DISUSUN OLEH :
KELAS : C/ KP/ VI
YOGYAKARTA
2019
1
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 3
KESEHATAN GIGI ....................................................................Error! Bookmark not defined.
1. Penyakit gigi .......................................................................Error! Bookmark not defined.
RINGKASAN KASUS .................................................................................................................. 5
ASUHAN KEPERAWATAN ....................................................................................................... 6
JURNAL ...................................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 24
2
PENDAHULUAN
KESEHATAN GIGI
1. PENYAKIT GIGI
Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang dikeluhkan
masyarakat Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2001) dan
menempati peringkat ke empat penyakit termahal dalam pengobatan (The World Oral
Health Report, 2003). Ada dua penyakit gigi dan mulut yang mempunyai prevalensi
cukup tinggi di Indonesia yaitu karies dan penyakit periodontal. Situmorang N
melaporkan prevalensi penyakit periodontal sebesar 96,58% penduduk pada seluruh
kelompok umur usia produktif di dua kecamatan kota Medan pada tahun 2004. Prevalensi
penyakit periodontal adalah 100% pada populasi penduduk Indonesia yang berumur
antara 22-32 tahun di PTP XIII, sebuah perkebunan teh di Jawa Barat.
Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas dalam
kehidupan manusia, sehingga kebanyakan masyarakat menerima keadaan ini sebagai
sesuatu yang tidak terhindari. Namun studi etiologi, pencegahan dan perawatan penyakit
periodontal menunjukkan bahwa penyakit ini dapat dicegah. Penyakit yang paling sering
mengenai jaringan periodontal adalah gingivitis dan periodontitis. Gingivitis adalah
peradangan pada gusi yang disebabkan bakteri dengan tanda-tanda klinis perubahan
warna lebih merah dari normal, gusibengkak dan berdarah pada tekanan ringan. Penderita
biasanya tidak merasa sakit pada gusi. Gingivitis bersifat reversible yaitu jaringan gusi
dapat kembali normal apabila dilakukan pembersihan plak dengan sikat gigi secara
teratur. Periodontitis menunjukkan peradangan sudah sampai ke jaringan pendukung gigi
yang lebih dalam. Penyakit ini bersifat progresif dan irreversible dan biasanya dijumpai
pada usia 30-40 tahun.
Epidemiologi penyakit periodontal menunjukkan bahwa prevalensi dan keparahan
penyakit periodontal dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, faktor lokal rongga mulut dan
faktor sistemik. Banyak penelitian yang menyatakan bahwa keparahan penyakit
periodontal sejalan dengan bertambahnya umur. Menurut penelitian Nurmala, bila dilihat
berdasarkan umur skor penyakit periodontal tertinggi (terparah) adalah pada usia 45-65
3
tahun (18,75%), sedangkan skor penyakit periodontal yang paling rendah adalah usia 25-
34 tahun (6,12%).
Perilaku tentunya juga dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang. Perilaku
dapat mencakup pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku menyikat gigi yang baik tentu
dapat mengendalikan salah satu faktor dalam proses terjadinya karies dan penyakit
periodontal yaitu plak.
Community periodontal index of treatment needs (CPITN) digunakan pada tahun
1978 oleh WHO dan FDI sebagai indeks untuk survei epidemiologi. CPITN telah
digunakan untuk menilai kondisi periodontal dari suatu kelompok dan subpopulasi pada
sejumlah penelitian. Indeks tersebut dapat memberikan sejumlah informasi mengenai
prevalensi dan keparahan penyakit. Tapi kegunaan utamanya adalah untuk mengukur
kebutuhan akan perawatan.8
Kecamatan Pangururan adalah salah satu kecamatan dari sepuluh kecamatan yang
ada di kabupaten Samosir, salah satu kabupaten yang ada di propinsi Sumatera Utara.
Penelitian tentang kebutuhan akan perawatan penyakit periodontal belum pernah
dilakukan di daerah ini. Peneliti secara langsung melihat dan berbincang dengan beberapa
anggota masyarakat setempat dan menemukan bahwa kurangnya sikap peduli masyarakat
setempat terhadap kesehatan gigi, khususnya yang berusia 50 tahun keatas. Hal ini
didukung dengan data pasien klinik gigi di daerah tersebut yang hanya melakukan
perawatanperawatan emergensi saja, yaitu pencabutan gigi. Masyarakat mendapatkan
pelayanan gigi di rumah sakit dan di dua buah praktek dokter gigi, yang letaknya di pusat
ibukota kecamatan. Terdapat puskesmas di setiap desa tanpa adanya dokter gigi.
Berdasarkan apa yang diuraikan diatas peneliti merasa tertarik untuk mengetahui keadaan
kesehatan jaringan periodontal serta gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan
masyarakat terhadap penyakit periodontal di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir.
4
RINGKASAN KASUS
Dilakukan observasi di suatu sekolahan yang berada di desa susukan agung, yang
terbentuk pada tahun 1998 dan bernama SDN 2 SUSUKAN AGUNG. Saat
mewawancarai ke Kepala Sekolah jumlah siswa/i di SDN 2 SUSUKAN AGUNG
sebanyak 243, dan dari kelas 1 sampai kelas 4 berjumlah 160 siswa/i. Kelas 1 terdiri 40
siswa, kelas 2 terdiri 39 siswa, kelas 3 terdiri 41 dan kelas 4 terdiri dari 40 siswa. Bahasa
sehari-hari menggunakan bahasa daerah yaitu Sunda, cara melestarikan adat dengan cara
melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti acara rutinan 2bulan sekali mengadakan porak
bersama dari kelas 1-6, kelas olahraga setiap satu minggu sekali, senam pagi, dan upacara
setiap pagi hari senin, dan pemeriksaan kuku sebelum masuk kelas dan pemeriksaan gigi
dan mulut sebulan sekali dari petugas puskesmas. Kondisi SD terdapat di pinggir jalan
besar dan bersebelahan dengan SDN 1 susukan agung, cuaca ada 2 yaitu Panas dan hujan.
Kondisi tanah dan air baik. Saat itu waktu kemarau panjang pernah terjadi kekeringan
pada halaman sekolah, akan tetapi itu hanya sementara. Terdapat rumput-rumput didepan
halaman kelas dan terdapat bunga setiap depan kelas, tempat sampah depan kelas tetapi
belum terdapat pemilahan sampah organik dan non organik.
5
ASUHAN KEPERAWATAN
A. INTICORE DAN SUBSISTEM
INTICORE
1. Sejarah SD N 2 susukan agung terbentuk pada tahun 1998 awalnya hanya ada
SD N 1 susukan agung berhubung anak di kecamatan susukan banyak
maka dibangunlah SD N 2 susukan agung.
2. Demografi Di SDN 2 susukan agung dari kelas 1 sampai kelas 4 berjumlah 160
siswa/i. Kelas 1 terdiri 40 siswa, kelas 2 terdiri 39 siswa, kelas 3 terdiri
41 dan kelas 4 terdiri dari 40 siswa.
3. Etnisitas Bahasa sehari-hari menggunakan bahasa daerah yaitu Sunda, cara
melestarikan adat dengan cara melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti
acara rutinan 2bulan sekali mengadakan porak bersama dari kelas 1-6,
kelas olahraga setiap satu minggu sekali, senam pagi, dan upacara setiap
pagi hari senin, dan pemeriksaan kuku sebelum masuk kelas dan
pemeriksaan gigi dan mulut sebulan sekali dari petugas puskesmas.
4. Nilai dan Agama Islam, peribadatan di Masjid/ Musholla.
keyakinan
5. Statistik Dimana data yang diambil di SDN 2 susukan dari data sekretaris
sekolah. Tidak terdapat area yang memisahkan jarak antara kelas
dengan kelas.
SUBSISTEM
1. Lingkungan Kondisi SD terdapat di pinggir jalan besar dan bersebelahan dengan
fisik SDN 1 susukan agung, cuaca ada 2 yaitu Panas dan hujan. Kondisi
tanah dan air baik. Saat itu waktu kemarau panjang pernah terjadi
kekeringan pada halaman sekolah, akan tetapi itu hanya sementara.
Terdapat rumput-rumput didepan halaman kelas dan terdapat bunga
setiap depan kelas, tempat sampah depan kelas tetapi belum terdapat
pemilahan sampah organik dan non organik.
6
2. Pendidikan SDN 2 SUSUKAN AGUNG, terdiri 6 kelas setiap kelas berisi 35-45
siswa/i.
3. Komunikasi Semua guru dan siswa terlihat saling berkomunikasi secara langsung
dengan baik. Dan jika bertemu dijalan saling bertegur sapa satu sama
lain.
4. Layanan Terdapat pelayanan kesehatan disekolah yaitu UKS. Yang bertugas guru
kesehatan dan dan salah satu petugas puskesmas untuk berjaga pada setiap hari senin
sosial ketika upacara.
5. Keamananan Keamaan nyaman, tidak ada pos satpam, transportasi yang digunakan
dan transportasi sepeda dan kebanyakan siswa berjalan kaki ketika berangkat dan pulang
sekolah.
6. Ekonomi Tingkat ekonomi menengah, mayoritas kecukupan. Jenis pekerjaan
orang tua bertani, buruh, wirausaha, tingkat pengangguran sedikit.
Terdapat kantin di sekolah.
7. Politik dan Sistem politik demokrasi dan otonomi daerah. Sistem pemilihan
pemeritahan pemimpin voting/ pemilihan suara seperti pemilihan ketua kelas.
8. Rekreasi Terdapat taman, lapangan volly, dan terdapat GOR olahraga
PRESEPSI
1. Warga Persepsi warga terkait SDN 2 susukan agung terlihat baik dan kompak
masyarakat
2. Presepsi tenaga Kepala sekolah dan staf mengatakan kesehatan merupakan layanan
kesehatan yang baik yang mampu memberikan pelayanan kesehatan seperti yang
telah dilakukan teman – teman mahasiswa memberikan penyuluhan
kepada siswa terkait dengan KESEHATAN GIGI. sehingga dengan
adanya layanan kesehatan seperti ini Siswa/i memahami arti penting
dari kesehatan dan bagaimana menjaga kesehatan gigi dan mulut.
7
B. WINSHIELD SURVEY
8
9 Pusat Perlindungan Terdapat pusat layanan kesehatan yaitu UKS
Tidak terdapat tempat perlindungan atau penampungan jika
terjadi bencana,
10 Kehidupan Tempat berkumpul siswa ini diruang kelas dan halaman
bermasyarakat lapangan
Didalam lingkungan ini tidak terdapat hewan liar
C. ANALISA DATA
9
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan Peningkatan kesadaran
kesehatan kerusakan GIGI
2. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan
10
TABEL TUJUAN (NURSING OUUTCOME)
11
RENCANA KEGIATAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
12
kesehatan gigi dan saja penyebab dan
giginya bekerjasama pencegahan
3. Meningkatkan dengan pihak terjadinya gigi
kualitas hidup puskesmas berlubang
orang tua dan terdekat -90% siswa/i
anak agar tetap ingin
sehat memeriksakan
terkait gigi nya
13
TABEL PLANING OF ACTION (POA)
Masalah Sumber
Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Media PJ
Keperawatan Dana
Perilaku TUM Health education Siswa/i Jumat 29 AULA Swadaya Leaflet,PPT, Noviyati
kesehatan Meningkatkan a. Beri anak kelas Mei 20 sekolahan Laptop,Scree Anggraita
cenderung kesadran siswa/i penyuluha 1-4 SDN 2 Jam n,
beresiko b/d terkait dengan n terkait SUSUKAN 09.00 s/d
Peningkatan kesadaran masalah AGUNG selesai
kesadaran kesehatan b. Beri
kesehatan kerusakan GIGI penyuluha
kerusakan GIGI TUK n tentang
1. Mencega cara
h adanya pencegaha
penyebar n gigi
an berlubang
penyakit c. Berikan
2. Mencega penyuluha
h n kepada
terjadinya anak agar
gigi rutin
berlubang menggoso
3. Meningka k gigi
14
tkan sebelum
pengetah tidur
uan untuk
selalu
sikat gigi
sebelum
tidur
Defisiensi TUM Beri Siswa/i Jumat, Aula Swadaya Leaflet,PPT, Noviyati
pengetahuan Meningkatkan penyuluha anak kelas 29 mei sekolahan Laptop,Scree Anggraita
berhubungan pengetahuan n terkait 1-4 SDN 2 2020 n
dengan kurang orang tua dan materi SUSUKAN Jam
sumber siswa/i agar kesehatan AGUNG 09.00 s/d
pengetahuan lebih paham gigi selesai
dengan lakukan
kesehatan gigi pemeriksa
TUK an gigi
- Meningkatkan dan
pengetahuan bekerjasa
kesadaran dan ma
kemauan dengan
Masyarakat pihak
untuk hidup puskesma
15
bersih dan s terdekat
sehat.
- Memperdayaka
n masyarakat
dalam
memelihara
meningkatkan
dan
melindungi
kesehatan
sehingga
Warga sadar
dan mampu
secara mandiri
ikut aktif
dalam
meningkatkan
status
kesehatannya.
Meningkatkan
kualitas hidup
16
PERENCANAAN
17
2 II Siswa/i dapat a. Pengetahuan a. Strategi untuk a. Identifikasi faktor internal atau eksternal
memahami anak-anak menghindari yang dapat meningkatkan atau
materi terkait terkait makanan yang mengurangi motivasi untuk berperilaku
kesehatan gigi kesehatan gigi dapat merusak sehat
dan meningkat gigi b. Edukasi masyarakat terkait makanan yang
pencegahannya dari 40% b. Strategi untuk sehat
menjdi 90% mencegah c. Ajarkan strategi yang dapat digunakan
b. Menurunnya terjadinya gigi untuk menolak perilaku yang tidak sehat
resiko berlubang atau beresiko terjadinya kerusakan gigi
terjadinya c. Mengedukasi d. Libatkan individu, Keluarga dan
kerusakan anak untuk rutin kelompok dalam perencanaan dan rencana
pada gigi dari menggososk implementasi gaya hidup dan modifikasi
65% menjadi gigi sebelum perilaku kesehatan
20% tidur
18
IMPLEMENTASI
19
dalam perencanaan dan
rencana implementasi
menggososk gigi
sebelum tidur pada anak
2 II Selasa, 19 a. Identifikasi faktor internal 1. Menyetujui di lakukannya Noviyati
mei 2020 atau eksternal yang dapat tindakan observasi dan Anggraita
meningkatkan atau pemeriksaan gigi pada anak
mengurangi motivasi untuk 2. Anak-anak mampu memahami apa
berperilaku sehat yang telah di berikan (penyuluhan
b. Edukasi masyarakat terkait berupa presentasi)
makanan yang sehat 3. Guru dan siswa mampu
c. Ajarkan strategi yang dapat memahami strategi yang telah di
digunakan untuk menolak ajarkan.
perilaku yang tidak sehat
atau beresiko terjadinya
kerusakan gigi
d. Libatkan individu, Keluarga
dan kelompok dalam
perencanaan dan rencana
implementasi gaya hidup dan
modifikasi perilaku
kesehatan
20
21
EVALUASI
Untuk menindak lanjuti masalah yang ada, masalah pertama pihak sekolah akan
selalu mengingatkan siswa/i nya untuk tidak sembarangan memilih makanan atau
jajanan. Dan masalah yang kedua mengedukasi kepada anak dan orang tua untuk
teteap menggosok gigi sebelum tidur untuk mencegah terjadinya kerusakan pada
gigi.
22
JURNAL
23
DAFTAR PUSTAKA
Pine, M C. Comunit Oral Health. Reed Educational & Professional Publishing Ltd. 1997
almatsier, S. Prinsip Dasar llmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2003
Dental Caries :1 MedlinePlus Medical Isncyclopedia, page accessed August 14, 2006.
24