Anda di halaman 1dari 14

DIETETIK PENYAKIT INFEKSI

“NUTRITION CARE PROCESS (NCP)”

DISUSUN OLEH:

Nama : Intan Rahma Dhanti


NIM : PO.71.31.2.18.012
Prodi : DIV Gizi
Dosen Pengampu : Susyani, S.SiT, M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHETAN PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT


yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan,
sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk
menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “Nutritional Care Process
(NCP)”.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan
beberapa tugas mata kuliah Dietetik Penyakit Infeksi. Kami ucapkan terimakasih
yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta
membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya
makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi setiap pembaca. Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati, kami
meminta kesediaan pembaca untuk memberikan kritik serta saran yang
membangun mengenai penulisan makalah kami ini.

Palembang, Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................4
A. Pengertian Nutrititon Care Process (NCP)..............................................4
B. Tahapan Nutrititon Care Process (NCP).................................................4
1. Nutrition Assessment (Pengkajian Gizi)............................................4
2. Nutrition Diagnosis (Diagnosa Gizi)..................................................5
3. Nutrition Intervention (Intervensi Gizi)...............................................7
4. Nutrition Monitoring & Evaluation (Monitoring & Evaluasi Gizi).........8

BAB III PENUTUP.............................................................................................9


A. Kesimpulan.............................................................................................9
B. Saran......................................................................................................9

Daftar Pustaka....................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan persaingan dalam
berbagai aspek, diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas tinggi agar mampu bersaing dengan Negara lain. Kesehatan
dan gizi merupakan factor penting karena secara langsung berpengaruh
terhadap kualitas SDM suatu Negara, yang digambarkan melalui
pertumbuhan ekonomi, usia harapan hidup, dan tingkat pendidikan.
Tenaga SDM yang berkualitas tinggi hanya dapat dicapai oleh tingkat
kesehatan dan status gizi yang baik. Untuk itu diperlukan upaya
perbaikan gizi yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat
melalui upaya perbaikan gizi di dalam keluarga dan pelayanan gizi
individu yang karena kondisi kesehatannya harus dirawat di suatu sarana,
pelayanan kesehatan misalnya Rumah Sakit (RS) (PGRS, 2013).
Malnutrisi pada pasien dapat terjadi sebelum dan sesudah dirawat
di rumah sakit. Hal ini dapat terjadi karena dampak dari penyakit dan
asupan gizi yang kurang. Banyaknya kejadian malnutrisi pada pasien
dirumah sakit sering tidak teratasi dengan baik, bila keadaan berlanjut
lama, tubuh akan melakukan proses adaptasi seperti menurunnya nafsu
makan dan memperlambat metabolik (Wijayanti, 2012).
Masalah gizi dirumah sakit dinilai sesuai kondisi perorangan
secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses
penyembuhan. Kecenderungan peningkatan kasus penyakit yang terkait
gizi (nutrition-related disease) pada semua kelompok yang rentan mulai
dari ibu hamil, bayi, anak, remaja, hingga lanjut usia (lansia), memerlukan
penatalaksanaan gizi secara khusus. Oleh karena itu dibutuhkan
pelayanan gizi yang bermutu untuk mencapai dan mempertahankan
status gizi yang optimal dan mempercepat penyembuhan (Kemenkes RI,
2013).
Asuhan gizi yang berkualitas dapat dicapai dengan memberikan
asuhan gizi yang tepat di waktu yang tepat untuk orang yang tepat
dengan cara yang tepat. Asuhan gizi yang berkualitas memerlukan

1
standar proses untuk mengurangi variasi proses yang ada. Nutrition Care
Process (NCP) dikembangkan oleh Academy of Nutrition and Dietetics
sebagai standar proses asuhan gizi sehingga asuhan gizi dapat dilakukan
melalui proses yang konsisten. Nutrition Care Process (NCP) atau Proses
Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) merupakan metode sistematis bagi ahli
gizi untuk dapat berpikir kritis dan membuat keputusan dalam
menyediakan asuhan gizi yang berkualitas.
Kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat inap disebut dengan
asuhan gizi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi pasien
secara optimal. Tahun 2003 American Diabetes Association (ADA)
menyusun Standarized Nutrition Care Process (NCP). Tujuan PAGT ini
agar ahli gizi dapat memberikan pelayanan asuhan gizi yang berkualitas
tinggi, aman, efektif serta hasil yang dicapai dapat diprediksi dan lebih
terarah. Pada tahun 2006, AsDI mulai mengenalkan Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT) yang diadopsi dari SPAGT-ADA (Sumapradja dkk,
2011).
Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) terdiri dari 4 langkah
sistematis, mulai dari pengkajian gizi (Nutrition Assessment), diagnosis
gizi (Nutrition Diagnosis), intervensi gizi (Nutrition Intervention), dan
monitoring dan evaluasi gizi (Nutrition Monitoring and Evaluation)
(Supramadja dkk, 2011).
Asuhan gizi yang aman dan efektif dengan membuat keputusan
secara sistematis, menggunakan keterampilan berpikir kritis, spesifik
dalam tiap langkah proses asuhan gizi, menggunakan terminologi yang
seragam untuk mendokumentasikan dan berkomunikasi disetiap langkah
3 Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) yang berlandaskan ilmu yang
mutakhir sehingga tercapai asuhan gizi yang berkualitas tinggi, kualitas
menunjukan besarnya kemungkinan tingkat keberhasilan asuhan gizi
dapat tercapai. Ukuran kualitas dapat tergambar dari evaluasi
keberhasilan asuhan gizi dan kepatuhan tenaga gizi melaksanakan PAGT
pada setiap pasien yang mempunyai masalah gizi (Kemenkes RI, 2013).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Nutrition Care Process (NCP)?

2
2. Apa saja tahapan Nutrition Care Process (NCP)?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Nutritional Care Process (NCP).
2. Mengetahui tahapan Nutritional Care Process (NCP).

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Nutrition Care Process (NCP)


Nutrition Care Process (NCP) atau Proses Asuhan Gizi Terstandar
(PAGT) adalah Serangkaian kegiatan yang terorganisir untuk mengidentifikasi
kebutuhan gizi dan menyediakan asuhan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
NCP adalah suatu metode pemecahan masalah yang sistematik di bidang
gizi. NCP dibuat agar para Ahli Gizi (Dietetic Profesional) mampu berpikir kritis
dan membuat keputusan yang tepat terkait dengan masalah gizi pada pasien
untuk menyediakan pelayanan gizi yang aman, efektif dan berkualitas.
NCP melakukan suatu proses pengkajian status gizi dan analisa data
untuk identifikasi masalah yang berkaitan dg gizi, diagnosa gizi, perencanaan
dan penetapan prioritas intervensi untuk memenuhi kebutuhan gizi, evaluasi
dampak asuhan gizi.

B. Tahapan Nutrition Care Pocess (NCP)


Proses Asuhan Gizi Terstandar merupakan siklus yang terdiri dari 4
langkah yang berurutan dan saling berkaitan, yaitu:
1. Nutrition Assessment (Pengkajian Gizi)
Nutrition Assessment (Pengkajian Gizi) adalah kegiatan
mengumpulkan data, integrasi dan analisa data yang berkaitan dengan
masalah-masalah yang berkaitan dengan aspek asupan zat gizi dan
makanan, aspek klinis dan aspek perilaku-lingkungan, serta penyebabnya.
Membandingkan data yang didapat dengan standard Ahli gizi mengevaluasi
status gizi dan mengidentifikasi seberapa besar masalah / kegawatan kondisi
malnutrisi. Data assessment sangat penting untuk menetapkan diagnosa gizi,
intervensi dan evaluasi monitoring gizi.
Komponen nutritional assessment meliputi :
a) Riwayat gizi/makanan
b) Data biokimia, pemeriksaan dan prosedur medis
c) Pemeriksaan fisik klinis
d) Pengukuran antropometri
e) Riwayat personal pasien

4
Data didapat dari : Catatan medik, Catatan perawat,wawancara pasien. Tidak
semua pasien dilakukan anamnesa secara detail karena terbatas dana dan
tenaga. Maka untuk itu dilakukan screening.
Aktivitas Indikator:
a) Dimulai dengan melakukan pengumpulan data melalui riwayat gizi,
pengukuran antropometri, serta data penunjang lainnya (laboratorium)
serta data kebiasaan/ perilaku makan, data pendidikan dan kemampuan
serta data sosial ekonomi lainnya.
b) Setelah semua data tersebut dikumpulkan maka selanjutnya dilakukan
analisa data dengan membandingkan dengan standar yang telah
disepakati oleh para ahli gizi berdasarkan temuan-temuan ilmiah
sebelumnya untuk menentukan adanya ketidaknormalan dari data tersebut.
Data-data yang tidak normal tersebut bisa berupa faktor resiko yang
potential dapat menyebabkan timbulnya masalah gizi atau kelainan gizi
aktual. Sumber data dapat berupa data primer (observasi langsung)
maupun data sekunder dari rekam medik pasien.

2. Nutrition Diagnosis (Diagnosa Gizi)


Diagnosa gizi adalah kegiatan mengidentifikasi dan memberi nama
masalah gizi yang aktual dan atau berisiko menyebabkan masalah gizi yang
merupakan tanggung jawab dietisien.
Aktivitas Indikator:
a) Dimulai dengan melakukan identifikasi dan penomeran (identification and
labeling) dari data yang tidak normal. Pernyataan diagnosis yang clear,
consise, spesifik (clien centered), Acurate (relate to the etiology) serta
reliable.
b) Dilakukan pengelompokan berdasrkan kelainan tertentu analisis serta
sintesis data untuk menuju diagnosis gizi tertentu yang sering disebut
Domain.
Diagnosis gizi dapat diuraikan atas 3 komponen PES, yaitu:
a) Problem (Masalah Gizi)
Menggambarkan kondisi yg dapat berpengaruh terhadap
perubahan status gizi yang akan dipecahkan secara mandiri oleh

5
dietisien. Yang termasuk dalam komponen ini adalah semua masalah gizi
nyata yang didapat pada pasien termasuk:
 Perubahan dari normal menjadi tidak normal (alteration)
 Penurunan dari suatu kebutuhan normal (decrease)
 Peningkatan dari suatu kebutuhan normal (increase)
 Resiko munculnya gangguan gizi tertentu

b) Etiology (Penyebab Masalah)


Menunjukkan faktor-faktor yang mempunyai kontribusi terjadinya
masalah gizi (Problem). Faktor penyebab dapat berkaitan dengan
patofisiologi, psikososial, lingkungan, perilaku, dan sebagainya. Etiology
merupakan dasar dari penentuan intervensi apa yang akan dilakukan
sehingga penetapannya harus dilakukan secara hati-hati.

c) Signs and Symptoms (Tanda dan gejala adanya masalah)


Merupakan pernyataan yang menggambarkan besarnya atau
kegawatan kondisi pasien/klien. Signs umumnya merupakan data
obyektif, sementara Symptoms merupakan data subyektif. Data-data
tersebut diambil dari hasil pengkajian gizi yang dilakukan sebelumnya.
Signs dan symptoms ini merupakan dasar untuk monitoring dan evaluasi
hasil. Yang termasuk dalam komponen ini adalah semua temuan berupa
gejala dan atau tanda (bukti) yang didata pada pasien yang terkait
dengan munculnya masalah gizi.

Penulisan Diagnosa Gizi


 P berkaitan dengan E ditandai dengan S. Contoh: Asupan Kalori yang
berlebihan (P) berkaitan dg kebiasaan konsumsi makanan tinggi lemak
dalam porsi yg besar ( E) ditunjukkan oleh riwayat makan, kelebihan
asupan 500 kal/ hari dan kenaikan berat badan12 lb dalam 18 bulan
terakhir (S).
 Bila masalah masih merupakan resiko, maka penulisan diagnosa gizi
dengan hanya dengan P-E. Contoh : Resiko terjadinya defisiensi vitamin
C (P) berkaitan dengan pola makan yang tidak suka buah dan sayur (E).

6
Kategori Diagnosa Gizi
 Domain intake : Masalah aktual yang berhubungan dengan asupan
energi, zat gizi,cairan, substansi bioaktif dari makanan baik yang melalui
oral maupun parenteral dan enteral contoh: Peningkatan kebutuhan
energi (hipermetabolisme), Kejadian KEP ( Asupan protein dan atau
energi kurang), Asupan substansi bioaktif yg berlebihan ( suplemen,
alkohol, dsb), Asupan cairan yang kurang.
 Domain Klinis : Masalah gizi yang berkaitan dengan kondisi medis atau
fisik/fungsi organ. Contoh: Kesulitan menelan, Kesulitan mengunyah,
Perubahan/gangguan gastrointestinal, Gangguan utilisasi zat gizi,
Gangguan metabolisme zat gizi
 Domain perilaku-lingkungan : Masalah gizi yang berkaitan dengan
pengetahuan, perilaku/kepercayaan, lingkungan fisik dan akses dan
keamanan makanan. Contoh : Kurang olahraga/ beraktifitas,
Kesulitan/tidak mampu makan secara mandiri, Gangguan pola makan,
Ketersediaan makanan /bahan makanan terbatas.

3. Nutrition Intervention (Intervensi Gizi)


Serangkaian aktifitas spesifik dan berkaitan dengan penggunaan bahan
untuk menanggulangi masalah. Komponen intervensi gizi ada 2, yaitu:
a) Perencanaan Intervensi Gizi
1) Berdasarkan prioritas diagnosa gizi (P & E) tetapkan tujuan dan hasil
yg diinginkan
 harus masuk akal dan sesuai kondisi pasien
2) Buat strategi intervensi
 Apa jenis intervensi ? Berapa lama? Frekuensi kontak ?
 Sebaiknya klien dilibatkan dalam intervensi ini
3) Fokus pada pasien
4) Intervensi merujuk pada penelitian, text book, pedoman yang ada
dimulai dari tujuan intervensi yang paling prioritas
b) Implementasi Gizi

7
Upaya menterjemahkan data assessment data ke penyusunan
strategi, kegiatan, atau intervensi yg dpt memenuhi kebutuhan
pasien/klien yang ditetapkan.
Pengelompokkan Intervensi Gizi
American Dietisien Association (ADA) mengelompokkan intervensi gizi
ke dalam 4 domain dengan terminologi yang khusus, yaitu:
a) Pemberian makanan dan zat gizi
b) Edukasi gizi
c) Konseling gizi
d) Koordinasi pelayanan gizi

4. Nutrition Monitoring and Evaluation (Monitoring dan Evaluasi Gizi)


Aktivitas Indikator:
a) Monitoring
Monitoring gizi dikerjakan terhadap parameter status gizi yang akan
mengalami perubahan akibat dari implementasi dari intervensi medik
maupun gizi yang dikerjakan. Kemampuan untuk memonitoring data-data
yang meliputi:
1) Parameter gizi: pengetahuan gizi, intake, status gizi, dll
2) Parameter klinik dan penyakit: nilai lab., tekanan darah, BB, keluhan
dan gejala, status klinik pasien, infeksi, komplikasi, dll.
3) Parameter pasien : kepuasan, kualitas hidup, kemampuan merawat
diri sendiri, perbaikan fungsi tubuh dll.
4) Parameter penggunaan fasilitas perawatan: lamanya dirawat di RS
(lenght of stay) dll

b) Evaluasi
1) Evaluasi dikerjakan dengan membandingkan parameter-parameter
yang dimonitor sebelum dan sesudah intervensi gizi, atau dengan nilai
standar yang direkomendasikan.
2) Kemampuan untuk melihat apakah intervensi yang dikerjakan sudah
mencapai sasaran atau tidak.
3) Kemampuan melakukan modifikasi atau perubahan dari rencana
intervensi gizi.

8
9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nutrition Care Process (NCP) atau Proses Asuhan Gizi Terstandar
(PAGT) adalah Serangkaian kegiatan yang terorganisir untuk
mengidentifikasi kebutuhan gizi dan menyediakan asuhan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
NCP melakukan suatu proses pengkajian status gizi dan analisa
data untuk identifikasi masalah yang berkaitan dg gizi, diagnosa gizi,
perencanaan dan penetapan prioritas intervensi untuk memenuhi
kebutuhan gizi, evaluasi dampak asuhan gizi.
Proses Asuhan Gizi Terstandar merupakan siklus yang terdiri dari
4 langkah yang berurutan dan saling berkaitan, yaitu: Nutrition
Assessment, Nutrition Diagnosis, Nutrition Intervention, Nutrition
Monitoring and Evaluation.

B. Saran
1. Perlunya dukungan managamen Rumah Sakit dalam meningkatkan
kualitas ahli gizi dengan memberikan lebih banyak kesempatan ahli
gizi untuk mengikuti pelatihan-pelatihan gizi terutama pelatihan NCP
agar pelayanan gizi yang dilakukan di ruang rawat inap lebih optimal.
2. Agar mendapatkan kerangka waktu pelaksanaan NCP yang lebih
obyektif diperlukan penelitian lebih lanjut dengan metode pengamatan
dan pengukuran secara langsung waktu yang diperlukan dalam
pelaksanaan NCP.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/3089/7/BAB%20VI.pdf
2. http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-10496-23.%20BAB
%20I.Image.Marked.pdf
3. http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/3089/2/BAB%20I.pdf
4. https://giziforhealth.blogspot.com/2015/06/proses-asuhan-gizi-terstandar-
pagt.html?m=1
5. http://fisabilillah-nurhasanah.blogspot.com/2011/04/ncp-nutrition-care-
process.html?m=1
6. https://windarasiobar.wordpress.com/tag/ncp/

11

Anda mungkin juga menyukai