Anda di halaman 1dari 18

1

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definis Penyakit
Anoreksia adalah kelainan psikis yang diderita seseorang berupa kekurangan
nafsu makan meski sebenarnya lapar dan berselera terhadap makanan. Dorongan
untuk makan umumnya didasarkan pada nafsu makan dan rasa lapar. Dua hal tersebut
adalah gejala yang berhubungan tetapi memiliki arti berbeda. Nafsu makan adalah
keadaan yang mendorong seseorang untuk memuaskan keinginannya dalam hal
makan, ini berhubungan dengan konsep budaya yang berbeda antara satu kebudayaan
dengan kebudayaan lainnya. Sedangkan lapar menggambarkan keadaan kekurangan
gizi yang dasar dan merupakan konsep fisiologis.
Anorexia Merupakan penurunan napsu makan yang merupakan gejala umum
pada banyak penyakit dan dapat disebabakan oleh makanan, obat, emosi, ketakutan,
masalah psikologi dan infeksi.
Anorexia Nervosa adalah gangguan makanana yang ditandai dengan penolaka
mempertahankan berat badan dalam batas-batas minimal yang normal. Ciri khasnya
adalah mengurangi beratbadan dengan sengaja di pacudari atau dipertahankan oleh
penderita.
Geriantri adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari masalah kesehatan
pada lanjut usia yang menyangkut asperk promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitatife
serta pisikososial yang menyertai kehidupan lanjut usia

B. Etiologi
Berbagai faktor psikologi berhubungan dengan perkembangan perilaku yang
khas dari Anoreksia Nervosa. Rasa harga diri yang rendah sering berperan penting
dalam munculnya penyakit ini. Penurunan berat badan dipandang sebagai suatu
pencapaian dan harga diri bergantung pada ukuran dan berat badannya. Ada pula
hubungan antara gangguan makan dengan gangguan alam perasaan. Dinamika
keluarga juga dapat berperan dalam perkembangan gejala anoreksia nervosa.
Orangtua mungkin terlalu memegang kendali dan terlalu melindungi anak. Faktor lain
yang juga berperan dalam munculnya gangguan ini adalah kelangsingan idealik
masyarakat yang berusaha disamai atau bahkan dilampau oleh para remaja. Individu
2

yang terkena gangguan ini mempunyai citra tubuh yang menyimpang menganggap
dirinya obesitas atau terobsesi tentang ukuran dan bentuk bagian tubuh tertentu.

C. Tanda dan Gejala


a. Penurunan berat badan mendadak, tanpa penyebab yang jelas.
b. Tampilan kurus kering, hilangnya lemak subcutan
c. Perubahan kebiasaan makan, waktu makan yang tidak lazim
d. Latihan dan aktivitas fisik yang berlebihan
e. Amenorea
f. Kulit kering bersisik
g. Lanugo pada ekstremitas, punggung dan wajah
h. Kulit berubah kekuningan
i. Gangguan tidur
j. Konstipasi
k. Erosi eosopagus
l. Alam perasaan depresi
m. Fokus yang berlebihan pada pencapaian hasil yang tinggi
n. Perhatian berlebihan terhadap makanan dan penampilan tubuh

D. Patofisologi
Penyebab dari anoreksia hingga saat kini belum diketahui. Akan tetapi, para
ahli kesehatan berpendapat bahwa factor sosisal berperan penting dari anoreksia.
Pada beberapa penelitian terdapat faktor-faktor yang menjadi predisposisi
peningkatan resiko anoreksia nervosa meliputi factor biologi, sosiokolturan dan
psikologi.
Etiologi gangguan tetap tidak jelas. Terdapat komponen pisikologis yang
jelas,dan diagnosis terutama didasarkan pada kriteria pisikologis dan prilaku .Namun
demikian, manisfestasi fisik anoreksia dapat mengarah pada kemungkinan faktor-
faktor organic pada etiologi Faktor predisposisi :
1. Biologis
Ada hubungan keluarga dengan gangguan makan. Keturunan pertama wanita
pada orang yang mengalami gangguan makan beresiko tinggi daripada populasi
3

umum. Model biologis etiologi gangguan makan difokuskan kepada pusat pengatur
nafsu makan di hipotalamus, yang mengendalikan mekanisme neurokimia khusus
untuk makan dan kenyang. Serotonin dianggap terlibat dalam patofisiologi gangguan
makan walaupun model biologis ini masih dalam tahap perkembangan. Studi tentang
anoreksia nervosa menunjukkan bahwa gangguan tersebut cenderung terjadi dalam
keluarga. Oleh karena itu, kerentanan genetik mungkin muncul yang dipicu oleh diet
yang tidak tepat atau stress emosional. Kerentanan genetic ini mungkin muncul
karena tipe kepribadian tertentu atau kerentaan umum terhadap gangguan jiwa atau
kerentanan genetic mungkin secara langsung mencakup disfungsi hipotalamus.
( Videbeck, 2008 )
2. Perkembangan
Anoreksia nervosa biasanya terjadi selama masa remaja dan diyakini bahwa
penyebabnya berhubungan dengan antara perkembangan pada tahap kehidupan ini.
Perjuangan untuk mengembangkan otonomi dan pembentukan indentitas yang unik
adalah 2 tugas yang penting. (Videbeck, 2008)
3. Lingkungan
Berbagai factor lingkungan dapat mempengaruhi individu untuk mengalami
gangguan makan. Riwayat terdahulu pasien mengalami gangguan makan sering
dipersulit oleh penyakit dalam dan bedah, kematian keluarga dan lingkungan
keluarga dengan konflik. (Videbeck, 2008)
4. Psikologis
Kebanyakan pasien yang mengalami gangguan makan menunjukkan
sekelompok gejala psikologis seperti rigiditas, ritual risme, kehati – hatian ,
perfeksionisme serta control infus yang buruk. (Videbeck, 2008)
5. Sosiokultural
Pada budaya yang menerima atau mengahargai kemontokkan, jarang terjadi
gangguan makan. Lingkungan sosiokultural pada remaja dan wanita muda di
Amerika Serikat juga sangat menekankan kelangsingan dan pengendalian terhadap
tubuh seseorang menjadi indikator untuk evaluasi diri. (stuart,2006). Di Amerika
serikat kelebihan berat badan dianggap sebagai tanda kemalasan, kurang control diri
atau mendapatkan tubuh yang sempurna disamakan dengan cantik. (Videbeck, 2008).
Aspek psikologis anoreksia nervosa yang mendominansi adalah keinginan
yang kuat untuk menguruskan berat badan dan takut gemuk, biasanya didahului oleh
4

periode 1 atau 2 tahun gangguan mood dan perubahan perilaku. Penurunan berat
badan biasanya dipicu oleh krisis yang khas pada remaja seperti awitan menstruasi
atau kecelakaan interpersonal traumatic yang memicu perilaku diet yang serius dan
berlanjut sampai tidak terkontrol. Sering kali terdapat kesalahpahaman yang
berlebihan terhadap penyimpanan lemak normal yang merupakan karakteristik
periode remaja awal , atau komentar orang lain bahwa remaja putri terlihat gemuk.
Penurunan berat badan mungkin merupakan respon terhadap sindiran atau pergantian
sekolah atau akan masuk kuliah. Remaja memasuki fase pertumbuhan pubertas
ketika akumulasi lemak biologis yang normal, terutama rentan untuk muncul.
Tuntutan dewasa ini untuk memiliki tubuh ramping merupakan faktor yang sangat
penting. Standar kecantikan ditunjukkan oleh tinggi badan, kerampingan, payudara
yang kecil seperti model – model yang ditampilkan oleh semua bentuk media.
Beberapa situasi remaja mengalami stress keluarga yang parah seperti
perpisahan atau perceraian orang tua. Pada kondisi ini atau lainnya remaja
mengalami kehilangan kontrol diri, keputusan untuk sabar atau tidak makan menjadi
sebuah area yang dapat melatih kontrol individu.( Wong,2008 )
Orang yang mengalami anoreksia sering kali tidak makan lebih dari 500 –
700 kalori dalam sehari dan mungkin mencerna sebanyak 200 kalori, namun mereka
merasa yang dimakan sudah cukup memadai untuk kebutuhan hidup mereka .
Beberapa indivu yang mengalami anoreksia mungkin tidak makan selama seharian.
Walaupun melakukan pembatasan, banyak penderita anoreksia mengalami
preokupasi atau terobsesi oleh makanan dan sering masak untuk keluarga. Individu
yang mengalami gangguan makan dapat melakukan berbagai perilaku pengurasan
termasuk latihan olahraga yang berlebihan. Menggunakan diuretic yang diresepkan
dan di jual bebas, pil diet, laksatif dan steroid. Banyak pasien yang mencari bantuan
untuk menangani gangguan makan juga mengalami gangguan jiwa seperti depresi ,
gangguan obsesif – komflusif dan gangguan kepribadian.( Wong,2008 )
Keterlibatan faktor kepribadian dinyatakan oleh fakta bahwa penderita
anoreksia cenderung wanita tertentu, muda, berkulit putih dan dari keluarga yang
bergerak ke atas yang menekankan pada pencapaian. Jenis latar belakang ini
menyebabkan tuntutan dan harapan keluarga yang menimbulkan stres, dan dalam
konteks ini, penolakan wanita untuk makan mungkin tanpaknya (tanpa disadari)
sebagai cara menunjukan kendali. Kemungkinan lain yang lebih jarang disebutkan
5

adalah penderita anoreksia mewakili kenakalan seksualitas. Selain tidak mengalami


menstruasi, wanita mengalami underweight parah tidak memilki karakteristik seksual
lain, seperti feminin yang sesunguhnya. .( Wong,2008 )

E. Komplikasi
a. Jantung : bradikardi, tachikardi, aritmia, hipotensi, gagal jantung
b. Gastrointestinal : esofagitis, ulcus peptikum, hepatomegali
c. Ginjal : abnormalitas urea serum dan elektrolit
d. Skelet : osteoporosis, faktor patologik
e. Endokrine : penurunan fertilitas, peningkatan kadar kortisol dan hormon
pertumbuhan, peningkatan glukoneogenesis
f. Metabolik : penurunan BMR, gangguan pengaturan suhu badan, gangguan
tidur

F. Penatalaksanaan
Pengobatan diberikan dengan rawat jalan, kecuali muncul masalah medis
yang berat. Pengobatan rawat jalan ini mencakup:
1. Pemantauan medis
2. Rencana diet untuk memulihkan status nutrisinya
3. Psikoterapi jangka panjang untuk mengatasi penyebab dasarnya
4. Pengobatan psikofarmaka untuk mengatasi gejala depresi, kegelisahan dan
perilaku kompulsif – obsesif
Obat-obat yang dapat digunakan :
a. Antidepresan, juga dipakai SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors),
terutama bila salah satu komponen penyakitnya adalah latihan yang dipaksakan
(Imipramin, Desipramin, Fluoksetin, Sertralin).
b. Penggantian estrogen untuk amenore.
6

G. Pathway
7

H. Asuhan Keperawatan
8

1. PENGKAJIAN
1. Keadaan Umum
tentang data-data tanda-tanda vital, tingkat kesadaran, data antropometri.
2. Kulit
tentang data hasil pengkajian sistem integumen/kulit, keadaan umum kulit,
kebersihan, integritas kulit, tekstur, kelembaban, adanya ulkus/luka, turgor,
warna kulit dan bentuk kelainan lain dari kulit.
3. Kepala dan Leher
tentang data hasil pengkajian daerah kepala, distribusi rambut, keadaan umum
kepala, kesimetrisan, adanya kelainan pada kepala secara umum.
Pengkajian leher yaitu adanya pelebaran vena jugularis, pembesaran kelenjar
tiroid, pembesaran kelenjar limfe, keterbatasan gerak leher, kelainan lain.
4. Penglihatan dan Mata
tentang data hasil penglajian daerah mata dan fungsi sistem penglihatan,
keadaan mata secara umum, konjungtiva (anemis, peradangan, trauma), adanya
abnormalitas pada mata/kelopak mata, visus,daya akomodasi mata, penggunaan
alat bantu penglihatan, kelainan/gangguan saat melihat.
5. Penciuman dan Hidung
tentang data hasil pengkajian daerah hidung dan fungsi sistem penciuman,
keadaan umum hidung, jalan nafas/adanya sumbatan pada hidung, polip,
peradangan, sekret/keluar darah, kesulitan bernafas, adanya kelainan bentuk
dan kelainan lain.
6. Pendengaran dan Telinga
tentang data hasil pengkajian daerah telinga dan fungsi sistem pendengaran,
keadaan umum telinga, gangguan saat mendengar, penggunaan alat
pendengaran, adanya, adanya kelainan bentuk dan gangguan lain.
7. Mulut dan Gigi
tentang data hasil pengkajian mulut dan fungsi pencernaan bagian atas, keadaan
umum mulut dan gigi, gangguan menelan, adanya peradangan pada mulut
(mukosa mulut, gusi, faring), adanya kelainan bentuk dan gangguan lain.
8. Dada, Pernafasan dan Sirkulasi
tentang data hasil pengkajian dada, yaitu dari hasil inspeksi
(perkembangan/ekspansi dada, kesimetrisan dada), palpasi (kesimetrisan dada,
9

taktil premitus), perkusi (paru: resonan, adanya penumpukan


sekret/cairan/darah),auskultasi (pernafasan: suara nafas,jantung: bunyi
jantung). Sirkulasi: perfusi darah ke perifer, warna ujung-ujung jari, bibir,
kelembaban kulit, urine output,keluhan pusing, pandangan kabur saat berubah
posisi, CRT. Keluhan lain seperti dada berdebar-debar, nyeri dada, sesak nafas
9. Abdomen
Hasil inspeksi: keadaan umum abdomen, pergerakan nafas, adanya benjolan,
warna kulit.
Palpasi: adanya massa pada abdomen, tugor kulit, adanya asites.
Perkusi: bunyi timpani, hipertimpani untuk perut kembung, pekak untuk
jaringan padat.
Auskultasi: peristaltik usus per menit.
10. Genetalia dan Reproduksi
Hasil pengkajian tentang keadaan umum alat genital dan fungsi sistem
reproduksi. Kelainan pada anatomi dan fungsi. Keluhan dan gangguan pada
sistem reproduksi.
11. Ekstremitas Atas dan Bawah
Hasil pengkajian ekstremitas atas dan bawah. Rentang gerak, kekuatan otot,
kemampuan melakukan mobilisasi, keterbatasan gerak, adanya trauma/kelainan
pada kaki/tangan, insersi infus, keluhan/gangguan lain.

KEBUTUHAN FISIK, PSIKOLOGI, SOSIAL DAN SPIRITUAL


1. Aktivitas dan Istirahat (di rumah/sebelum sakit dan di rumah sakit/saat sakit)
Di rumah : kebiasaan, aktivitas, pola istirahat, gangguan aktivitas.
Di RS: kemampuan beraktivitas, gangguan aktivitas.
2. Personal Hygiene
Di rumah : kebiasaan mandi,keramas,gosok gigi (personal hygiene)
Di RS : gambaran umum kebersihan klien, kemampuan untuk perawatan diri.
3. Nutrisi
Di rumah : kebiasaan makan, pantangan, makanan yang bisa menyebabkan
alergi.
Di RS : pola makan, gangguan makan, diit yang diberikan.
4. Eliminasi (BAB dan BAK)
10

Di rumah : kebiasaan/pola BAB dan BAK, keluhan/gangguan saat eliminasi.


Di RS : pola BAB dan BAK, perubahan pola eliminasi.
5. Seksualitas
Pola seksualitas, keluhan seksualitas.
6. Psikososial
Hubungan klien dengan orang lain, hubungan klien dengan keluarga, orang
terdekat, hubungan klien dengan tenaga kesehatan, keadaan psikologis klien,
penerimaan dan harapan klien tentang penyakitnya, pengetahuan klien tentang
penyakitnya.
7. Spiritual
Kepercayaan klien terhadap Tuhan, keyakinan klien tentang sakit yang
dideritanya.

2. DIAGNOSA
a. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan
dengan Ketidak Mampuan Mencerna Makanan
b. Nyeri Akut Berhubungan dengan Agen Injury Biologis
c. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kelemahan Fisik
d. Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit berhubungan dengan
Ketidakseimbangan Intake Cairan Dengan Pengeluaran Cairan

3. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
1 Ketidak seimbangan  Nutrisi status : food and  Nutritional
nutrisi kurang dari fluid intake management
kebutuhan tubuh Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor tanda-tanda
berhubungan dengan keperawatan 2x24 jam vital
ketidak mampuan diharapkan kebutuhan nutrisi 2. Kaji adanya alergi
mencerna makanan teratasi dengan kreteria hasil : 3. Anjurkan pasien makan
 Pemenuhan nutrisi sedikit papi sering
terpenuhi sesuai dengan 4. Kolaborasi dengan ahli
11

berat badan gizi untuk menentukan


 Nafsu makan meningkat jumlah kalori yang
 Tidak terjadi mual dan dibutuhkan
muntah
 Berat badan meningkat
 Tandan tanda vital dalam
rentang normal

2 Nyeri akut NOC : NIC :


berhubungan dengan Pain Level, Pain Management
peningkatan tekanan Pain control, 1. Lakukan
vaskuler serebral Comfort level pengkajian nyeri
Kriteria Hasil : secara
1. Mampu mengontrol komprehensif
nyeri (tahu penyebab termasuk lokasi,
nyeri, mampu karakteristik,
menggunakan tehnik durasi, frekuensi,
nonfarmakologi untuk kualitas dan faktor
mengurangi nyeri, presipitasi
mencari bantuan) 2. Observasi reaksi
2. Melaporkan bahwa nonverbal dari
nyeri berkurang ketidaknyamanan
dengan menggunakan 3. Gunakan teknik
manajemen nyeri komunikasi
3. Mampu mengenali terapeutik untuk
nyeri (skala, intensitas, mengetahui
frekuensi dan tanda pengalaman nyeri
nyeri) pasien
4. Menyatakan rasa 4. Kaji kultur yang
nyaman setelah nyeri mempengaruhi
berkurang respon nyeri
5. Tanda vital dalam 5. Evaluasi
rentang normal pengalaman nyeri
12

masa lampau
6. Evaluasi bersama
pasien dan tim
kesehatan lain
tentang
ketidakefektifan
kontrol nyeri masa
lampau
7. Bantu pasien dan
keluarga untuk
mencari dan
menemukan
dukungan
8. Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
9. Kurangi faktor
presipitasi nyeri
10. Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan
inter personal)
11. Kaji tipe dan
sumber nyeri untuk
menentukan
intervensi
12. Ajarkan tentang
13

teknik non
farmakologi
13. Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
14. Evaluasi
keefektifan kontrol
nyeri
15. Tingkatkan istirahat
16. Kolaborasikan
dengan dokter jika
ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil
17. Monitor
penerimaan pasien
tentang manajemen
nyeri

Analgesic Administration
1. Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan derajat
nyeri sebelum
pemberian obat
2. Cek instruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari
14

analgesik ketika
pemberian lebih
dari satu
5. Tentukan pilihan
analgesik
tergantung tipe dan
beratnya nyeri
6. Tentukan analgesik
pilihan, rute
pemberian, dan
dosis optimal
7. Pilih rute
pemberian secara
IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
8. Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik pertama
kali
9. Berikan analgesik
tepat waktu
terutama saat nyeri
hebat
10. Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda
dan gejala (efek
samping)
3 Intoleransi aktivitas b.d  Energy conservation  Activity Therapy
kelemahan fisik  Activity tolerance 1. Monitoring tanda-tanda
vital
Setelah dilakukan asuhan 2. Bantu klient
15

keperawatan 2x24 jam mengidentifikasi


diharapkan klien aktifitas yang mampu
meningkatkan ambulasi atau dilakukan
aktifitas dengan kreteria hasil 3. Bantu untuk memilik
: aktifitas konsisten yang
 Mampu meningkatkan sesuai dengan
aktifitas sehari-hari secara kemampuan fisik,
mandiri psikologi dan sosial
 Mampu berpindah dengan 4. Kolaborasi dengan
atau tanpa alat bantu tenaga medisnya
 Tanda-tanda vital dalam
rentang normal
4 Resiko ketidak  Fluid balance  Electrolyte
seimbangan lektrolit  Nutritional status : food management
berhubungan dengan and fluid intake 1. Monitor tanda-tanda
ketidak seimbangan vital
intake cairan dengan Setelah dilakukan asuhan 2. Monitor intake cairan
pengeluaran cairan keperawatan 2x24 jam 3. Anjurkan pasien
diharapkan resiko ketidak meminum sediket tapi
seimbangan elektrolit tidak sering
terjadi terjadi dengan kriteria 4. Kolaborasi dengan
hasil : dokter untuk pemberian
cairan intervena
 Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
 Mempertahankan urine
output sesuai dengan
intake cairan
 Tanda-tanda vital dalam
rentang normal
5 Kelelahan berhubungan  Contrentation Energy management
dengan Status penyakit,  Energy Contervation  observasi adanya
Anemia, Malnutrisi  Nutrional sttus : pembatasan klien
16

dalam melakukan
Setelah dilakukan asuhan aktivitas
keperawatan 2x24 jam  dorong anak untuk
diharapkan resiko ketidak mengungkapkan
seimbangan elektrolit tidak perasaan terhadap
terjadi terjadi dengan kriteria keterbatasan
hasil :  kaji adanya faktor yang
menyebabkan
 Memverbalisasikan kelelahan
peningkatan energi dan  monitor nutrisi dan
merasa lebih baik sumber energi yang
 Menjelaskan penggunaan adekuat
energi untuk mengatasi  monitor pasien akan
kelelahan adanya kelelahan fisik
 Kecemasan menurun dan emosi secara
 Glukosa darah adekuat berlebihan
 Kwalitas hidup meningkat  monitor respon
 Istrahat cukup kardiovaskuler
 Mempertahankan terhadap aktivitas
kemampuan untuk  monitor pola tidur dan
berkonsentrasi lamanya tidur/istirahat
pasien
 dukung pasien dan
keluarga untuk
mengungkapkan
perasaan,berhubungan
dengan perubahan
hidup yang sebabkan
keletihan
 bantu aktivitas sehari-
hari sesuai dengan
kebutuhan
17

 tingkatkan tirah baring


dan pembatasan
aktivitas(tingkatkan
periode istirahat )
 konsultasi denganahli
gizi untuk
meningkatkan asupan
makanan yang
berenergi tinggi
 Behavior management
 Activity terapy
 Energy management
 Nutrition management
18

DAFTAR PUSTAKA

Cecilly L. Betz. Linda A. Sowden, Buku Saku Keperawatan Pediatrik, Penerbit Buku
Kedokteran; EGC, Jakarta. 2002.
Chandrasoma,Parakrama.2005.Ringkasan Patologi Anatomi edisi 2. Jakarta: EGC
Darmawan, Bambang. 2007.gangguan penolakan makan(anoreksia nervosa)
Diunduh di:http://mediacastore.com/penyakit/67/anoreksia nervosa.html.27 1
November 2010. pukul: 19.00 WIB
Gail,W,Stuart.2006. Buku saku keperawatan jiwa edisi 5. Jakarta:EGC
Nelson.1999.Ilmu Kesehatan Anak edisi 1. Jakarta: EGC
Sherwood, lauralee.2001. fisiologi manusia: dari sel ke system.Jakarta :EGC
Videbeck, Sheila L. 2008. Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta:EGC.
Wong,Dona,L.2008.Masalah Kesehatan Anak usia sekolah dan remaja.Jakarta:EGC
Yasmin Asih, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Penerbit Buku Kedokteran; EGC,
Jakarta. 1998.

18

Anda mungkin juga menyukai