Nutrigenomik
Kelompok 1
Manusia yang hidup pasti membutuhkan makanan untuk tetap bertahan hidup. Makanan
yang dikonsumsi juga memiliki banyak pengaruh karena kandungan yang dimilikinya. Makanan
biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan
tenaga dan nutrisi. Tanpa makanan, makhluk hidup akan sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-
harinya. Makanan dapat membantu manusia dalam mendapatkan energi, membantu pertumbuhan
badan dan otak. Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang berbeda. Protein, karbohidrat,
dan lemak adalah salah satu contoh gizi yang akan didapatkan dari makanan.
Berdasarkan kebutuhan tersebut maka komponen zat dalam makanan yang kita makan akan
sangat berpengaruh pada kondisi tubuh kita. Dengan adanya hal tersebut, makanan memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap tubuh manusia. Adanya hubungan antara nutrisi manusia dan
gen dipelajari dalam ilmu nutrigenomik . Nutrigenomik berasal dari dua kata yaitu nutrisi dan gen.
Nutrigenomik adalah ilmu yang mempelajari pengaruh zat gizi dalam ekspresi gen. Ilmu ini
memberikan penjelasan bagaimana nutrisi mempengaruhi ekspresi gen. Setiap orang memiliki
susunan genetik yang khas yang berbeda dengan orang lain. Oleh karena itu, pemberian nutrisi yang
sama pada setiap orang akan memberikan efek yang berbeda.
Masyarakat ini semakin meyakini bahwa melalui konsumsi makanan mereka bisa
memelihara kesehatan dan menghindarkan diri dari risiko menderita sakit. Mereka yang berusaha
mengendalikan kadar kolesterol darah berusaha menghindari lemak hewani. Yang ingin menjaga
struktur tulang yang kokoh akan mengutamakan, misalnya, mengonsumsi susu sebagai sumber
kalsium. Yang ingin mencegah risiko kanker usus besar (kolon) akan mengonsumsi makanan
berserat. Yang ingin mengendalikan berat badan akan memperhatikan nilai kalori makanannya.
Pemahaman masyarakat tersebut muncul karena rekomendasi dari para ahli berbagai asosiasi
profesi yang berkaitan dengan makanan dan kesehatan hampir di seluruh dunia, termasuk di
Indonesia. Rekomendasi tersebut disebarluaskan sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat melalui konsumsi makanan. Namun, masyarakat juga sering bingung ketika dihadapkan
dengan kenyataan bahwa jenis makanan yang sama dikonsumsi oleh individu yang berbeda
menimbulkan efek yang berbeda pula. Hal yang kurang disadari adalah walaupun secara genetik
memiliki kesamaan hingga 99,9 persen, semua manusia masih menyisakan 0,1 persen perbedaan
yang justru menjadi pembeda antar individu.
Selama abad 20, ilmu gizi terfokus pada vitamin, mineral dan penyakit-penyakit akibat
kekurangan zat gizi. Seiring dengan berjalannya waktu, masalah kesehatan dunia mulai bergeser
pada penyakit-penyakit akibat kelebihan zat gizi (overnutrisi), seperti obesitas dan diabetes melitus
tipe II. Hal ini membuat fokus ilmu kedokteran modern dan ilmu gizi juga berubah sesuai dengan
tuntutan zaman. Untuk mencegah meningkatnya insidens penyakit yang berhubungan dengan diet,
ilmu gizi mulai mengadakan penelitian bagaimana zat makanan bekerja di tingkat molekuler. Hal
ini mencakup interaksi antara berbagai zat makanan pada tingkat gen, protein, dan metabolisme.
Oleh karena itu penelitian di bidang gizi mulai bergeser dari epidemiologi dan fisiologi ke biologi
molekuler dan genetik, dan lahirlah nutrigenomik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan nutrigenomik?
2. Bagaimana hubungan antara gen dengan metabolisme?
3. Bagaimana interaksi antara zat makanan dengan ekspresi gen pada beberapa penyakit?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan latar belakang nutrigenomik
2. Untuk mengetahui hubungan antara gen dan metabolisme dalam tubuh
3. Untuk mengetahui interaksi antara zat makanan dengan ekspresi gen pada beberapa
penyakit
BAB II
PEMBAHASAN
Nutrigenomik adalah ilmu yang mempelajari hubungan molekuler antara zat makanan
dan respon gen, yang bertujuan supaya dapat meramalkan bagaimana perubahan pada unsur-
unsur tersebut dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Nutrigenomik mempunyai fokus pada
pengaruh zat gizi terhadap genome, proteome, dan metabolome, sehingga nutrigenomik
dihubungkan dengan gagasan mengenai kebutuhan zat gizi perseorangan berdasarkan
genotipnya.
Gambar 1. Nutrigenomik dan nutrigenetik : dua sisi koin yang saling berkebalikan. Untuk
target tujuan dari zat gizi sendiri yang akan direalisasikan,efek-efek dari diet terhadap
metabolisme tubuh (seperti gen,protein dan metabolit) dan mempengaruhi dari genotip dalam
hubungan diet dengan penyakit harus dipertimbangkan.
2.4.2 Interaksi Zat Makanan dan Gen pada Kejadian Kanker Payudara
Seorang perempuan yang mengonsumsi lebih sedikit buah dan sayur akan memiliki
risiko yang lebih tinggi terhadap kejadian kanker payudara karena adanya polimorfisme yang
menyebabnya perubahan asam amino valine menjadi alanin pada posisi kesembilan dari
rangkaian asam amino pada enzim manganese dependent superoxide dismutase.
2.4.3 Interaksi Zat Makanan dan Gen pada Terjadinya Penyakit Kardiovaskular
Sebuah studi epidemioligi menyatakan bahwa ada hubungan antara meningkatnya
kadar homosistein dengan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Methylene
tetrahydrofolate reductase (MTHFR) mengkatalisis sebuah reaksi yang menghasilkan 5-
methylene tetrahidro-folate yang merupakan kofaktor pada reaksi perubahan homosistein
menjadi metionin. SNPs (C677T dan A1298C) dihubungkan dengan penurunan aktivitas
MTHFR sehingga akan mengakibatkan peningkatan konsentrasi homosistein di plasma yang
berimbas pada meningkatnya risiko venous thromboembolic diseas, ischemic arterial disease,
dan neural tube defect. Untuk meminimalkan efek polimorfisme dari gen MTHFR ini, maka
diperlukan treatment suplementasi asam folat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia yang hidup pasti membutuhkan makanan untuk tetap bertahan hidup.
Makanan yang dikonsumsi juga memiliki banyak pengaruh karena kandungan yang dimiliki
makanan tersebut. Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan,
dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Dengan adanya hal
tersebut ,makanan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap tubuh manusia. Adanya
hubungan antara nutrisi manusia dan gen dipelajari dalam ilmu nutrigenomik. Nutrigenomik
berasal dari dua kata yaitu nutrisi dan gen. Nutrigenomik adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antara nutrisi dan genetik. Ilmu ini memberikan penjelasan bagaimana nutrisi
bekerja di tingkat genetik. Setiap orang memiliki susunan genetik yang khas yang berbeda
dengan orang lain. Oleh karena itu, pemberian nutrisi yang sama pada setiap orang akan
memberikan efek yang berbeda.
Interaksi zat makanan dan gen pada metabolisme lipid menunjukkan bahwa
polimorfisme genetik pada metabolisme lipid memberikan pemahaman yang lebih baik
mengenai sistem pengaturan dan pengontrolan yang kompleks terhadap metabolisme lipid
dalam tubuh. Interaksi zat makanan dan gen pada diabetes melitus type II menunjukkan
bahwa pada banyak penelitian menyatakan bahwa diabetes melitus type II juga dipengaruhi
oleh faktor genetic terutama pada bayi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa gizi buruk
pada janin dan bayi menimbulkan pengaruh buruk pada mekanisme yang mengatur toleransi
karbohidrat.
3.2 Saran
Nutrigenomik sebagai sebuah ilmu baru dapat dikembangkan dan lebih dikenalkan
kepada praktisi kesehatan maupun masyarakat luas karena berdasarkan perkembangan
jaman dan mengimbangi makanan dan minuman saat ini, diharapkan nutrigenomik dapat
mencegah dan mengurangi dampak dari penyakit kompleks melalui makanan dan minuman
yang di ekspresikan melalui genom manusia.
Pada beberapa tahun kedepannya dengan ilmu nutrisi genomik ini kita bisa
memahami interaksi zat gizi dengan genom manusia pada tingkat molecular yang akan
membawa manfaat bagi kesehatan umat manusia.
DAFTAR PUSTAKA