Disusun Oleh :
Nur Ain Tahir
811421186
Kelas : 3C
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
MAKALAH EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR DBD
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI....................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................
2.1 Manfaat Penulisan...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi DBD
2.2 Etiologi DBD
2.3 Epidemiologi.......................................................................................................
2.4 SURVEILENS
2.5 Klasifikasi Kasus dan Tingkat Keparahan Demam Berdarah Dengue................
2.6 Diagnosis DBD............................................................................................................
2.7 Penyebab DBD...................................................................................................
2.8 Cara Penularan....................................................................................................
2.9 Masa Inkubasi.....................................................................................................
2.10 Upaya Pencegahan ...........................................................................................
2.11 Pengobatan........................................................................................................
BAB III PENUTUP ......................................................................................................
3.1 Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Nyamuk Aedes aegypti............................................................................
Gambar 2 Sketsa Perkembangbiakan Nyamuk Aedes Aegypty...............................
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dua abad yang lalu, demam berdarah dengue dianggap penyakit ringan,
tidak berbeda dengan demam, pilek, atau diare. Penyakit demam berdarah waktu
itu digolongkan suatu penyakit karena pengaruh iklim tropis.
Demam berdarah dengue dinyatakan sebagai pe-nyakit berbahaya dan
mematikan sejak timbulnya wabah dengue di Manila, Filipina pada tahun 1953
1954. Di negara itu, wabah demam berdarah dengue disertai renjatan (syok) dan
perdarahan yang mematikan. Sejak saat itu, pandangan terhadap penyakit demam
berdarah dengue pun berubah. Penyakit ini ternyata dapat menelan korban jiwa
dalam waktu 12 jam jika tidak segera ditangani dengan benar.
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan virus dan disebarkan oleh
nyamuk Aedes merupakan salah satu permasalahan dunia yang menunjukkan
peningkatan insiden. Populasi di dunia diperkirakan beresiko terhadap penyakit
ini mencapai 2,5 sampai 3 milyar orang yang tinggal didaerah perkotaan
diwilayah yang beriklim tropis dan sub tropis. Di Asia Tenggara masalah ini
menjadi masalah yang signifikan. hasil perkiraan terdapat sedikitnya 100 juta
kasus dan 500.000 kasus yang memerlukan rawat inap. dari 500.000 kasus
tersebut 90 % diantaranya merupakan anak-anak yang berusia kurang dari 15
tahun. rata-rata kematian mencapai 5 % dengan perkiraan 25.000 kematian setiap
tahunnya. (WHO, 2005).
Sejak pertama kali ditemukan DBD di Surabaya pada tahun 1968 jumlah
penderita 58 orang dengan jumlah kematian 24 orang Case Fataly Rate (CFR)
41,3% sampai saat ini penyakit DBD terus meningkat.
2
dan 5 (lima) wilayah kerja antara lain wilayah kerja pelabuhan laut Anggrek,
Kwandang,Tilamuta dan Paguat serta 1 (satu) wilayah kerja pelabuhan udara yaitu
pelabuhan udara Djalaluddin Gorontalo mempunyai tugas pokok dan fungsi cegah
tangkal terhadap penyakit. salah satu upaya mermencegah penyakit potensial
wabah yakni DBD melalui pemutusan mata rantai penularan penyakit tersebut
dengan profesional sesuai standr.
3
Di luar rumah, nyamuk tersebut hidup di tempat yang dingin dan terlindung
matahari.Nyamuk betina akan bertelur di dalam air yang tergenang di dalam dan
di sekitar rumah. Telur-telur ini akan berkembang menjadi larva dan kemudian
berubahmenjadi bentuk dewasa dalam waktu kurang lebih 8-10 hari (lihat siklus
hi-dup nyamuk Aedes aegypti).
Karena nyamuk dengue berkembang biak dalam air yang tergenang dan
terbuka, maka tempat yang cocok untuk berkembang biaka dalah tong, drum, pot,
baskom, ember, vas bunga, batang atau daun tanaman, bekas piring, tangki, botol
buangan, kaleng, ban bekas, dan air pendingin.
4
Gambar 2. Sketsa Perkembangbiakan Nyamuk Aedes Aegypty
Nyamuk dengue menggigit manusia pada pagi sampai sore hari,biasanya
pukul 08.00-12.00 dan 15.00-17.00. Nyamuk men-dapatkan virus dengue setelah
menggigit orang yang terinfeksi virus dengue. Virus dengue termasuk famili
Flaviviridae, yang berukuran sangat kecil (35-45 nm). Virus ini dapat tetap hidup
(survive) di alam lewat dua mekanisme.
Bentuk reaksi tubuh manusia terhadap keberadaan virus dengue sebagai berikut.
5
2.2 Etiologi DBD
Virus dengue termasuk famili Flaviviridae, secara serologi terdapat 4 tipe,
yaitu
tipe 1, 2, 3, dan 4. Dikenal 3 macam lagi arbovirus yaitu Chikungunya
danO'nyong-nyong dari genus Togavirus, dan West Nile fever dari genus
Flavivirus,yang mengakibatkan gejala demam dan ruam yang mirip dengan DF.
2.3 EPIDEMIOLOGI
Vektor utama dari dengue adalah Aedes aegypti dari famili Stegomyia.
Nyamuk ini menggigit manusia pada siang hari, bertelur di air bersih seperti untuk
minum, mandi, dan genangan air hujan di sekitar rumah. Dari tubuh nyamuk
tersebut dapat diisolasi ke 4 tipe virus dengue. Virus dengue juga diketemukan
pada Aedes albopictus. Pada beberapa peletusan (outbreak) di daerah Pasifik
menunjukkan masih ada beberapa spesies lagi sebagai perantara. Gambaran
epidemilogi dari DF tergantung kepada jenis nyamuk yang ada di daerah masing-
masing. DHF terjadi bila mana virus dengue dari beberapa tipe ditularkan secara
simultan atau berurutan. Infeksi dengue tipe 2 biasanya berlangsung ringan
dengan gambaran yang tidak jelas, berupa infeksi saluran nafas atas, atau DF,
tetapi dapat juga langsung menimbulkan gambaran DHF. DHF dapat terjadi pada
infeksi primer dengue, terutama pada bayi yang ibunya imun terhadap dengue. Di
Asia Tenggara, sejak 1983, dengue oleh virus tipe 3 adalah sering disertai dengan
gambaran yang berat yaitu berupa ensefalopati, hipoglikemia, enzim hati sangat
meningkat dan Kadang-kadang ditandain dengan ikterus. Tida jelas adanya
perbedaan kejadian infeksi
2.4 SURVEILENS
Tujuan kasuss
Menghasilkan kuesioner yang berisi aspek KAP tentang DBD dan jentik
nyamuk.
Menganalisis validitas dan reliabilitas kuesioner yang berisi aspek KAP
tentang DBD dan jentik nyamuk yangtelah dihasilkan melalui ujicoba
kuesioner
6
Menganalisis perbedakan aspek KAP tentang DBD dan jentik nyamuk
masyarakatkecamatan Poncol, Gorang-gareng Taji, Tladan, ngujung
(kasus DBD rendah-sedang) dan Candirejo (kasus DBD tinggi),
menggunakan kuesioner yang telah dihasilkan.
2.Kriteria untuk demam berdarah dengue ada /tidak adanya tanda peringatan
7
1.Tanda dan gejala penyakit DBD
Tanda dan gejala umum penyakit DBD anatara lain:
8
rekonvalesen. Leukopenia dapat sampai 2,000/mm³, trombosit jarang <
100,000/mm³; waktu pembekuan, waktu perdarahan dan waktu protrombin adalah
normal, uji bendung (uji Torniquet) jarang positif. Mungkin dapat ditemukan
asidosis ringan, hemokonsentrasi, kadar transaminase meningkat, dan
hipoproteinemia. Pada EKG mungkin nampak adanya sinus bradikardia, ektopik
ventrikel fokal, gelombang T datar, dan interval PR memanjang. Pada DHF dan
DSS yang paling sering adalah terdapat hemokonsentrasi (kenaikan hematokrit >
20% dari sebelumnya), trombositopenia, waktu perdarahan memanjang, waktu
protrombin berkurang (jarang sampai < 40%), fibrinogen berkurang, produk
degradasi fibrin (FDP) meningkat, transaminase meningkat, asidosis metabolik
dan hiponatremia, kadang-kadang hipokloremia, ureum darah meningkat, dan
hipoalbuminemia. Pemeriksaan tinja menunjukkan adanya darah samar (uji
Guaiac). Pada foto röntgen toraks umumnya didapatkan efusi pleura terutama
ebelah kiri, dan mungkin terdapat gambaran pneumonia. Pemeriksaan CT kepala
adalah untuk mendeteksi perdarahan dan edema otak. Pemeriksaan EKG mungkin
diperlukan untuk melihat perubahan keseimbangan elektrolit, aritmia, dan
kardiomiopati. Pemeriksaan serologi pada dengue infeksi primer dan sekunder
dapat ditemukan adanya antidengue imunoglobulin M (IgM) terutama ditemukan
IgG. Untuk diagnosis diperlukan adanya kenaikan titer > akan hilang setelah 6-12
minggu, pada infeksi dengue sekunder yang 4 kali dari pasangan serum dengan
melakukan uji hemagglutination inhibition.
2.Komplikasi
1. Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah lesu, suhu badan
antara 38-40° Celsius.
2. Tampak bintik-bintik merah pada kulit dan jika kulit direnggangkan
bintik merah itu tidak hilang.
3. Kadang-kadang perdarahan di hidung (mimisan).
4. Mungkin terjadi muntah darah atau berak darah.
5. Tes Torniquet positif.
6. Adanya perdarahan yang petekia, akimosis atau purpuria.
7. Kadang-kadang nyeri ulu hati karena terjadi perdarahan di lambung.
9
8. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin,
berkeringat, perdarahan selaput lender mukosa, alat cerna/gastro
intestinal, tempat suntukan atau di tempat lainnya.
9. Hematemesis atau melena.
10. Trombositopenia (±100.000 per mm³).
11. Pembesaran plasma yang erat hubungannya dengan
A. Ekologi Vektor
Penyakit DBD melibatkan 3 (tiga) oraganisme yaitu virus dengue, nyamuk Aedes
dan host manusia. secara alamiah ketiga kelompok oraganisme tersebut secara
individu atau populasi dipengaruhi oleh sejumlah faktor lingkungan biologi,
10
lingkungan fisik dan komunitas dari pada host. pola perilaku yang terjadi dan
status ekologi dari ketiga kelompok oraganisme tersebut dalam ruang dan waktu
saling berkaitan serta saling membutuhkan, oleh karena itu dari pengaruh penyakit
DBD berbeda dengan endemitasnya pada suatu lokasi yang lain dari tahun
ketahun. Untuk memahami kejadian penyakit yang di tularkan vektor dan untuk
pengendalian penyakit sebagai ekosistem alam yaitu Antropho- Ecosystem di
mana subsistem yang terkait dalam ekosistem ini adalah virus, nyamuk Aedes,
manusia, lingkungan biologi dan lingkungan fisik. (Depkes RI, 2007).
a. Virus dengue
Termaksud dalam flavivirus grup famili togaviridae, ada 4 serotype yaitu
Dengue-1, dengue-2, dengue 3, dan dengue 4, virus tersebut berada dalam
daerah (viremia) penderita selama masa periode Intrinsik 3-14 hari (rata-
rata 4-7 hari), virus akan masuk ke dalam tubuh nyamuk (vektor) pada saat
nyamuk menghisap darah penderita,pada suhu 30° C. dalam tubuh nyamuk
Ae. aegypti memerlukan waktu 8-10 hari untuk menyelesaikan masa
Inkubasi extrinsik dari lambung sampai kekelenjar ludah nyamuk.
b. Nyamuk Aedes
Virus dengue ditularkan dari orang sakit ke orang sehat melalui gigitan nyamuk
Aedes dari subgenus stegomyia. Di Indonesia ada 3 (tiga) jenis nyamuk Aedes
yang dapat menularkan virus dengue yait Ae. aegypti, Ae. albopictus dan Ae.
scutellaris, dari ketiga jenis nyamuk tersebut Ae. aegypti lebih berperan dalam
penularan penyakit DBD. nyamuk dewasa maupun jentik dan tempat
perindukannya lebih banyak ditemukan didalam rumah. (Depkes RI, 2007).
c. Manusia
Faktor-faktor yang terkait dalam penularan DBD pada manusia antara lain:
11
2) Mobilitas penduduk, memudahkan penularan dari satu tempat ketempat
lain.
3) Kwalitas perumahan, jarak antara rumah, pencahayaan, bentuk rumah,
bahan bangunan akan mempengaruhi penularan. bila di suatu rumah ada
nyamuk penular maka akan menularkan penyakit pada orang yang tinggal
dirumah tersebut atau dirumah sekitarnya yang berbeda dalam jarak
terbang nyamuk dan orang-orang yangberkunjung kerumah itu.
Masa inkubasi DBD adalah rentang waktu yang diperlukan dari saat
nyamuk menggigit dan memasukkan virus dengue ke dalam tubuh seseorang
hingga orang tersebut mengalami gejala DBD. Selama masa inkubasi ini, virus
DBD akan memperbanyak diri di dalam tubuh orang tersebut.
Ada banyak pendapat mengenai berapa lamanya masa inkubasi DBD ini.
Ada yang menyatakan 4–10 hari, ada pula yang menyebutkan 8–12 hari. Akan
tetapi, pada umumnya, lama inkubasi DBD ini adalah sekitar 4–7 hari.
Ini artinya seseorang dapat mengalami gejala DBD dalam waktu 4–7 hari, atau
paling lambat 12 hari, setelah ia tergigit nyamuk Aedes aegypti.
12
Pasang kasa antinyamuk untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah.
Jangan lupa untuk menutup pintu dan jendela ketika berada di luar rumah.
Gunakan kelambu di sekitar tempat tidur.
Mintalah petugas kesehatan setempat untuk melakukan pengasapan atau
fogging.
DBD (Demam Berdarah Dengue), atau yang lebih dikenal dengan demam
berdarah, disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.
Untuk mencegah demam berdarah, biasanya dilakukan penyemprotan atau
fogging untuk mencegah jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.
Namun, pencegahan juga tetap harus Anda lakukan sendiri di rumah. Berikut 5
cara mudah yang bisa Anda lakukan untuk mencegah demam berdarah.
13
menjadi nyamuk biasa yang siap terbang.Keseluruhan siklus ini berlangsung 8 –
10 hari dalam suhu ruang. Membersihkan bak mandi Anda setidaknya satu
minggu sekali dapat memutus siklus hidup nyamuk Aedes aegypti.
Baskom berisi air, vas bunga, ember, dan wadah lain yang dapat
menampung air berpotensi menjadi tempat nyamuk bersarang. Rajin-rajinlah
membersihkan tempat-tempat tersebut setidaknya dua kali seminggu untuk
mengurangi risiko munculnya nyamuk pembawa demam berdarah.
Ketika Anda hendak bepergian, jangan lupa gunakan lotion anti nyamuk
terutama pada bagian tubuh yang tidak tertutup oleh pakaian. Namun tidak hanya
saat bepergian, Anda tetap harus melindungi diri dari gigitan nyamuk ketika
sedang tidur karena nyamuk demam berdarah aktif pada malam hari hingga
menjelang subuh.
14
Selain menggunakan lotion anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur
juga dapat membantu menghindari gigitan nyamuk dan mencegah demam
berdarah.
2.11 Pengobatan
Berdasarkan tingkat keparahan demam berdarah, pengobatan yann diberikan
kepada pasien dapat dibagi menjadi 2, yakni:
15
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
Demam dengue (dengue fever, DF) adalah suatu sindrom bersifat akut
danbenigna disebabkan oleh arbovirus yang ditandai oleh demam bifasik, nyeri
otot / sendi, ruam kulit, sefalgia, dan limfadenopati. Infeksi sekunder oleh virus
dengue dengan serotipe berbeda merupakan faktor risiko atas timbulnya demam
berdarah dengue atau dengue hemorrhagic fever (DHF), di mana penyakit
berlangsung berat dengan febris, manifestasi perdarahan, dan dapat terjadi bentuk
yang dikenal sebagai sindrom renjatan dengue atau dengue shock syndrome
(DSS) yaitu bila disertai dengan kegagalan fungsi sirkulasi, kehilangan protein,
dan dapat berakibat fatal.
Kesimpulannya oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan diri dan
lingkungan. Agar kita terhindar dari penyakit demam berdarah. Dan kita harus
melakukan 3 M untuk mencegah penyakit demam berdarah
16
DAFTAR PUSTAKA
Widado. Masalah dan tata laksna penyakit infeksi pada anak. Sagung Seto
Online : https://www.alodokter.com/masa-inkubasi-dbd-sebelum-munculnya-
Online : http://dinkes.mojokertokab.go.id/artikel/langkah-mudah-cegah-demam-
17