Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Moehyi (1992), penyelenggaraan makanan adalah suatu proses menyediakan
makanan dalam jumlah besar dengan alasan tertentu. Sedangkan Depkes (2003)
menjelaskan bahwa penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen dalam
rangka pencapaiana status yang optimal melalui pemberian makanan yang tepat dan
termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi bertujuan untuk mencapai status
kesehatan yang optimal melalui pemberian makan yang tepat (Rahmawati, 2011).
Sebelum makanan dikonsumsi melalui berbagai tahapan, mulai dari perencanaan
menu atau bahan yang akan dibeli sesuai kebutuhan, pengadaan bahan makanan melalui
pembelian atau menanam sendiri, pengolahan sesuai kebutuhan ataupun selera. Dengan
demikian, agar makanan yang dikonsumsi dapat berkualitas baik dari segi proses maupun
hasil pengolahannya maka perlu diselenggarakan secara baik. Dengan penyelenggaraan
makanan yang baik diharapkan akan menghasilkan makanan yang baik kualitasnya, enak
rasanya, penghidangan yang produksi yang murah. Hal ini berarti bahwa dalam
penyenggaraan makanan, selain memperhatikan aspek kualitas makanan juga diperhatikan
aspek biaya operasionalnya.
Fungsi-fungsi manajemen dalam gizi institusi mencakup perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan :
1) Fungsi perencanaan meliputi perencanaan ruangan, perencanaan peralatan,
perencanaan menu, dan perencanaan anggaran.
2) Fungsi pengorganisasian meliputi struktur organisasi, kepegawaian serta pengarahan
dan koordinasi.
3) Fungsi pelaksanaan meliputi pembelanjaan, penerimaan, penyimpanan, pengolahan,
penyajian/pendistribusian serta higiene dan sanitasi pangan.
4) Fungsi pengawasan meliputi pengawasan makanan, pegawai dan biaya. Apabila
manajemen pengelolaan gizi institusi baik maka pangan yang tersedia bagi seseorang
atau sekelompok orang dapat tercukupi dengan baik pula (Setyowati,2008).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja fungsi manajemen dalam sistem penyelenggaraan makanan
2. Apa yang dimaksud lingking proses
3. Apa saja sumber daya dalam sistem peneyelenggaraan makanan

1.3 Latar Belakang


1. Untuk mengetahui fungsi manajemen dalam sistem penyelenggaraan makanan.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan linking proses.
3. Untuk mengetahui sumber daya dalamm sistem penyelenggaraan makanan.

1
BAB II
ISI
2.1 Fungsi Manajemen dalam Sistem Penyelenggaraan Makanan

1. Perencanaan (Planning)
a) Perencanaan Menu
Perencanan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang akan diolah
untuk memenuhi selera konsumen pasien dan kebutuhan zat gizi yang memenuhi
prinsip gizi seimbang. Merencanakan menu untuk suatu pelayanan makanan kepada
orang banyak adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah, karena setiap orang
mempunyai kebiasaan dan kesukaan makan yang saling berbeda. Oleh karena itu,
susunan menu harus disesuaikan dengan kebiasaan makan dan selera umum.
Tahap penyusunan menu khususnya untuk sebuah penyelenggaraan makanan
yang diperuntukkan bagi orang banyak sesuai dengan penjelasan soekresno
(2000:76)
harus memperhatikan :
a. keadaan keuangan
b. ketersediaan bahan sesuai musim
c. usia orang yang akan makan
d. agama
e. latar belakang kebudayaan / adat istiadat, dan lain sebagainya yang dianggap akan
mempengaruhi proses penyelenggaraan makanan yang dilakukan, hal ini sudah
termasuk penyelenggaraan makanan institusi seperti perusahaan.
Sedang syarat penyusunan menu institusi seperti perusahaan yang terkait dengan
pengamanan makanan dan minuman berdasarkan peraturan pemerintah No. 28 tahun
2004 bagian ke-empat yaitu pengamanan makanan dan minuman diselenggarakan
untuk melindungi masyarakat dari makanan yang tidak memenuhi standar dan atau
persyaratan kesehatan.
Contoh kegiatan yang dilakukan dalam Perencanaan Menu Sistem
Penyelenggaraan Makanan Institusi meliputi hidangan: Makanan & minuman
yang terdiri dari: makanan pokok, lauk, sayur, buah, kue, puding.
Menu merupakan rangkaian hidangan yang disusun berdasarkan pola makan
untuk jenis konsumen tertentu. Perencanaan menu merupakan serangkaian
kegiatan untuk menyusun hidangan dalam variasi dan kombinasi yang serasi.
Juga untuk memenuhi kebutuhan gizi.
Langkah-langkah perencanaan menu :
1. Bentuk tim kerja untuk menyusun menu yang terdiri dari ahli gizi, kepala
masak, dokter spesialis gizi klinik, dll
2. Kumpulkan tanggapan/keluhan konsumen mengenai menu dengan cara
menyebarka kuesioner
3. Buat rincian dan macam jumlah konsumen yang akan dilayani
4. Kumpulkan data peralatan dan perlengkapan dapur yang tersedia
5. Sesuaikan penyusunan menu dengan macam dan jumlah tenaga
6. Perhatikan kebiasaan makan daerah setempat, musim, iklim, dan pasar
7. Tetapkan standar porsi
8. Susun menu

2
Utari (2009) yang mengutip pedoman teknis proses penyediaan makanan dalam
sistem penyelenggaraan makanan institusi(Depkes RI, 2003), prasyarat
perencanaan
menu adalah:
1. Peraturan pemberian makanan institusi.
2. Standar porsi dan standar resep.
3. Standar bumbu

b) Perencanaan biaya
Anggaran belanja harus memperhitungkan bahan makanan, peralatan,
tenaga, dan pengeluaran lain yang disebut biaya overhead (bahan bakar, air,
listrik, kerusakan, sabun, pembersih, dsb). Contoh kegiatan yang dilakukan
dalam perencanaan biaya berupa macam dan jumlah konsumen; survei pasar,
tentukan harga rata-rata, pedoman berat bersih bahan makanan yang
digunakan dandikonversikan ke dalam berat kotor, hitung harga makanan
per orang per hari dengan mengalikan berat kotor bahan makanan dengan harga
satuan sesuai konsumen dan hitung anggaran bahan makanan setahun (jumlah
konsumen yang dilayani dalam 1 tahun dikalikan indeks harga makanan).
Prasyarat anggaran belanja untuk makanan adalah sebagai berikut :
 Adanya kebijakan institusi
 Tersedianya data peraturan pemberian makanan institusi
 Tersedianya data standar makanan konsumen
 Tersedianya data standar harga bahan makanan
 Tersedianya rata-rata jumlah konsumen yang dilayani
 Tersedianya siklus menu
 Tersedianya anggaran makanan
Langkah-langkah perencanaan anggaran belanja makanan :
1. Kumpulkan data tentang tentang macam dan jumlah konsumen tahun
sebelumnya
2. Tetapkan macam dan jumlah konsumen atau pasien
3. Kumpulkan harga bahan makanan dari beberapa pasar
4. Buat standar kecukupan gizi
5. Hitung indeks harga makanan/orang/hari sesuai dengan pasien yang
mendapat makanan
6. Hitung anggaran belanja makan setahun
7. Hasil perhitungan anggaran laporkan kepada pengambilan keputusan
8. Rencana anggaran diusulkan secara resmi melalui jalur administrasi

c) Penyelenggaraan Ruangan
Terdiri atas :
 Tempat / ruang penerimaan bahan makanan
 Tempat/ruang penyimpanan bahan makanan

3
 Tempat /ruang persiapan bahan makanan
 Tempat / ruang pemasakan dan pendistribusian bahan makanan
 Tempat / ruang pencucian dan penyimpanan alat

d) Perencanaan peralatan
Kebutuhan akan peralatan dan perlengkapan dapur harus disesuaikan dengan
arus kerja, unit kerja, menu, dan jumlah konsumen yang dilayani, serta macam
pelayanan.

2. Pengorganisasian
Kegiatan pengorganisasian meliputi :
 Identifikasi kegiatan dan tujuan dengan jelas
 Pembagian tugas sesuai dengan keterampilan dan keahlian masing-masing
 Pendelegasian tugas dan tanggung jawab dari atasan ke bawahan sehingga
masing-masing akan mendapat wewenang dan beban kerja yang sesuai

3. Pelaksanaan (Actuating)
Dalam pelaksanaan, manajer atau pimpinan akan mengambil tindakan antara
lain memberi pengarahan kepada bawahan agar dapat bekerja dengan lancar,
memberikan konsultasi atau atau nasehat jika diperlukan mengadakan supervisi yang
efektif untuk unit khusus atau keseluruhan, dapat memotivasi bawahan sehingga
mereka bersemangat dalam bekerja.
Hal yang terkait pelaksanaan terpenting adalah :
a) Perhitungan kebutuhan bahan pangan,
b) Pembelian bahan makanan
c) Penerimaan bahan makanan
d) Penyimpanan bahan makanan
e) Persiapan bahan makanan
f) Pemasakan
g) Pendsitribusian
h) Penyajian makanan

Penjelasan :
a) Perhitungan kebutuhan bahan makanan

Penghitungan kebutuhan bahan makanan adalah kegiatan penyusunan kebutuhan


bahan makanan yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan. Penghitungan
bahan makanan merupakan suatu langkah penting dalam upaya pengendalian harga
makanan konsumen. Cara penghitungan bahan makanan adalah mengalikan jumlah
konsumen dengan standar porsi dengan memperhitungkan bagian yang tidak dapat
dimakan dan dikalikan dengan jumlah hari dalam kurun waktu yang ditetapkan.
Hasil akhir dari penghitungan ini dapat pula dibandingkan dengan sebelumnya
sebagai pengecekan ulang. Apabila telah disepakati dalam pembelian bahan

4
makanan, maka perhitungan ini perlu juga dinilai untuk dua sampai tiga kali putara
menu, agar pesanan bahan makanan selanjutnya lancar dan cukup (Oktrizanita,
2005).
Langkah-langkah Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan
1. Tentukan jumlah pasien dengan mengacu pada DKBM
2. Tentukan stadart porsi tiap bahan makanan dan buat berat kotor
3. Hitung berapa kali pemakaian bahan makanan setiap siklus menu
4. Hitung dengan cara :
Jumlah pasien x berat kotor x kerap pemakaian

b) Pembelian bahan makanan


Pemesanan dan pembelian bahan makanan merupakan salah satu kewajiban
pengelola penyelenggaraan makanan. Bahan makanan yang dimaksud adalah bahan
makanan mentah dan keadaan bahan makanan yang merupakan awal dari proses
mendapatkan makanan jadi. Bahan makanan harus dipilih kualitasnya yang baik
dan idak tercemar. Utari (2009) yang mengutip pedoman teknis proses penyediaan
makanan dalam sistem penyelenggaraan makanan institusi(Depkes RI, 2003),
prasyarat pemesanan dan pembelian bahan makanan adalah:
1. Adanya kebijakan institusi tentang pengadaan bahan makanan.
2. Adanya surat perjanjian dengan bagian logistik rekanan.
3. Adanya spesifikasi bahan makanan.
4. Adanya daftar pesanan bahan makanan.
5. Tersedianya dana.
Selama pengolahan, penanganan, penyimpanan, dan transportasi perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Bahan makanan dan ingredien harus terpisah dari bahan-bahan berbahaya, yaitu
menghindari dari kontaminasi oleh hama, bahan-bahan fisik, kimia, dan mikroba
yang membahayakan kesehatan,
2) Bahan-bahan yang tidak terpakai harus dibuang dengan cara yang higienis, dan
3) Perhatian harus diberikan untuk mencegah terjadinya kerusakan atau kebusukan
makanan, termasuk pengendalian suhu, kelebaban, dan pengendalian lainnya.

c) Penerimaan Bahan Makanan


Suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan/penelitian, pencatatan dan
peloparan tentang macam, kualitas dan kuantitas bahan makanan yang diterima
sesuai dengan pesanan serta spesifikasi yang telah ditetapkan.
Langkah-langkah :
1. Setelah bahan makanan diambil dari gudang logistik kemudian diperiksa
satu persatu untuk mengetahui ada barang yang tidak ada, kurang atau
berlebihan
2. Kemudian bahan makanan disimpan ke gudang penyimpanan kecil sesuai
dengan jenis barang

5
3. Esok harinya masing-masing bagian pengolahan mengambil bahan
makanan sesuai dengan kebutuhan

d) Penyaluran Bahan Makanan


Adalah tata cara mendistribusikan bahan makanan berdasarkan permintaan
harian. Bertujuan agar tersedianya bahan makanan siap pakai dengan kualitas dan
kuantitas yang tepat dengan pesanan.

e) Penyimpanan Bahan Makanan


Adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara keamanan bahan
makanan kering maupun basah baik kualitas maupun kuantitas di guang bahan
makanan kering dan basah serta pencatatan dan pelaporannya.

Langkah-langkah penyimpanan bahan makanan :


1. Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima, harus
segera dibawa keruang penyimpanan gudang atau ruang pendingin
2. Apabila bahan makanan langsung akan digunakan setelah
ditimbang dan diawasi oleh bagian penyimpanan bahan makanan
setempat dibawa keruang persiapan bahan makanan

 Penyimpanan sejuk (cooling) pada suhu 10-15 derajat celcius sepert jenis
minuman, buah, dan sayuran.
 Penyimpanan dingin (chilling) pada suhu 4-10 derajat celcius seperti makanan
berprotein yang segera akan diolah.
 Penyimpanan dingin sekali (freezing) pada suhu 0-4 derajat celcius untuk
bahan makanan yang mudah rusak untuk jangka 24 jam.
 Penyimpanan beku (frozen) pada suhu <0 derajat celcius seperti bahan protein
yang mudah rusak untu jangka waktu >24 jam
 Suhu ruang untuk penyimpanan gudang kering seperti, beras, bumbu, dan lain-
lain

f) Persiapan dan pemasakan bahan makanan


Menyiapkan makanan meliputi kegiatan membersihkan dan menghilangkan
bagian–bagian yang tidak dimakan, memotong, menghaluskan, menggiling,
mencampur, membentuk serta kegiatan lainnya yang harus dikerjakan sebelum
bahan makanan siap diolah. Persiapan yang sempurna terhadap bahan makanan
sangat penting dan tidak hanya ditinjau dari segi gizi, tetapi juga dari segi biaya
operasionalnya. Selain itu, bagian ini perlu diawasi untuk mencegah terjadinya
pembuangan bahan makanan, misalnya pengupasan yang terlalu tebal. Agar
diperolah hasil makanan yang baik kualitasnya, maka salah satu hal yang perlu
diperhatikan adalah pengolahan makanan. Macam-macam proses pengolahan
makanan yang dapat diterapkan anatara lain yaitu: merebus, mengukus, mengetim,
menggoreng, mencah, menyetup, membardir, membuat kaldu, mengentalkan,
menjernihkan, mengocok atau memukul,mendinginkan dan menghidangkan,
dimana hal ini dilakukan sesuai kebutuhan.

6
Pengolahan bahan makanan adalah merupakan suatu kegiatan memasak bahan
makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan, berkualitas dan aman
dikonsumsi. Tujuan :
a. Mengurangi resiko kehilangan zat gizi bahan makanan
b. Meningkatkan nilai cerna.
c. Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan dan penampilan
d. makanan.
e. Bebas dari organisme dan zat yang berbahaya bagi tubuh

g) Pendistribusian makanan
Pendsitribusian makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran makanan sesuai
dengan jumlah porsi dan jenis makanan konsumen yang dilayani (makanan biasa
maupun khusus) (Depkes RI, 2003).
Setelah bahan makanan mengalami proses pemasakan, selanjutnya bahan makanan
tersebut disalurkan untuk disampaikan kepada konsumen. System penyaluran yang
digunakan sangat mempengaruhi makanan yang disajikan, tergantung pada jenis
dan jumlah tenaga, perlengkapan dan peralatan yang ada.
Utari (2009) yang mengutip pedoman teknis proses penyediaan makanan dalam
sistem penyelenggaraan makanan institusi(Depkes RI, 2003), prasyarat
pendistribusian dan penyajian makanan adalah:
1. Adanya bon permintaan bahan makanan.
2. Tersedianya kartu stok atau buku catatan keluar masuknya bahan makanan.
3. Tersedianya standar porsi.
4. Tersedianya peralatan makanan.
5. Tersedia sarana pendistribusian makanan.
6. Tersedia tenaga pramusaji.
7. Adanya jadwal pendistribusian makanan di dapur utama.

4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan (Controlling) Pengawasan meliputi pencatatan, pelaporan, dan evaluasi,
yang terdiri dari:
a) Pemasukan, pemakaian bahan makanan harian,
b) pencatatan tentang pemasukan dan pemakaian peralatan dapur,
c) pencatatan kegiatan macam dan jumlah konsumen yang dilayani setiap hari
perhitungan harga makanan per orang sehari, rata-rata dalam tiap bulan, dan setiap
tiga bulan,laporan tribulan untuk pimpinan.

2.2 Linking Proses ( komunikasi dan koordinasi )

Koordinasi adalah salah satu fungsi manajemen yang tidak bisa terpisah dari fungsi
manajemen lainnya. Karena fungsi koordinasi adalah fungsi yang menghubungkan

7
fungsi-fungsi manajemen lainnya. Secara singkat, fungsi koordinasi terkandung dalam
fungsi-fungsi lainnya. Contohnya, fungsi perencanaan membutuhkan koordinasi yaitu
dalam menyusun rencana, tenaga kerja satu dengan yang lainnya harus melakukan
koordinasi dengan baik untuk mengumpulkan data yang valid dalam merumuskan suatu
perencanaan. Begitu pula dengan fungsi manajemen lainnya.

Sifat mengikat dari fungsi koordinasi membuat fungsi lainnya tidak dapat berjalan
tanpa ada koordinasi, Inti dari fungsi koordinasi adalah komunikasi. Mengapa komunikasi
menjadi inti dari fungsi koordinasi, Karena dengan komunikasi, kita mampu melakukan
hubungan dengan orang lain, bekerja sama secara baik dengan sesama tenaga kerja.
Misalnya dalam hal penentuan atau perencanaan menu untuk penyelenggaraan makanan,
selain itu dalam perencanaan menu pasti membutuhkan biaya maka dari itu perlu
berkoordinasi dengan bidang keuangan, dan bidang sumber daya manusia bisa
berkoordinasi dengan pemimpin. Jadi sebuah koordinasi dan komunikasi erat kaitannya
dalam hal ini. Tanpa adanya koordinasi dan komunikasi segala macam perencanaan atau
pekerjaan tidak dapat berjalan dengan baik.

2.3 Sumber daya penyelenggaraan makanan


Sumber daya penyelenggaraan makanan terdiri dari :
a. Manusia
- Tenaga kerja
- Keterampilan
b. Bahan-bahan
- Makanan
- Alat/bahan kebersihan
c. Fasilitas
- Ruangan
- Peralatan
d. Operasional
- Laporan keuangan
- Waktu
- Keperluan
- informasi

Kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yaitu SDM yang sehat, cerdas
dan memiliki fisik yang tangguh serta produktif merupakan faktor utama yang diperlukan

8
untuk melaksanakan pembangunan nasional. Gizi merupakan salah satu faktor penting yang
menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan
mental.

Berikut ini tenaga kerja dalam penyelenggaraan makanan umumnya dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu (PGRS,2003) :

a) Kelompok Tenaga Pengelola


Tenaga-tenaga pengelola kegiatan penyelenggaraan makanan bertanggung jawab atas
perencanaan, pengawasan, dan pengendalian. Kelompok tenaga ini bertanggung jawab dalam
penyusunan menu, standarisasi kualitas, dan cita rasa makanan yang dihasilkan, serta efisiensi
penggunaan dan daya yang tersedia sehingga biaya penyelenggaraan makanan dapat ditekan
serendah mungkin tanpa mengurangi mutu dan cita rasa makanan.
b) Kelompok Tenaga Pelaksana
Kelompok tenaga pelaksana dalam penyelenggaraan makanan adalah yang bertanggung
jawab dalam pelaksanaan produksi dan distribusi makanan kepada konsumen. Isi tenaga dalam
kelompok ini adalah mereka yang mempunyai keahlian dalam kegiatan masak-memasak, baik
melalui pendidikan formal maupun melaui pengalaman yang cukup.
c) Kelompok tenaga pembantu pelaksana
Kelompok tenaga pembantu pelaksana penyelenggaraan makanan adalah mereka yang
terlibat dalam kegiatan penyelenggaraan makanan, tetapi tidak mempunyai tanggung jawab
khusus. Umumnya mereka hanya membantu tenaga pelaksana untuk menyelesaikan tugasnya,
seperti membersihkan bahan makanan, memotong, mengiris, atau membantu pekerjaan
memasak lainnya, termasuk membersihkan peralatan.
Segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga kerja mulai dari sebelum, selama, dan
sesudah masa kerja merupakan bagian yang harus diperhatikan dari ketenagaan yang ada,
antara lain :
1) Jumlah tenaga
Tenaga pengolah makanan dalam penyelenggaraan makanan umumnya mempunyai latar
belakang pendidikan di dunia kuliner. Akan tetapi, hal ini belum dapat menjamin bahwa menu
yang disajikan sudah memenuhi kecukupan gizi yang dianjurkan.
Menurut mukrie (1990), tenaga yang dibutuhkan dalam suatu penyelenggaraan makanan
terdiri dari tenaga ahli, tenaga terampil, dan tenaga penunjang.
2) Penerimaan tenaga
Pihak institusi membuka lowongan pekerjaan sebagai tenaga pengolah makanan, kemudian
pendaftar yang lolos kemudian melalui tahap wawancara dan setelah dilakukan diskusi
diumumkan siapa saja yang lolos dan diterima sebagai tenaga pengolah makanan.
3) Tugas tenaga
Pembagian tugas untuk masing-masing tenaga pengolah makanan harus terbagi dengan jelas.
Dengan demikian tenaga pengolah makanan telah terbagi menjadi tugas sendiri dengan rata
mulai dari penerimaan bahan makanan hingga akhir proses yaitu pencucian peralatan masak.
4) Pembagian tenaga
Dalam rangka meningkatkan kualitas tenaga pengolah makanan yang dimiliki, pihak yayasan
sekolah mengikut sertakan tebaga pengolah makanannya pada kegiatan pelatihan.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu


sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen dalam rangka pencapaiana status
yang optimal melalui pemberian makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan,
pelaporan, dan evaluasi bertujuan untuk mencapai status kesehatan yang optimal melalui
pemberian makan yang tepat.
Fungsi-fungsi manajemen dalam gizi institusi mencakup perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan :
1) Fungsi perencanaan meliputi perencanaan ruangan, perencanaan peralatan,
perencanaan menu, dan perencanaan anggaran.
2) Fungsi pengorganisasian meliputi struktur organisasi, kepegawaian serta pengarahan dan
koordinasi.
3) Fungsi pelaksanaan meliputi pembelanjaan, penerimaan, penyimpanan, pengolahan,
penyajian/pendistribusian serta higiene dan sanitasi pangan.
4) Fungsi pengawasan meliputi pengawasan makanan, pegawai dan biaya. Apabila
manajemen pengelolaan gizi institusi baik maka pangan yang tersedia bagi seseorang atau
sekelompok orang dapat tercukupi dengan baik pula (Setyowati,2008).
Linking proses dalam koordinasi dan komunikasi :
Koordinasi adalah salah satu fungsi manajemen yang tidak bisa terpisah dari fungsi
manajemen lainnya. Karena fungsi koordinasi adalah fungsi yang menghubungkan fungsi-
fungsi manajemen lainnya. fungsi perencanaan membutuhkan koordinasi yaitu dalam
menyusun rencana, tenaga kerja satu dengan yang lainnya harus melakukan koordinasi
dengan baik untuk mengumpulkan data yang valid dalam merumuskan suatu perencanaan.
Sifat mengikat dari fungsi koordinasi membuat fungsi lainnya tidak dapat berjalan tanpa ada
koordinasi, Inti dari fungsi koordinasi adalah komunikasi. Mengapa komunikasi menjadi inti
dari fungsi koordinasi, Karena dengan komunikasi, kita mampu melakukan hubungan dengan
orang lain, bekerja sama secara baik dengan sesama tenaga kerja.
Sumber daya penyelenggaraan makanan terdiri dari : Manusia, Bahan-bahan,
Fasilitas, dan Operasional.

10
DAFTAR PUSTAKA

www.repository.usu.ac.id , access date : 15/02/2019


fauzibarabai.blogspot.com , access date : 15/02/2019
http://sdmpenyelanggaraanmakanan.blogspot.com/
https://prezi.com/cche6qt_4wyu/fungsi-manajemen-dalam-sistem-penyelengaran-makanan/
https://www.studimanajemen.com/2013/11/fungsi-koordinasi-manajemen.html
https://dokumen.tips/documents/fungsi-manajemen-dalam-mspm.html

11

Anda mungkin juga menyukai