Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ILMU GIZI DASAR

Sejarah Perkembangan Gizi

Dosen pengampu: Dr. Sufiati Bintanah, SKM,MSi.

Disusun oleh:

Fairuz Salma Nurjihan G2B020073

Eka Noor Faizah Ramadhanti G2B020075

Nur Rizqiya Husniyatun G2B020134

Amelia Filnia Dewi G2B02140

PROGRAM STUDI S1 GIZI

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

          Puji syukur kehadirat Allah  SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-
Nyalah sehingga, tugas ini dapat diselesaikan tanpa suatu halangan yang amat
berarti. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.

  Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Sejarah


Perkembangan Gizi”, yang disajikan berdasarkan referensi dari berbagai sumber.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Sufiati Bintanah,


SKM,MSi sebagai Dosen mata kuliah Ilmu Gizi Dasar yang telah membimbing
dan memberikan kesempatan kepada penyusun sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini. Tak lupa juga penyusun  ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya
dalam pembuatan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini kurang dari sempurna, untuk itu


penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran, baik dari dosen pembimbing
maupun teman-teman  atau pembaca agar makalah ini dapat lebih sempurna.

Semoga  makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada


pembaca, dan semoga dengan adanya tugas ini Allah SWT senantiasa
meridhoinya dan akhirnya membawa hikmah untuk semuanya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.  

Semarang, 27 September 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ………………………………………………………


2. Rumusan Masalah …………………………………………………..
3. Tujuan Makalah ……………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi Ilmu gizi……………………………………………………


2. Hubungan Gizi dengan Kesehatan Tubuh…………………………..
3. Hubungan Gizi dengan Proses Tubuh................................................
4. Perkembangan Ilmu Gizi……………………………………………
5. Pengelompokan Ilmu Gizi…………………………………………..

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang


dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat – zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi
normal dari organ – organ serta menghasilkan energi.

 Kemajuan suatu bangsa bergantung kepada banyak komponen terkait,


termasuk sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang
berkualitas ditentukan oleh kemampuan fisik dan intelegensia yang
optimal, dan hal ini erat kaitannya dengan kecukupan gizi yang dimulai
sejak masa janin sampai dewasa.

Perkembangan ilmu gizi merupakan suatu evolusi dari kehidupan


purba. Pencarian makanan pada masa purba, perkembangan ilmu
pengetahuan pada abad  pertengahan merupakan titik tolak para ahli
berpendapat demikian. Pengertian gizi berubah seiring dengan bejalannya
waktu, dari zaman purba sampai sekarang. Dahulu manusia purba mencari
makanana hanya untuk bertahan hidup. Kemudian terus berkembang
sampai gizi berhubungan dengan hal  penyembuhan yaitu sebagai obat,
dan terus mengalami perkembangan sampai gizi menjadi sebuah ilmu.

Di indonesia saat ini, perkembangan ilmu gizi juga semakin pesat.


Berbagai tokoh-tokoh yang berpartisipasi dalam pengembangan gizi di
Indonesia bermunculan. Peran mereka sangat penting dalam menyadarkan
masyarakat Indonesia akan  pentingnya gizi pada tubuh. Kehidupan tak
luput dari yang namanya masalah. Hingga saat ini,  permasalahn gizi
merupakan salah satu permasalahn yang menjadi sorotan utama, dan perlu
mendapatkan perhatian sungguh-sungguh untuk diatasi.
Berbagai  permasalahan gizi, seperti gizi buruk pada balita,
kekurangan berbagai jenis vitamin yang dampaknya menimbulkan
berbagai penyakit, serta masih banyak lagi  permasalahan-permasalahan
yang menyangkut gizi. Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih jauh
tentang sejarah perkemabangan ilmu gizi yang terjadi di Indonesia serta
permasalahan-permasalahan gizi yang dihadapai saat ini, maka disusunlah
makalah ini.

2. Rumusan Masalah

Dalam pembuatan makalah Sejarah Perkembangan Gizi adapun


rumusan masalah yang kami buat, yaitu:

1) Apa Definisi dari Ilmu Gizi?


2) Apa saja Hubungan Gizi dengan Kesehatan Tubuh?
3) Apa saja Hubungan Gizi dengan Proses Tubuh?
4) Bagaimana Perkembangan Ilmu Gizi?
5) Bagaimana Pengelompokan Zat Gizi?

3. Tujuan Makalah

Dalam pembuatan makalah ini memiliki tujuan, yaitu:

1) Agar mengetahui definisi gizi


2) Agar mengetahui hubungan gizi dengan kesehatan tubuh
3) Agar mengetahui hubungan gizi dengan proses tubuh
4) Agar mengetahui perkembangan ilmu gizi
5) Agar mengetahui pengelompokan zat gizi
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Ilmu Gizi

Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang


makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Kata “Gizi”
berasal dari Bahasa Arab “ghizda”, yang berarti makanan. Di satu sisi
ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan di sisi lain dengan tubuh
manusia.

Ilmu gizi mula-mula hanya mencakup ruang lingkup yang sangat


sempit, tetapi dalam perkembangannya melebar meliputi suatu kawasan
studi yang luas.

Definisi ilmu gizi mula-mula yaitu; ilmu yang mempelajari nasib


makanan sejak ditelan sampai diubah menjadi bagian tubuh dan energy
atau diekskresikan sebagai zat sisa.

Dari definisi ini dapat diperkirakan bahwa ilmu gizi berstandar


kuat sekali pada biokimia dan ilmu hayati (fisiologi). Tujuan akhir ilmu
ini ialah mencapai, memperbaiki, dan mempertahankan kesehatan tubuh
melalui konsumsi makanan. Dalam pelaksanaan untuk mencapai tujuan
ini, dirasakan dalam ruang lingkup studi terlalu sempit, dan dengan
perhatian yang sempit itu, sukar untuk mencapai tujuan akhir tersebut.

Maka ruang lingkup studi ilmu gizi diperlebar dan diberi definisi
yang lebih luas, meskipun demikian definisi ini makin kabur. Definisi
sekarang menjadi ilmu yang mempelajari hal ikhwal makanan, dikaitkan
dengan kesehatan tubuh.
Definisi inilah yang sekarang dipergunakan di Indonesia. Definisi
ini memungkinkan bergerak lebih luas di dalam mencapai tujuan ilmu
gizi yang tersebut diatas.

Didalam ruang lingkup studi ilmu gizi terdapat dua komponen


penting yang menjadi pusat perhatian, ialah makanan dan kesehatan
tubuh. Ahli gizi harus mendalami persoalan pangan dan soal kesehatan
yang berkaitan dengan keadaan makanan tersebut, tanpa harus menjadi
ahli pertanian maupun ahli kesehatan (dokter). Namun demikian, banyak
ahli gizi yang berasal dari profesi dokter, dan sekarang semakin
bertambah jumlah ahli gizi yang bahkan berasal dari sarjana pertanian.

Pengertian gizi terbagi secara klasik dan masa sekarang, yaitu :

1) Secara Klasik : Gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh


(menyediakan energi, membangun, memelihara jaringan tubuh,
mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh).
2) Sekarang : selain untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan potensi
ekonomi seseorang karena gizi berkaitan dengan perkembangan
otak, kemampuan belajar, produktifitas kerja.1

Beberapa pengertian atau istilah dalam gizi, yaitu :

1) Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari segala


sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan
optimal atau tubuh.
2) Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh
untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun
dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan.
3) Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti,
absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan,
1
http://s2yurika.blogspot.com/2017/04/sejarah-perkembangan-gizi.html
pertembuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energi.
4) Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat
dijadikan makanan.
5) Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan
atau unsur-unsur atau ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat
gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh.
6) Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah.
7) Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat-zat gizi.2
2. Hubungan Gizi dan Kesehatan Tubuh

Adapun hubungan gizi dan kesehatan tubuh, yaitu pangan


menyediakan unsur-unsur kimia tubuh yang dikenal sebagai zat gizi. Zat
gizi dibagi dalam kelas utama yaitu; karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral dan air. Paling sedikit terdapat 45 jenis zat gizi, esensial dan
tidak esensial yang diperlukan tubuh dari keenam kelompok zat gizi
tersebut.

a.  Zat gizi esensial adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh, tetapi tubuh
tidak dapat mensintesisnya dan atau tubuh tidak mampu
mensintesisnya dalam jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhannya.
b. Zat gizi tersebut menyediakan tenaga bagi tubuh, mengatur proses
dalam tubuh, untuk pertumbuhan dan memperbaiki jaringan yang
rusak.
c. Zat gizi utama yang berfungsi sebagai sumber energi adalah
karbohidrat, lemak dan protein.
d. Zat gizi utama untuk pertumbuhan dan mempertahankan jaringan
adalah protein, lemak, vitamin, mineral dan air.
e. Zat gizi utama yang berfungsi untuk mengatur proses di dalam tubuh
adalah vitamin, mineral dan air.

2
Almatsier, 2001
f. Gizi sangat berhubungan dengan kesehatan tubuh (menyediakan
energi, membangun, memelihara jaringan tubuh, mengatur proses
kehidupan dalam tubuh).3
3. Hubungan Gizi dengan Proses Tubuh

Kebutuhan tubuh terhadap gizi terkait erat dengan fungsi atau


manfaat gizi itu sendiri. Manfaat itu antara lain, memelihara tubuh serta
mengganti jaringan tubuh yang rusak; memproduksi energi, mengatur
metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral, serta
cairan tubuh lainnya, serta berperan alam mekanisme pertahaan tubuh
terhadap berbagai penyakit. (hal.12).4

Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan senyawa organik yang


paling melimpah di bumi. Fungsi utamanya bagi tubuh adalah sebagai
bahan bakar, cadangan makanan, dan materi pembangun. Secara umum
nutrisi ini bisa diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu
monosakarida, disakarida dan polisakarida. Kebutuhan akan karbohidrat
tiap orang berbeda-beda tergantung pada tinggi rendahnya aktivitas yang
dilakukan. Bagi orang dewasa dengan pekerjaan tidak terlalu berat, maka
kebutuhan karbohidratnya cukup 8-10 gram per kilogram berat badan.

Sedang zat gizi berupa protein merupakan zat terpenting bagi tubuh.
Protein berperan dalam menunjang keberadaan sel tubuh dan
memperkuat kekebalan tubuh. Jenis nutrisi ini berupa struktur komplek
yang tersusun dari asam-asam amino. Protein dalam makanan merupakan
satu-satunya sumber nitrogen bagi tubuh.

Keberadaan protein dalam tubuh merupakan komponen tebesar


setelah mineral. Jumlah protein adalah satu per enam dari berat tubuh dan
tersebar di dalam otot, tulang, kulit, serta berbagai cairan tubuh manusia.
Namun begitu, kebanyakan manusia kurang mengonsumsi protein.

3
Marmi. 2013. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
4
Sitiatava Rizema Putra, Pengantar Ilmu Gizi Dan Diet, I, Oktober 2013. (D-Medika, n.d.).
Padahal, idealnya tiap orang disarankan mengonsumsi 8 gram protein per
kilogram berat badan. (hal.51).5

4. Perkembangan Ilmu Gizi

Titik tolak perkembangan ilmu gizi dimulai pada masa manusia


purba dan pada abad pertengahan sampai pada masa munculnya ilmu
pengetahuan pada abad ke-19 dan ke-20. Pada masa manusia purba ilmu
gizi dinyatakan sebagai suatu evolusi. Disini para peneliti
menggambarkan manusia sebagai pemburu makanan dan dikenal sebagai
Todhunter, perkembangan ilmu gizi sebagai suatu evolusi.

Bagi manusia purba, fungsi utama dan mungkin fungsi satu-satunya


dari makanan  adalah untuk mempertahankan hidup. Untuk itu aktifitas
utama dari manusia purba adalah mencari makanan dengan berburu.
Fungsi utama makanan untuk mempertahankan hidup, meskipun bukan
fungsi satu-satunya. Makanan untuk mempertahankan hidup ini juga
masih  sering  atau berlaku bagi sebagian penduduk modern sekarang.

Di abad-abad sebelum masehi filosofi Yunani bernama Hippocrates


(460-377 SM), yang dikenal sebagai Bapak Ilmu Kedokteran, dalam
salah satu tulisannya berspekulasi tentang peran makanan dalam
“pemeliharaan kesehatan dan penyembuhan penyakit” yang menjadi
dasar perkembangan ilmu dietetika  yang belakangan dikenal dengan
“Terapi Diit”.

Memasuki abad ke-16 berkembang doktrin bukan saja pemeliharaan


kesehatan  yang dapat dicapai dengan pengaturan makanan tetapi
kemudian berkembang juga tentang hubungan antara makanan dan
panjang umur. Misalnya Cornaro, yang hidup lebih dari 100 tahun (1366-
1464) dan Francis Bacon (1561-1626) berpendapat bahwa “makan yang
diatur dengan baik dapat memperpanjang umur”. Memasuki abad ke-17
dan ke-18, tercatat berbagai penemuan tentang  sesuatu yang dimakan
5
Ibid.
(makanan) yang  berhubungan dengan kesehatan semakin banyak dan
jelas, baik yang bersifat kebetulan maupun yang dirancang yang
kemudian mendorong berbagai ahli kesehatan waktu itu  untuk
melakukan berbagai percobaan.

Pada Abad ke-18 berbagai penemuan ilmiah dimulai, termasuk


ilmu-ilmu yang mendasari ilmu gizi. Satu diantaranya yang terpenting
adalah penemuan adanya hubungan antara proses pernapasan yaitu
proses masuknya O2 ke dalam tubuh dan keluarnya CO2, dengan proses
pengolahan makanan dalam tubuh oleh Antoine Laurent Lavoisier (1743-
1794).

Lavoisier bersama seorang ahli fisika Laplace merintis untuk


pertama kalinya penelitian kuantitatif mengenai pernapasan dengan
percobaan binatang (kelinci). Oleh karena itu Lavoisier selain sebagai
Bapak Ilmu Kimia, dikalangan ilmuwan gizi dikenal juga sebagai Bapak
Ilmu Gizi Dunia.

Penemuan Ilmu-Ilmu yang mendasari terbentuknya Ilmu Gizi itu


diantaranya :

1) Tahun 1687 = Penetapan standar makanan. Dimana penetapan ini


mengatur tentang  makanan yang baik untuk tubuh dan yang tidak
baik untuk tubuh.
2) Dr. lind (1747) menemukan jeruk manis untuk menanggulangi
sariawan atau scorbut, belakangan diketahui jeruk manis banyak
mengandung vitamin C. Sehingga Vitamin C dikenal juga sebagai
pencegah Sariawan atau Scorbut.
3) Suster Florence Nightingale (1854 ) menyimpulkan penderita-
penderita akibat perang yang merupakan pasiennya, dalam hal
pemberian makanan kepada pasien harus sesuai dengan kebutuhan
pasien untuk mempercepat proses penyembuhannya.  Suster
Florence Nightingale dikenal juga sebagai Tokoh Keperawatan
Dunia.
4) Liebig (1803-1873) Analisis Protein, Karbohidrat dan Lemak. Yang
merupakan Komponen utama penghasil energi tubuh.
5) Vait (1831-1908), Rubner (1854-1982), Atwater (1844-1907), Lusk
(1866-1932) dikenal sebagai Pakar dalam pengukuran energi dengan
kalorimeter. (kkal)
6) Hopkin (1861-1947), Eljkman (1858-1930) = perintis penemuan
vitamin dan membedakannya vitamin yang larut dalam air dan
vitamin yang larut dalam lemak.
7) Mendel (1872-1935), Osborn (1859-1929)= penemuan vitamin dan
analisis kualitas protein. Memperjelas posisi vitamin dalam makanan
dan peranannya dalam tubuh manusia serta  kualitas protein yang
dilihat dari struktur yaitu asam amino yang essensial maupun yang
non essensial.

Pada abad ke 20 Mc Collum, Charles G King melanjutkan


penelitian vitamin kemudian terus berkembang hingga muncul “
SCIENCE of NUTRION”. Adalah Suatu cabang ilmu pengetahuan
kesehatan (kedokteran) yang berdiri sendiri yaitu Ilmu Gizi adalah Ilmu
pengetahuan yang membahas sifat-sifat nutrien yang terkandung dalam
makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul  bila terdapat
kekurangan zat gizi, (Soekirman, 2000).

Dalam perkembangan selanjutnya permasalahan gizi mulai


bermunculan  secara kompleks yang tidak dapat ditanggulangi oleh para
ahli gizi  dan sarjana gizi saja, sehingga muncul  Ilmu gizi  yang menurut
komite Thomas dan Earl (1994)  adalah “The NUTRITION SCIENCES
are the most interdisciplinary of all sciences”. Yang arti bebasnya
menyatakan bahwa  ilmu gizi merupakan  ilmu yang melibatkan 
berbagai disiplin ilmu pengetahuan.6

6
https://arali2008.wordpress.com/2010/10/19/sejarah-perkembangan-ilmu-gizi/
5. Pengelompokan Zat Gizi

Zat gizi pada makanan dapat dibagi menjadi 2 bagian berdasarkan


jumlah yang terkandung didalamnya, yaitu zat gizi mikro merupakan zat
gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil atau sedikit dan zat gizi
makro merupakan zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar.7

Penggolongannya, yaitu:

a) Makronutrien
Komponen terbesar dari susunan diet, berfungsi untuk menyuplai
energi dan zat-zat esensial (pertumbuhan sel/ jaringan), pemeliharaan
aktivitas tubuh. Karbohidrat (hidrat arang), lemak, protein,
makromineral dan air. Makronutrien dalam diet meliputi karbohidrat
(Glukosa; serat), lemak (Asam linoleat (omega-6); asam linolenat
(omega-3)) dan protein ( Asam-asam amino, leusin, isoleusin, lisin,
metionin, fenilalanin, treonin, valin, histidin, nitrogen nonesensial).
a) Karbohidrat dan lemak merupakan penyuplai energi utama,
meskipun protein juga bisa menghasilkan energy.
b) Ketinganya memiliki peran structural, yang terpenting dalam hal
ini adalah protein.
c) Ketiganya mengandung karbon, hydrogen dan oxygen, selain itu,
protein juga mengandung nitrogen dan beberapa protein juga
mengandung sulfur.
b) Mikronutrien

Golongan mikronutrien terdiri dari :

1) Mineral
– Kalsium, fosfor, natrium, kalium, sulfur, klor, magnesium, zat
besi, selenium, seng, mangan, tembaga, kobalt, iodium, krom fluor,
timah, nikel, silikon, arsen, boron, vanadium, molibden.
2) Vitamin
7
http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/24/zat-zat-gizi-yang-dibutuhkan-tubuh/
– Vitamin A (retinol), vitamin D (kolekalsiferol), vitamin E
(tokoferol), vitamin K, tiamin, riboflavin, niaclin, biotin, folasin
atau folat, vitamin B6, vitamin B12, asam pantotenat, vitamin C.
3) Air

Triguna Makanan

a. Zat gizi sumber energy

Diperlukan energi untuk mempertahankan fungsi tubuh agar dapat


berfungsi dengan baik, peredaran darah, persyarafan, pernapasan, gerak
otot. Energi ini didapat dari karbohidrat, lemak, dan protein yang
dikomsumsi melalui makanan. Makanan yang banyak mengandung
karbohidrat, lemak, dan protein seprti nasi, roti, sereal, gandum, pasta,
havermut, biscuit.

Kebutuhan energi akan bertambah jika seseorang melakukan kegiatan


fisik, pergerakan otot. Besarnya kebutuhan energi tergantung pada
kegiatan atau aktifitas. Apabila denyut jantung melebihi normal maka,
kebutuhan energi akan bertambah.
b. Zat gizi pembangun tubuh

Zat gizi protein sebagai zat pembangunan tubuh sangat diperlukan


untuk membentuk struktur tubuh, terutama dalam pembentukan jaringan
baru, juga pembentukan enzim, hormone, dan anti biotibodi. Contoh
makanan yang banyak mengandung protein seperti ikan, seafood, unggas,
daging sapi, hati, dan telur. Protein nabati seperti tahu, tempe, kacang
polong, kacang-kacangan. Susu dan produk olahannya, seperti keju dan
yogurt.

c. Zat gizi pengatur

Untuk mengatur jalanya metabolisme di dalam tubuh, diperlukan


vitamin dan mineral yang banyak di dapat dari sayur-sayuran berwarna
hijau dan juga pada buah-buahan barwarna kuning dan merah.

Dengan mengkomsumsi sayur dan buah, selain mendapatkan vitamin


dan mineral di dapat juga serat yang sangat di butuhkan tubuh. Oleh
karena itu, dengan adanya serat, tubuh tetap merasa kenyang, terjadi
pergerakan usus dan akan memperlancar buang air besar. Berarti
mengkomsumsi buah-buahan dan sayuran, mutlak diperlukan seseorang
untuk sehat.

BAB III

KESIMPULAN
Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Kata “Gizi”
berasal dari Bahasa Arab “ghizda”, yang berarti makanan. Di satu sisi
ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan di sisi lain dengan tubuh
manusia.

Perkembangan ilmu gizi. Titik tolak perkembangan ilmu gizi di


mulai pada masa manusia purba dan pada abad pertengahan sampai pada
masa munculnya ilmu pengetahuan pada abad ke-19 dan ke-20. Pada
masa manusia purba ilmu gizi dinyatakan sebagai suatu evolusi. Disini
para peneliti menggambarkan manusia sebagai pemburu makanan dan di
kenal sebagai Todhunter, perkembangan ilmu gizi sebagai suatu evolusi.

Beberapa pengertian atau istilah dalam gizi, yaitu :

1) Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari segala


sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan
optimal atau tubuh.
2) Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh
untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun
dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan.
3) Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti,
absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan,
pertembuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energi.
4) Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat
dijadikan makanan.
5) Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan
atau unsur-unsur atau ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat
gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh.
6) Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah.
7) Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat-zat gizi.

DAFTAR PUSTAKA
Putra, Sitiatava Rizema. Pengantar Ilmu Gizi Dan Diet. I, Oktober 2013. D-
Medika, n.d.

http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/24/zat-zat-gizi-yang-dibutuhkan-
tubuh/

https://arali2008.wordpress.com/2010/10/19/sejarah-perkembangan-ilmu-gizi/

Marmi. 2013. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

http://s2yurika.blogspot.com/2017/04/sejarah-perkembangan-gizi.html

Anda mungkin juga menyukai