Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH GIZI DAN DIET

DI SUSUN OLEH :

NAMA : FIRMANSYAH

NIM : 2010120401119

Dosen Pembimbing : Ns. Dini Qurata Ayuni, M.Kep

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKES NAN TONGGA LUBUK ALUNG

2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat dan
hidaya-Nya sehingga makalah yang berjudul “Bagaimana cara melakukan pengkajian gizi
pada pasien” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Selama penyusunan makalah ini,
penyusun ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu baik moril maupun spiritual atas wujudnya makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah yang membahas tentang asuhan gizi di rumah
sakit ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan baik dari segi penyusunan maupun
isinya, oleh sebab itu penyusun menucapkan terima kasih jika ada pihak yang memberikan
kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr.Wb

17 Januari 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Asuhan Gizi .............................................................................................................. 4
2.2 Dasar-dasar Pendekatan Sistem Dalam Pelayanan Gizi Pasien ............................... 4
2.3 Tugas dan Fungsi Tim Asuhan Gizi ......................................................................... 5
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan............................................................................................................... 8
3.2. Saran......................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 9

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh terhadap kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu perlu pelayanan gizi yang berkualitas pada
individu dan masyarakat. Pelayanan gizi merupakan salah satu sub-sistem dalam pelayanan
kesehatan paripurna, yang berfokus kepada keamanan pasien. Dengan demikian pelayanan
gizi wajib mengacu kepada standar yang berlaku. Mengingat masih dijumpai kejadian
malnutrisi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, maka perlu upaya
pendekatan yang lebih strategis. (KemenKes, 2014)

Asupan zat gizi yang tidak sesuai kebutuhan sangat berkaitan dengan peningkatan risiko
penyakit maupun ko mplikasinya. Selain itu terdapat kecenderungan peningkatan kasus yang
terkait gizi baik, pada individu maupun kelompok. Hal ini memerlukan asuhan gizi yang
bermutu guna mempertahankan status gizi yang optimal dan untuk mempercepat
penyembuhan. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur yang
memungkinkan untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. (KemenKes, 2014)

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian dari asuhan gizi dalam sistem pelayanan kesehatan ?
2. Bagaimana dasar-dasar pendekatan sistem dalam pelayanan gizi pasien di rumah
sakit?
3. Apa tugas dan fungsi anggota tim asuhan gizi?

1.3 TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari asuhan gizi dalam sistem pelayanan kesehatan.
2. Untuk mengetahui bagaimana dasar-dasar pendekatan sistem dalam pelayanan gizi
pasien di rumah sakit.
3. Untuk mengetahui tugas dan fungsi anggota tim asuhan gizi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asuhan Gizi


Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur yang
memungkinkan untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Tujuan utama Asuhan Gizi adalah memenuhi kebutuhan zat gizi pasien
secara optimal baik berupa pemberian makanan pada pasien yang dirawat maupun konseling
gizi pada pasien rawat jalan. (KemenKes, 2014)

2.2 Dasar-dasar pendekatan sistem dalam pelayanan gizi pasien di rumah sakit

Pendekatan sistem dalam pelayanan gizi yang dilakukan di rumah sakit menggunakan
pendekatan multidisiplin ilmu artinya kerjasama antar dokter, ahli gizi, perawat, ahli farmasi,
dan ahli patologi klinik bukan hanya sekedar dukungan melainkan menjadi bagian dari tim
terapi gizi atau tim asuhan gizi.
Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) adalah pendekatan sistematik dalam
memberikan pelayanan asuhan gizi yang berkualitas yang dilakukan oleh tenaga gizi, melalui
serangkaian aktivitas yang terorganisir yang meliputi identifikasi kebutuhan gizi sampai
pemberian pelayanannya untuk memenuhi kebutuhan gizi. (KemenKes, 2013)
Proses asuhan gizi terstandar (PAGT) harus dilaksanakan secara berurutan dimulai
dari langkah asesmen, diagnosis, intervensi dan monitoring dan evaluasi gizi (ADIME).
Langkah-langkah tersebut saling berkaitan satu dengan lainnya dan merupakan siklus yang
berulang terus sesuai respon/perkembangan pasien. Apabila tujuan tercapai maka proses ini
akan dihentikan, namun bila tujuan tidak tercapai atau tujuan awal tercapai tetapi terdapat
masalah gizi baru maka proses berulang kembali mulai dari assessment gizi. (KemenKes,
2014)
Langkah PAGT terdiri dari :
a. Assesmen/Pengkajian gizi
Mengidentifikasi problem gizi dan faktor penyebabnya melalui pengumpulan, verifikasi dan
interpretasi data secara sistematis.

5
Assesmen gizi dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu 1) Anamnesis riwayat gizi; 2) Data
Biokimia, tes medis dan prosedur (termasuk data laboratorium); 3) Pengukuran antropometri;
4) Pemeriksaan fisik klinis; 5) Riwayat personal.

b. Diagnosis Gizi
Diagnosis gizi sangat spesifik dan berbeda dengan diagnosis medis. Diagnosis gizi bersifat
sementara sesuai dengan respon pasien. Diagnosis gizi adalah masalah gizi spesifik yang
menjadi tanggung jawab dietisien untuk menanganinya. Penulisan diagnosa gizi terstruktur
dengan konsep PES atau Problem Etiologi dan Signs/ Symptoms. Tujuan Diagnosis Gizi
adalah untuk mengidentifikasi adanya problem gizi, faktor penyebab yang mendasarinya, dan
menjelaskan tanda dan gejala yang melandasi adanya problem gizi.
c. Intervensi Gizi
Intervensi gizi adalah suatu tindakan yang terencana yang ditujukan untuk merubah perilaku
gizi, kondisi lingkungan, atau aspek status kesehatan individu.
d. Monitoring dan Evaluasi Gizi
Tujuan kegiatan ini untuk mengetahui tingkat kemajuan pasien dan apakah tujuan atau hasil
yang diharapkan telah tercapai. Hasil asuhan gizi seyogyanya menunjukkan adanya
perubahan perilaku dan atau status gizi yang lebih baik.

2.3 Tugas dan fungsi anggota tim asuhan gizi rumah sakit.

Tim Asuhan Gizi/ Nutrition Suport Tim (NST)/Tim Terapi Gizi (TTG)/Panitia
Asuhan Nutrisi adalah sekelompok tenaga profesi di rumah sakit yang terkait dengan
pelayanan gizi pasien berisiko tinggi malnutrisi, terdiri dari dokter/dokter spesialis, ahli
gizi/dietisien, perawat, dan farmasis dari setiap unit pelayanan, bertugas bersama
memberikan pelayanan paripurna yang bermutu.(KemenKes, 2013)
Komunikasi antar disiplin ilmu sangat diperlukan untuk memberikan asuhan yang
terbaik bagi pasien. Sebagai bagian dari tim pelayanan kesehatan, dietisien harus
berkolaborasi dengan dokter, perawat, farmasi dan tenaga kesehatan lainnya yang terkait
dalam memberikan pelayanan asuhan gizi. Oleh karenanya perlu mengetahui peranan masing
masing tenaga kesehatan tersebut dalam memberikan pelayanan. (KemenKes, 2013)
1. Dokter
Dokter berperan sebagai ketua tim asuhan gizi, yang bertanggung jawab atas
pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Ia menegakkan diagnosa dan menetapkan terapi

6
secara keseluruhan, memberi penilaian akhir tentang status gizi pasien, menetapkan
preskripsi diet, dan mengirim pasien ke dietisien untuk penyuluhan dan konsultasi gizi. Ia
melakukan evaluasi tentang pelayanan gizi yang diberikan berdasarkan masukan dari detisien
dan perawat serta melalukan perubahan diet bila diperlukan. (Almatsier, S.2004)
2. Perawat
Perawat merupakan penghubung utama antara pasien dengan anggota tim lain, karena
adanya kontak secara terus-menerus dengan pasien. Ia melakukan skrining gizi pasien pada
asesmen awal perawatan, melakukan pengukuran antropometri yaitu penimbangan berat
badan, tinggi badan/ panjang badan secara berkala, merujuk pasien yang berisiko maupun
sudah terjadi malnutrisi dan atau kondisi khusus ke dietisien. (KemenKes, 2013)
Perawat juga melakukan pemesanan diet atau diet ke dapur sesuai preskripsi diet yang
sudah ditetapkan. Ia mengamati pasien sewaktu makan, melaporkan tentang penerimaan
pasien terhadap diet yang diberikan. Ia bertanggung jawab dalam pemberian makanan per
oral, enteral, maupun parenteral dan memberikan laporan secara lisan dan/atau tertulis
tentang kemungkinan akibat yang kurang baik karena pemberian makanan tersebut. Ia
memberi penjelasan secara garis besar kepada pasien dan keluarganya tentang makanan atau
diet yang diberikan. (Almatsier, S.2004)
3. Dietisien (Ahli Gizi)
Dietesien adalah orang yang mempunyai keahlian khusus tentang hubungan antara
makanan, zat-zat gizi , kesehatan dan penyakit. Ia mengkaji asupan makanan dan zat-zat gizi
pasien serta kemungkinann hubungannya dengan keadaan kesehatan dan penyakit pasien.
Berdasakan hasil pengkajian (asessmen) status gizi pasien, ia memberi masukan kepada
dokter tentang kemungkinan terapi diet yang perlu diberikan. Ia bertanggung jawab dalam
menerjemahkan preskripsi diet ke dalam menu makanan yang memenuhi syarat diet serta
selera makan sehingga dapat diterima oleh pasien, baik dalam bentuk makanan per oral atau
enteral (sonde). Ia melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efek diet yang diberikan,
baik secara oral, enteral, maupun parenteral, dan mengkomunikasikannya secara lisan
dan/atau tulisan ke anggota tim lain. Ia memberikan masukan kepada dokter tentang produk-
produk diet atau suplemen gizi yang ada di pasaran, baik yang berkaitan dengan ketersediaan,
komposisi, kegunaan dan kesesuaiannya untuk keadaan tertentu. Ia juga memberi konsultasi
dan penyuluhan diet kepada pasien dan keluarganya sesuai dengan informasi yang
dibutuhkan. (Almatsier, S.2004)

7
4. Farmakolog
Farmakolog adalah orang yang bertanggung jawab terhadap obat-obatan dan cairan
parenteral yang dibutuhkan. Ia memberi masukan tentang sifat-sifat farmakokinetik obat,
metabolisme obat, interaksi obat dengan obat, serta interaksi obat dengan zat gizi. Ia memberi
masukan tentang produk-produk enteral dan parenteral yang ada di pasaran serta menyiapkan
cairan parenteral yang ditetapkan. (Almatsier, S.2004). Ia melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap cairan parenteral pendukung yang digunakan dan mengusulkan perubahan bila
perlu. Mempersiapkan obat dan zat gizi terkait seperti vitamin, mineral, elektrolit dan nutrisi
parenteral. Menentukan kompabilitas zat gizi yang diberikan kepada pasien. (KemenKes,
2013)
5. Ahli patologi klinik
Ahli patologi klinik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pemeriksaan
biokimiawi yang dilakukan terhadap pasien. Ia memberi masukan tentang jenis pemeriksaan
yang perlu dilakukan, kebijakan monitoring dan evaluasi terhadap hasil pemeriksaan
biokimia. (Almatsier, S.2004)

8
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

 Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur yang


memungkinkan untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
 Pendekatan sistem dalam pelayanan gizi yang dilakukan di rumah sakit menggunakan
pendekatan multidisiplin ilmu. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) merupakan
pendekatan sistematik dalam memberikan pelayanan asuhan gizi yang terdiri dari
serangkaian kegiatan yang berurutan yaitu dimulai dari langkah asesmen, diagnosis,
intervensi dan monitoring dan evaluasi gizi (ADIME)
 Tim Asuhan Gizi adalah sekelompok tenaga profesi di rumah sakit yang terkait
dengan pelayanan gizi pasien berisiko tinggi malnutrisi, terdiri dari dokter/dokter
spesialis sebagai ketua tim asuhan gizi; perawat merupakan penghubung utama antara
pasien dengan anggota tim lain, karena adanya kontak secara terus-menerus dengan
pasien; ahli gizi/dietisien sebagai orang yang mempunyai keahlian khusus tentang
hubungan antara makanan, zat-zat gizi , kesehatan dan penyakit; farmakolog adalah
orang yang bertanggung jawab terhadap obat-obatan dan cairan parenteral yang
dibutuhkan; dan ahli patologi klinik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
pemeriksaan biokimiawi yang dilakukan terhadap pasien bertugas bersama
memberikan pelayanan paripurna yang bermutu.

3.2 SARAN
Akan lebih baik jika asuhan gizi di rumah sakit terus di tingkatkan agar dapat
mengurangi angka kematian pasien.

9
DAFTAR PUSTAKA :

Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet edisi baru. Penerbit PT Gramedia Pustaka


Utama:Jakarta
KemenKes, 2014. Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Jakarta
KemenKes, 2013. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai