PELAYANAN
GIZI
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang menciptakan manusia dan menambah
ilmu pengetahuan bagi mereka yang berusaha mendapatkannya. Salawat dan salam
senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah, penghulu dan mahaguru bagi kita semua.
Alhamdulillah Panduan Pelayanan Gizi Instalasi Gizi tahun 2022 UPTD RSUD Siti Aisyah
Kota Lubuklinggau telah kita miliki. Panduan ini diharapkan menjadi acuan dalam
peningkatan mutu pelayanan rawat Inap di lingkungan UPTD RSUD Siti Aisyah Kota
Lubuklinggau yang kita cintai ini.
Kami percaya bahwa tidak ada yang sempurna kecuali Allah SWT, saran dan
masukan sangat diharapkan untuk kesempurnaan pedoman ini untuk masa yang akan
datang.
A. LATAR BELAKANG
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan persaingan dalam berbagai
aspek, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi agar
mampu bersaing dengan negara lain. Kesehatan dan gizi merupakan faktor
penting karena secara langsung berpengaruh terhadap kualitas SDM di suatu
negara yang digambarkan melalui pertumbuhan ekonomi, usia harapan hidup,
dan tingkat pendidikan. Tenaga SDM yang berkualitas tinggi hanya dapat
dicapai oleh tingkat kesehatan dan status gizi yang baik. Untuk itu diperlukan
upaya perbaikan gizi yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat
melalui upaya perbaikan gizi didalam keluarga dan pelayanan gizi pada individu
yang karena kondisi kesehatannya harus dirawat di suatu sarana pelayanan
kesehatan misalnya Rumah Sakit (RS).
Masalah gizi di Rumah Sakit dinilai sesuai kondisi perorangan yang secara
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses penyembuhan.
Kecenderungan peningkatan kasus penyakit yang terkait gizi ( nutrition-related
disease) pada semua kelompok rentan mulai dari ibu hamil, bayi, anak, remaja,
hingga usia lanjut (Lansia), memerlukan penatalaksanaan gizi secara khusus.
oleh karena itu dibutuhkan pelayanan gizi yang bermutu untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi yang optimal dan mempercepat penyembuhan.
C. DEFINISI
1. Pelayanan Gizi suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi, makanan,
dietetik masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis,
simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik
dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau
sakit.
2. Terapi Gizi adalah pelayanan gizi yang diberikan kepada pasien/klien
berdasarkan pengkajian gizi yang meliputi terapi diet, konseling gizi dan
atau pemberian makanna khusus dlaam rangka penyembuhan penyakit
pasien. (Nutrition and Diet Theraphy Dictionary, 2004)
3. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir yang
memungkinkan untuk identifikasi kebutuhna gizi dan penyediaan asuhan
untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
4. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) adlah Pendekatan sistematik dalam
memberikan pelayanan asuhan gizi berkualitas melalui serangkaina aktifitas
yang terorganisir meliputi identifikasi kebutuhan gizi sampai pemberian
pelayanannya untuk memenuhi kebutuhan gizi.
5. Dietetik adalah integrasi, aplikasi dan komunikasi dari prinsip prinsip
keilmuan makanan, gizi, bisnis dan keilmuan dasar untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi yang optimal secara individual, melalui
pengembangan, penyediaan dan pengelolaan pelayanan gizi dan makanan di
berbagai area/ lingkungan/ latar belakang praktek pelayanan
6. Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua
arah yang dilaksanakan oleh Ahli Gizi/Dietisien untuk menanamkan dan
meningkatkan pengertian, sikap, dan perilaku pasien dalam mengenali dan
mengatasi masalah gizi sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan
dilakukannya.
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup pelayanan gizi meliputi pelayanan gizi rawat jalan, pelayanan
gizi rawat inap, penyelenggaraan makanan, penelitian dan pengembangan gizi RSUD Siti
Aisyah Kota Lubuklinggau.
BAB III
TATA LAKSANA
Pengorganisasian Pelayanan Gizi Rumah Sakit mengacu pada SK Menkes Nomor 983
Tahun 1998 tentang organisasi Rumah Sakit dan Peraturan Menkes Nomor
1045/MENKES/PER/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di lingkungan
Departemen Kesehatan.
Gambar 1
Mekanisme Pelayanan Konseling Gizi di Rawat Jalan
Skrining Gizi
Awal Oleh
C. Penyelenggaraan Makanan
Penyelenggaraan makanan RS merupakan rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan
menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran belanja,
pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan, pemasakan bahan makanan,
distribusi dan pencatatan dan pelaporan serta evaluasi.
1. Alur Penyelenggaraan Makanan
Gambar 2.
Alur Penyelenggaraan Makanan
E. KETENAGAAN PGRS
1. Jenis dan Jumalah Tenaga Gizi
Dewasa ini maslah ketenagaan merupakan masalah penting, baik jumlah
maupun mutunya yang sangat kurang. untuk mengatasi maslaah ini, banyak
institusi atau rumah sakit mengangkat/menggunakan tenaga ahli konsultas
atau tenaga ahli honorer dan tenaga tidak ahli atau harian,
Dalam melaksanakan pelayanan gizi di ruamah sakit, macam ketenagaan yang
diperlukan dapat dibedakan atas pegawai yang ahli dan pegawai yang tidak
ahli. pegawai yang ahli adalah tenaga yang telah mendapat pendidikan dasar
khusus gizi seperti Sarjanan Gizi. Sarjana Muda Gizi serta tenaga menengah
gizi atau “ Pengatur Gizi “. dalam klasifikasi ketenagaan di Rumah sakit saat
ini pemasak belum digolongkan seorang ahli, karena itu tenaga pemasak serta
tenaga pembersih atau tenaga lain yang bekerja di bidang penyelenggaraan
makanan dimasukkan dalam golongan tenaga tidak ahli.
a. Ahli Gizi
Seorang ahli gizi ( sarjana atau sarjana muda gizi ) harus mampu
menerapkan pengetahuan gizi dalam mengelola makanan sekelompok
orang. secara umum, maka tugas dan tanggung jawab seorang ahli gizi
dalam penyelenggaraan makanan banyak adalah :
1. Merencanakan, mengembangkan, membina, mengawasi dan menilai
penyelenggaraan makanan dengan data yang tersedia berdasarkan
prinsip gizi dalam usaha menunjang pelayanan rumah sakit terhadap
pasien.
2. Mencapai standar kualitas penyelenggaraan makanan yang tinggi,
dengan menggunakan tenaga dan bahan makanan secara efisien dan
efektif.
3. Merencanakan menu makanan biasa dan makanan khusus sesuai
dengan pola menu yang ditetapkan
4. Membuat standarisasi resep dan mengawasi penggunaannya
5. Membantu melaksanakan pelaporan untuk pengawasan dan
perencanaan instalasi gizi.
6. Membantu melaksanakan pelaporan meanajemen keuangan.
7. Menjaga dan mengawaasi sanitasi penyelenggaraan makanan dan
keselamatan kerja pegawai.
8. Merencanakan, mengembangkan, membina, menilaikan kegiatan
Pelayanan Gizi Ruang Rawat Inap, penyuluhan dan Rujukan Gizi,
kegiatan Penelitian Pengembangan Gizi Terapan.
9. Mengatur pembagian tugas yang sesuai dengan spesifikasi tugas
seseorang.
10. Menelaah seluruh kegiatan instalsi gizi termasuk perencanaan dan
koordinasi pelayanan gizi
b. Tenaga Menengah Gizi
Peranan tenaga gizi menengah semakin berkembang, dengan
berkembangnya kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit. Tugas dan
tanggung jawab seorang pengatur gizi atau pembantu ahli gizi meliputi :
1. Berkonsultasi dengan sarjana muda gizi dalam melaksanakan kegiatan
pengadaan/penyediaan makanan, kegiatan pelayanan gizi ruang rawat
inap, penyuluhan/konsultasi dan rujukan gizi serta penielitian
pengembangan gizi terapan.
2. Mengawasi dan menilaikan pegawai di instalasi giz dan pegawai baru.
3. Memberi pengarahan pada pegawai dalam menggunakan dan
memelihara peralatan.
4. Memberi pengarahan, bimbingan pada pegawai dalam
menyelenggarakan makanan.
5. Mempersiapkan jadwal waktu dan kerja bagi seluruh pegawai dapur
6. Mengawasi pelaksanaan dan memelihara sanitasi dan kebersihan
seluruh instalasi gizi serta pegawainya.
7. Membantu dalam melaksanakn usaha-usaha keselamatan kerja sesuai
dengan yang telah ditetapkan.
c. Pemasak
Di Indonesia tenaga pemasak belum termasuk golongan tenaga ahli.
bahkan dlam kategori tenaga kesehatan tidak tercantum tenaga pemasak.
Karena itu kedudukan tenaga pemasak dan keahlian memasak ini perlu betul-
betul diperhatikan dan dihargai sebagaimana mestinya.
Pengelompokan tenaga pemasak hingga saat ini didasarkan atas
keterampilan yang dimiliki dalam melkaukan kegiatan memasak. karena
itu tugas oemasak, baik sebagai kepala pemasak atau pemasak tidak
banyak berbeda.
Tugas dan tanggung jawab pemasak makanan adalah :
1. Merencanakan cara/kerja, memasak, wkatu agar sesuai dengan menu
dan jadwal pembagian makanan yang ditentukan.
2. Mengkonsultasikan cara pemasakan bahan makanna sebelem mulai
memasak dengan kepala pemasak ataupun pembantu ahli gizi.
3. Membantu dalam mengawasi dan melatih pemasak baru
4. Mempersiapkan contoh masakan yang dimasak.
5. Membersihkan peralatan, melaporkan kegiatan yang telah dilakukan
kepada pemasak kepala.
6. Melakukan penilainan terhadap reserp baru serta melakukannya
kepala pemasak.
7. Mengembangkan buku resep untuk digunakan.
2. Pembinaan Tenaga
Pembinaan tenaga kerja dapat dilakukan melalui bebrapa cara seperti dengan
memberikan pelatihan bersertifikat (sertifikasi), pendidikan lanjutan, kursus,
mengikuti seminar yang bertujuan untuk memberi, memperoleh,
meningkatakan serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas,
disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu
sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.
a. Pendidikan dan Pelatihan Berjenejang dan Berlanjut
Tujuan pendidikan dan pelatihan berjenjang dan berlanjut bagi tenaga gizi
adalah :
Peningkatan Kinerja
Peningkatan pengetahuan dan wawasan ilmiah terkini
Peningkatan keterampilan
Perubahan sikap dan perilaku yang psitif terhadap pekerjaan
Peningkatan jenjang pendidikan bagi petugas atau tenaga pelayanan gizi
rumah sakit perlu dipertimbangkan sesuai dengan kebutuhan, perkembangan
keilmuan yang terkait dengan peningkatan pelayanan gizi. Jenis pendidikan
dan pelatihan berjenjang dan berlanjut (diklat jangjut) meliputi bentuk diklat
formal dan diklat non-formal.
a. Pendidikan dan Pelatihan Formal
Pendidikan dan pelatihan formal adalah pendidikan yang
berkesinambungan , dalam menunjang keprofesian, serta kedudukan dan
jabatan, baik fungsional maupun struktural.
b. Pendidikan dan Pelatihan Non-Formal
1) Orientasi Tugas
Tujuan :
Mempersiapkan calon pegawai dalam mengenali lingkungan tempat
bekerja, sistem yang ada di unit pelayanan gizi, serta tugas-tugas yang
akan diembannya. dengan demikian diharapkan pegawai baru akan
menghayati hal-hal yang akan dihadapai termasuk kaitan tugas dengan
tujuan unit pelayanan gizi. Bobot pendalaman untuk masing-masing
kegiatan disesuaikan dengan rencana tenaga tersebut akan
ditempatkan baik sebagian tenaga administrasi, tenaga terampil atau
tenaga fungsional/paramedis.
2) Kursus-kursus
Tujuan :
Mempersiapkan pegawai untuk menjadi tenaga profesional yang
handal sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan
lingkungan, baik lingkungan pekerjaan maupun lingkungan keilmuan.
Keikutsertaan dalam kursus-kursus tertentu, baik itu dietetik, kuliner,
terapi gizi medis, manjemen gizi dan lain-lain, diharapkan juga dapat
mengubah perilaku positif yang dapat meningkatkan citra pelayanan
gizi di unit kerja masing-masing.
3) Simposium, Seminar dan Sejenisnya
Tujuan :
Meningkatkan kapsitas dan wawasan keilmuan pegawai agar menjadi
tenaga yang lebih professional sehingga mampu meningkatkan kinerja
pelayanan gizi di tempat ia bekerja. Selain itu, sebagai keikutsert aan
dalam kegiatan tersebut juga akan mempengaruhi jenjang karier yang
sesuai dengan keprofesiannya. Kegiatan dapat dilakukan di dalam
lingkungan insitusi, atau mengirimkan tenaga jika kegiatan dilakukan
di luar institusi.
4) Evaluasi
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan sistem pengawasan
melekat, melalui berbagai pernagkat atau instrumen evaluasi, atau
formulir penilaian secara berkala. Tujuan evaluasi tersebut antara lain
sebagai salah satu bagian dalam promosi pegawai yang bersangkutan,
jasa pelayanan, penghargaan, peningkatan pendidikan, rotasi tugas,
mutasi pegawai, atau sebagai pemberian sanksi.
DOKUMENTASI
Ruang Persiapan
R. Penyimpanan Perlengkapan