupun
tekanan di lingkungan sekolahnya. Kasus bullying yang sering terjadi di
sekolah-sekolah di Amerika dapat menjadi salah satu penyebab munculnya
gangguan pola makan.http://donnapotter-
milanisti.blogspot.com/2013/02/anorexia-nervosa-pada-remaja.html.
Menurut Wahyuningsih (dalam health.detik.com, 2011),
penderitaanorexia nervosa sudah banyak sekali terjadi, dari kalangan
selebriti sampai orang biasa, dan lebih banyak terjadi pada remaja putri. Hal
ini dikarenakan, penderita aneroxia nervosa biasanya menolak untuk
mempertahankan berat badan normal dan cenderung selalu ingin terlihat
kurus, dan takut berat badannya naik walaupun dalam kenyataannya berat
badan selalu turun.Gangguan pola makan ini akan menyebabkan
penderitanya mengalami malnutrisi dan akhirnya mengakibatkan kematian.
Meskipun beberapa pasien bisa sembuh tetapi mereka tetap memiliki risiko
komplikasi dan 20% di antaranya akan lebih cepat meninggal daripada
teman-temannya (national association of anorexia nervosa and associated
disorders, 2011).
Di Indonesia memang belum banyak dilakukan penelitian mengenai
anorexia nervosa pada remaja. Penelitian yang dilakukan oleh Kartika
(2010) pada remaja kelas X dan XI di salah satu SMA di Semarang,
menunjukkan bahwa ada hubungan antara self body image dan gangguan
makan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 87,1% remaja putri
belum menjalankan perilaku makan yang baik, sedangkan 12,9% remaja
putri sudah menjalankan perilaku makan yang baik. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Tantiani (2007), menunjukkan bahwa 34,8% remaja di
Jakarta mengalami gangguan makan dengan 11,6% diantaranya merupakan
penderita anorexia nervosa.
Berdasarkan dari kasus-kasus dan penjelasan diatas, maka penulis
tertarik mengambil tema mengenai anorexia nervosa. Hal ini dikarenakan,
penulis ingin mengetahui faktor-faktor penyebab, dan ciri-ciri mengenai
anorexia nervosa.
2. ISI
2.1 Ciri-ciri Anorexia Nervosa
Penderita yang mengalami anorexia nervosa biasanya terdeteksi
pada rentang usia dari 13-20 tahun, sehingga banyak terjadi pada masa
remaja awal dan akhir. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan akan
terjadi pada usia yang lebih awal atau lebih tua. Anorexia nervosa
banyak diderita oleh wanita yang telah mendapatkan haid. Hal ini
dikarenakan, setelah mendapatkan haid wanita mulai menyadari akan
pertumbuhan berat badan, dan akan berusaha untuk menurunkan berat
badannya tersebut dengan diet yang ekstrem, serta sering kali
melakukan latihan fisik secara berlebihan.
Selain itu, penderita anorexia nervosa memiliki tingkat stress
yang tinggi, dan ketakutan yang besar akan tubuhnya. Penderita
beranggapan bahwa berat badannya sudah mencapai kategori obesitas,
walaupun orang lain memandang penderita anorexia nervosa itu
kurus. Setelah beberapa saat perilaku penderita terus-menerus
berubah, maka keluarganya mulai menyadari masalah penderita. Akan
tetapi, penderita tetap menyangkal dan menolak pembicaraan
keluarganya mengenai perilaku penderita yang berbeda. Hal ini
menghasilkan adanya konflik dalam anggota keluarga, sehingga
penderita merasa terisolasi.
Penderita anorexia nervosa juga lama-kelamaan memiliki
kesulitan dalam berkonsentrasi, kurang adanya minat dalam
berhubungan sosial, dan rendahnya tingkat seksualitas. Selain itu,
penderita akan mengalami perilaku malas yang luar biasa, dan
emosinya menjadi tidak stabil.
Secara fisik, penderita anorexia nervosa akan mengalami
penurunan berat badan tiba-tiba sebanyak 25% di bawah normal.
Selain itu, akan terjadi kerusakan bentuk tubuh, dan suhu tubuh
menjadi tidak stabil (sering naik-turun). Kemudian, secara bertahap
penderita akan mengalami penipisan rambut kepala. Penderita juga
akan mengalami gangguan-gangguan lainnya, yaitu anemia,
bermasalah dengan gigi, insomnia, dan penurunan tekana darah.
2.2 Faktor-faktor yang Menyebabkan Anorexia Nervosa
Menurut Bruch (1982) ada tiga faktor yang menyebabkan
anorexia nervosa, yaitu :
1. Faktor Sosial
Banyak ilmuwan beranggapan bahwa tekanan sosial
menjadi salah satu penyebab perkembangan gangguan makan.
Hal ini banyak terjadi pada wanita muda, karena pentingnya
faktor penampilan yang berhubungan dengan peran wanita
dalam masyarakat, sehingga mengakibatkan wanita menjadi
tidak puas dengan tubuh mereka sendiri. Selain itu, faktor sosial
didukung juga dengan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa
anorexia nervosa sangat jarang ditemukan di negara-negara
nonbarat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa anorexia
nervosa dapat ditimbulkan akibat budaya atau tradisi turun-
temurun yang mengharuskan memiliki tubuh yang kurus atau
memiliki berat badan dibawah normal.
2. Faktor Psikologis
Penderita cenderung lebih banyak menghabiskan banyak
waktu untuk memikirkan berat badan mereka, sehingga
penderita mengalami tekanan yang luar biasanya yang
menyerang psikisnya. Selain itu, faktor kognitif juga terlibat
pada penderita anorexia nervosa. Hal ini dikarenakan, penderita
sering kali memiliki sikap perfectsionis, dan berjuang mencapai
prestasi yang tinggi. Akan tetapi, apabila gagal
1 . Krisis Remaja dan pengalaman baru , faktor-faktor sebagai inclinatory
2 . Membesarkan anak yang hanya pura-pura " normal" . Mereka biasanya
menyembunyikan perilaku dengan kurangnya pengakuan , peningkatan dan
konfirmasi kemampuan anak .
3 . Mekanisme psikologis lebih besar , yang merupakan kontrol penuh
terhadap tubuh , sebagai upaya untuk mempertahankan tingkat dominasi atas
selves.

3. Faktor Biologis
Faktor biologis yang menyebabkan anorexia nervosa
adalah faktor keturunan, dan faktor neurokimia.
1 . Keturunan : Anorexia nervosa dilaporkan dalam frekuensi yang lebih
tinggi significally antara individu-individu yang biologis terkait dengan
pasien anoreksia dan di tingkat genetik ada bukti bahwa itu terjadi pada
tingkat 50 % antara kembar identik dan , pada tingkat 10 % pada kembar
fraternal atau saudara kembar .
2 . Faktor neurokimia . Teori biologis difokuskan pada fungsi
hipotalamus , di mana , berdasarkan pengamatan dan hasil klinis , ada
disfungsi protogenic . Over- sekresi kortisol yang terdeteksi kurang gizi
dan depresi . Ada peningkatan kadar CRG corticotropin dan dilepaskan
ke cairan serebrospinal pasien tersebut . Juga amenore dilaporkan
sebelum terjadinya penurunan berat badan . Peningkatan tingkat
ceretonin di otak mengurangi nafsu makan , leptin dan tampaknya
memiliki roll penting dalam regulasi situs lemak dalam tubuh , dan
sebagai hasilnya untuk pengaturan nafsu makan . Penderita anoreksia
memiliki kadar leptin yang lebih rendah dalam darah yang meningkat
dengan rise.16 suhu , 17

3. DINAMIKA PISKOLOGIS
- MEMBAHAS DENGAN MERUJUK TEORI / PENELITIAN
SEBELUMNYA.
- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI (VARIABEL TERGANTUNG) /
AKIBAT ORANG YANG “ANOREXIA NERVOSA” SEPERTI APA
(VARIABEL BEBAS)
-
4. KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan

4.2 Saran
- BERIKAN KESIMPULAN DAN SARAN TREATMENT YANG
COCOK
-
5. DAFTAR PUSTAKA
Wardah Fazriyati 2013
http://female.kompas.com/read/2013/02/18/1300090/Cara.Aman.dan.
Alami.Membentuk.Tubuh.Ideal

Anda mungkin juga menyukai