LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan salah satu sarana untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat yang memiliki peran strategis dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sebagai tujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal, oleh karena itu rumah sakit
dituntun untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standart
yang ditetapkan.
Tenaga yang profesional mempunyai kedudukan yang penting dalam menghasilkan
kualitas pelayanan kesehatan. Memberikan pelayanan berdasarkan pendekatan
bio-psiko-sosial merupakan pelayanan yang dilaksanakan
1. Penyebab Stunting
Mengacu pada “The Conceptual Framework of the Determinants of Child
Undernutrition” , “The Underlying Drivers of Malnutrition” , dan “Faktor
Penyebab Masalah Gizi Konteks Indonesia” penyebab langsung masalah gizi
pada anak termasuk stunting adalah rendahnya asupan gizi dan status
kesehatan. Penurunan stunting menitikberatkan pada penanganan penyebab
masalah gizi, yaitu faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan
khususnya akses terhadap pangan bergizi (makanan), lingkungan sosial yang
terkait dengan praktik pemberian makanan bayi dan anak (pengasuhan),
akses terhadap pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan
(kesehatan), serta kesehatan lingkungan yang meliputi tersedianya sarana air
bersih dan sanitasi (lingkungan). Keempat faktor tersebut mempengaruhi
asupan gizi dan status kesehatan ibu dan anak. Intervensi terhadap keempat
faktor tersebut diharapkan dapat mencegah masalah gizi, baik kekurangan
maupun kelebihan gizi.
2. Dampak Stunting
Permasalahan stunting pada usia dini terutama pada periode 1000 HPK,
akan berdampak pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Stunting
menyebabkan organ tubuh tidak tumbuh dan berkembang secara optimal.
Balita stunting berkontribusi terhadap 1,5 juta (15%) kematian anak balita di
dunia dan menyebabkan 55 juta Disability-Adjusted Life Years (DALYs) yaitu
hilangnya masa hidup sehat setiap tahun.
Dalam jangka pendek, stunting menyebabkan gagal tumbuh, hambatan
perkembangan kognitif dan motorik, dan tidak optimalnya ukuran fisik tubuh serta
gangguan metabolisme.
Dalam jangka panjang, stunting menyebabkan menurunnya kapasitas intelektual.
Gangguan struktur dan fungsi saraf dan sel-sel otak yang bersifat permanen dan
menyebabkan penurunan kemampuan menyerap pelajaran di usia sekolah yang
akan berpengaruh pada produktivitasnya saat dewasa. Selain itu, kekurangan gizi
juga menyebabkan gangguan pertumbuhan (pendek dan atau kurus) dan
meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes melitus, hipertensi,
jantung kroner, dan stroke.
Pedoman ini bertujuan untuk menjadi panduan bagi rumah sakit dalam
melaksanakan intervensi penurunan stunting terintegrasi mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan.
Standar Pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai
kewajiban dan janji. Penyelenggara kepada masyarakat dalam
rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur.
A. Denah Ruangan
1
Keterangan :
1. Ruang unggu
2. Pintu masuk ruang pelayanan
3 3. Meja petugas
4. Tempat konsultasi pasien
B. Standar Fasilitas
1. Gedung dan Prasarana
NO JENIS KELENGKAPAN JUMLAH / KETERANGAN
1 Gedung Permanen
2 Ventilasi 1/3 luas lantai
3 Penerangan Lampu Ada
4 Air Mengalir, Bersih Ada
5 Daya Listrik Ada
6 Tata Ruang
1. Ruang tunggu
2. Ruang Pemeriksaan
3. Ruang administrasi
Ada
4. Ruang makan / minum
5. WC pasien
6. WC Pegawai
B. DASAR HUKUM
Landasan hukum terkait dengan intervensi penurunan stunting dan wasting :
1. Perpres No 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting
2. Peraturan Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan
Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun 2021-2024
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Gambar 1
Mekanisme Pelayanan Gizi di Rumah Sakit
B. Pelayanan Gizi Rawat Jalan
Pelayanan gizi rawat jalan adalah serangkaian proses kegiatan asuhan gizi yang
berkesinambungan dimulai dari asesmen/pengkajian, pemberian diagnosis, intervensi
gizi dan monitoring evaluasi kepada pasien/klien di rawat jalan. Asuhan gizi rawat jalan
pada umumnya disebut kegiatan konseling gizi dan di edukasi/penyuluhan gizi.