Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH NUTRIGENOMIC

Disusun Oleh :

NAMA : CLARA NUR FADANI

NPM : P23131017043

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 3

BAB I ...................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN .................................................................................................. 4

A. Latar Belakang ........................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah...................................................................................... 5

C. Tujuan ......................................................................................................... 5

BAB II ..................................................................................................................... 7

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 7

A. Sejarah Nutrigenomik ............................................................................... 7

B. Pengertian Nutrigenomik .......................................................................... 8

C. Latar Belakang Nutrigenomik .................................................................. 9

D. Gen dan Metabolisme ................................................................................ 9

E. Interaksi Diet dan Ekspresi Gen ............................................................. 10

F. Interaksi Zat Makanan dan Gen pada Metabolisme Lipid ................. 10

G. Interaksi Zat Makanan dan Gen pada Berbagai Penyakit .............. 12

1. Interaksi Zat Makanan dan Gen pada Diabetes Melitus Type II .... 12

2. Interaksi Zat Makanan dan Gen pada Kejadian Kanker Payudara13

3. Interaksi Zat Makanan dan Gen pada Terjadinya Penyakit


Kardiovaskular ............................................................................................ 14

BAB III ................................................................................................................. 15

PENUTUP ............................................................................................................. 15

A. Kesimpulan ............................................................................................... 15

B. Saran ......................................................................................................... 16
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyanyang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya
kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Jakarta, 1 Februari 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia yang hidup pasti membutuhkan makanan untuk tetap bertahan
hidup. Makanan yang dikonsumsi juga memiliki banyak pengaruh karena
kandungan yang dimilikinya. Makanan biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan,
dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Tanpa
makanan, makhluk hidup akan sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-harinya.
Makanan dapat membantu manusia dalam mendapatkan energi, membantu
pertumbuhan badan dan otak. Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang
berbeda. Protein, karbohidrat, dan lemak adalah salah satu contoh gizi yang akan
didapatkan dari makanan.
Berdasarkan kebutuhan tersebut maka komponen zat dalam makanan yang
kita makan akan sangat berpengaruh pada kondisi tubuh kita. Dengan adanya hal
tersebut, makanan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap tubuh manusia.
Adanya hubungan antara nutrisi manusia dan gen dipelajari dalam ilmu
nutrigenomik . Nutrigenomik berasal dari dua kata yaitu nutrisi dan gen.
Nutrigenomik adalah ilmu yang mempelajari pengaruh zat gizi dalam ekspresi gen.
Ilmu ini memberikan penjelasan bagaimana nutrisi mempengaruhi ekspresi gen.
Setiap orang memiliki susunan genetik yang khas yang berbeda dengan orang lain.
Oleh karena itu, pemberian nutrisi yang sama pada setiap orang akan memberikan
efek yang berbeda.
Masyarakat ini semakin meyakini bahwa melalui konsumsi makanan
mereka bisa memelihara kesehatan dan menghindarkan diri dari risiko menderita
sakit. Mereka yang berusaha mengendalikan kadar kolesterol darah berusaha
menghindari lemak hewani. Yang ingin menjaga struktur tulang yang kokoh akan
mengutamakan, misalnya, mengonsumsi susu sebagai sumber kalsium. Yang ingin
mencegah risiko kanker usus besar (kolon) akan mengonsumsi makanan berserat.
Yang ingin mengendalikan berat badan akan memperhatikan nilai kalori
makanannya.
Pemahaman masyarakat tersebut muncul karena rekomendasi dari para ahli
berbagai asosiasi profesi yang berkaitan dengan makanan dan kesehatan hampir di
seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Rekomendasi tersebut disebarluaskan sebagai
upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui konsumsi makanan.
Namun, masyarakat juga sering bingung ketika dihadapkan dengan kenyataan
bahwa jenis makanan yang sama dikonsumsi oleh individu yang berbeda
menimbulkan efek yang berbeda pula. Hal yang kurang disadari adalah walaupun
secara genetik memiliki kesamaan hingga 99,9 persen, semua manusia masih
menyisakan 0,1 persen perbedaan yang justru menjadi pembeda antar individu.
Selama abad 20, ilmu gizi terfokus pada vitamin, mineral dan penyakit-
penyakit akibat kekurangan zat gizi. Seiring dengan berjalannya waktu, masalah
kesehatan dunia mulai bergeser pada penyakit-penyakit akibat kelebihan zat gizi
(overnutrisi), seperti obesitas dan diabetes melitus tipe II. Hal ini membuat fokus
ilmu kedokteran modern dan ilmu gizi juga berubah sesuai dengan tuntutan zaman.
Untuk mencegah meningkatnya insidens penyakit yang berhubungan dengan diet,
ilmu gizi mulai mengadakan penelitian bagaimana zat makanan bekerja di tingkat
molekuler. Hal ini mencakup interaksi antara berbagai zat makanan pada tingkat
gen, protein, dan metabolisme. Oleh karena itu penelitian di bidang gizi mulai
bergeser dari epidemiologi dan fisiologi ke biologi molekuler dan genetik, dan
lahirlah nutrigenomik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan nutrigenomik?
2. Bagaimana hubungan antara gen dengan metabolisme?
3. Bagaimana interaksi antara zat makanan dengan ekspresi gen pada beberapa
penyakit?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan latar belakang nutrigenomik
2. Untuk mengetahui hubungan antara gen dan metabolisme dalam tubuh
3. Untuk mengetahui interaksi antara zat makanan dengan ekspresi gen pada
beberapa penyakit
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Nutrigenomik
Hubungan antara konsumsi makanan dan beragamnnya respon pada
berbagai individu dengan latar belakang genetik yang berbeda sudah lama
diketahui, misalnya pada kasus galaktosemia dan phenylketonuria (PKU).
Integrasi antara ilmu biologi, genomik, dan kesehatan telah membuka
peluang penerapan teknologi genomik pada ilmu gizi. Pada tahun 2001, para
ilmuwan dalam Human Genome Project mengumumkan bahwa referensi
urutan gen manusia telah berhasil dipetakan. Sejak saat itu pengetahuan
mengenai tubuh manusia semakin terbuka. Pengetahuan tersebut mencakup
informasi genetik, bukti lebih lanjut tentang interaksi antara gen dengan zat
makanan dan lingkungan, dan pola ekspresi gen yang berhubungan dengan
penyakit-penyakit kronis. Kegunaan informasi ini tidak bisa dipandang
rendah. Genomik dan bidang ilmu yang berkaitan telah memberikan
kontribusi yang besar untuk memahami mekanisme seluler dan molekuler
dalam hubungannya dengan diet pada penyakit tertentu.

Selama abad 20, ilmu gizi terfokus pada vitamin, mineral dan
penyakit- penyakit akibat kekurangan zat gizi. Seiring dengan berjalannya
waktu, masalah kesehatan dunia mulai bergeser pada penyakit-penyakit
akibat kelebihan zat gizi (overnutrisi), seperti obesitas dan diabetes melitus
tipe II. Hal ini membuat fokus ilmu kedokteran modern dan ilmu gizi juga
berubah sesuai dengan tuntutan zaman.

Untuk mencegah meningkatnya insidens penyakit yang


berhubungan dengan diet, ilmu gizi mulai mengadakan penelitian
bagaimana zat makanan bekerja di tingkat molekuler. Hal ini mencakup
interaksi antara berbagai zat makanan pada tingkat gen, protein, dan
metabolisme. Oleh karena itu penelitian di bidang gizi mulai bergeser dari
epidemiologi dan fisiologi ke biologi molekuler dan genetik, dan lahirlah
nutrigenomic (1).

B. Pengertian Nutrigenomik
Nutrigenomik adalah ilmu yang mempelajari hubungan molekuler
antara zat makanan dan respon gen, yang bertujuan supaya dapat
meramalkan bagaimana perubahan pada unsur-unsur tersebut dapat
mempengaruhi kesehatan manusia. Nutrigenomik mempunyai fokus pada
pengaruh zat gizi terhadap genome, proteome, dan metabolome, sehingga
nutrigenomik dihubungkan dengan gagasan mengenai kebutuhan zat gizi
perseorangan berdasarkan genotipnya.

Gambar 1. Nutrigenomik dan nutrigenetik : dua sisi koin yang saling


berkebalikan. Untuk target tujuan dari zat gizi sendiri yang akan
direalisasikan,efek-efek dari diet terhadap metabolisme tubuh (seperti
gen,protein dan metabolit) dan mempengaruhi dari genotip dalam
hubungan diet dengan penyakit harus dipertimbangkan.
C. Latar Belakang Nutrigenomik
Seiring dengan berjalannya waktu, masalah kesehatan dunia mulai
bergeser pada penyakit-penyakit akibat kelebihan zat gizi (overnutrisi),
seperti obesitas dan diabetes melitus tipe II. Untuk mencegah meningkatnya
insidens penyakit yang berhubungan dengan diet, ilmu gizi mulai
mengadakan penelitian bagaimana zat makanan bekerja di tingkat
molekuler. Hal ini mencakup interaksi antara berbagai zat makanan pada
tingkat gen, protein, dan metabolisme.
Kaput dan Raymond L Rogriguez mengemukakan konsep dasar
berkembangnya ilmu ini dilandasi oleh fakta-fakta yang telah
terdokumentasi dan dikenal sebagai 5 prinsip nutrigenomik, yaitu:
1. Zat-zat makanan, baik langsung maupun tak langsung, berpengaruh pada
genom manusia, yang dalam aksinya dapat mengubah ekspresi atau
struktur gen.
2. Pada kondisi tertentu dan bagi beberapa individu, diet merupakan faktor
risiko yang serius sebagai penyebab munculnya sejumlah penyakit.
3. Besarnya pengaruh nutrien pangan dapat menyehatkan atau
menyebabkan sakit tergantung pada susunan genetik masing-masing
individu.
4. Beberapa gen yang diregulasi oleh diet memainkan peranan dalam
inisiasi, insiden, progresi, dan atau keparahan suatu penyakit kronis.
5. Konsumsi makanan yang didasarkan pada pengetahuan akan kebutuhan
gizi (nutrisi), status gizi, dan genotipe individu dapat digunakan untuk
mencegah, meredakan, atau menyembuhkan penyakit kronis.

D. Gen dan Metabolisme


Dalam nutrigenomik, zat makanan dipandang sebagai signal yang
dapat berinteraksi dengan promoter gen tertentu sehingga ekspresi gen
tersebut dapat meningkat atau berkurang.Sekali zat makanan berinteraksi
dengan gen, ia akan merubah gen, ekspresi protein, dan produk metabolit
sesuai dengan tingkat signal zat makanan tersebut. Nutrigenomik mencoba
menggambarkan atau menguraikan pola-pola ini, yang dikenal sebagai
dietary signatures (penanda diet). Seperti dietary signatures yang telah diuji
pada sel, jaringan, dan organisme tertentu, dengan cara ini pula pengaruh
zat makanan pada homeostasis diselidiki. Intervensi diet untuk mencegah
onset dari penyakit adalah sebuah tujuan yang kompleks. Tidak hanya
membutuhkan pengetahuan bagaimana sebuah zat gizi satu saja yang dapat
mempengaruhi sebuah sistem biologis,tetapi juga sebuah gabungan zat gizi
kompleks yang disebut diet. Yang menerangkan bahwa zat gizi akan
berinteraksi untuk mempengaruhi fungsi biologi.

E. Interaksi Diet dan Ekspresi Gen


Sampai saat ini, hampir 1000 gen penyakit manusia sudah
teridentifikasi, 97% diantaranya diketahui sebagai penyebab penyakit
monogenik (artinya mutasi di satu gen saja sudah cukup untuk menjelaskan
penyebab penyakit). Pada beberapa penyakit monogenik, modifikasi asupan
makanan dapat mencegah munculnya gejala klinis. Memodifikasi konsumsi
makanan tertentu senyawa dapat mencegah beberapa penyakit monogenik ,
seperti galaktosemia dan fenilketonuria. Galactosemia muncul dari sifat
resesif langka di - galaktosa 1 - uridyltransferase fosfat ( Galt ), yang
mengarah ke akumulasi galaktosa dalam darah dan meningkatkan risiko
retardasi mental. fenilketonuria adalah dicirikan oleh fenilalanin
hidroksilase cacat ( PAH ) enzim, yang mengakibatkan akumulasi
fenilalanin dalam darah yang secara drastis meningkatkan risiko kerusakan
neurologis (2).

F. Interaksi Zat Makanan dan Gen pada Metabolisme Lipid


Komponen protein pada lipoprotein disebut apolipoprotein. Sampai
saat ini dikenal 16 jenis apolipoprotein yaitu apolipoprotein (apo) A-I,
apoA-II, apo AIV, apo(a), apo B, apo CI, apo CII< apo CIII< apo CIV, apo
D, apo E, apo F, apo G, apo H, apo I, dan apo J. Lipoprotein utama pembawa
trigliserida adalah kilomikron dan very low density lipoprotein (VLDL),
sementara untuk kolesterol adalah low density lipoprotein (LDL) dan high
density lipoprotein (HDL). Dislipidemi merupakan suatu kondisi di mana
profil lipid buruk, yang biasanya ditandai dengan tingginya kadar
LDL,VLDL, kilomikron, kolesterol dan trigliserid, sedangkan kadar HDL
rendah. Kadar HDL rendah merupakan bentuk dislipidemi yang paling
banyak dijumpai pada pasien PJK dengan usia di bawah 60 th.
Terdapat hubungan dinamis antara nutrisi dan gen pada metabolisme
lipid. Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan gen tertentu ( gen
yang mengandung alel APOA1*A) memiliki kadar LDL yang lebih tinggi
dibandingkan individu dengan gen lain (gen yang mengandung alel
APOA1*G) setelah melakukan perubahan komposisi diet monounsaturated
fatty acid (MUFA) dari 12% menjadi 22%. Penelitian yang lain
menunjukkan bahwa konsumsi polyunsaturated fatty acid (PUFA) pada
individu dengan gen tertentu akan menurunkan kadar HDL, sedangkan pada
individu yang lain akan meningkatkan kadar HDL.
Penelitian-penelitian di atas menunjukkan bahwa pemahaman
terhadap polimorfisme genetik pada metabolisme lipid memberikan
pemahaman yang lebih baik mengenai sistem pengaturan dan pengontrolan
yang kompleks terhadap metabolisme lipid dalam tubuh. Pengetahuan ini
dapat membuka jalan bagi penyusunan rekomendasi diet yang lebih baik
berdasarkan faktor genetik seorang individu. Rekomendasi khusus semacam
itu diharapkan dapat lebih efektif menurunkan risiko PJK dibandingkan
rekomendasi yang bersifat umum.
G. Interaksi Zat Makanan dan Gen pada Berbagai Penyakit
1. Interaksi Zat Makanan dan Gen pada Diabetes Melitus Type II
Diabetes melitus type II merupakan kelainan metabolik yang
ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah akibat adanya resisensi
insulin. Pada resistensi insulin, hati, otot, dan lemak tidak mempunyai
respon terhadap insulin. Kadar glukosa darah yang stabil diperlukan untuk
menyediakan energi bagi otak, otot, dan organ, dan kelebihan energi akan
disimpan di jaringan lemak. Pada saat kadar glukosa dalam darah turun, sel-
sel beta pankreas akan memproduksi glukagon, yang akan menstimulasi hati
untuk mengubah glikogen menjadi glukosa dan melepaskan glukosa ke
dalam darah sehingga kadar glukosa dalam darah naik. Pada saat kadar
glukosa darah naik, sel alfa pankreas akan memproduksi insulin yang
menahan glukosa tetap berada di dalam hati dan menstimulasi jaringan otot
dan lemak untuk menyerap glukosa dari darah.
Banyak penelitian menyatakan bahwa diabetes melitus type II juga
dipengaruhi oleh faktor genetik. Antara lain penelitian di Belanda
menyatakan bahwa anak yang lahir dengan berat lahir rendah pada kondisi
kelaparan di Amsterdam memiliki kadar glukosa darah post pandrial lebih
tinggi. Penelitian di India menyatakan bahwa bayi dengan Body Mass Index
(BMI) rendah pada 2 tahun pertama kehidupan memiliki risiko yang tinggi
terkena diabetes. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa gizi buruk pada
janin dan bayi menimbulkan pengaruh buruk pada mekanisme yang
mengatur toleransi karbohidrat. Hal ini akan mempengaruhi struktur dan
fungsi sel beta dan bisa merubah respon jaringan terhadap insulin.

2. Interaksi Zat Makanan dan Gen pada Kejadian Kanker Payudara


Seorang perempuan yang mengonsumsi lebih sedikit buah dan
sayur akan memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap kejadian kanker
payudara karena adanya polimorfisme yang menyebabnya perubahan asam
amino valine menjadi alanin pada posisi kesembilan dari rangkaian asam
amino pada enzim manganese dependent superoxide dismutase.
3. Interaksi Zat Makanan dan Gen pada Terjadinya Penyakit
Kardiovaskular
Sebuah studi epidemioligi menyatakan bahwa ada hubungan antara
meningkatnya kadar homosistein dengan risiko terjadinya penyakit
kardiovaskular. Methylene tetrahydrofolate reductase (MTHFR)
mengkatalisis sebuah reaksi yang menghasilkan 5-methylene tetrahidro-
folate yang merupakan kofaktor pada reaksi perubahan homosistein menjadi
metionin. SNPs (C677T dan A1298C) dihubungkan dengan penurunan
aktivitas MTHFR sehingga akan mengakibatkan peningkatan konsentrasi
homosistein di plasma yang berimbas pada meningkatnya risiko venous
thromboembolic diseas, ischemic arterial disease, dan neural tube defect.
Untuk meminimalkan efek polimorfisme dari gen MTHFR ini, maka
diperlukan treatment suplementasi asam folat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia yang hidup pasti membutuhkan makanan untuk tetap
bertahan hidup. Makanan yang dikonsumsi juga memiliki banyak pengaruh
karena kandungan yang dimiliki makanan tersebut. Makanan adalah bahan,
biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup
untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Dengan adanya hal tersebut ,makanan
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap tubuh manusia. Adanya
hubungan antara nutrisi manusia dan gen dipelajari dalam ilmu
nutrigenomik. Nutrigenomik berasal dari dua kata yaitu nutrisi dan gen.
Nutrigenomik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara nutrisi dan
genetik. Ilmu ini memberikan penjelasan bagaimana nutrisi bekerja di
tingkat genetik. Setiap orang memiliki susunan genetik yang khas yang
berbeda dengan orang lain. Oleh karena itu, pemberian nutrisi yang sama
pada setiap orang akan memberikan efek yang berbeda.
Interaksi zat makanan dan gen pada metabolisme lipid
menunjukkan bahwa polimorfisme genetik pada metabolisme lipid
memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai sistem pengaturan dan
pengontrolan yang kompleks terhadap metabolisme lipid dalam tubuh.
Interaksi zat makanan dan gen pada diabetes melitus type II menunjukkan
bahwa pada banyak penelitian menyatakan bahwa diabetes melitus type II
juga dipengaruhi oleh faktor genetic terutama pada bayi. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa gizi buruk pada janin dan bayi menimbulkan
pengaruh buruk pada mekanisme yang mengatur toleransi karbohidrat.
B. Saran

Nutrigenomik sebagai sebuah ilmu baru dapat dikembangkan dan


lebih dikenalkan kepada praktisi kesehatan maupun masyarakat luas karena
berdasarkan perkembangan jaman dan mengimbangi makanan dan
minuman saat ini, diharapkan nutrigenomik dapat mencegah dan
mengurangi dampak dari penyakit kompleks melalui makanan dan
minuman yang di ekspresikan melalui genom manusia.
Pada beberapa tahun kedepannya dengan ilmu nutrisi genomik ini
kita bisa memahami interaksi zat gizi dengan genom manusia pada tingkat
molecular yang akan membawa manfaat bagi kesehatan umat manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Prasetyo B. Nutrigenomic dan Kesehatan. 1393;1–10.

Dr.dr. Achmad Rudijanto S-K, Fatmawati dr. H. Kajian Nutrigenomik : Peranan


Likopen Terhadap Proteomik dan Faktor Transkripsi Pada Sel Endotel
yang Diinduksi Leptin.

https://media.neliti.com/media/publications/89800-ID-nutrigenomik-dan-
kesehatan.pdf

http://www.ilmagiindonesia.org/nutrigenomik/

https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/apa-itu-nutrigenomik-makanan-sesuai-
gen/

http://bptba.lipi.go.id/bptba3.1/?u=blog-single&p=380&lang=id

http://fatchiyah.lecture.ub.ac.id/2013/03/nutrigenomik-apa-dan-bagaimana/

https://fk.ugm.ac.id/peran-nutrigenomik-dalam-terapi-penyakit-berbasis-nutrisi/

Anda mungkin juga menyukai