Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENGETAHUAN DAN PRILAKU MASYARAKAT SEKITAR

PERTAMBANGAN BATU DI DESA CILEULEUY TERKAIT ETIKA


LINGKUNGAN DAN REKLAMASI

Disusun oleh :
Kelompok 4
Fina Nadia Silma 20221910009
Muhamad Rizal 20221910007
Ossa Yuniar Puspatriyani 20221910002

PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN


FAKULTAS KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN
UNIVERSITAS KUNINGAN
2023
ABSTRACT
Pertambangan batu adalah sektor kegiatan ekstraktif yang memiliki dampak luas, tidak
hanya pada lingkungan fisik tetapi juga pada masyarakat sekitarnya. Desa Cileuleuy,
sebagai salah satu lokasi pertambangan batu, menjadi pusat perhatian dalam pemahaman
pengetahuan dan prilaku masyarakat terkait etika lingkungan dan praktik reklamasi.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis secara mendalam terhadap pengetahuan
dan perilaku masyarakat, dalam merinci dinamika kompleks antara kegiatan ekstraksi
mineral dan kehidupan sehari-hari penduduk setempat. Metode yang digunakan adalah
analitik observasional. Angket yang kami gunakan adalah kuesioner skala likert yang
dimodifikasi kedalam bahasa indonesia dan dilakukan penyesuaian angket untuk
masyarakat. Dari keseluruhan kolom angket, hampir 90% dari sampel Masyarakat masih
dalam kondisi belum sepenuhnya memahami Etika lingkungan dan bagaimana perilaku
Masyarakat terhadap pertambangan.
Kata Kunci : Pertambangan, Masyarakat.
PENDAHULUAN
Dalam Era otonomi daerah, daerah mempunyai hak untuk mengembangkan sumber daya
alam yang bertujuan untuk menciptakan sumber devisa dan pendapatan daerah, yang
disebut PAD1. Keberadaan sumber daya alam harus dikelola dengan baik agar
pemanfaatannya dapat memberikan dampak jangka panjang terhadap perekonomian
daerah dan nasional guna memenuhi amanat Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan : Tanah, air, dan kekayaan alam
dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Tambang di Area C Kabupaten Kuningan merupakan salah satu sumber daya alam yang
dapat dioptimalkan keberadaannya oleh pemerintah daerah.
Pertambangan galian C menjadi landasan pembangunan infrastruktur dan pengelolaannya
harus dikelola dengan baik karena industri pertambangan erat kaitannya dengan
permasalahan lingkungan hidup, yaitu eksplorasi, ekstraksi, pengelolaan/pemurnian,
pengangkutan bahan galian/bahan tambang. Namun pada praktiknya, izin lingkungan
yang dikeluarkan pemerintah selalu menimbulkan dilema3. Pada tahun 2022, polisi
menerima 2.700 laporan penambangan liar dan menetapkan 3.100 orang sebagai
tersangka. Berdasarkan laporan Kementerian ESDM, terdapat 2.741 kegiatan
pertambangan tanpa izin (PETI), salah satunya PT. Pulsa Elektromagnetik 4 di
Kalimantan Timur.
Pemanfaatan galian C juga disertai dengan dampak lingkungan dan sosial yang harus
diperhatikan.Kajian terhadap kedua kondisi tersebut, kebijakan pemerintah provinsi dan
daerah sebagai wakil pemerintah pusat lebih condong ke arah optimalisasi pemanfaatan
pertambangan dan pemberian konsesi. untuk hak pertambangan. Menggali C Pengusaha
mengeksplorasi sumber daya alam. Mineral dan batubara sebagai kekayaan alam bumi
merupakan sumber daya alam yang tidak terbarukan6 dan pengelolaannya perlu diawasi
dengan baik agar tidak menimbulkan dampak jangka panjang. Selain itu, transparansi
harus dilakukan agar jelas Wilayah Izin Industri Pertambangan Sumberdaya (WIUP)
mana yang menentukan batas-batas wilayah pertambangannya sehingga penambangan di
Zona C Galian dapat diawasi secara cermat.
Dari sisi regulasi, dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015,
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Pemerintahan Daerah (selanjutnya disebut “UU
Pemerintahan Daerah”) memberikan kewenangan pengelolaan sumber daya alam,
khususnya pertambangan kuari C, kepada pemerintah provinsi. Provinsi mempunyai
kendali atas izin pertambangan Pit C dan dapat diawasi oleh pemerintah daerah, namun
dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara, seluruh perizinan sudah terpusat.
Pengelolaan pertambangan galian C terdapat di Desa Cileuleuy Kecamatan Cigugur
kabupaten Kuningan. Dari beberapa jenis bahan galian golongan C yang paling banyak
dilakukan penambangan adalah batu. Kegiatan ini sudah beroperasi sejak 40 tahun yang
lalu dan masih beroprasi hingga sekarang (2023) di kawasan Desa Cileuleuy Kecamatan
Cigugur Kabupaten Kuningan.Status Pertambangan Di desa cileuleuy masih bersifat
Ilegal dan kepemilikannya adalah milik perseorangan.
Desa Cileuleuy adalah desa yang terletak tepat dikaki gunung ciremai sebagai daerah
tangkapan air bagi masyarakat kuningan dan sekitarnya, jumlah penduduk di desa
cileuleuy sekitar 4.009 jiwa diantaranya 2077 Laki-laki, dan 2016 perempuan dengan luas
desa sekitar 2607,5 hektar. Tingkat pendidikan masyarakat Cileuleuy rata-rata hanya
samapai tingkat SD,SMP, dan SMA, profesi masyarakat ciuleuleuy sebagian sebagai
penambang dan juga petani dan sebagian nya berkerja diluar desa.
Pertambangan batu adalah sektor kegiatan ekstraktif yang memiliki dampak luas, tidak
hanya pada lingkungan fisik tetapi juga pada masyarakat sekitarnya. Desa Cileuleuy,
sebagai salah satu lokasi pertambangan batu, menjadi pusat perhatian dalam pemahaman
pengetahuan dan prilaku masyarakat terkait etika lingkungan dan praktik reklamasi.
Analisis mendalam terhadap pengetahuan dan perilaku masyarakat merupakan langkah
krusial dalam merinci dinamika kompleks antara kegiatan ekstraksi mineral dan
kehidupan sehari-hari penduduk setempat.
Oleh karena itu, kami tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul,”
ANALISIS PENGETAHUAN DAN PRILAKU MASYARAKAT SEKITAR
PERTAMBANGAN BATU DI DESA CILEULEUY TERKAIT ETIKA LINGKUNGAN
DAN REKLAMASI”
Penelitian ini bersifat penelitian lapangan (field research) di Desa Cileuleuy, Kecamatan
Cigugur, Kabupaten Kuningan.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami sejauh mana pengetahuan masyarakat di Desa
Cileuleuy terkait etika lingkungan dalam konteks pertambangan batu. Serta, bagaimana
prilaku masyarakat ini tercermin dalam sikap dan tindakan terhadap praktik reklamasi
yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan. Reklamasi, sebagai bagian integral dari
keberlanjutan pertambangan, menjadi aspek penting untuk dievaluasi guna memastikan
bahwa dampak lingkungan dapat diminimalkan dan bahwa masyarakat setempat terlibat
secara positif dalam upaya ini.
Dalam kerangka ini, kajian analisis pengetahuan dan prilaku masyarakat di Desa
Cileuleuy membuka pintu untuk memahami dinamika hubungan antara pertambangan
batu, etika lingkungan, dan reklamasi. Implikasi temuan penelitian ini dapat menjadi
landasan bagi perusahaan pertambangan, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk
merancang strategi bersama yang berkelanjutan, menjaga keseimbangan antara
kebutuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan serta mempromosikan partisipasi aktif
masyarakat dalam upaya rekonsiliasi ekologis.
Populasi dalam penelitian ini adalah 6 orang masyarakat Desa Cileuleuy dan 4 orang
pekerja pertambangan galian C, Sehingga sampel berjumlah 10 orang. Teknik
pengambilan sampel menggunakan Teknik Random Sampling. Dalam pengumpulan data,
menggunakan wawancara dan angket, ditambah dengan literatur-literatur yang
berhubungan dengan penelitian. Analisa yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Kondisi ini menjadikan Desa Cileuleuy memiliki potensi kekayaan bahan galian
golongan C berupa batu yang merupakan produk dari hasil bumi. Melihat potensi sumber
daya alam yang besar ini menarik para pengusaha pertambangan batu untuk melakukan
pertambangan, hal iniyang memicu kegiatan pertambangan batu di daerah Desa
Cileuleuy. Kegiatan pertambangan ini terus bertambah jumlahnya hal ini bisa dilihat dari
semakin maraknya pembukaan lahan untuk digali atau ditambang.
METODE
Metode yang digunakan adalah analitik observasional. Angket yang kami gunakan adalah
kuesioner skala likert yang dimodifikasi kedalam bahasa indonesia dan dilakukan
penyesuaian angket untuk masyarakat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil sample yang didapat di desa Cileuleuy dengan jumlah 10 masyarakat dari dua
dusun yakni dusun Pahing dan Puhun, perempuan maupun laki-laki dengan hasil
penelitian mendapatkan hasil sebagai berikut :
A. Deskripsi Hasil Data
Tabel 1.1 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Responden
1. Pria 6
2. Perempuan 4

Tabel 1.2 Jumlah Responden Berdasarkan Usia


No. Usia Jumlah Responden
1. 30-40 3
2. 40-50 3
3. 50-60 4

Tabel 1.3 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan


No. Usia Jumlah Responden
1. Ibu Rumah Tangga 3
2. Buruh Harian 4

Tabel 1.4 Jumlah Responden Berdasarkan Riwayat Pendidikan


No. Usia Jumlah Responden
1. SMA/SLA 3
2. SMP 7
Tabel 1.5 Hasil Kuisioner Sampel
Pengetahuan Masyarakat terkait Etika Lingkungan

No. Pernyataan SS S N TS STS


1. Menurut saya, Pasir dan bebatuan merupakan 4 6
sumber daya alam yang dapat akan habis
2. Menurut saya, Kegiatan pertambangan pasir 1
tidak mempengaruhi keseimbangan lingkungan.
3. Menutur saya, Kegiatan pertambangan pasir 9
tidak dapat meningkatkan polusi udara.
4. Menurut saya, Kegiatan pertambangan pasir 10
tidak menurunkan kualitas dan kuantitas air.
5. Menurut saya, Tempat tinggal satwa tidak hilang 10
akibat kegiatan tambang pasir.
6. Menurut saya, Lahan bekas tambang tidak perlu 1 4 1 4
dilakukan penanaman kembali.
7. Menurut saya, kegiatan pertambangan pasir tidak 9 1
dapat menurunkan produktivitas lahan
8. Menurut saya, kegiatan pertambangan pasir tidak 9 1
mempengaruhi iklim sekitar
9. Menurut saya, tidak sulit untuk memperbaiki 8 2
lingkungan akibat pertambangan pasir
10. Menurut saya, tidak diperlukan pemilihan jenis 10
tanaman khusus untuk kegiatan penanaman di
lahan bekas pertambangan pasir
Jumlah 2 73 2 7 0

Perilaku Masyarakat sekitar Pertambangan Batu

Hasil Sampel
No. Pertanyaan
SS S N TS STS
1. Menurut saya, jumlah masyarakat desa yang 10
peduli dengan lingkungan bekas tambang pasir
masih sangat terbatas
2. Menurut saya, selama ini masyarakat desa telah 3 7
menyalahgunakan lingkungan dan tidak menjaga
kelestariannya.
3. Menurut saya, kegiatan rehabilitasi/penanaman 9 1
pada lahan bekas tambang belum dilakukan oleh
masyarakat desa.
4. Menurut saya, masyarakat desa hanya berfokus 2 8
pada peningkatan ekonomi dari kegiatan
pertambangan pasir.
5. Menurut saya, memperbaiki lingkungan dan 4 6
lahan bekas tambang pasir menjadi sulit karena
membutuhkan banyak biaya
6. Menurut saya, masyarakat desa tidak akan 2 8
tertarik dengan adanya penyuluhan terkait
rehabilitasi pada lahan bekas tambang.
7. Menurut saya, masyarakat desa kurang dalam 1 9
bergotong-royong/kerja sama untuk peduli
terhadap lingkungan.
8. Menurut saya, masyarakat desa tidak 1 9
memperdulikan nilai produktivitas lahan.
Jumlah 1 20 4 51 0

B. Pembahasan
Dari Hasil Data diatas bisa disimpulkan bahwa :
1. Pada kolom pengetahuan tentang Etika Lingkungan, dilihat dari Kolom Setuju
yang mencapai jumlah paling banyak, bisa diartikan bahwa masih banyak
Masyarakat yang tidak mengetahui dampak pertambangan terhadap lingkungan,
atau bahkan tidak menyadari bahwa adanya tambang ini dapat menjadi kerugian
bagi lingkungan hari ini maupun kedepannya.
2. Pada Kolom Perilaku Masyarakat, dilihat dari kolom tidak setuju yang mencapai
jumlah paling banyak, bisa diartikan bahwa rata-rata Masyarakat sudah
melaksanakan kegiatan-kegiatan pelestarian lingkungan, namun disisi lain, masih
banyak juga masyarakat yang belum menyadari ataupun memahami bahwa
pertambangan perlu dilakukan reklamasi, dan perlu dilakukan banyak
penghijauan di area dekat tambang.
3. Dari keseluruhan kolom angket, hampir 90% dari sampel Masyarakat masih
dalam kondisi belum sepenuhnya memahami Etika lingkungan dan bagaimana
perilaku Masyarakat terhadap pertambangan.
C. Dokumentasi Kegiatan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Desa Cileuleuy merupakan desa dengan Kekayaan Sumber Daya Alam Batuan.
Hal ini menjadi daya Tarik dan perhatian, karena SDA tersebut bisa menjadi tumpuan
ekonomi dan lapangan pekerjaan bagi Masyarakat setempat. Namun disisi lain, kita
ketahui bahwa Pertambangan mempunyai sisi negatif terhadap lingkungan, SDA
Batuan yang terus menerus dikeruk, suatu saat akan habis dan tidak berulang.
Dari keseluruhan kolom angket, hampir 90% dari sampel Masyarakat masih
dalam kondisi belum sepenuhnya memahami Etika lingkungan dan bagaimana
perilaku Masyarakat terhadap pertambangan.
B. Saran
Dari keseluruhan penelitian, ada beberapa hal yang menjadi catatan dan bahan
evaluasi kedepannya, yakni waktu pengambilan sampel seharusnya pada hari-hari
yang bukan jam kerja, sehingga bisa memperoleh sampel lebih merata dri berbagai
kalangan usia.
Terakhir, diperlukan juga bentuk kegiatan pengambilan angket yang lebih
kondusif dan optimal, bisa dengan mengadakan kegiatan lewat mengumpulkan
Masyarakat, sekaligus amenjadi ruang atau wadah sosialisasi dan edukasi.
DAFTAR PUSTAKA

Sains, M. F., & Tarumingkeng, I. R. C. ETIKA LINGKUNGAN DALAM PENGELOLAAN


SUMBERDAYA ALAM.

Ariadica, A. A., Sutrisno, E., & Dimyati, A. (2020). REPOSISI KEBIJAKAN PEMULIHAN
LINGKUNGAN HIDUP TERHADAP PENAMBANGAN ILEGAL GALIAN C.

Cerya, E., & Khaidir, A. (2021). Implementasi hukum pengelolaan tambang galian C di
Indonesia: sebuah kajian literatur.

Anda mungkin juga menyukai