Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PELAYANAN GIZI DI RUMAH SAKIT

Mata kuliah: Manajemen Penunjang Medis

Dosen: Iss Astriani, S.E.,M.M

Disusun oleh kelompok : 3


NAMA NIM
1. Ahmad Yani B2021002
2. Eka Hidayati Sholeha B2021009
3. Halimatuzakrah B2021011
4. Sopiani B2021029
5. Wardatul janah B2021033

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

SETIKES KUSUMA BANGSA MATARAM

T.A 2024/2025
KATA PENGANTAR

Puji Rahmat kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya, sehingga makalah untuk tugas mata kuliah “Manajemen
Penunjang Medis “ ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa suatu halangan
apapun. Makalah yang berjudul Pelayanan Gizi Di Rumah Sakit ini kami susun
sebagai pelengkap nilai tugas dari mata kuliah Manajemen Penunjang Medis dan
juga memberikan wawasan dan pemahaman tentang cara meningkatkan kepuasan
pasien dalam pelayanan gizi di rumah sakit. Sebagai penulis makalah ini, kami
menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung
kelancaran dan terciptanya makalah ini. Terutama kepada dosen Manajemen
Penunjang Medis.
Kami juga menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
kami butuhkan untuk menyempurnakan makalah ini dimasa yang akan datang. Atas
kurang lebihnya kemi mengucapkan terima kasih.

Mataram,14 Maret 2024

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ................................................................................ 1


2. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
3. Tujuan ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi dan Ruang Lingkup Pelayanan Gizi Rumah Sakit ............ 3


2. SOP Dan SPM Pelayanan Gizi Rumah Sakit .................................. 5
3. Landasan Hukum Pelayana Gizi Rumah Sakit ............................... 8
4. Alur Pelayanan Gizi Rumah Sakit .................................................. 9
5. Contoh Kasus Permasalahan Gizi rumah sakit ............................... 9

BAB II PENUTUP

1. Kesimpulan ..................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut WHO atau (World Health Organization) rumah sakit adalah
bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi
menyediakan pelayanan Paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit
(kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. rumah
sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat
penelitian medik.
Berdasarkan undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
yang dimaksud dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
dan menyediakan pelayanan rawat inap rawat jalan dan gawat darurat.
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri
atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan keluarga kelompok dan ataupun
Masyarakat.
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan
disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi,
dan status metabolisme tubuh. kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit
meliputi asuhan gizi rawat jalan asuhan gizi rawat inap, penyelenggaraan
makanan serta penelitian dan pengembangan (PGR,2013). pada ruang rawat
inap pelayanan bertujuan untuk memperoleh asupan makanan yang sesuai
kondisi kesehatan dalam upaya mempercepat proses penyembuhan
mempertahankan dan meningkatkan status gizi (Kemenkes RI,2013)
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit bertujuan untuk
menyediakan makanan yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, aman,
dan dapat diterima oleh konsumen guna mencapai status gizi yang optimal.
makanan sebagai asupan energi dan protein berkaitan erat dengan siklus

1
biologis manusia dan metabolisme tubuh serta menjadi pendukung dalam
terapi farmasi, dimana efektivitas obat dipengaruhi oleh ketersediaan nutrisi
dalam tubuh.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa saja Definisi dan Ruang lingkup pelayanan gizi rumah sakit ?
b. Apa saja SOP dan SPM pelayanan gizi rumah sakit ?
c. Bagaiman Landasan hukum pelayanan gizi rumah sakit ?
d. Bagaimana Alur pelayanan gizi rumah sakit ?
e. Contoh kasus Permasalahan gizi rumah sakit ?
C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui defines dan ruang lingkup gizi di rumah sakit
b. Untuk mengetahui apa saja SOP dan SPM gizi di rumah sakit
c. Untuk memahami landasan hukum dari pelayanan gizi rumah sakit
d. Untuk mengetahui dan memahami permasalahan apa saja yang ada
dalam gizi rumah sakit

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI DAN RUANG LINGKUP PELAYANAN GIZI RUMAH
SAKIT
Pelayanan gizi rumah sakit adalah serangkaian layanan yang disediakan
oleh tim gizi profesional di sebuah rumah sakit untuk memastikan pasien
mendapatkan nutrisi yang optimal selama perawatan mereka di rumah sakit.
Pelayanan ini meliputi evaluasi kebutuhan gizi pasien, perencanaan diet yang
sesuai, pemberian makanan dan minuman yang tepat, serta edukasi pasien
dan keluarganya tentang pentingnya nutrisi dalam pemulihan kesehatan.
Pengorganisasian Pelayanan Gizi Rumah Sakit mengacu pada SK
Menkes No. 983 Tahun 1998 tentang Organisasi Rumah Sakit dan Peraturan
Menkes Nomor 1045/MENKES/PER/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi
Rumah Sakit di lingkungan Departemen Kesehatan. Kegiatan Pelayanan Gizi
Rumah Sakit meliputi:
a. Pelayanan Gizi Rawat Jalan
1) Pengertian Pelayanan Gizi Rawat Jalan
Pelayanan gizi rawat jalan merupakan Serangkaian proses
kegiatan asuhan gizi yang berkesinambungan dimulai dari
asesment/pengkajian, pemberian diagnosis, intervensi gizi dan
monitoring evaluasi kepada klien/pasien di rawat jalan. Asuhan gizi
rawat jalan pada umumnya disebut kegiatan konseling gizi dan
dietetik atau edukasi/ penyuluhan gizi.
2) Tujuan Pelayanan Gizi Rawat Jalan
Memberikan pelayanan kepada klien/pasien rawat jalan atau
kelompok dengan membantu mencari solusi masalah gizinya melalui
nasihat gizi mengenai jumlah asupan makanan yang sesuai, jenis diet,
yang tepat, jadwal makan dan cara makan, jenis diet dengan kondisi
kesehatannya.

3
b. Pelayanan Gizi Rawat Inap
1) Pengertian Pelayanan Gizi Rawat Inap
Pelayanan gizi rawat inap merupakan pelayanan gizi yang
dimulai dari proses pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi
meliputi perencanaan, penyediaan makanan, penyuluhan/edukasi,
dan konseling gizi, serta monitoring dan evaluasi gizi.
2) Tujuan Pelayanan Gizi Rawat Inap
Memberikan pelayanan gizi kepada pasien rawat inap agar
memperoleh asupan makanan yang sesuai kondisi kesehatannya
dalam upaya mempercepat proses penyembuhan, mempertahan
kan dan meningkatkan status gizi.
c. Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit
1) Pengertian Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit
Penyelenggaraan makan rumah sakit bertujuan menyediakan
makanan yang sesuai bagi orang sakit dan juga harus dapat
menunjang. penyembuhan orang sakit. Kadang-kadang rumah
sakit juga menyediakan pelayanan bagi karyawan serta
pengunjungnya. Pelayanan ini harusnya terpisah dari pelayanan
makanan bagi orang sakit mengingat makan bagi orang sakit lebih
kompleks dan memiliki pelaksanana administrasi yang berebeda.
2) Tujuan Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit
a) Pasien agar memperoleh makanan yang sesuai dengan
kebutuhan gizinya agar memperoleh mkanan sesuai denga
kebutuhan gizinya dan dapat mempercepat penyembuhan
penyakit serta memperpendek masa rawat.
b) Penggunaan biaya yang paling tepat, baik dalam
penyelenggaraan makan orang sakit sehingga diperoleh hasil
yang berguna (efektif dan efisien) secara maksimal.

4
d. Karakteristik Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit
1) Pengelola adalah pemilik rumah sakit ataupun bagian tertentu
yang diserahi tanggung jawab tetap berada pada pemilik.
Beberapa rumah sakit menggunaka sistem out sourching.
2) Rumah sakit memiliki kelengkapan untuk sarana fisik, peralatan
serta penunjang lain termasuk untuk sumber daya pelaksanaanya.
3) Standar makan orang sakit sesuai dengan peraturan dan syarat
kesehatan sesuai dengan policy Rumah Sakit.
4) Konsumen lebih bervariasai dan jumlahnya tidak tetap dengan
macam makanan yang juga berbeda dari hari kehari berikutnya.
5) Harga makan sesuai dengan ketepatan Rumah Sakit.
6) Makanan yang disajikan dalah makana penuh 3 kali sehari atau
tanpa selingan.
e. Penelitian dan Pengembangan Gizi Terapan
1) Pengertian Penelitian dan pengembangan gizi terapan
Penelitian dan pengembangan gizi terapan dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan guna menghadapi tantangan dan
masalah gizi terapan yang kompleks. Ciri suatu penelitian adalah
proses yang berjalan terus menerus dan selalu mencari, sehingga
hasilnya selalu mutakhir.
2) Tujuan Penelitian dan pengembangan gizi terapan
Untuk mencapai kualitas pelayanan gizi rumah sakit secara
berdaya guna dan berhasil guna dibidang pelayanan gizi,
penyelenggaraan makanan rumah sakit, penyuluhan, konsultasi,
konseling dan rujukan gizi sesuai kemampuan institusi. Hasil
penelitian dan pengembangan gizi terapan berguna sebagai bahan
masukan bagi perencanaan kegiatan, evaluasi, pengembangan
teori, tatalaksana atau standar pelayanan gizi rumah sakit.

5
2. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DAN STANDAR
PELAYANAN MINIMAL GIZI RUMAH SAKIT
a. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Gizi
1) Asuhan gizi rawat inap
Merupakan pelayanan gizi yang dimulai dai proses pengkajian
gizi, diagnose gizi, intervensi gizi meliputi perencanaan penyediaan
makanan. Penyuluhan dan konseling gizi serta monitoring dan
evaluasi gizi.
a) Adapun prosedur asuhan gizi rawat inap diantaranya:
1. Dokter yang menangani memberikan penjelasan kepada
pasien dan keluarganya tentang terapi diet.
2. Ahli gizi melakukan Skrining status gizi.
3. Dokter dan Ahli gizi bekerja sama menentuan kebutuhan gizi
sesuai dengan status gizi dan penyakitnya.
4. Dokter dan Ahli gizi menentuan macam atau jenis diet sesuai
dengan statusg gizi dan penyakitnya serta cara pemberian
makanan.
5. Ahli gizi melakukan Konseling dan penyuluhan gizi.
6. Ahli gizi dan perawat Melakukan pemantauan, mencatat dan
melaporkan asupan makanan dan respon pasien terhadap diet
yang diberikan.
7. Perawat Membantu pasien pada waktu makan.
8. Dokter, ahli gizi dan perawat melakukan pemantauan dan
evaluasi serta tindak lanjut terapi gizi (kunjungan ulang).
2) Asuhan gizi rawat jalan
Pelayanan gizi rawat jalan adalah serangkaian proses
kegiatan asuhan gizi yang berkesinambungan dimulai dari asesmen
awal, penentuan diagnosa gizi, pemberian intervensi gizi, dan
melakukan monitoring serta evaluasi gizi kepada pasien rawat jalan.

6
a) Adapun prosedurnya diantaranya:
1. Pasien datang ke poli gizi atas permintaan sendiri atau dengan
membawa surat rujukan dari Poliklinik yang ada di rumah
sakit atau dari Pemberi Pelayanan Kesehatan Tingkat
I/Puskesmas dan jaringannya.
2. Ahli Gizi melakukan proses asuhan gizi pada pasien yang
berisiko malnutrisi, sudah mengalami malnutrisi dan dalam
kondisi khusus (kelainan metabolik, geriatrik, hemodialisis,
anak, luka bakar, kanker dengan kemoterapi, dan sebagainya)
dengan format ADIME meliputi:
a) Melakukan Asesmen Awal, antara lain:
1) Mengkaji identitas pasien
2) Melakukan pengukuran berat badan dan tinggi
badan/panjang badan pasien
3) Menentukan status gizi pasien
4) Mengkaji kondisi fisik dan klinis pasien, serta hasil
laboratorium yang mendukung kondisi penyakit pasien
5) Mengkaji riwayat makan pasien
b) Menentukan diagnosa masalah gizi pasien berdasarkan
hasil asesmen awal
c) Memberikan edukasi dan konseling gizi sesuai dengan
kondisi penyakit pasien sebagai bentuk intervensi gizi
yang diberikan
d) Menyarankan pasien melakukan kunjungan ulang ke poli
gizi untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
intervensi yang sudah diberikan
3. Ahli gizi mencatat hasil konseling gizi pada formulir
permintaan konseling gizi dan buku register harian pasien
rawat jalan.

7
b. Standar Pelayanan Minimal (SPM ) Gizi Rumah Sakit.
1. Evaluasi Gizi Pasien: Setiap pasien harus mendapatkan evaluasi
gizi oleh ahli gizi dalam waktu 24 jam setelah masuk rumah sakit.
Evaluasi ini mencakup identifikasi risiko gizi, pengukuran
antropometri, analisis status gizi, dan penentuan kebutuhan gizi
individual.
2. Perencanaan Diet: Setiap pasien harus mendapatkan rencana diet
yang disesuaikan dengan kebutuhan gizi dan kondisi medisnya
dalam waktu 48 jam setelah evaluasi gizi dilakukan. Rencana diet
harus mencakup pemilihan jenis makanan, tekstur makanan, dan
metode pemberian yang sesuai.
3. Monitoring dan Evaluasi Pasien: Pasien harus dipantau secara
berkala oleh ahli gizi untuk memantau perkembangan gizi,
mengevaluasi respons terhadap intervensi gizi, dan melakukan
penyesuaian rencana diet jika diperlukan.
4. Penyuluhan Gizi: Pasien dan keluarganya harus mendapatkan
penyuluhan gizi secara individual atau kelompok mengenai
pentingnya gizi yang seimbang, pilihan makanan yang tepat, dan
cara mengelola diet sesuai dengan kondisi kesehatan. Penyuluhan
ini harus diselenggarakan oleh ahli gizi.
3. LANDASAN HUKUM GIZI RUMAH SAKIT

Peraturan menteri kesehatan repoblik indonesia nomot 26 tahun


2013 tentang penyelenggaraan pekerjaan dan peraktik tenaga gizi.
Menimbang :
a. bahwa tenaga gizi sebagai salah satu dari jenis tenaga kesehatan,
berwenang untuk menyelenggarakan pekerjaan dan praktik pelayanan
gizi sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (5) Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Kesehatan tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Dan Praktik

8
Tenaga Gizi.
4. ALUR PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT

a. Alur pelayanan gizi Ruang Rawat Inap


1) Identifikasi Kebutuhan Gizi: Saat pasien masuk ke ruang rawat
inap, tim medis akan mengidentifikasi kebutuhan gizinya, baik
melalui riwayat medis, pemeriksaan fisik, atau tes laboratorium.
2) Evaluasi Gizi: Tim gizi akan mengevaluasi status gizi pasien
berdasarkan informasi yang diperoleh dan merencanakan
intervensi gizi yang sesuai.
3) Penentuan Rencana Diet: Berdasarkan evaluasi, tim gizi akan
merencanakan diet yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi pasien,
termasuk jenis makanan, porsi, dan frekuensi makan.
4) Persiapan dan Distribusi Makanan: Makanan sesuai dengan
rencana diet akan dipersiapkan dan didistribusikan kepada pasien
sesuai jadwal.
5) Pemantauan Konsumsi Makanan: Tim gizi akan memantau
konsumsi makanan pasien dan memberikan bantuan atau
penyesuaian jika diperlukan.
6) Edukasi Gizi: Pasien dan keluarganya akan diberikan edukasi
mengenai pentingnya nutrisi, diet yang direkomendasikan, dan
cara menjaga pola makan yang sehat.
7) Kolaborasi Tim: Tim gizi akan berkolaborasi dengan tim medis
dan perawat untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan
yang terkoordinasi.
8) Evaluasi dan Revisi Rencana Diet: Rencana diet pasien akan
dievaluasi secara berkala dan direvisi jika ada perubahan dalam
kondisi kesehatan atau kebutuhan nutrisi.
9) Persiapan Pemulangan: Jika pasien siap untuk pulang, tim gizi
akan memberikan rekomendasi diet dan perawatan gizi lanjutan
yang perlu diikuti setelah pulang.

9
b. Alur pelayanan gizi Ruang Rawat jalan
1) Pendaftaran: Pasien mendaftar untuk konsultasi gizi di rumah
sakit
2) Anamnesis: Tim gizi melakukan wawancara dengan pasien untuk
mengetahui riwayat makanan, kondisi kesehatan, dan tujuan gizi
yang diinginkan.
3) Evaluasi status gizi: Tim gizi melakukan evaluasi terhadap status
gizi pasien berdasarkan data anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
hasil tes laboratorium jika diperlukan.
4) Perencanaan diet: Berdasarkan evaluasi, tim gizi merencanakan
diet yang sesuai dengan kebutuhan gizi dan kondisi kesehatan
pasien.
5) Penyuluhan: Pasien diberikan penyuluhan terkait pola makan
yang sehat, pilihan makanan yang tepat, dan cara mempersiapkan
makanan yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.
6) Tindak lanjut: Pasien dijadwalkan untuk kunjungan berikutnya
guna memantau perkembangan status gizi dan penyesuaian diet
yang diperlukan.
5. CONTOH KASUS PERMASALAHAN GIZI

a. Analisis Manajemen Pelayanan Intalasi Gizi Di Rumah Sakit


Umum Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau 2019
1) Permasalahan
a) Kekurangan Sumber Daya Manusia: Jumlah sumber daya
manusia di instalasi gizi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
belum mencukupi dan kualitasnya juga belum optimal.
Kualitas sumber daya manusia lebih didasari oleh petugas yang
kurang dan kurang mengerti tentang tugas masing-masing
dalam menjalankan tugasnya.
b) Sarana dan Prasarana yang Tidak Optimal: Meskipun jumlah
sarana dan prasarana di instalasi gizi RSUD Arifin Achmad

10
Provinsi Riau sudah memadai, namun dari segi fungsional
tidak optimal karena ada yang mengalami kerusakan, seperti
pemanas air yang rusak, ruang yang tidak nyaman, dan suplai
air yang tidak mencukupi untuk kegiatan gizi.
c) Standar Operasional Prosedur (SOP): Meskipun sebagian besar
SOP sudah dilakukan, namun masih ada beberapa yang belum
terlaksana sepenuhnya. Misalnya, tidak semua pasien
mendapatkan konsultasi gizi, terlambat mengantarkan bahan
makanan dan makanan.
d) Perencanaan yang Tidak Sesuai: Perencanaan di Instalasi Gizi
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau sudah sesuai dengan
Pedoman Gizi Rumah Sakit (PGRS), namun tidak semua
perencanaan diterima oleh bidang yang bersangkutan. Selain
itu, perencanaan bahan makanan juga belum sesuai dengan
perencanaan awal karena bergantung pada banyaknya pasien
dan jenis penyakitnya.
2) Upaya pemecahan masalah
a) Kekurangan Sumber Daya Manusia:
1) Melakukan rekrutmen untuk menambah jumlah petugas di
Instalasi Gizi dan memberikan pelatihan kepada petugas
yang ada.
2) Menyesuaikan ruang Instalasi Gizi sesuai standar yang telah
ditetapkan, melengkapi alat pemanas air, dan memperbaiki
saluran air.
3) Memberikan sosialisasi tentang Standar Operasional
Prosedur (SOP) kepada seluruh petugas.
4) Memperbaiki perencanaan yang belum disetujui oleh pihak
RSUD dan membagi tugas petugas sesuai peraturan yang
ada.
b) Sarana dan Prasarana yang Tidak Optimal:
1) Melakukan pemeliharaan dan perbaikan peralatan yang

11
digunakan untuk mendukung pengelolaan makanan di
Instalasi Gizi.
2) Memperbaiki fasilitas yang rusak seperti pemanas air,
suplai air yang kurang, dan ruang yang tidak memadai.
c) Standar Operasional Prosedur (SOP):
1) Memastikan semua petugas mengikuti SOP yang telah
ditetapkan, termasuk dalam hal konsultasi gizi,
pengantaran bahan makanan, dan pelayanan makanan.
2) Memastikan pengantaran makanan dilakukan tepat waktu
sesuai dengan SOP yang berlaku.
d) Perencanaan yang Tidak Sesuai:
1) Memastikan perencanaan bahan makanan sesuai dengan
kebutuhan pasien dan tidak hanya bergantung pada jumlah
pasien dan jenis penyakitnya
2) Memperbaiki proses perencanaan agar semua perencanaan
dapat diterima oleh bidang yang bersangkutan.
b. Manajemenen Instalansi Gizi Dalam Rangka Pemenuhan Gizi
Pasien Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng
1) Permasalahan
a) kurangnya akurasi data yang diberikan oleh petugas dari
Instalasi Rawat Inap dapat menyebabkan kekeliruan dalam
penyajian menu makanan kepada pasien .
b) Kekeliruan dalam pengelolaan data dan kinerja pegawai dalam
memberikan pelayanan kepada pasien dapat terjadi akibat
kurangnya komunikasi dan kerjasama antarpihak yang terlibat
dalam manajemen pelayanan di Instalasi Gizi RSUD Kabupaten
Buleleng.
c) Masalah gizi klinis yang ditinjau secara individual perlu
mendapatkan perhatian khusus untuk memastikan proses
penyembuhan yang optimal.

12
2) Upaya pemecahan masalah
a) Meningkatkan akurasi data yang diberikan oleh petugas dari
Instalasi Rawat Inap melalui pelatihan dan supervisi yang
berkala.
b) Memperkuat komunikasi dan kerjasama antarpihak yang terlibat
dalam manajemen pelayanan di Instalasi Gizi RSUD Kabupaten
Buleleng untuk memastikan informasi yang akurat dan tepat
waktu.
c) Melakukan evaluasi secara berkala terhadap proses pengelolaan
data dan kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan kepada
pasien untuk mengidentifikasi potensi perbaikan dan
peningkatan.
d) Memberikan perhatian khusus terhadap masalah gizi klinis
dengan melibatkan tim multidisiplin yang terdiri dari ahli gizi,
dokter, dan perawat untuk memastikan penanganan yang
optimal.
c. Analisi Implementasi Pelayanan Gizi Di RSUD Tugurejo
Semarang
1) Permasalahan
a) Kurangnya pemahaman dan konsistensi dalam menerapkan
standar bumbu dan resep oleh pramumasak, serta kurangnya
pengawasan dari ahli gizi terhadap proses pengolahan bahan
makanan.
b) Ketidaksesuaian antara standar bumbu, resep, dan prosedur
pemasakan dengan jumlah porsi makanan yang harus dimasak,
yang dapat mempengaruhi cita rasa makanan.
c) Masalah dalam distribusi diit kepada pasien yang dilakukan oleh
pramuruang, seperti kesalahan pemesanan dan pemberian diit,
kurangnya evaluasi kegiatan distribusi diit, serta ketidaksesuaian
dengan standar prosedur.
d) Keterbatasan sumber daya manusia yang belum sesuai

13
kebutuhan, seperti ahli gizi yang merangkap tugas administrasi,
produksi, dan pelayanan gizi, serta beban kerja yang berat bagi
pramumasak dan pramuruang.
e) Kurangnya koordinasi dan komunikasi antara berbagai unit
terkait dalam pelayanan gizi, serta kurangnya pelatihan yang
mendukung peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petugas.
2) Upaya pemecahan masalah
a) Dilakukan pemahaman yang lebih baik terkait tupoksi (tugas
pokok dan fungsi) oleh petugas pramuruang, pramumasak, dan
pramusaji melalui pelatihan dan arahan yang lebih jelas.
b) Meningkatkan mekanisme pertanggungjawaban tugas
distribusi diit pasien oleh pramuruang melalui laporan yang
lebih terstruktur dan rutin kepada Kepala Ruang Perawatan.
c) Memberikan umpan balik langsung dari atasan atau melakukan
koordinasi dengan unit terkait untuk mengatasi masalah
pelayanan gizi.
d) Memperbaiki sarana prasarana yang melibatkan unit lain
dengan lebih efisien dan cepat, serta melakukan pemeliharaan
peralatan secara menyeluruh.
e) Menyusun kebijakan yang lebih jelas dan dipahami oleh
seluruh petugas terkait, baik kebijakan yang bersifat umum
maupun operasional/teknis.
d. Studi Kasus Kualitas Ahli Gizi Dengan Standar Pelayanan
Minimal Gizi Di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat
1) Permasalahan
a) Ketidaksesuaian pemberian diet: Terdapat kesalahan dalam
pemberian diet kepada pasien, seperti menu yang tidak sesuai
dengan kebutuhan atau preferensi pasien, serta ketidaksesuaian
dalam jenis makanan yang disajikan.
b) Kurangnya kualitas penatalaksanaan diet: Penelitian

14
menunjukkan bahwa penatalaksanaan diet di RSUD Fakfak
masih kurang baik, terutama dalam hal ketepatan pemberian
diet dan distribusi makanan kepada pasien.
c) Kendala dalam pengadaan bahan makanan: Pengadaan bahan
makanan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan dapat
menjadi hambatan dalam menyajikan menu yang tepat dan
berkualitas.
d) Kurangnya koordinasi antara pihak terkait: Proses order atau
permintaan dari ruang rawat inap sering tidak dipenuhi sesuai
dengan siklus menu karena keterbatasan bahan yang tersedia di
pasar dan kurangnya koordinasi antara pihak terkait.
2) Upaya pemecahan masalah
a) Peningkatan pelatihan dan supervisi bagi petugas gizi:
Memberikan pelatihan reguler kepada petugas gizi untuk
meningkatkan pemahaman tentang kebutuhan gizi pasien dan
penanganan diet yang tepat.
b) Peningkatan koordinasi antara petugas gizi, perawat, dan pihak
terkait: Meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara
petugas gizi, perawat, dan pihak terkait dalam proses
pemesanan dan distribusi makanan untuk memastikan
kesesuaian dengan kebutuhan pasien.
c) Evaluasi dan perbaikan proses distribusi makanan: Melakukan
evaluasi terhadap proses distribusi makanan kepada pasien,
termasuk peninjauan ulang jadwal distribusi dan peningkatan
efisiensi dalam pendistribusian makanan.
d) Peningkatan ketersediaan peralatan masak yang memadai:
Memastikan ketersediaan peralatan masak yang memadai di
instalasi gizi RSUD Fakfak untuk mendukung proses persiapan
makanan yang efisien.
e) Diversifikasi sumber pengadaan bahan makanan:
Mengidentifikasi dan bekerja sama dengan berbagai pihak atau

15
supplier untuk mendiversifikasi sumber pengadaan bahan
makanan sehingga dapat memenuhi kebutuhan menu diet
pasien.
e. Gambaran Status Gizi Terhadap Kejadian Tb Paru Di Rumah
Sakit Imelda Medan Tahun 2018
1) Pemasalahan
a) Adanya hubungan antara status gizi yang buruk dengan
peningkatan risiko terkena tuberkulosis paru.
b) Kontribusi tuberkulosis paru terhadap status gizi yang buruk
karena proses perjalanan penyakit yang mempengaruhi daya
tahan tubuh.
c) Mayoritas pasien tuberkulosis paru di Rumah Sakit Imelda
Medan memiliki status gizi normal, namun masih terdapat
sebagian yang berstatus gizi kurang.
2) Upaya pemecahan masalah
a) Diharapkan pemegang program tuberkulosis paru di Rumah
Sakit Imelda melakukan upaya penyuluhan atau pemberian
informasi mengenai cara pencegahan, penularan, tanda dan
gejala tuberkulosis, serta hal-hal yang dapat menghambat
penyembuhannya.
b) Pasien tuberkulosis di Rumah Sakit Imelda Medan diharapkan
memperhatikan makanan yang dikonsumsi, terutama makanan
sumber protein tinggi untuk menjaga status gizi yang optimal.

16
BAB III

PENUTUP
1. KESIMPULAN
Pelayanan gizi rumah sakit adalah serangkaian layanan yang
disediakan oleh tim gizi profesional di sebuah rumah sakit untuk
memastikan pasien mendapatkan nutrisi yang optimal selama perawatan
mereka di rumah sakit. Serat ruang lingkup dari pelayanan gisi rumah sakit
yaitu : rawat inap, rawat jalan, Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit,
Karakteristik Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit, Penelitian dan
Pengembangan Gizi Terapan.
Adapun sop dan spm pelayanan gizi diantaranya:
a. Asuhan gizi rawat inap
Merupakan pelayanan gizi yang dimulai dai proses pengkajian gizi,
diagnose gizi, intervensi gizi meliputi perencanaan penyediaan
makanan.
b. Asuhan gizi rawat jalan
Pelayanan gizi rawat jalan adalah serangkaian proses kegiatan asuhan
gizi yang berkesinambungan dimulai dari asesmen awal.

Landasan hukum dari pelayanan gizi : Peraturan menteri kesehatan


repoblik indonesia nomot 26 tahun 2013 tentang penyelenggaraan
pekerjaan dan peraktik tenaga gizi. Alur pelayanan gizi rawat jalan dan
rawat inap, Serta Contoh Kasusu pelayaanan gizi di rumah sakit.

17
DAFTAR PUSTAKA

andriyani, I. R. (2015). sop instalasi gizi . 1-5.


Ekayati, I. (2021). pelayanan gizi rumah sakit 1-8.
Linda, Yulinda. (2017). Proses Pelayanan Gizi Rawat Jalan Dan Rawat Inap.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Penyelenggaraan Pekerjaan
Dan Praktik Tenaga Gizi. Jakarta:Kementerian Kesehatan Republik
indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Pedoman Pelayanan Gizi di
Rumah Sakit.
Familta, Zela. (2019). Analis Pelayanan Intalasi gizi di Rumah Sakit Umum
Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau. Kesehatan komonitas. 218-226
Edi Sriantara, komang. (2023). Mnajemen Instalasi Gizi Dalam Rangka
Pemenuhan Gizi Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Buleleng.
Shinta Dewi, Emy. (2015). Analisis Implementasi Pelayanan Gizi RSUD Tugurejo
Semarang. Manajemen Kesehatan Indonesia.
Susetyowati. (2014). Studi Kasus Kualitas Ahli Gizi Dengan Standar Pelayanan
Minimal Gizi Diruang Rawat Inap RSUD Provinsi Papua Barat.
Jurnal Gizi Dan Ditektik Indonesia. 32-40
Siregar Sarmaida. (2018). Gambaran Status Gizi Terhadap Kejadian TB Paru Di
Rumah Sakit Imelda Medan. Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda.

18

Anda mungkin juga menyukai