Anda di halaman 1dari 14

TUGAS DASAR ILMU GIZI KESEHATAN MASYARAKAT

ILMU GIZI KESEHATAN MASYARAKAT DAN KOMPOSISI TUBUH

“Dosen Pengampu :Dr. Sunarto Kadir M.kes“

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

1. MUHAMMAD RIZKI ASIGAR (811421172)


2. FITHA FARADILA SUWARNO (811421067)
3. SITTI RAHMAWATY DENGO (811421107)
4. SRI PANNESA MANTU (811421170)
5. TRY NURLAILA MAMONTO ( 811421081)
6. SINTIA DAUD (811421037)
7. SAFIA PRATIWI YOLANDA SYAHPUTRI (811420033)
8. AINUN A MONOARFA (811421176)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, berkat limpahan Rahmat dan Taufiq-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW,
beserta keluarga, sahabat dan pengikut beliau sampai akhir jaman.

Kami mengucapkan dan menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Dosen
pengampu Dr. Sunarto Kadir, M. Kes selaku dosen Mata Kuliah “DASAR ILMU GIZI KESEHATAN MASYARAKAT”,
yang telah memberikan tugas ini kepada kami dan kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Kami mengharapkan
kritik dan saran serta masukan yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya hanya kepada Allah kita berserah diri dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan para
pembaca khususnya, dan mudah-mudahan Allah SWT selalu memberikan Ridho-Nya.

Amin Ya Rabbal ‘Alamin...

Gorontalo, 01 September 2021

KELOMPOK 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1

1. Latar Belakang........................................................................................................1

2. Rumusan Masalah..................................................................................................1

3 Tujuan.....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2

A. Pengertian Ilmu Gizi...............................................................................................2

B. Sejarah ilmu gizi.....................................................................................................2

C. Hubungan gizi dan kesehatan................................................................................3

D. Pengertian komposisi tubuh..................................................................................4

E. Model Biokimia......................................................................................................5

F. Model Dua Komponen...........................................................................................6

G. Distribusi Lemak Tubuh.........................................................................................6

E. Antropometri.........................................................................................................8

BAB IIIPENUTUP...........................................................................................................10

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................10

3.2 Saran..................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
A. Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan makanan dan minuman terhadapa
kesehatan tubuh manusia agar tidak mengalami penyakit gangguan gizi, dimana
gangguan gizi sendiri adalah sebuah penyaklit yang diakibatkan oleh kurangnya zat-zat
vitamin yang tertentu sehingga mengakibatkan tubuh kita mengalami gangguan gizi. Penyakit
gangguan gizi yang pertama kali ditemukan adalah scorbut pada tahun 1497 atau lebih popular
kita kenal dengan penyakit sariawan. Baru pada awal abad XX para ahli kedokteran dapat
memastikan bahwa penyakit ini disebabkan karena kekurangan vitamin C.
Ilmu gizi didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara
makanan yang dimakan dengan kesehatan tubuh yang diakibatkannya serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Pendidikan Ilmu Gizi sendiri terutama bertujuan agar mahasiswa
dapat memahami berbagai peran makro dan mikronutrien, metabolisme nutrien, kebutuhan
serta dampak kekurangan dan kelebihan nutrien. Selain itu, melalui demonstrasi pengukuran
antropometrik dan diskusi kelompok dengan pemicu, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan
dasar-dasar penilaian status gizi, berpola pikir kritis analitis, dapat mengembangkan diri menjadi
manusia penalar, bersikap dewasa, sopan-santun, jujur, bertanggung jawab, disiplin dan dapat
bekerjasama dalam kelompok.
B. Komposisi tubuh adalah jumlah dari seluruh dari bagian tubuh. Bagian tubuh manusia terdiri dari
massa jaringan bebas lemak (lean mass body) dan jaringan lemak atau adiposa. Jaringan bebas
lemak terdiri dari jaringan otot, tulang, dan cairan ekstraselular (CES). Karakteristik komposisi
tubuh dapat diketahui dengan melakukan pengukuran. Manusia memiliki komposisi Tubuh yang
Berbeda. Komposisi tubuh manusia akan berubah seiring dengan pertambahan usianya yang
dimulai sejak embrio sampai dengan dewasa. Kecepatan pertumbuhan tubuh atau
meningkatnya berat badan sangat berpengaruh terhadap proporsi komposisi tubuh manusia.
Berat badan yang meningkat pada lansia secara umumnya dipengaruhi oleh faktor diet dan
lingkungan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi berat badan adalah gaya hidup. Komposisi
tubuh pun akan mengalami perubahan akibat penurunan atau peningkatan asupan energi,
aktivitas fisik, proses menua, atau perubahan-perubahan patologis yang disebabkan oleh suatu
penyakit. Biasanya jaringan-jaringan yang tidak aktif lagi seperti otot, kelenjar-kelenjar dalam
tubuh seperti timus dan mammae nantinya akan tergantikan oleh lemak. Setelah seseorang
berusia 30 tahun, presentase lemaknya akan meningkat 2% dari berat badan per 10 tahunnya.
Perubahan yang signifikan ini tentu saja akan berpengaruh pada masalah kesehatan lansia
seperti penyakit kronis.

2. Rumusan Masalah
1) Apa itu ilmu gizi Kesehatan masyarakat?
2) Sejarah Perkembangan ilmu gizi?
3) Apa itu gizi dan Kesehatan?
4) Apa pengertian dari komposisi tubuh?
5) Bagaimana model biokimia dalam komposisi tubuh?
6) Bagaimana model dua komponen ?
7) Bagaimana terjadinya distribusi lemak dalam tubuh?
8) Apa yang dimaksud dengan antropometri?

3. Tujuan Penulis
Adapun tujuan dari penulisan ini dibedakan menjadi 2 tujuan yaitu, tujuan umum dan tujuan
khusus:
1) Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini adalah mencari tahu tentang Gizi Kesehatan Masyarakat
dari segi pengertian, sejarah,gizi dan Kesehatan, komposisi tubuh, model biokimia dalam
tubuh , model dua komponen, distribusi lemak dalam tubuh, antropometri.
2) Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui Apa itu ilmu gizi Kesehatan masyarakat
b) Untuk mengetahui Apa itu Sejarah Perkembangan ilmu gizi
c) Untuk mengetahui Apa itu gizi dan Kesehatan
d) Untuk mengetahui Apa itu pengertian dari komposisi tubuh
e) Untuk mengetahui model biokimia dalam komposisi tubuh
f) Untuk mengetahui Bagaimana terjadinya distribusi lemak dalam tubuh

1
g) Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan antropometr
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian ilmu gizi Kesehatan masyarakat

Ilmu Gizi (Nutrition Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam
hubungannya dengan Kesehatan optimal. Kata “gizi’’ berasal dari Bahasa Arab ghidza, yang berarti
“makanan’’
Saat ini kata gizi tidak terbatas hanya dihubungkan dengan Kesehatan tubuh manusia, yaitu untuk
menyediakan energi, membangun dan memelihara jaringan tubuh serta mengatur proses-proses kehidupan
dalam tubuh. Tetapi mencakup hal yang lebih luas yaitu disamping untuk Kesehatan, gizi juga dikaitkan
dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar
dan produktivitas kerja. Di Indonesia, selain factor-factor yang lain, factor gizi dianggap penting untuk memacu
pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan sumber daya manusia
Berkualitas

B. Sejarah perkembangan Ilmu gizi


Perkembangan pertama ilmu gizi sebagai cabang ilmu yang berdiri sendiri terjadi pada tahun 1926,
ketika Mary Swartz Rose dikukuhkan sebagai Propesor Ilmu Gizi pertama di Universitas Columbia, New York,
Amerika Serikat. Namun perhatian mengenai hal ini sebetulnya sudah terjadi sejak zaman purba
a) Zaman purba
Manusia telah menyadari pentingnya makanan untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Manusia
mempunyai ide ide yang masih kabur tentang makanan yang berwujud tabu, kekuatan magis dan nilai-
nilai menyembuhkan
b) Zaman Yunani
Hippocrates (400 SM), mengibaratkan makanan sebagai panas yang dibutuhkan manusia. Anak-anak
yang sedang tumbuh membutuhkan banyak panas, oleh karena itu mereka mebutuhkan banyak
makanan
c) Abad 16
Carnaro (1464-1566) dan Francis Bacon (1561-1629) berpendapat bahwa "makanan yang diatur
dengan baik dapat memperpanjang umur"
d) Abad 18
Antoine Lavoisier (1743-1794)
Merupakan orang yang pertama yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan energi
makanan yang meliputi proses pernapasan, oksidasi dan calorimeter dengan menggunakan guinea pig
(sejenis kelinci) sebagai binatang percobaannya. Lavoisier mengukur pengguanaan oksigen oleh
manusia dalam keadaan puasa dan istirahat yang sekarang ini dikenal dengan Basal Metabolisme. Dia
juga menunjukkan bahwa konsumsi Oksigen meningkat diatas basal dengan menurunnya suhu,
pencernaan makanan dan latihan fisik.
e) Abad 19
a. Magendie (awal abad 19) Seorang ahli kimia Prancis untuk pertama kali dapat membedakan antara
barbagai macam zat gizi dalam bahan makanan, yaitu karbohidrat, lemak, dan protein

a. Leibig (1803-1873) Seorang ahli kimia dari Jerman menemukan bahwa karbohidrat, lemak dan
protein dioksidasi dalam tubuh dan menghasilkan panas atau energi. Beliau juga menyimpulkan
bahwa makanan seimbang harus mengandung protein, karbohidrat dan lemak

b. penggumpalan darah d. Volt (1831-1908) Seorang murid Liebig menemukan bahwa metabolisme
protein tidak dipengaruhi oleh kerja otot dan bahwa banyaknya metabolisme dalam sel menentukan
banyaknya. konsumsi oksigen

c. Seorang murid Liebig menemukan bahwa metabolisme protein tidak dipengaruhi oleh kerja otot dan
bahwa banyaknya metabolisme dalam sel menentukan banyaknya konsumsi oksigen

d. Boussigault menemukan zat besi sebagai zat esensial, yang pada tahun 1840 penggunaan zat besi
untuk menyembuhkan anemia mendapat pengakuan

e. Ringer (1885), mengemukakan bahwa larutan yang mengandung natrium klorida, kalium dan
kalsium klorida di perlukan untuk mempertahankan integritas fungsional

f. Attwater dan Bryant (1899)Ilmuwan Amerika pertama, ia membangun alat kalorimetri pertama yang
dapat digunakan untuk menyekidiki pertukaran energi manusia. Beliau juga merupakan orang yang
pertama menerbitkan Daftar Komposisi Bahan Makanan

2
f) Abad 20
Ilmu gizi semakin menampakkan diridengan banyaknya penelitian yang dilakukan tentang pertukaran
energi dan sifat sifat bahan makanan pokok

a. Awal abad 20 pengakuan terhadap ikatan organic dalam jumlah sangat kecil dalam bahan makanan
yang diperlukan oleh tubuh yang kemudian dikenal sebagai vitamin.
b. Lind dari Inggris telah menulis tentang penyakit Scurvy, yang kemudian dikenal sebagai penyakit
akibat kekurangan vitamin C
c. Eykman, menemukan bahwa selaput luar beras (aleuron)
mengandung zat yang dapat mencegah dan menyembuhkan beri-beri
d. Mc Collum (1913) menemukan vitamin A, hal ini
menandakan era vitamin dalam penelitian gizi Sebagaimana halnya sejumlah ilmu-ilmu lain, ilmu gizi

Sebagaimana halnya sejumlah ilmu-ilmu lain, ilmu gizi juga berkembang pesat setelah Perang
Dunia (PD) II. Perkembangan itu telah berhasil mengidentifikasi banyak penyakit gangguan gizi seperti
xerofthalmia serta gangguan gizi lain akibat defisiensi kalori dan protein, zat besi, defisiensi yodium,
beserta cara-cara menanggulangi berbagai gangguan itu.

perkembangan ilmu gizi di Indonesia berkembang pesat sejak tahun 1975-an. Walaupun
berbagai upaya telah dilakukan mengikuti anjuran World Health Organization (WHO) dan Persatuan
Bangsa Bangsa (PBB), yaitu dikembangkannya Pedoman pola menu seimbang yang dikenal dengan
Pedoman Menu 4 Schat 5 Sempurna yang diperkenalkan oleh Bapak Ilmu Gizi Prof. DR. Dr. Poorwo
Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat Depkes. Pedoman ini pada tahun 1995 telah
dikembangkan menjadi Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yang memuat 13 pesan dasar gizi
seimbang.
Sejak Pelita II terdapat kebijakan nasional tentang program perbaikan gizi sebagai penerapan
konsep WHO yaitu Applied Nutritional Programme (ANP) yang ditegaskan melalui Intruksi Presiden
(INPRES) No. 14 tahun 1974, yaitu yang dikenal sebagai program Upaya Perbaikan Gizi Keluarga.
Sejak saat itu program gizi dijalankan secara nasional, dengan mengadakan kerja sama lintas sector
yaitu Departemen Kesehatan, Departemen Pertanian, Departemen Agama, Departemen Dalam Negeri,
Departemen Pendidikan Nasional dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Evaluasi
secara periodic dilaksanakan secara nasional setiap dua tahun yang dikenal dengan pertemuan Widya
Karya Pangan dan Gizi dibawah prakarsa Depkes. Akhirnya dapat dicatat kemajuan lain berupa
dibentuknya Jaringan Informasi Pangan dan Gizi (JIPG) yang saat ini berfungsi sebagai pusat
informasi tentang perkembangan penyediaan dan konsumsi pangan yang berguna bagi perencanaan
pengelolaan dan evaluasi program pangan dan gizi.

C. Bagaimana hubungan gizi dan Kesehatan


Kesehatan dan gizi dapat diartikan sebagai suatu hal yang mendatangkan sehat atau
kebaikan dengan diberikan zat makanan yang dibutuhkan tubuh. Makanan sehari-hari yang dipilih
dengan baik dan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh.
Sebaliknya, bila makanan tidak dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat
gizi essensial tertentu zat gizi yang harus didatangkan dari makanan. Bila dikelompokkan ada tiga
fungsi zat gizi dalam tubuh.

a) Memberi energi

Zat-zat gizi yang dapat memberikan energy adalah karbohidrat, lemak dan protein,
oksidasi zat-zat yang menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan
kegiatan aktifitasi dalam fungsi sebagai zat pemberi energy, ketiga zat gizi tersebut
dinamakan zat pembakar.
b) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh

Protein, mineral dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu
diperlukan untuk pembentukkan sel-sel baru, memelihara, dan mengganti sel-sel yang
rusak. Dalam fungsi ketiga gizi tersebut dinamakan zat pembangun.

c) Mengatur proses tubuh

Protein, mineral, air dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh. Mineral
dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal
3
saraf dan otot serta banyak proses lain yang terjadi di dalam tubuh termasuk proses
menua. Air diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan di dalam tubuh. Dalam mengatur
proses tubuh ini, protein, mineral, air dan vitamin dinamakan zat pengatur.

D. Pengertian komposisi tubuh


Analisis Komposisi Tubuh Menurut Garrow dan James (1993) komposisi tubuh adalah
jumlah seluruh dari bagian tubuh. Bagian tubuh terdiri dari adiposa dan massa jaringan bebas
lemak. Secara sederhana, tubuh dianggap terdiri dari beberapa kompartemen: massa lemak,
massa bebas lemak (protein dan mineral), dan cairan tubuh total (Barasi, 2007). Antropometri
mengukur kedua jenis jaringan ini (baik lemak maupun bebas lemak) secara tidak langsung,
yang variasi jumlah dan proporsinya dapat dipergunakan sebagai indikator status gizi.

Kelebihan metode ini adalah non invasive, cepat, dan membutuhkan peralatan yang minimal
dibanding dengan pengukuran secara laboratorium. Perubahan
jaringan lemak akan menggambarkan perubahan keseimbangan energi, sedangkan jaringan
otot menggambarkan cadangan protein tubuh. Perubahan pada saat terjadi kekurangan gizi
menahun akan menyebabkan penurunan massa otot. Indikator komposisi tubuh dipergunakan
di klinik untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelebihan gizi, serta memantau perubahan
komposisi tubuh selama pemberian dukungan nutrisi.

Tubuh manusia terdiri dari dua bagian utama yaitu adipose (simpanan lemak) dan jaringan
bebas lemak (lean tissue). Secara konseptual, jaringan bebas
lemak (lean tissue) adalah sangat aktif dalam proses metabolism. Oleh karna itu,
kebutuhan gizi erat kaitannya dengan ukuran jaringan ini. Adipose adalah jaringan yang tidak
aktif dalam proses metabolisme dan fungsi utamanya adalah sebagai cadangan energy.
Komposisi tubuh sering digunakan untuk menentukan suatu penyakit, seperti pada ukuran tulang
yang kecil, sering terjadi fraktur. Beberapa metode untuk menentukan komposisi tubuh adalah
presentase lemak tubuh. Adipose adalah jaringan yang terdiri dari simpanan lemak dalam
bentuk trigliserida. Walaupun kurang aktif dalam proses metabolisme, adipose mempunyai
peranan yang penting dalam metabolisme hormone seperti sintesis estrogen setelah menoupose
pada wanita. Simpanan lemak yang utama

terdapat pada lemak bawah kulit dalam perut. Jumlah lemak dapat juga diperhitungkan pada
otot dan sekitar organ tertentu, seperti hati dan ginjal. Massa bebas lemak (lean body mass)
adalah sangat heterogen yaitu terdiri dari tulang, otot, air ekstra seluler, jaringan syaraf dan
semua sel selain adipose. Menurut Gilbert B. Forber (1994) kompsisi tubuh adalah jumlah
seluruh dari bagian tubuh. Bagian tubuh terdiri dari adipose dan masa jaringan bebas lemak.
Willet. (1990) menjelaskan komposisi tubuh manusia seperti dalam table dibawah ini.
Komposisi tubuh terdiri dari dua yaitu massa lemak tubuh atau fat mass (FM) dan massa
tubuh bebas lemak atau free fat mass (FFM). Massa tubuh bebas lemak/free fat mass (FFM)
merupakan metabolisme aktif pada jaringan tubuh. Pembentukan lemak tubuh adalah indeks
massa tubuh, komposisi tubuh yang terdiri dari massa lemak dan massa bebas lemak. Dewasa
Muda dan Lansia Komponen Usia 20-25 tahun Usia 70-75 tahun Protein 19% 12% Air 61%
53% Mineral 6% 5% Lemak 14% 30% Tabel Perubahan Komposisi Tubuh akibat Penuaan
Bagian Tubuh Perubahan yang Terjadi Tulang Penurunan total kalsium tubuh Penurunan
densitas tulang Meningkatnya kekeroposan tulang Otot Menurunnya total kalium tubuh
Menurunnya cairan tubuh Menurunnya massa otot Menurunnya presentase massa tubuh
Menurunnya kualitas otot Meningkatnya volume jaringan ikat Menurunnya total nitrogen dan
protein tubuh. Lemak Meningkatnya total lemak tubuh Meningkatnya presentase massa tubuh
Meningkatnya deposit lemak di sentral dan visceral. C. Pengukuran Komposisi Lemak Tubuh.
Pengukuran skinfold-thickness dapat dilakukan dengan berbagai cara,namun pada
anthropometri olah raga biasanya pengukuran dilakukan pada sisi kanan badan dengan
4
prosedur yang telah ditetapkan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skinfold
caliper dengan satuan milimeter. Masing-masing pengukuran dilakukan sebanyak dua
sampai tiga kali kemudian nilai yang diperoleh merupakan nilai rata-rata jika pengukuran
dilakukan dua kali dan nilai median bila pengukuran dilakukan tiga kali. Pengukuran dilakukan
pada subyek dalam keadaan relaksasi pada posisi berdiri tegak dengan lengan tergantung
bebas di sisi kanan kiri badan. Namun tidak menutup kemungkinan dilakukannya perubahan
posisi subyek untuk mempermudah pelaksanaan pengukuran. Salah satu teknik komposis
lemak tubuh adalah dengan menggunakan Skinfold Caliper. Bagian – bagian tubuh yang
umumnya diukur adalah tricep, bicep, subscapula dan suprailiac. Pada awal tahun
1990, pengukuran lemak tubuh mulai diperkenalkan, dan sekarang penggunaannya sudah
meluas pada club fitness dan tempat – tempat latihan kebugaran lainnya. Hal ini dugunakan
untuk memantau cadangan lemak tubuh dan melihat tingkat obesitas seseorang. Beberapa
asumsi yang digunakan mengapa skinfold dapat digunakan untuk mengukur lemak tubuh dalah
pertama, skinfold adalah pengukuran yang baik untuk mengukur lemak bawah kulit; kedua,
distribusi lemak dibawah kulit adala sama untuk semua individu termasuk jenis kelamin; ketiga,
ada hubungan antara lemak bawah kulit dan total lemak tubuh; keempat, jumlah dari beberapa
pengukuran skinfold dapat digunakan untuk memperkirakan total lemak tubuh. Pengukuran
skilfold umumnya digunakan pada anak umur remaja ke atas. Umumnya jumlah lemak
dibedakan menurut jenis kelamin.Cara skinfold merupakan cara pemeriksaan lemak tubuh yang
cukup akurat, praktis dan dapat dilakukan hanya dengan sedikit latihan. Pengukuran lemak
tubuh dengan cara skinfold sering dilakukan di lapangan terutama di bidang olahraga untuk
memonitor persentase lemak tubuh atlet selama latihan dan pada masa pertandingan serta di
tempat senam untuk memonitor hasil olahraga yang ditujukan untuk menurunkan berat badan
dari komponen lemak. Pengukuran dengan skinfold dapat dilakukan pada 2, 3, 4 dan 7 tempat
pengukuran, makin banyak jumlah tempat pengukuran, maka hasil pengukurannya makin baik.
Pengukuran dengan skinfold caliper ini sangat dibutuhkan ketelitian dan pengalaman yang
cukup. Sebab ketika menjepit, kita harus bisa memastikan apakah yang diambil ini lemak atau
otot. Sebab jika yang dijepit adalah otot, orang yang kita ukur akan merasa kesakitan. Setelah
melakukan pengukuran dengan skinfold caliper di bagian-bagian yang telah ditentukan sesuai
prosedur, langkah berikutnya adalah melakukan estimasi lemak. Setelah dilakukan perhitungan
estimasi lemak ini lah baru kita bisa mengetahui berapa kandungan lemak tubuh seseorang .
Standar tempat pengukuran skinfold menurut Heyward Vivian H. Dan Stolarczyk L.M. tahun
1996 ada sembilan tempat, yaitu dada (chest), subskapula (subscapular), midaxilaris
(midaxillary), stipailiak (suprarailiac), perut (abdominal), trisep (triceps), bisep (biceps), paha
(thigh) dan betis (calf).

E. Model Biokimia

Secara biokimia, tubuh manusia utamanya terdiri dari 4 bagian : air, protein, mineral
dan lemak. Rumus yang digunakan untuk ini adalah: Berat Badan = air + protein + mineral
+ lemak. Distribusi dari keempat komponen ini menurut berat badan dan berat tanpa
lemak (fat-free mass) dapat dilihat dari tabel berikut:

Komponen Berat badan (%) Berat Tanpa Lemak (%)


Air 62,4 73,8
Protein 16,4 19,4
Lemak 15,3 -
Mineral 5,9 6,8
Berat tanpa lemak 84,7 -

Tabel.1 Komposisi relatif dari laki-laki dewasa muda dengan BB Kg oleh J. Brochek,et
al

5
Hasil ini diperoleh secara langsung dari pengukuran komposisi tubuhsecara in vitro (di
dalam kaca) melalui prosedur laboratorium. Walaupun referensi yang ada saat ini sangat
bermanfaat akan tetapi masih terbatas oleh karena data ini hanya diperoleh dari analisa
biokimia dari sejumlah kecil individu yang tidak mewakilisebagian besar orang.

F. Model Dua Komponen

FM FFM
(Fat mass: Berat Lemak) (Fat free Mass: Berat Tanpa Lemak)
Tidak aktif Aktif dalam metabolisme
Candangan energi Kebutuhan gizi kaitannya dengan ukuran jaringan
Labil Tulang,otot,cairan,jaringan syaraf,dll
Faktor resiko Kesehatan K 60-70 mmol/kg pada (1) dan 50-60 mmol/kg pada
(P)
Faktor penghambat
Penampilan kerja Densitas 1.10 g/cm
Densitas 0.90 g/cm-air 14% Air 72-74

Antropometri mengukur kedua jaringan ini (FM dan FFM ) secara tidak langsung yang
variasi jumlah dan proporsinya dapat dipergunakan sebagai indikator status gizi yaitu:

1. Perubahan jaringan lemak (FM) : perubahan keseimbangan energi


2. Perubahan jaringan otot (FFM) : cadangan protein tubuh

G. Distribusi Lemak Tubuh


Distribusi lemak pada tubuh manusia mempengaruhi perubahan bentuk tubuh manusia.Untuk
mengetahui lebih jauh tentang komposisi tubuh diperlukan pengukuran sederhana yang bisa
melihat distribusi lemak dalam tubuh. Distribusi lemak dalam tubuh ini berhubungan erat
dengan akibat yang ditimbulkan oleh obesitas. Tempat dimana lemak tersimpan dalam tubuh
sebenarnya lebih penting daripada jumlah total lemak dalam tubuh. Distribusi lemak tubuh
dapat diklasifikasi ke dalam dua tipe, yaitu type upper body/android/male (pria) dan type lower
body/gynoid/female (wanita). Seorang penderita obesitas dengan proporsi lemak yang lebih
besar tersebar di bagian “upper body” (tubuh bagian atas) utamanya perut dibanding lemak yang
tersebar di bagian paha dan tungkai (lower body) disebut dengan obesitas type android.
Sebaliknya, penderita yang mempunyai proporsi lemak yang lebih besar pada bagian paha
dan tungkai bawah disebut dengan obesitas type gynoid. Obesitas type android umumnya
terlihat pada pria sedangkan type ginoid lebih banyak ditemukan pada wanita.
Terdapat perbedaan antara distribusi lemak yang ada pada laki-laki dan distribusi lemak
pada perempuan, hal ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor hormonal pada setiap
individu tersebut. Distribusi lemak pada tubuh manusia yakni lemak pada Biseps, lemak
Triseps, lemak Subscapula, lemak Abdomen, dan lemak Suprailiaca. Dengan melihat
perbandingan distribusi lemak, kita dapat melihat pola pendistribusian lemak pada laki-
laki dan

perempuan.
1. Lemak Biceps

Lipatan kulit pada Bisep terletak di lengan atas bagian depan antara bahu dan
siku.Ketebalan lemak pada bicep diukur dengan mengukur lipatan kulit secara vertikal
di lengan bagian depan dan sedikit di atas otot perut biceps dengan skin fold
caliper.Subjek yang diukur berdiri tegak menghadap pengukur dengan tangan lurus dan
rileks. Lalu kulit ditakar dengan ibu jari dan telunjuk dan rahang kaliper dijepitkan pada

6
bagian tersebut, maka lingkaran indikator akan menunjukkan ketebalan lapisan lemak
pada subjek
2. Lemak Triseps
Triceps terletak pada punggung lengan atas. Ketebalan lemak pada triceps diukur
pada bagian tengah dari punggung lengan tepat diotot triceps, pada titik tengah proyeksi
antara sisi dari proses akronim skapula dengan bagian tepi yang lebih rendah dari
olecranon ulna. Lalu untuk cara pengukuran dan subjek yang diukur sama seperti biceps.

3. Lemak Subscapula

Subscapula terletak pada bagian punggung pada angulus inferior scapulae.


Ketebalan lemak pada bagian scapula diukur dengan cara mencubit tepat pada bagian
angulus inferior scapulae, arah cubitan miring ke lateral bawah membentuk sudut 45°
terhadap garis horizontal.

4. Lemak Abdomen

Abdomen adalah bagian perut bagian depan. Ketebalan lemak diukur dengan
cara mencubit bagian abdomen secara vertikal kira-kira 3cm dari imbilicus (pusar).

5. Lemak Suprailiaca

Suprailiaca adalah bagian perut samping. Ketebalan lemak pada suprailiaca dapat
diukur dengan mencubit pada titik perpotongan antara garis spina iliaca dengan anterior
axilla dan garis horizontal yang melalui crista iliaca. Arah cubitan 45o dari arah horizontal.

Menurut Suryo Wicaksono dalam penelitiannya tentang distribusi lemak pada mahasiwa
perempuan dan laki-laki di universitas Airlangga, terdapat perbedaan pola penyebaran lemak
badan antara pria dan wanita yang terutama disebabkan karena faktor hormonal. Wanita
mempunyai lemak spesifik yang mulai timbul sejak masa pubertas dan biasanya tersebar di
daerah payudara, perut bagian bawah, paha dan sekitar alat genital. Pada pria tidak terjadi
pola distribusi lemak yang khas, akan tetapi lemak itu kecenderungan berkumpul pada
abdomen.
Meskipun demikian distribusi lemak pada mahasiswa laki-laki untuk bagian abdomen,
suprailiaca dan sub scapula lebih besar bila dibandingkan dengan mahasiswa perempuan.
Tetapi untuk biceps dan triceps ternyata distribusi lemak mahasiswa perempuan lebih besar
dari pada laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa adanya suatu trend baru mengenai persebaran
lemak pada saat ini. Trend ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

1. Perubahan pola makan, hal ini terjadi akibat individu sekarang lebih menyukai makanan
cepat saji ataupun makanan kaleng, dimana bila dikonsumsi terus menerus dapat
berpengaruh burukterhadap tubuh dan dapat merubah metabolisme tubuh.
2. Perubahan aktivitas, hal ini dikarenakan kemajuan teknologi yang begitu pesat.
Dimana manusia akan dimanjakan dengan teknologi yang membantu atau memudahkan
pekerjaan manusia saat ini. Dengan semakin dipermudahnya pekerjaan manusia, maka
kerja tubuh akan berkurang tetapi asupan makan tetap. Hal ini akan berujung pada
kegemukan atau obesitas.

7
Cara untuk mengetahui distribusi lemak dalam tubuh adalah dengan mengukur ratio

lingkar perut/pinggang dan lingkar panggul atau disebut juga


“Waist To Hip Ratio (WHR)” dan ini merupakan indicator yang baik digunakan
untuk menentukan resiko kesehatan.WHR dapat dikalkulasi dengan membagi lingkar pinggang
dengan lingkar panggul. Nomogram tersedia untuk memudahkan perolehan hasil dan ratio ini.

Metode yang paling sering digunakan dalam mengestimasi persen lemak tubuh di klinik
atau survei di masyarakat adalah pengukuran skinfold (ketebalan dari dua sisi kulit ditambah
dengan penekanan jaringan lemak di bawah kulit). Beberapa keuntungan dari pengukuran
skinfold dibanding dengan pengukuran mutakhir yang tersedia adalah murahnya alat yang
digunakan dan tidak memerlukan ruang yang besar, pengukuran sangat mudah dan cepat, dan
bila dilakukan pengukuran dengan baik, maka akan memberikan niali yang hampir sama
dengan pengukuran yang dilakukan dengan metode penimbangan di bawah air (underwater
weighing).

H. Antropometri
Istilah Antropometri berasal dari kata “Anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang berarti
ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan
pengukuran bentuk, ukuran (tinggi, lebar) berat dan lain-lain yang berbeda satu dengan lainnya
(Sutalaksana,1996).Antropometri pertama kali dipelopori oleh Ales Hrdlicha (1869-
1943).Ukuran antropometri dibedakan menjadi dua, yaitu:
3. Liner, TB (Tinggi Badan), LD (Lingkar Dada), dan TLK (Tebal Lemak dibawah Kulit)
menggambarkan keadaan gizi (kurang gizi) akibat kekurangan energi dan protein yang
diderita waktu lampau

4. Masa jaringan, BB (Berat Badan), LILA (Lingkar Lengan Atas) tebal lemak

dibawa kulit menggambarkan keadaan gizi (kurang gizi) akibat kekurangan energi dan
protein yang diderita sekarang atau pada saat pengukuran.
Tes Antropometri ialah tes untuk mengetahui komposisi tubuh maupun bentuknya atau
pengukuran atas struktur tubuh manusia. Tujuan akhir dari pengukuran antropometri adalah
menetapkan bentuk atau tipe badan seseorang. Tipe badan bagi seseorang sebelum ia
bekerja adalah penting, karena dengan tipe badan yang ideal untuk jenis pekerjaan tertentu
dapat meningkatkan capaian keberhasilan kerjannya. Dengan tes antropometri akan dapat
mengetahui pertumbuhan badan seseorang normal atau tidak, kekurangan-kekurangan serta
upaya pertumbuhan badan secara ideal. Beberapa pengukuran antropometri pokok/dasar
antara lain :

1. Berat Badan ( Body Weight )


2. Tinggi Badan ( Stature Hight )
3. Tinggi Duduk ( Sitting Height )
4. Lebar Bahu ( Bi-acromiale diemeter )
5. Lebar Pinggul ( Bi-ilium diameter )

6. Lebar Sendi Siku ( Bi-epicondilar diameter humerus )


7. Lebar Sendi Lutut (Bi-epicondilar diameter femur )
8. Tebal Lemak Kulit ( skinfold caliper )
Adapun beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri ini adalah:

1. Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lenganatas, mikrotoa,

8
dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri dirumah.
2. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif. Contohnya,
apabila terjadi kesalahan pada pengukuran lingkar lengan atas pada anak balita maka
dapat dilakukan pengukuran kembali tanpa harus persiapan alat yang rumit.
3. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus professional, juga oleh tenaga
lain setelah dilatih untuk itu.

4. Biaya relatife murah, karena alat mudah didapat dan tidak memerlukan bahan-bahan
lainnya.

5. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas (cut off points) dan baku
rujukan yang sudah pasti.
6. Secara ilmiah diakui kebenaraya. Hampir semua negara mengguakanantropometrisebagai
metode untuk mengukur status gizi masyarakat,khususnya untuk penapisan (screening)
status gizi.

Keunggulan Antropometri yaitu:

1. Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampelyang


besar.
2. Relative tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan

Dengan tenaga yang sudah dilatih dalam waktu singkat dapat melakukan pengukuran
antropometri.

3. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan, dibuat didaerah setempat.
4. Metode ini tepat dan akurat karena dapat dibakukan.
5. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi masa lampau.
6. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi.
7. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu.
8. Digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi.

Keterbatasan Antropometri:

1. Tidak sensitif & tidak dapat mendeteksi kelainan pertumbuhan tubuh yang disebabkan
oleh defisiensi gizi mikro
2. Faktor diluar gizi (penyakit, genetika , dll) dapat menurunkan spesifisitas & sensitivitas
pengukuran antropometri
3. Kesalahan saat pengukuran mempengaruhi presisi, akurasi & validitas pengukuran
antropometri
4. Latihan yang tidak cukup, kesalahan menggunakan alat atau kesulitan dalam
pengukuran

9
BAB III

PENUTUP

SIMPULAN

a. Ilmu Gizi (Nutrition Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam
hubungannya dengan Kesehatan optimal. Kata “gizi’’ berasal dari Bahasa Arab ghidza, yang berarti
“makanan’’
b. perkembangan ilmu gizi di Indonesia berkembang pesat sejak tahun 1975-an. Walaupun berbagai upaya telah
dilakukan mengikuti anjuran World Health Organization (WHO) dan Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), yaitu
dikembangkannya Pedoman pola menu seimbang yang dikenal dengan Pedoman Menu 4 Schat 5 Sempurna
yang diperkenalkan oleh Bapak Ilmu Gizi Prof. DR. Dr. Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat
Depkes. Pedoman ini pada tahun 1995 telah dikembangkan menjadi Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)
yang memuat 13 pesan dasar gizi seimbang.
c. Kesehatan dan gizi dapat diartikan sebagai suatu hal yang mendatangkan sehat atau kebaikan
dengan diberikan zat makanan yang dibutuhkan tubuh.

d. komposisi tubuh adalah jumlah seluruh dari bagian tubuh. Bagian tubuh terdiri dari adiposa dan
massa jaringan bebas lemak. Secara sederhana, tubuh dianggap terdiri dari beberapa
kompartemen: massa lemak, massa bebas lemak (protein dan mineral), dan cairan tubuh total
(Barasi, 2007).

e. Secara biokimia, tubuh manusia utamanya terdiri dari 4 bagian : air, protein, mineral dan lemak.
Rumus yang digunakan untuk ini adalah: Berat Badan = air + protein + mineral + lemak.

f. Antropometri mengukur kedua jaringan ini (FM dan FFM ) secara tidak langsung yang variasi
jumlah dan proporsinya dapat dipergunakan sebagai indikator status gizi yaitu:
i. Perubahan jaringan lemak (FM) : perubahan keseimbangan energi
ii. Perubahan jaringan otot (FFM) : cadangan protein tubuh
g. Distribusi lemak pada tubuh manusia mempengaruhi perubahan bentuk tubuh manusia.Untuk
mengetahui lebih jauh tentang komposisi tubuh diperlukan pengukuran sederhana yang bisa
melihat distribusi lemak dalam tubuh.

h. Istilah Antropometri berasal dari kata “Anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran. Secara
definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran
bentuk, ukuran (tinggi, lebar) berat dan lain-lain yang berbeda satu dengan lainnya
(Sutalaksana,1996).

SARAN

Semoga dengan adanya makalah ini para pembaca dapat bisa lebih mengetahui apa-apa yang
terdapat pada ilmu gizi yang terutama dalam pengertian ilmu gizi dan komposisi tubuh dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari serta kami berharap saran dari para pembaca untuk
menyempurnakan isi makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Banowati, SKM.,M.si (2012) Ilmu Gizi Dasar

Mitayani dan Wsartika. (2010). Buku saku Ilmu Gizi. Jakarta: CV Trans Info Media

http://eprints.ums.ac.id/31217/2/BAB_I.pdf http://coretanasrah.blogspot.com/2015/06/makalah-

tentang-gizi-dan-kesehatan.html diakses pada tanggal 01 September 2022

https://www.academia.edu/20295052/GIZI_DAN_KESEHATAN diakses pada tanggal 01 September 2022

11

Anda mungkin juga menyukai