Anda di halaman 1dari 41

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. NAMA KEGIATAN


Pengaktifan kembali Bank Sampah di Desa Colo,Kabupaten Kudus

1.2. LATAR BELAKANG KEGIATAN


Sampah merupakan masalah serius yang sering kali muncul terutama di daerah
dengan jumlah penduduk yang padat. Masalah sampah ini akan berdampak
terhadap berbagai sektor, misalnya kesehatan, pariwisata, ekonomi, dan
lingkungan alam serta lainnya. Tentunya masalah kesehatan yang muncul akibat
sampah menjadi perhatian utama kami sebagai tenaga kesehatan. Sampah
anorganik bahkan akan menimbulkan kerusakan alam yang serius dimana
membutuhkan waktu berpuluh tahun untuk bisa diurai secara alamiah.Kesadaran
masyarakat mengenai dampak sampah terhadap berbagai sektor yang masih
rendah mengakibatkan ketidakpedulian masyarakat terhadap masalah sampah.
Sebagian masyarakat masih beranggapan bahwa sampah memang seharusnya
dibuang dan tidak memiliki fungsi ataupun nilai ekonomis . Oleh karena itu,
dibutuhkan suatu usaha yang besar untuk menyadarkan masyarakat mengenai
dampak buruk sampah dan manfaat sampah.
Berdasarkan Survey Mawas Diri UPT Puskesmas Rejosari tahun 2017 yang
merupakan kegiatan untuk melakukan identifikasi kebutuhan dan harapan
masyarakat yang spesifik serta potensi yang dimiliki masyarakat untuk mengatasi
yang ada di desa masing-masing, sampah menjadi salah satu masalah yang
ditemukan di Desa Colo. Berdasarkan Data Dasar Kepemilikan dan Akses Sarana
Sanitasi Dasar UPT Puskesmas Rejosari Semester 2 tahun 2017, secara umum
hanya 6.746 KK dari total 11.574 KK yang melakukan pengelolaan sampah

1
(58,29%), khususnya di Desa Colo terdapat 856 KK dari 1.141 KK yang
melakukan pengelolaan sampah (75,02%). Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)
yang memenuhi syarat hanya mencapai angka 56%, sedangkan mengenai rumah
sehat, yang mana salah satu syaratnya bersangkutan dengan pengelolaan sampah,
secara umum terdapat 6.902 rumah yang memenuhi kriteria sebagai rumah sehat
dari total 9.952 rumah (69%), khususnya di Desa Colo terdapat 736 rumah sehat
dari total 920 rumah (80%). Seiring dengan meningkatnya tingkat konsumerisme
masyarakat dan jumlah penduduk, maka sampah yang dihasilkan turut meningkat,
terutama pada daerah dengan padat penduduk atau daerah destinasi wisata seperti
Desa Colo.
Mengingat bahaya sampah yang sangat merusak lingkungan dan
menimbulkan bahaya banjir untuk wilayah bawah,maka kami (UPT Puskesmas
Rejosari dan Program Dokter Internsip Indonesia),Kecamatan Dawe,UPT
Graha,Dinas PKP LH,Dinas Pariwisata,Dinas Pertanian,Dinas Sosial,Dinas
Perindustrian & Perdagangan serta Desa Colo ) bersama-sama melakukan
program penanganan Pengelolaan Sampah yang berada di Desa Colo yang
merupakan Destinasi Wisata Kota Kudus.Beberapa rencana program yang sudah
kami koordinasikan bersama adalah mengaktifkan kembali Bank Sampah Di Desa
Colo yang sebelumnya telah ada dan beberapa program ke depannya, dengan
harapan bisa memberikan sumbangsih bagi Pariwisata Desa Colo demi
terwujudnya Sapta Pesona dan meningkatkan perekonomian Desa
tersebut.Pertimbangan kami setelah melalui proses pembelajaran ke Dinas PKP
LH,studi banding ke Bank Sampah yang sudah berjalan serta melibatkanperan
serta masyarakat dan hasil studi banding UPT Graha beserta Tim Bank sampah
yang baru (Bank Sampah Mulyo Sinanding) ke kampung Jambangan Surabaya
serta berdasarkan permasalahan dan potensi yang ada,pengelolaan sampah yang
kami pilih adalah pembentukan Bank Sampah dan pengelolaan kebersihan dan
keindahan lingkungan dengan membangun taman dengan konsep TOGA (Taman
Obat Keluarga )pada tempat-tempat strategis.Adapun tempat yang pertama akan

2
di bangun menjadi taman adalah sebidang tanah yang berada di TPS (Tempat
Penampungan Sementara) yang berada di desa Colo.
Bank Sampah adalah institusi yang didirikan oleh masyarakat dengan tujuan
mengurangi jumlah sampah dengan mekanisme menabung sampah yang masih
dapat digunakan atau didaur ulang. Bank Sampah merupakan salah satu program
nasional berdasarkan Undang Undang nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan
sampah yang meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan
pemrosesan sampah. Sistem pengelolaan sampah dilakukan secara kolektif yang
mendorong masyarakat untuk berperan serta aktif di dalamnya. Melalui Bank
Sampah, masyarakat mendapatkan keuntungan ekonomi dari menabung
sampah.Bank Sampah yang berada di desa Colo adalah Bank Sampah MULYO
SINANDING yang didukung oleh beberapa kelompok masyarakat yang
merupakan proses pemberdayaan masyarakat yaitu KOPLING CERIA
(Komunitas Peduli Lingkungan Colo Muria Luar Biasa) yang berada di masing-
masing rukun tetangga,dalam hal ini yang menjadi pilot project kami (UPT
Puskesmas Rejosari ) adalah RW 02 Desa Colo.Proses pengelolaan sampah
organik sudah dilakukan dengan menggunakan 3 buah keranjang Takakura
(bantuan dari Dinas PKP LH) dan 15 buahKomposter dan 5 buah timbangan
dacin (bantuan dari UPT Puskesmas Rejosari),sedangkan untuk pengelolaan
sampah anorganik yang ada di masyarakat sudah dipilah dengan menggunakan
sarana dan prasarana yang minimalis (menggunakan karung beras sebagai tempat
pemilahan sampah kertas,plastik dan organik ) dan dikumpulkan melalui Bank
sampah Mulyo Sinanding.Sedangkan sampah yang berada di lingkungan
Pariwisata/PKL dipilah di TPS kemudian dijual ke pengepul untuk biaya
operasional Bank Sampah Mulyo Sinanding.Sarana dan prasarana Bank Sampah
Mulyo Sinanding juga masih minimalis dan untuk dukungan Upaya Kesehatan
Kerja kami (UPT Puskesmas Rejosari ), memberikan bantuan sarung tangan
industri,sepatu boots,garuk kebun dan masker N95 industri dan pembinaan serta
pemantauan Upaya Kesehatan Kerja melalui Puskesmas Keliling secara rutin di

3
Terminal yang merupakan tempat berkumpulnya Pedagang Kaki Lima ( PKL )
setiap hari Jumat.
Desa Colo merupakan wilayah kerja UPT Puskesmas Rejosari,sehingga masalah
kesehatan lingkungan yang ada di Desa Colo menjadi tanggung jawab
puskesmas.Kesehatan lingkungan merupakan salah satu upaya kesehatan yang
ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia,
biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya sebagaimana tercantum dalam pasal 162 UU
no. 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Ketentuan mengenai penyelenggaraan
kesehatan lingkungan selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 66
tahun 2014 tentang kesehatan lingkungan yang pengaturannya ditujukan dalam
rangka terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat tersebut melalui upaya
pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko kesehatan
lingkungan di pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan
fasilitas umum.
Kesehatan lingkungan dapat diwujudkan salah satunya dengan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM). STBM merupakan pendekatan untuk merupakan
perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode
pemicuan. Lima pilar dalam STBM yaitu (1) Stop buang air besar sembarangan
(BABS); (2) cuci tangan pakai sabun (CTPS); (3) pengelolaan air minum dan
makanan yang sehat; (4) mengelola sampah dengan benar; dan (5) mengelola
limbah cair rumah tangga dengan benar.Dengan kualitas lingkungan yang baik
diharapkan Pencapaian Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluargabisaterlaksana dengan menegakkan tiga pilar utama, salah satunya
adalah penerapan paradigma sehat dengan penguatan upaya promotif dan
preventif.

4
1.3. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Desa Colo dengan mewujudkan
kualitas kesehatan lingkungan yang baik untuk menuju Indonesia Sehat
dengan menerapkan Paradigma Sehat di masyarakat.

2. Tujuan Khusus
a. Membantu memecahkan permasalahan sampah organik dan non organik
di Desa Colo yang belum bisa teratasi
b. Mengubah paradigma masyarakat Desa Colo dalam hal menyikapi sampah
yang dihasilkan di lingkungan pariwisata mauapun di sekitar lingkungan
rumah
c. Meningkatkan kepedulian masyarakat Desa Colo dalam hal hidup bersih
dan sehat dengan cara pengolahan sampah yang baik
d. Menyadarkan dan mengajak masyarakat Desa Colo untuk memanfaatkan
barang bekas yang masih bisa digunakan
e. Meningkatkan derajat ekonomi masyarakat Desa Colo melalui pengolahan
sampah organik dan non organik
f. Meningkatkan potensi pariwisata Desa Colo
g. Mengembangkan keterampilan praktek kedokteran pelayanan kesehatan
primer peserta Program Intersip Dokter Indonesia yang menekankan pada
upaya promotif dan preventif serta memenuhi kewajiban peserta PIDI
dalam membuat mini project

1.4. MANFAAT KEGIATAN


Bagi UPT Puskesmas Rejosari

5
1. Membantu meningkatkan capaian program kesehatan lingkungan Puskesmas
khususnya di Desa Colo
2. Membantu meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengolahan sampah
untuk mewujudkan lingkungan yang sehat

Bagi Desa Colo


1. Membantu Desa dalam memecahkan masalah mengenai sampah, khususnya
sampah di daerah wisata
2. Meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan Desa
3. Membantu meningkatkan tingkat ekonomi masyarakat Desa
4. Membantu bergulirnya mekanisme pasar produk olahan sampah yang
dilakukan oleh masyarakat

Bagi Perusahaan
1. Dapat ikut berperan dalam peningkatan derajat kesehatan lingkungan serta
meningkatkan pariwisata Desa Colo yang merupakan destinasi wisata Kota
Kudus

Bagi peserta Program Intersip Dokter Indonesia


1 Dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah diperoleh saat pendidikan
kedokteran di Universitas
2 Mendapat pengalaman mengenai cara pemecahan berbagai macam masalah
kesehatan yang sering terjadidalam manajemen Puskesmas serta pemecahan
masalah yang terjadi di masyarakat pada umumnya.

6
BAB 2
PELAKSANAAN KEGIATAN
BANK SAMPAH MULYO SINANDING

Bank sampah yang sudah didirikan di Desa Colo adalah Bank sampah
MULYO SINANDING dimana bank sampah tersebut didukung oleh KOPLING
CERIA (Komunitas Peduli Lingkungan Colo Muria Luar Biasa) RW 02, yang
merupakan pilot project UPT PuskesmasRejosari mengenaipemberdayaan masyarakat
di bidang kesehatan lingkungan yang menitik beratkan pada pengelolaan
samapah.Bank sampah Mulyo Sinanding dan Kopling Ceria Rw 02 ini berdiri atas
komitmen bersama dari masyarakat yang didukung oleh peran lintas sektoral yang
terlibat di wilayah Desa Colo tersebut.Adapun lembar komitmen bersama ada dalam
lampiran.Susunan kepengurusan Bank Sampah Mulyo Sinanding dan Kopling Ceria
RW 02 adalah sebagai berikut :

2.1. PENGURUS BANK SAMPAH MULYO SINANDING


Pelindung : Kepala Desa Colo
Ketua : Maryanto
Wakil Ketua : Budiyono
Sekretaris : Tuga Yuli S
Bendahara : 1. Tejo Catur Handoyo
2. Murianto
Koordinator Umum : 1. Giyarno
2. Suratman

7
Koordinator Wilayah :1.Dukuh Colo : Sunarno
2. Dukuh Panggang : Puryono
3. Dukuh Pandak : Sutikno
4. Dukuh Kombang : Zubaidi

2.2. PENGURUS KOPLING CERIA RW 02


1. RT 01 : a. Ibu Rusmini
b. Ibu Sunarlin
c. Ibu Warsinah
2. RT 02 : a. Ibu Kamimah
b. Ibu Rumimah
c. Ibu Sri Mulyati
3. RT 03 : a. Ibu Alfiah
b. Ibu Ristiani
c. Ibu Tarsih
4. RT 04 : a. Ibu Sutiah
b. Ibu Rita
c. Ibu Ana
5. RT 05 : a. Ibu Rumiyati
b. Ibu Istiqomah
c. Ibu Yanti

8
2.3 LOKASI KEGIATAN
Desa Colo , Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah

2.4 WAKTU PELAKSANAAN


Dimulai pada tahun 2017 – sekarang

2.5 BENTUK KEGIATAN


1. Identifikasi Masalah pada awal pengaktifan kembali bank sampah
Kegiatan ini berupa wawancara terhadap masyarakat, wawancara dan
kunjungan ke Bank Sampah di tempat lain yang telah berjalan, serta
kunjungan ke pusat kerajinan sampah non organik. Melalui kegiatan ini
diharapkan dapat mendapatkan gambaran tentang permasalahan secara umum
atau khusus dalam pengaktifan Bank Sampah dan cara pengelolaan sampah di
rumah yangga serta minat masyarakat terhadap pengaktifan Bank Sampah.
Hasil dari wawancara yang dilakukan terhadap masyarakat didapatkan
informasi bahwa pada beberapa waktu sebelumnya telah diadakan Bank
Sampah di Desa Colo (total 5 RW), namun hanya berjalan di RW 1 dan RW
2. Namun Bank Sampah tersebut hanya berjalan selama kurang lebih 1 tahun.
Pada dasarnya masyarakat sendiri antusias terhadap pengaktifan Bank
Sampah karena selain membuat lingkungan bersih, ada keuntungan ekonomis
yang didapat oleh masyarakat. Wawancara selanjutnya dilakukan terhadap
pengurus Bank Sampah di RW 2 Colo sebelumnya, diperoleh informasi
bahwa terdapat 3 masalah utama yang menyebabkan Bank Sampah tersebut
berhenti beroperasi, yaitu masalah transportasi, pengurus, dan lokasi
penampungan sampah sementara. Pengurus Bank Sampah tersebut harus
menjemput sampah di setiap rumah masyarakat menggunakan transportasi
pribadi, dengan bahan bakar yang ditanggung oleh pribadi. Masalah

9
kepengurusan Bank Sampah, yaitu telah meninggalnya ketua dari Bank
Sampah tersebut sehingga anggota pengurus Bank Sampah menjadi kurang
termotivasi untuk melanjutkan Bank Sampah tersebut. Sedangkan masalah
lokasi, yaitu tempat pengumpulan sampah sementara yang digunakan
merupakan tempat sewaan, sehingga menyebabkan beban Bank Sampah
sendiri semakin berat.
Dari kunjungan ke Bank Sampah Jati Asri di Desa Jati Kulon, diperoleh
informasi bahwa Bank Sampah Jati Asri yang telah berdiri sejak tahun 2012
tersebut didirikan hanya oleh Ibu Sri Sentuni. Kesadaran akan pentingnya
kebersihan lingkungan, menyebabkan Ibu Sri berinisiatif mendirikan Bank
Sampah Jati Asri. Dari kunjungan ini kami memperoleh gambaran mengenai
masalah masalah yang mungkin muncul dalam kegiatan Bank Sampah ini.
Masalah utama yang terjadi di Bank Sampah Jati Asri adalah harga sampah
non organik yang tidak stabil terkadang menyebabkan sampah tidak bisa
dijual sehingga menyebabkan penumpukan sampah di Bank Sampah. Masalah
masalah yang biasa dihadapi saat awal pelaksanaan Bank Sampah ialah
mengajak masyarakat untuk menjadi nasabah, mencari masyarakat yang mau
sungguh sungguh menjadi pengurus Bank Sampah secara sukarela, dan
mempertahankan kinerja pengurus Bank Sampah. Selain membuat program
Bank Sampah, Ibu Sri juga mencetuskan ide untuk membuat kerajinan dari
sampah sehingga mendirikan “Seruni Handmade”. Ibu Sri sempat mengikuti
pelatihan yang dilakukan oleh DinasPKP LH, namun selebihnya beliau
mencoba coba sendiri untuk menghasilkan suatu kerajinan dari sampah.
Kerajinan tersebut sampai saat ini telah terjual di seluruh Indonesia, secara
online atau penjualan secara konvensional.

2. Koordinasi dan Advokasi dengan Pihak Lain


Koordinasi dan advokasi dilakukan berdampingan dengan langkah
identifikasi, dan dilaksanakan secara rutin, yang diperantarai melalui

10
Kecamatan Dawe. Kegiatan ini dilakukan untuk menjalin komunikasi dan
kerjasama dengan dinas-dinas terkait, seperti ,UPT Graha, Dinas Sosial, Dinas
Kesehatan Kabupaten Kudus, Dinas Perdagangan, Dinas Pemukiman
Kawasan Perkotaan dan Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian, Dinas
Pariwisata, Dinas UMKM, Perangkat Kecamatan, Perangkat Desa, dan BPD.
Melalui koordinasi dan advokasi ini masalah-masalah dari sudut pandang tiap
pihak terkait, mengenai Bank Sampah, dapat teridentifikasi sehingga pada
akhirnya masalah tersebut dapat diselesaikan bersama, serta dari setiap dinas
terkait dapat mengajukan usulan agar program pengaktifan Bank Sampah ini
dapat berjalan baik. Pada setiap pertemuan akan dibuat target untuk setiap
pihak, dan akan dievaluasi pada pertemuan selanjutnya. Koordinasi dan
advokasi akan dilakukan sesuai dengan persetujuan pada pertemuan
sebelumnya.
Melalui kegiatan koordinasi dan advokasi ini diperoleh hasil bahwa pada tiap
dinas yang terkait bersedia untuk mendukung berjalannya program Bank
Sampah di Desa Colo ini. Bentuk dukungan yang ditawarkan beragam, yaitu
mengenai pembuatan badan hukum Bank Sampah oleh pihak Kecamatan,
pendampingan pelaksanaan Bank Sampah dan beberapa sarana prasana untuk
pengolahan sampah oleh Dinas LH, lokasi Bank Sampah oleh Desa, latihan
membuat kerajinan dari sampah oleh Dinas UMKM dan Dinas Sosial,
pelatihan pembuatan pupuk kompos dari sampah organik oleh Dinas
Pertanian, mengenai petugas kebersihan yang akan turut membantu
berjalannya Bank Sampah oleh Dinas Pariwisata, transportasi pengangkut
sampah yang berupa motor atau truk oleh Dinas Pariwisata dan Desa,
mengenai program pengembangan Bank Sampah yaitu lokasi taman
percontohan oleh Dinas Pariwisata, lokasi show room barang hasil kerajinan
sampah non organik oleh Dinas Pariwisata, dan bantuan pemasaran barang
barang hasil kerajinan dari sampah non organik oleh Dinas Perdagangan

11
3. Sosialisasi Pengaktifan Bank Sampah
Kegiatan ini berupa penyuluhan mengenai Bank Sampah yang akan
diaktifkan kembali di Desa Colo.Target dari kegiatan ini adalah masyarakat
Desa Colo khususnya RW 2 yang menjadi Pilot Project UPT Puskesmas
Rejosari dan Program dokter Intersip Indonesia /PIDI. Sosialisasi ini akan
dilakukan dengan cara mengumpulkan masyarakat Desa Colo khususnya RW
2 di Balai Desa, yang difasilitasi oleh pihak desa, atau dapat dilakukan
bersama dengan kegiatan Puskesmas. Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat
mengetahui mengenai Bank Sampah, manfaat dan keuntungan yang didapat
apabila menjadi nasabah Bank Sampah, serta program program
pengembangan dari Bank Sampah yang sebenarnya sangat menguntungkan
masyarakat.
4. Pengadaan Sarana dan Prasarana Bank Sampah
Berikut daftar sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung
berjalannya kegiatan Bank Sampah:

Uraian Unit Keterangan


1 Lokasi Bank Sampah 1 Disediakan oleh Desa (sudah berdiri
TPS yang representative dengan luas
bangunan 8m x15m)
2 Lokasi Taman Percontohan 1 Rencana disediakan oleh Dinas
Pertanian dan Dinas Pariwisata
3 Lokasi Show Room Kerajinan 1 Rencana disediakan oleh Dinas
Perdagangan dan Dinas Pariwisata
4 Kendaraan pengangkut sampah 2 motor Diusulkan olehUPT Graha (1 bentor
1 truk dan 1 truk) dan Desa (1 bentor)

12
melalui APBD
5 Kontainer 2 Tersedia dari Dinas PKP LH
6 Karung/Bagor 1100 Belum tersedia
4 Sekop 2 Belum tersedia
5 Garuk 2 Disediakan UPT Puskesmas Rejosari
6 Timbangan beras 1 Belum tersedia
7 Timbangan gantung 21 Disediakan UPT Puskesmas Rejosari
5 buah untuk Kopling Ceria Rw
02,kurang 16 buah
8 Papan tulis 1
9 Tanaman hias untuk taman 8m x 2m Belum tersedia
yang ada di TPS
10 Meja 1 Belum tersedia
11 Kursi 4 Belum tersedia
12 Laptop 1 Belum tersedia
13 Spanduk/banner/Papan nama 3 Belum tersedia
Bank sampah
14 Masker 1 box Disediakan UPT Puskesmas Rejosari
15 Sepatu boot 5 psg Disediakan UPT Puskesmas Rejosari
16 Sarung tangan karet 5 psg Disediakan UPT Puskesmas Rejosari
17 Tong komposter 271 Disediakan UPT Puskesmas Rejosari
sebanyak 15 buah
18 Tempat sampah organik dan 542 Belum tersedia
non organik
19 Buku registrasi nasabah 2 -
20 Buku administrasi Bank 2 -
Sampah
21 Buku tabungan nasabah 271 Belum tersedia

13
22 Crusher 1 Belum tersedia
23 Conveyor 1 Belum tersedia

5. Pembentukan BUMDes
Kegiatan ini sepenuhnya akan dilakukan oleh desa. Selain pembentukan
BUMDes, akan dilakukan penunjukan pengurus Bank Sampah dan
menentukan nama Bank Sampah. Pengurus Bank Sampah berasal dari
masyarakat sendiri dan akan dipilih melalui musyawarah. Tujuan dari
pembentukan desa ini adalah agar semua biaya yang nantinya akan dihasilkan
dari Bank Sampah dan program pengembangannya akan digunakan untuk
kepentingan Desa sendiri, dan tidak hanya menguntungkan satu pihak.Dalam
hal ini Bank sampah Mulyo Sinanding sedang dalam tahapan berproses untuk
menjadi KSM / Kelompok Swadaya Masyarakat dengan harapan agar Bank
Sampah bisa berjalan dengan maksimal sesuai dengan potensi yang ada.

6. Pendampingan dan Evaluasi Pelaksanaan Bank Sampah


Kegiatan ini melibatkan banyak pihak, yaitu ,Kecamatan Dawe, UPT
Puskesmas Rejosari, Dinas PKPLH, Dinas Sosial,UPT Graha dan pihak Desa.
Pendamping akan menjadi fasilitator apabila terjadi masalah pada pelaksanaan
Bank Sampah dan membantu pelaksanaan Bank Sampah beserta program
pengembangannya yang diurus oleh masyarakat agar baik dan
benar.Pendampingan ini bertujuan untuk melatih semua warga desa Colo yang
terlibat dalam pengelolaan sampah bisa melakukanpengelolaan sampah
dengan benar dan maksimal.
Pertemuan untuk evaluasi dilakukan oleh pengurus dan akan lebih baik
apabila nasabah juga mengikuti kegiatan evaluasi ini, setelah sistem Bank
Sampah berjalan 1 bulan pelaksanaan. Pertemuan ini dilakukan untuk menilai
pelaksanaan Bank Sampah yang sudah dilakukan dengan tolak ukur berapa

14
jumlah nasabah, reduksi sampah, dan omset, serta menentukan target yang
harus dicapai untuk bulan berikutnya.

7. Program Pengembangan Bank Sampah


a. Pembuatan Pupuk Organik
Pupuk organik ini dibuat dari sampah organik yang berasal dari
nasabah yang menyetorkan sampah organik ke Bank Sampah. Pembuatan
pupuk organik ini pada awalnya akan dilakukan di Bank Sampah, yang
mana hasilnya akan sebagian diberikan kepada masyarakat dan sebagian
akan digunakan di taman percontohan. Apabila masyarakat mulai antusias
terhadap penggunaan pupuk organik, kemudian masyarakat akan mulai
dibina untuk membuat pupuk organik secara mandiri, tanpa harus
mengandalkan Bank Sampah untuk pembuatan pupuk.Pembuatan pupuk
organik yang sudah berjalan adalah menggunakan 3 Keranjang Takakura
(bantuan dari Dinas PKP LH ) dan 15 Kmposter (bantuan dr UPT
Puskesmass Rejosari).Pupuk yang dihasilkan oleh KOPLING CERIA Rw
02 ini masih digunakan untuk memupuk tanaman yang ada di halaman
rumah. Kegiatan pembuatan pupuk kompos oleh Bank Sampah dan
pembinaan masyarakat dalam pembuatan pupuk kompos ini akan dibantu
oleh Dinas Pertanian dan Dinas PKP LH

b. Pembuatan Taman Percontohan


Pembuatan taman percontohan di lokasi Bank Sampah ini bertujuan
untuk menarik minat masyarakat untuk menggunakan pupuk organik hasil
pengolahan sampah organic dan memperindah lingkungan sekitar TPS
sehingga menarik para siswa sekolah / masyarakat untuk berkunjung dan
melakukan pengelolaan sampah secara benar. Tanaman yang digunakan
dalam taman percontohan ini adalah tanaman obat, buah dan sayur. Oleh
karena itu, dari pupuk organik yang diproduksi sendiri oleh Bank Sampah

15
kemudian digunakan pada taman percontohan, yang harapannya di taman
percontohan tersebut akan menghasilkanobat, buah atau sayur dengan
kualitas yang baik. Lokasi taman percontohan ini akan disediakan oleh
pihak De.a Colo.

c. Pengolahan Sampah Non Organik menjadi Kerajinan


Pengolahan sampah non organik menjadi kerajinan merupakan salah
satu usaha untuk meningkatkan nilai jual sampah yang sebelumnya
rendah, menjadi lebih tinggi. Kegiatan ini dilakukan dengan
memberdayakan masyarakat sekitar. Sebelum melakukan pengolahan
sampah menjadi kerajinan ini, masyarakat akan diberi pelatihan mengenai
bagaimana cara membuat kerajinan dari sampah organik. Kegiatan
pelatihan kepada masyarakat ini akan dibantu oleh Dinas Sosial dan Dinas
UMKM. Apabila kegiatan ini telah berjalan dan telah menghasilkan suatu
kerajinan, maka kerajinan tersebut akan dipamerkan dan dijual di show
room yang akan disediakan oleh Dinas Perdangangan di daerah Desa
Colo. Selain dijual secara konvensional, hasil kerajinan akan dijual secara
online, kegiatan marketing kerajinan sampah ini akan dibantu oleh Dinas
Perdagangan dan Dinas UMKM

16
8. Kegiatan yang sudah dilaksanakan di Bank Sampah Mulyo Sinanding
dan Kopling Ceria Rw 02 Desa Colo adalah sebagai berikut :

No KEGIATAN MASALAH RENCANA


TINDAK LANJUT
1. Melakukan advokasi Semua Lintas Sektoral Mengajukan proposal
Lintas Sektoral terkait terkait bersedia dan ke pihak ketiga untuk
(Kecamatan Dawe,Dinas mendukung program bisa membantu
Pariwisata,Dinas PKP Bank sampah yang sarana dan prasarana
LH,Dinas Kesehatan dan dilaksanakan di Desa yang dibutuhkan
UPT Puskesmas colo(sesuai dengan sehingga Bank
Rejosari,Dinas pariwisata kontribusi sumbangan sampah Mulyo
dan UPT yang ada dalam Siananding bisa
Graha,DinasPerindustrian tabel),akan tetapi berjalan maksimal.
dan Perdagangan,Dians masih banyak sarana
Pertanian,Dinas Sosial dan prasarana yang
dan Desa Colo ) tentang belum terpenuhi
pengelolaan sampah Desa
Colo
2. Melakukan sosialisasi Gerakan ini baru sekali Pelaksanaan kegiatan
pengelolaan sampah dilaksanakan dan ini diagendakan agar
dengan melakukan memerlukan tindak bisa berjalan secara
gerakan Green and Clean lanjut yang rutin 3 bulan sekali
One Day bersama seluruh berkesinambungan
siswa yang berada di dengan tujuan
wilayah Desa Colo dan membiasakan Perilaku
menerapkan Budaya Cuci Hidup Bersih dan
Tangan Pakai Sabun Sehat /PHBS dengan

17
(CTPS)dengan melibatkan cara membuang
seluruh Linsek yang sampah pada
terkait tempatnya dan Cuci
Tangan Pakai Sabun
/CTPS
3. Melakukan proses Pemilahan sampah ini Melaksanakan proses
pemilahan sampah di masih belum maksimal pemilahan dengan
masing-masing rumah karena belum memiliki menggunakan sarpras
(Kopling Ceria Rw 02 ) tempat sampah khusus yang ada dan
untuk pemilahan mengajukan usulan
organik dan anorganik tempat sampah
pemilahan
4. Kopling Ceria Rw 02 Pengelolan sampah Mengajukan usulan
melakukan pengolahan organik masih terbatas bantuan komposter
sampah organik dengan pada daerah yang untuk 15 RT yang
menggunakan 3 buah menjadi pilot project berada di seluruh
keranjang Takakura dan UPT Puskesmas wilayah Desa Colo
15 komposter Rejosari yang belum memiliki
komposter
5. Bank sampah Mulyo Pelaksanaan Mengajukan usulan
Sinanding melakukan pengelolaan sampah bantuan bentor dan
pengelolaan sampah tersebut belum berjalan bak pemilahan yang
dengan melakukan secara maksimal permanen
pengambilan sampah di karena hanya
seluruh wilayah Desa menggunakan 1 buah
Colo bentor serta belum
memiliki bak untuk
pemilahan yang

18
permanen
6. Bank Sampah Mulyo Belum memilik Mengajukan usulan
Sinanding belum bisa Crusher pengadaan alat
melakukan pengelolaan crusher sehingga
sampah organik terkait pengelolaan samaph
jumlah sampah organik yg organic bisa
cukup banyak sedangkan dilaksanakan
tidak memiliki crusher
(alat pemotong)
9 Melakukan pendampingan Proses pendampingan Melakukan
dan tehnis pelaksanaan dan tehnis pelaksanaan monitoring dan
kegiatan Bank Sampah sudah terjadwal dan evaluasi secara rutin
termasuk pengolahan dalam proses dan
sampah menjadi bentuk pelaksanaan berkesinambungan
lain dengan melibatkan terhadap proses
Lintas sektoral yang berjalannnya Bank
terkait Sampah
10 Membuat taman di sekitar Lahan sudah tersedia Mengajukan
lokasi TPS Bank sampah dan sudah dibersihkan permohonan bantuan
Mulyo Sianding akan tetapi masih tanaman hias untuk
belum memiliki Taman yang
tanaman hias mempunyai konsep
Taman Obat
Keluarga
11 Merencanakan Kegiatan masih dalam Melaksanakan
pelaksanaan kegiatan proses perencanaan kegiatan Bersih
Bersih Sungai bersama terkait waktu Sungai sesuai jadwal
Badan Penangulangan pelaksanaan yang yang direncanakan

19
Bencana Daerah belum terealisasi oleh
Kabupaten Kudus / BPBD karena pengurus
dan lintas Sektoral terkait sedang mengikuti
kegiatan pelatihan

Berdasarkan kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Bank Sampah


Mulyo Sinanding dan Kopling Ceria Rw 02 Desa Colo di dapatkan
beberapa permasalahan yang perlu untuk ditindak lanjuti dan kami
mengajukan permohonan kepada pihak ketiga untuk bisa membantu
sehingga proses pengelolaan sampah di desa Colo yang merupakan
destinasi Wisata Kota Kudus bisa berjalan optimal.Adapun daftar sarana
prasarana yang kami butuhkan sebagai berikut :

N KEGIATAN SARANA JUMLAH RAB


o PRASARANA
1 Pelaksanaan pemilah 1.Tempat sampah 1.542 buah. Rp
. sampah di tingkat pemilahan organik dan 15.420.000
rumah tangga ( anorganik
Kopling Ceria Rw 02 2.Karung besar 2.1100 Rp
2.200.000
) Desa Colo 3.Komposter buah
3.Kompost Rp
1.500.000
er
5buah
4. Timbangan gantung 4.Timbang
Rp
untuk 15 RT yg belum an gantung 5.850.000
mendapatkan bantuan dr 15 buah
UPT Puskesmas Rejoari

20
5. Buku Tabungan 5. 300 buah Rp
900.000
nasabah Bank Sampah

2 Pelaksanaan 1. Armada pengambil 1.Bentor : Rp


. pemilahan sampah di sampah di tingkat rumah 1 unit 30.000.000
tingkat Bank Sampah tangga dan PKL yg
Mulyo Sinanding hanya 1 buah
2. Tempat pemilahan 2 Bak Rp
10.000.000
sampah yang belum pemilahan
permanen sampah
permanen
3. Timbangan beras 3.Timbang Rp 150.000
duduk an beras
duduk 1
unit

4.Meja dan kursi 4. 2 meja


Rp
5.Laptop dan 5.000.000
8 kursi
5. laptop 1 Rp
5.000.000
unit
6.Crusher untuk 6.Crusher: Rp
100.000.000
pengolahan sampah 1unit
organik
Rp
7. Conveyor 7.
46.000.000
Conveyor I
unit
3 Membuat Taman Tanaman hias Tanaman Tanaman

21
. Dengan Konsep hias untuk hias dengan
Taman Obat taman luas 8m x
Keluarga (TOGA) dengan 2,5m
dengan memodifikasi luas 8m x
antara Tanaman obat 2,5m
dan tanaman hias

22
BAB 3
PENUTUP

Demikian proposal ini kami susun sebagai bahan pertimbangan maupun acuan
dalam pengaktifan kegiatan Bank Sampah. Diharapkan kegiatan Bank Sampah ini
dapat memberikan banyak manfaat bagi Masyarakat Desa Colo pada
umumnya,Pariwisata yang berada di desa tersebut,peningkatan derajat kesehatan dan
nilai ekonomi Desa Colo dan Perusahaan yang bersangkutan. Hal-hal yang belum
tercantum dalam proposal ini akan diatur kemudian atas kesepakatan pihak yang
bersangkutan.
Kami berharap dengan segenap dukungan dan bantuan semua pihak kegiatan
pengaktifan Bank Sampah di Desa Colo ini dapat terselenggara dengan baik dan
berjalan lancar, sehingga tujuan dapat tercapai optimal.
Sebagai pihak yang mengajukan proposal ini, kami mohon maaf atas segala
kekurangan dan kesalahan. Atas bantuan semua pihak hingga terlaksananya kegiatan
pengaktifan Bank Sampah di Desa Colo kami ucapkan terima kasih.

Pendamping / Fasilitator Ketua Bank Sampah Mulyo Sinanding


Kepala UPT Puskesmas Rejosari

Dr Andini Aridewi M.KesMaryanto


NIP 19731008 200501 2 009
Mengetahui
Camat Dawe

23
Drs Budi Utomo SH
NIP 19601112 198607 00

LAMPIRAN
Kegiatan Koordinasi dan Advokasi dengan Lintas Sektor terkait

( Kecamatan Dawe,Dinas PKP LH,Dinas Perindustrian dan


Perdagangan,Dinas Sosial,inas Pertanian,UPT Puskesmas
Rejosari,Desa Colo,BPD)

24
Kunjungan ke Bank Sampah Jati Asri di Desa Jati Kulon

25
Kunjungan ke Pusat Kerajinan Daur Ulang dan Aksesoris

“ Seruni Handmade”

26
27
28
29
TPS /Tempat Pembuangan Sampah Desa Colo

30
( Lokasi Bank sampah Mulyo Sinanding )

31
Tempat Pemilahan sampah Mulyo Sinanding yang belum
permanen

1 buah Becak Motor Milik Desa Colo

32
Lahan yang akan digunakan sebagai modifikasi Taman Obat
Keluarga / TOGA

33
Proses Pembelajaran UPT Puskesmas Rejosari

ke Dinas PKP LH Kudus

34
Proses Pembelajaran UPT Puskesmas Rejosari ke Tempat
Pembuangan Sampah Sementara/ TPST Desa Rendeng

35
Proses Pembelajaran UPT Puskesmas Rejosari ke TPA /

Tempat Pengolahan Sampah Akhir

36
37
Sosialisasi dan praktek pengolahan sampah organik

dengan menggunakan keranjang Takakura

38
Penggalangan Komitmen warga Desa Colo dengan Lintas Sektoral
(UPT Graha,Desa Colo dan UPT Puskesmas Rejosari )

39
Sosialisasi pengelolaan sampah pd masyarakat Desa Colo

40
Gerakan Green And Clean One Day bersama seluruh siswa

di Desa Colo

41

Anda mungkin juga menyukai