Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PELAKSANAAN KONSELING GIZI

Disusun oleh :

Kelompok 1

Mar'atul Lutfiyah
Qurrota A’yunin
M. Dias Randika
Yulianti Komala
Clara Nur Fadani

JURUSAN GIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS BINAWAN

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga dapat menyelesaikan “laporan praktikum Pelaksanaan Konseling Gizi” ini tepat
pada waktunya.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan
ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan laporan praktikum ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi
segala usaha kita. Amin.

Jakarta, 15 Juli 2023

2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................2
Daftar Isi........................................................................................................................................................3
DAFTAR TABEL..........................................................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................................5
BAB 1............................................................................................................................................................6
PENDAHULUAN........................................................................................................................6
BAB 2............................................................................................................................................................8
METODOLOGI...........................................................................................................................8
1) Pengkajian gizi..................................................................................................................10
2) Penentuan Diagnosis Gizi..................................................................................................10
3) Pelaksanaan Intervensi Gizi..............................................................................................11
4) Monitoring dan Evaluasi Asuhan Gizi...............................................................................12
Hambatan yang dihadapi :....................................................................................................21
BAB 4..........................................................................................................................................................22
SIMPULAN DAN SARAN.........................................................................................................22
Daftar Pustaka..............................................................................................................................................23
Lampiran......................................................................................................................................................24

3
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penilaian Indeks Masa Tubuh (IMT) Menggunakan Batas Ambang
Tabel 2. Contoh Standar Menu Sehari

4
DAFTAR GAMBAR
Lampiran

5
BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kesehatan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan, sehingga tingkat yang diwakili oleh
angka harapan hidup menjadi indikator yang selalu digunakan dalam indeks pembangunan manusia. Pada
dewasa ini penyakit tidak menular kurang lebih mempunyai kesamaan dengan beberapa sebutan lainnya
seperti salah satunya penyakit degeneratif (Bustan, 2007; Hariyani, & Satria, 2015).

Problem gizi timbul akibat ketidaksesuaian antara asupan dan kebutuhan tubuh akan zat gizi. Asuhan gizi
yang dilakukan melalui Pengkajian, Diagnosis, Intervensi dan Monitoring Evaluasi (PDIME) Gizi
merupakan proses penanganan problem gizi yang sistematis dan akan memberikan tingkat keberhasilan
yang tinggi. PDIME Gizi dilaksanakan di semua fasilitas pelayanan kesehatan, seperti di rumah sakit
(rawat inap dan rawat jalan), klinik pelayanan konseling gizi dan dietetik, puskesmas, dan di masyarakat.

Pengetahuan dapat mempengaruhi sikap seseorang, sedangkan sikap seseorang dapat mempengaruhi
perubahan sikap perilaku seseorang, sehingga dapat disimpulkan pengetahuan dan sikap dapat
mempengaruhi terbentuknya perilaku seseorang. Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah membantu
agar individu dapat mengambil sikap yang bijaksana terhadap kesehatan dan kualitas hidup mereka, serta
yang diharapkan tenaga kesehatan adalah masyarakat memiliki pengetahuan yang cukup serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari hari, menurut hasil penelitian Fiona melaporkan bahwa
pendidikan gizi dapat meningkatkan pemahaman dalam memilih makanan yang sehat dan bergizi,

Salah satu nya dengan cara konseling, Konseling gizi adalah suatu bentuk pendekatan yang digunakan
dalam asuhan gizi untuk menolong individu dan keluarga memperoleh pengertian yang lebih baik tentang
dirinya serta permasalahan yang dihadapi, Dilakukan dengan cara komunikasi 2 arah antara konselor dan
klien. Setelah dilakukan proses konseling gizi, diharapkan individu dan keluarga mampu mengambil
langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi masalah gizi yang dialami termasuk perubahan pola makan
serta memecahkan masalah terkait gizi ke arah yang sehat. Konseling gizi dapat meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan praktik gizi. Demianus di dalam hasil penelitian nya menjelaskan bahwa
konseling gizi yang dilakukan 2 minggu sekali selama 3 bulan akan meningkatkan pengetahuan gizi ibu
pada konseling individu yaitu dari 37,4% menjadi 42,9% dan pada konseling kelompok 38% menjadi
40,6% .

6
Konseling yang diberikan sesuai kondisi pasien/klien. Materi konseling gizi meliputi hubungan gizi
terkait penyakit, prinsip gizi seimbang, pemilihan bahan makanan, keamanan pangan, interaksi obat dan
makanan, bentuk dan cara pemberian makanan sesuai keluhan dan kondisi klinis pasien, kebutuhan gizi
pasien, dan sebagainya. Tujuan konseling adalah untuk mengubah perilaku dengan cara meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman mengenai masalah gizi yang dihadapi.

Tujuan Umum
Membantu klien mengidentifikasi dan menganalisis masalah, memberikan alternatif pemecahan masalah,
dan membimbing kemandirian mengatasi masalah.

Tujuan Khusus
● Memberikan bimbingan kepada pasien mengenai masalah gizi yang dihadapi klien dengan
menggunakan metode pengarahan, penjelasan dengan food model, buku foto, dan leaflet
● Memberikan pengetahuan dan edukasi kepada klien yang sedang melakukan diet mengenai diet
yang baik dan dianjurkan
● Memberikan solusi bersama antara ahli gizi (konselor) dan klien untuk permasalahan gizi yang
dialami klien sehingga diperoleh kesepakatan dalam pengaturan makan untuk mendukung
kesehatan atau kesembuhan klien

7
BAB 2

METODOLOGI

Konseling gizi adalah sebuah dukungan kegiatan kolaborasi antara konselor dan klien untuk menetapkan
pilihan makanan bergizi, aktivitas, menetapkan tujuan untuk mengatasi masalah gizi dan meningkatkan
status kesehatan.

Waktu dan Tempat


Pelaksanaan konsultasi gizi dilakukan di lab konsultasi Universitas Binawan pada tanggal 04 Juli 2023.
Terdapat 3 klien dan 3 konselor yang terlibat dalam kegiatan ini.

Alat dan Bahan


1. Formulir Registrasi
2. Alat tulis
3. Timbangan berat badan
4. Pengukur tinggi badan
5. Cakram IMT
6. Food Model
7. Leaflet Diit

Prosedur Kerja (dibuat diagram alir)


1. Petugas mengukur BB dan TB pasien
2. Petugas menganamnesa status gizi pasien
3. Petugas menghitung kebutuhan kalori sesuai jenis kelamin dan aktivitas
4. Petugas menuliskan diet pada daftar diet/ leaflet.
5. Petugas memberikan penjelasan diet gizi sesuai kebutuhan dan syarat gizi

8
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

9
Kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung terdiri dari upaya promotif, preventif, dan kuratif serta
rehabilitatif baik rawat jalan maupun rawat inap. Pelayanan gizi rawat jalan salah satunya adalah
konseling gizi yang merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi:

1) Pengkajian gizi
Pengkajian Gizi dilakukan untuk mengidentifikasi masalah gizi dan faktor penyebab melalui
pengumpulan, verifikasi dan interpretasi data secara sistematis. Kategori data pengkajian gizi meliputi:

(a) Data Antropometri dapat dilakukan dengan berbagai cara meliputi pengukuran Tinggi Badan
(TB)/Panjang Badan (PB) dan Berat Badan (BB), Lingkar Lengan Atas (LiLA), Lingkar Kepala, Lingkar
Perut, Rasio Lingkar Pinggang Pinggul (RLPP), dll.

Tabel 1. Penilaian Indeks Masa Tubuh (IMT) Menggunakan Batas Ambang

(b) Data Pemeriksaan Fisik/Klinis meliputi tanda-tanda klinis kekurangan gizi atau kelebihan gizi seperti
rambut, otot, kulit, baggy pants, penumpukan lemak dibagian tubuh tertentu, dll.

(c) Data Riwayat Gizi Ada dua macam pengkajian data riwayat gizi pasien yang umum digunakan yaitu
secara pengkajian riwayat gizi kualitatif dan kuantitatif:

- Pengkajian riwayat gizi secara kualitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran kebiasaan
makan/pola makan sehari berdasarkan frekuensi konsumsi makanan.
- Pengkajian gizi secara kuantitatif dilakukan untuk mendapatkan gambaran asupan zat gizi sehari,
dengan cara recall 24 jam, yang dapat diukur dengan menggunakan bantuan food model.

(d) Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium

2) Penentuan Diagnosis Gizi


Diagnosis gizi spesifik untuk masalah gizi yang bersifat sementara sesuai dengan respon pasien.

10
3) Pelaksanaan Intervensi Gizi
Intervensi gizi adalah suatu tindakan yang terencana yang ditujukan untuk mengubah perilaku gizi,
kondisi lingkungan, atau aspek status kesehatan individu yang meliputi:

(a) Penentuan jenis diet sesuai dengan kebutuhan gizi individual. Jenis diet disesuaikan dengan
keadaan/penyakit serta kemampuan pasien/ klien untuk menerima makanan dengan memperhatikan
pedoman gizi seimbang (energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, air, dan serat), faktor
aktifitas, faktor stres serta kebiasaan makan/pola makan. Kebutuhan gizi pasien ditentukan berdasarkan
status gizi, pemeriksaan klinis, dan data laboratorium.

Tabel 2. Contoh Standar Menu Sehari

11
(b) Edukasi Gizi Edukasi gizi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait
perbaikan gizi dan kesehatan.

(c) Konseling Gizi Konseling yang diberikan sesuai kondisi pasien/klien meliputi konseling gizi terkait
penyakit, konseling ASI, konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), konseling aktivitas fisik,
dan konseling faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM). Tujuan konseling adalah untuk mengubah
perilaku dengan cara meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai masalah gizi yang dihadapi.

4) Monitoring dan Evaluasi Asuhan Gizi


Kegiatan utama dari monitoring dan evaluasi asuhan gizi adalah memantau pemberian intervensi gizi
secara berkesinambungan untuk menilai kemajuan penyembuhan dan status gizi pasien.

Hasil Konseling

KLIEN I

I. IDENTITAS KLIEN
● Nama klien : Tn. Luhur Prasetianto
● Umur : 50 tahun
● Jenis Kelamin : laki-laki
● Pendidikan terakhir : Sarjana
● Pekerjaan / Profesi : wiraswasta
● Aktivitas : sedang
II. ANTROPOMETRI
● Berat badan : 75,9 kg
● Tinggi badan : 170,1 cm
● IMT (kg/m2) : 26,5 kg/m2 (overweight)
● BB ideal : 63 s/d 70 kg
III. KELUHAN / MASALAH GIZI

Tangan sering kaku, terutama saat bangun tidur

IV. ANAMNESA
● Pola makan sehari klien :
- Pagi :

Air putih (bangun tidur), kopi 1 mug

07.00 - 07.30 nasi, ayam goreng, tumis kacang panjang

- Selingan (10.00 )

Gorengan tahu/tempe/bakwan 3-4 buah, klien dibekali kopi di termos


untuk selama bekerja

- Siang (12.00 -13.00)

12
Gado-gado sayuran dengan lontong nasi + teh manis

- Selingan (15.00)

Kacang goreng/kripik singkong /makanan ringan

- Malam (21.00)

Nasi ayam goreng, tempe goreng, tumis daun singkong, sambal + buah
melon/mangga/jeruk

Kopi 1 mug

● Aktifitas : sedang, jarang melakukan olah raga , saat muda atau sekolah sering
hiiking / naek gunung/panjat tebing . saat ini sudah hampir tidak pernah dan
jarang melakukan olah raga.
● Alergi makanan : tidak ada
● Alergi obat : tidak ada
● Riwayat penyakit terdahulu : asam urat
● Klien merokok 1-2 bungkus / hari

V. SARAN GIZI
● Assesment Gizi

Klien Tn. L, 50 th datang dengan hasil laboratorium ( asam urat ) : 11 mg/dl


( normal < 7 mg/dl), keluhan tangan sering kaku terutama saat bangun tidur dan
nyeri sendi-sendi diarea telapak tangan.

RPD: asam urat ; alergi makanan : tidak ada ; alergi obat : tidak ada

Antripometri

BB 75,9 kg; TB 170, 1 cm; IMT 26, 5 kg/m2 (status gizi: overweight)

Perhitungan kebutuhan kalori per hari

BMR laki-laki = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) - (6,8 x usia)

= 66+ 863,1 + 850 - 340

= 1439, 1

Energi = BMR x faktor aktifitas x faktor stres

13
= 1439,1 x 1,2 x 1,2 = 2072, 304

= 2000 kkal

Protein = 15 % x 2000 = 300/4

= 75 gr

Lemak = 25 % x 2000 kkal = 500 /9

= 55,5 gr

KH = 60 % x 2000 kkal = 1200/4

= 300 gr

● Diagnosa Gizi
- NC 2.2 Perubahan nilai laboratorium yang terkait berkaitan dengan
adanya gangguan metabolisme asam urat ditandai dengan kadar asam
uratnya 11 mg/dl.
- NB 1.1 Kurangnya pengetahuan tentang makanan dan zat gizi berkaitan
dengan belum pernah mendapatkan konseling gizi ditandai dengan
pemilihan bahan makanan yang salah seperti sering mengkonsumsi jenis
kacang-kacangan, makanan yang di goreng meski sudah memiliki
riwayat asam urat.

● Intervensi gizi
- Kebutuhan gizi sehari : E = 2000 kkal , P = 75 gr, L= 55 gr , KH = 300
gr
- Rute oral
- Frekuensi makan 3 kali makan utama 2 kali selingan
- Konseling gizi terkait diet Rendah Purin, diberi edukasi terkait pemilihan
makanan yang harus dibatasi, yang harus dihindari dan juga yang
diperbolehkan, disarankan untuk beraktifitas fisik olah raga yang dapat
dilakukan oleh klien seperti bersepeda, jalan kaki, berenang. disarankan
juga secara bertahap untuk mengurangi merokok.
- Alat bantu yang dipakai dalam konsultasi gizi : leaflet Rendah Purin,
Lembar balik bahan makanan, food model
● Monitoring dan evaluasi Gizi
● Klien diberikan contoh menu sehari yang dapat dijadikan referensi dalam
penyediaan makan.
● Klien disarankan datang kembali 2 minggu setelah sesi pertama
konsultasi untuk melakukan evaluasi terkait diet rendah purin yang
disarankan untuk klien.

14
● Membawa hasil laborotorium nilai asam urat yang terbaru.

I. KLIEN II
I. IDENTITAS KLIEN
● · Nama klien : Nn. Anindya Puteri K.D
● · Umur : 18 tahun
● · Jenis Kelamin : perempuan
● · Pendidikan terakhir : SMA
● · Pekerjaan / Profesi : mahasiswa
● · Aktivitas : ringan
II. ANTROPOMETRI
● · Berat badan : 72,9 kg
● · Tinggi badan : 152,5 cm
● · IMT (kg/m2) : 31.3 kg/m2 (obesitas)
● · BB ideal : 47,3 s/d 52,5 kg
III. KELUHAN / MASALAH GIZI

Nyeri bagian ulu hati ilang timbul dan dada terasa panas.

IV. ANAMNESA
● Pola makan sehari klien :
- Pagi (07.00)

Air putih 1 gelas sedang (250ml)

Nasi 3/4 centong

Telur dadar 1 butir

Kerupuk 2 buah

· Selingan (09.00)

Chiki kentang ukuran sedang 1 buah

· Siang (14.00)

Nasi 1 centong

Ayam goreng balado bagian paha 1 potong

Tahu goreng 1 bh sedang

Sayur sop 1 mangkuk

15
Sambal goreng 2 sdm

Jus buah

· Selingan (17.00)

Chiki

Es teh 1 gelas

· Malam (20.00)

Nasi 1 centong

Ayam goreng ukuran dadar 1 potong

Tempe goreng 2 potong

Sayur sop 1 mangkok

Sambal goreng 2 sdm

· Selingan (22.00)

Milo kotak 200 ml 1 buah

● Aktifitas : termasuk kategori ringan. Keseharian klien adalah kuliah,


mengerjakan tugas dan kumpul dengan teman-temannya. Untuk
meluangkan waktu khusus untuk olahraga termasuk sangat jarang sekitar
1-2x sebulan.
● Alergi makanan : tidak ada
● Alergi obat : tidak ada
● Riwayat penyakit terdahulu : tidak ada

V. SARAN GIZI

● Assesment Gizi

Klien Nn. A, 18 th datang dengan keluhan nyeri ulu hari dan dada terasa panas.
Klien belum pernah dilakukan pemeriksaan USG dan Endoscopy.
RPD : tidak ada ; alergi makanan : tidak ada ; alergi obat : tidak ada
Antropometri
BB 72,9 kg ; TB 152,5 cm ; IMT 31,1 kg/m2 (status gizi: obesitas).

16
Perhitungan Kebutuhan Gizi :

BMR Perempuan :

655,1 + (9,563 x berat badan dalam kilogram) + (1,850 x tinggi badan dalam cm)
– (4,676 x usia)

= 655,1 + (9,563 x 52,5) + (1,850 x 152,2) – (4,676 x 18)

= 655,1 + 502 + 281,6 - 84,2

= 1354,5 kkal x Aktivitas Fisik

= 1354,2 x 1,2

= 1625,4 kkal = 1600 kkal

Kebutuhan Protein (15%) = 1600 kkal x 15% = 240/4 = 60 gram

Kebutuhan Lemak (25%) = 1600 kkal x 25% = 400/9 = 44 gram

Kebutuhan Karbohidrat (60%) = 1600 kkal x 60% = 960/4 = 240 gram

Kebutuhan gizi sehari : E = 1600 kkal , P = 60 gr, L= 44 gr , KH = 240 gr

Hasil food recall :

Energi : 2582,5 kkal, protein :50 gr, lemak :115 gr, karbohidrat : 194 gr

% Asupan Recall 24 Jam : Energi = 161,4%; Protein = 83,3%; Lemak = 261%;


Karbohidrat = 80,8%

● Diagnosa Gizi
● NI.5.5.2 Kelebihan asupan lemak berhubungan dengan suka konsumsi
makanan tinggi lemak ditandai hasil recall % asupan lemak 261%
● NC 3.3 Kelebihan BB berkaitan dengan asupan makan sehari-hari
terutama energi dan lemak yang lebih dari kebutuhan ditandai dengan
IMT 31,1 kg/m2.
● NB 1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi berkaitan
dengan belum pernah mendapatkan konseling gizi ditandai dengan
pemilihan bahan makanan yang salah seperti sering mengonsumsi
makanan yang pedas 3x dalam sehari, setiap hari mengonsumsi makanan
yang digoreng.

● Intervensi gizi
● Diberikan diet : Diet Lambung 1600 kkal
● Kebutuhan gizi sehari :

17
Kebutuhan gizi sehari : E = 1600 kkal , P = 60 gr, L= 44 gr , KH = 240
gr

● Konseling gizi terkait diet lambung, diberi edukasi terkait pemilihan


makanan yang harus dibatasi, yang harus dihindari dan juga yang
diperbolehkan untuk penyakit lambung.
● Disarankan untuk beraktivitas fisik secara rutin mulai dari 3x45 menit
dengan jenis aktivitas fisik yang disukai klien seperti jalan kaki,
bersepeda, atau jogging.
● Alat bantu yang dipakai dalam konsultasi gizi : leaflet diet lambung,
Lembar balik bahan makanan, food model

● Monitoring dan evaluasi Gizi


● Klien diberikan contoh menu sehari yang dapat dijadikan referensi dalam
penyediaan makan.
● Klien disarankan datang kembali paling cepat sekitar 2 minggu/ 1 bulan
setelah sesi pertama konsultasi gizi untuk melakukan evaluasi terkait diet
lambung yang disarankan untuk klien atau bisa 1 bulan setelah konsultasi
gizi.
● Dapat membawa hasil penunjang medis seperti USG atau endoscopy jika
ada.

III. KLIEN III

I. IDENTITAS KLIEN
· Nama klien : Tn. Bayu Refandi
· Umur : 25 tahun
· Jenis Kelamin : Laki-laki
· Pendidikan terakhir : SMA
· Pekerjaan / Profesi : Wiraswasta
· Aktivitas : Sedang
II. ANTROPOMETRI
· Berat badan : 68 kg
· Tinggi badan : 171 cm
· IMT (kg/m2) : 23,2 kg/m2 (normal)
· BB ideal : 61 s/d 75 kg
III. KELUHAN / MASALAH GIZI
Kurang aktivitas fisik dan konsumsi makan sayur dan buah

IV. ANAMNESA

· Pola makan sehari klien :

18
· Pagi (06.00)

Air putih ( bangun tidur) , kopi hitam 1 cangkir


07.00 - 07.30 nasi uduk, telur balado, tempe goreng

· Selingan (09.00 )

Gorengan (tahu/tempe/bakwan) 2-3 buah, kopi hitam 1cangkir

· Siang (12.00 -13.00)

Nasi putih, ayam bakar, daging cabe ijo, tahu cabai garam, sambal

· Selingan (15.00)

Kopi hitam 1cangkir

· Malam (18.00)

Nasi putih, kentang balado, ikan goreng, tahu goreng, sambal, kerupuk
Selingan (21.00)
Kopi hitam 1cangkir

· Aktifitas : sedang, jarang melakukan olahraga (futsal 2bulan/sekali)


· Alergi makanan : tidak ada
· Alergi obat : tidak ada
· Riwayat penyakit terdahulu : tidak ada
· Klien merokok 1 bungkus / hari

V. SARAN GIZI

·Assesment Gizi

ANTROPOMETRI
Berat badan : 68 kg
Tinggi badan : 171 cm
IMT (kg/m2) : 23,2 kg/m2 (normal)
BB ideal : 61 s/d 75 kg
Aktifitas : sedang, jarang melakukan olahraga (futsal 2bulan/sekali)
Alergi makanan : tidak ada
Alergi obat : tidak ada
Riwayat penyakit terdahulu : tidak ada

Kebutuhan Kalori
Energi
BMR Pria = 66,5 + (13,7 × berat badan) + (5 × tinggi badan) – (6,8 × usia)

19
= 66,5 + (13,7 × 68) + (5 × 171) – (6,8 × 25)
= 1713kkal = 1700kkal

Protein = 20% x 1700 = 354kkal/4 = 88,5gr


Lemak = 20% x 1700 = 354kkal/9 = 39,3gr
Karbohidrat = 60% x 1700 = 1020kkal/4 = 255gr

· Diagnosa Gizi
· NB.1.1 Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan gizi berkaitan
dengan belum pernah mendapatkan konseling gizi ditandai dengan
kebiasaan makan yang tidak seimbang dan pola makan yang salah
(tidak makan sayur dan buah).
· NB.2.1 Aktifitas fisik kurang berkaitan kurangnya pengetahuan gizi
dan manfaat kesehatan dari aktivitas fisik dengan ditandai dengan
jarang olahraga (futsal 2bulan/sekali)
· Intervensi gizi
· Diberikan diet : Gizi Seimbang
· Kebutuhan gizi sehari :

Energi = 1700 kkal , P = 88,5 gr, L= 39,3 gr , KH = 255 gr

· Konseling gizi terkait dengan gizi seimbang dan manfaat aktivitas


fisik disarankan untuk mengkonsumsi sayur dan buah serta teknik
dan modifikasi menu sehari, beraktifitas fisik olahraga yang dapat
dilakukan oleh klien. Disarankan juga secara bertahap untuk
mengurangi merokok.
· Alat bantu yang dipakai dalam konsultasi gizi : Leaflet gizi seimbang
dan manfaat aktivitas fisik.
· Monitoring dan evaluasi Gizi
· Klien diberikan contoh menu sehari yang dapat dijadikan referensi
dalam penyediaan makan.
· Klien disarankan datang kembali 2 minggu setelah sesi pertama
konsultasi untuk melakukan evaluasi terkait gizi seimbang jika
diperlukan
· Klien diberikan teknik pengolahan dan modifikasi makanan agar
dapat mengkonsumsi sayur dan buah

20
Hambatan yang dihadapi :

1. Pertanyaan dari konselor yang kurang terstruktur saat melakukan konseling gizi.
2. Konselor lebih dominan melakukan pembicaraan dibandingkan dengan klien karena merasa
terburu-buru untuk menyelesaikan konseling.
3. Perasaan tegang konselor saat konseling membuat tahapan konseling ada yang terlewatkan.
4. Konselor belum bisa menggali informasi dari klien terkait pola makan
5. Klien kurang komunikatif sehingga kurang terbuka dalam menjelaskan permasalahan yang
dihadapi terkait pola makan sehari-hari.
6. Jenis food model yang tersedia di tempat konseling kurang lengkap sehingga konselor
menggunakan lembar balik bahan makanan, yang mana bagi klien estimasi lebih bisa diterima
menggunakan food model dibandingkan lembar balik.

21
BAB 4

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Terdapat 3 klien yang melakukan konseling gizi dengan keluhan asam urat tinggi, sakit lambung dan
kurang aktivitas fisik dan konsumsi makan sayur dan buah. Konseling berlangsung selama kurang lebih
30-40 menit tiap klien dengan menggunakan media cakram IMT, food model dan leaflet.

Saran

● Meningkatkan keterampilan komunikasi seorang konselor agar memberikan kesempatan seorang


klien untuk memahami permasalahannya dengan lebih baik.
● Meningkatkan rasa percaya diri dengan banyak berlatih dan praktik konseling gizi.
● Meningkatkan wawasan yang dimiliki konselor untuk bisa memahami dan menguasai masalah
klien, contohnya wawasan tentang makanan/minuman dan gaya hidup kekinian.

22
Daftar Pustaka

● Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Kementerian Kesehatan RI. 2014.


● Pedoman Proses Asuhan Gizi Puskesmas, Kementerian Kesehatan RI. 2018
● PERSAGI. Konseling Gizi. Jakarta: Penebar Plus (Penebar Swadaya Grup); 2013.
● Noviati, Susanto JC, Selina H, Mexitalia M. The influence of intensive nutritional
counseling in Posyandu toward the growth 4-18 month old children. Paediatrica Indonesian
2006;46:57-63

23
Lampiran

Klien 1

Klien 2

Klien 3

24
25
26
27
28

Anda mungkin juga menyukai