PENDAHULUAN
Dalam rangka menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan khususnya di dalam bidang
Stunting dan Wasting, Stunting merupakan kondisi gagal tambuh pada anak balita (bayi
dibawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis schingga anak terlalu pendek pada
usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi
lahir tetapi kondisi stunting baru terlihat setelah bayi berusia 2 tahun.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 yang dilakukan oleh Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) menunjukkan angka yang cukup mengembirakan
terkait masalah stunting. Angka stunting atau anak tumbuh pendek tarun dari 37,2% pada
Riskesdas 2013 menjadi 30,8% pada Riskesdas 2018. Meski trend stunting Dunia (WHO)
yaitu kurang dari 20%. Persentase stunting di Indonesia secara keseluruhan masth tergolong
tinggi dan harus mendapat perhatian khusus.
Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi
buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi yang paling menentukan
untuk. dapat mengurangi prevalensi stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari
anak balita.
kesehatan dan gizi sebelum, pada masa kehamilan dan setelah melahirkan.
2. Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC (Ante Natal Care) atau
pelayanan kesehatan ibu selama masa kehamilan, post natal care atau pelayanan setelah
melahirkan dan pembelajaran dini yang berkualitas.
3. Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga pada makanan bergizi 4. Kurangnya akses
ke air bersih dan sanitasi.
TUJUAN
1. Tujuan Umum
wasting.
2. Tujuan Khusus
EVALUASI LEGIATAN
1. Melaksanakan rapat membuat SK Tim PROGNAS yang sudah tercantum pada
dan mencari jadwal pelatihan konselor laktasi untuk lebih efisien dalam waktu dan
pelayanan dari FASKES lanjutan untuk melanjutkan ke pelayanan tingkat primer agar
lebih mudah, cepat dan efisien dalam penanganan kasus Stunting tersebut.
5. Melaksanakan proses pembuatan Leaflet tentang Laktasi agar pasien bisa melihat dan
membaca informasi yang terkandung didalam leaflet setiap pasien berobat ke RS
menangant dan dapat nantinya memantau kepatuhan IMD dan ASI anak untuk
a. Data rawat inap anak umur 1-5 tahun bulan Agustus - September 2022 Dokter Spesialis
Anak : dr. Sugianto Sp.A
Jumlah pasien : 208
Dari data rawat inap anak umur 1-5 tahun bulan Agustus - September 2022 ditemukan 1
pasien dengan kondisi stunting
1. An M.Iqbal
Tanggal Lahir: 20 April 2022 No RM: 13429
Yang telah dilakukan oleh Tim Penurunan Prevalensi Stunting dan Wasting:
1. Pasien masuk RS Amanda Cikarang dari IGD tanggal 27 Agustus 2022 dengan keluhan :
Mual, muntah, tidak mau makan, BAB cair tidak terhitung.
2. Pasien dilakukan pemeriksaan oleh Dokter 1GD dengan data sebagai berikut : Nadi =
120x/ menit
Suhu = 38,5
RR = 24x/menit
TB = 70 cm BB = 10,4 kg
3. Pasien dilakukan Rawat Inap mulai dari tanggal 27 Agustus 2022 sampai dengan 4
September 2022
NO TGL
1. 1 27-Agu-22
2. 2 28-Agu-22
3. 3 29-Agu-22
4. 4 30-Agu-22
5. 5 31-Agu-22
6. 6 01-Sep-22
7. 7 02-Sep-22
8. 8 03-Sep-22
9. 9 04-Sep-22
TERAPI DIET TKTP 1.125/HARI DIET TKTP 1.125/HARI DIET TKTP 1.125/HARI DIET
TKTP 1.125/HARI DIET TKTP 1,125/HARI DIET TKTP 1.125/HARI DIET TKTP
1.125/HARI DIET TKTP 1.125/HARI
JENIS DIET CAIR, LUNAK CAIR, LUNAK CAIR, LUNAK CAIR, LUNAK CAIR,
LUNAK CAIR, LUNAK CAIR, LUNAK CAIR, LUNAK CAIR, LUNAK
5. Tanggal 04 September 2022 pasien dinyatakan BLPL oleh Dokter DPJP,Saat pulang
keadaan pasien sebagai berikut :
6. Dilakukan Evaluasi (Follow up pasien setelah RI ) Tanggal 12 September 2022 lewat WA:
i
- Kondisi Pasien, fisik anaknya ceria, beraktifitas seperti biasa, makan terjadwal sedikit-
sedikit tapi sering
- Pasien datang untuk Kontrol ke Poliklinik Anak dr. Sugi Ap.A, - Kondisi pasien membaik
Kesimpulan :
Terapi Nutrisi untuk kenaikan Berat Badan tetap dilakukan untuk kedepannya, hingga berat
badan anak dapat normal dan Status Gizi Baik
Tindak Lanjut untuk meningkatkan mutu pelayanan program penurunan prevalensi tahun
berikutnya yaitu:
a. Menambah sarana dan prasarana terutama yang berhubungan dengan alat-alat Emergency
Martenal Neonatal yang belum di miliki.
b. Membuat rencana strategi dan rencana kerja dan anggaran secara terperinci perbaikan
e. Melaksanakan MONEV secara rutin sehingga dapat mencapai “hasil yang maksimal sesuai
target