Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH EPIDEMIOLOGI

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR DBD


Dosen Pengampuh : Lia Amalia. S,KM, M.Kes

Disusun Oleh :
Nur Ain Tahir
811421186
Kelas : 3C

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Bersyukur kepada Tuhan yang maha esa sebab diberikan kemudahan dan
kelancaran dalam membuat sebuah makalah yang menarik dengan sebuah judul ’’
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR DBD” Tujuan dalam menulis
makalah ini, untuk memenuhi tugas Dasar Epidemilogi Penyakit, dan juga dengan
makalah ini mungkin bisa menjadi sebuah informasi kepada pembaca.
Dalam penyelesaian makalah saya ini, tentunya tidak terlepas dari
berbagai hambatan dan kendala yang dihadapi namun saya berusaha sebaik
mungkin dalam penyelesaiannya. Saya menyadari betul adanya kekurangan dalam
penulisan makalah ini karena sebagai manusia biasa saya tak luput dari kesalahan.
Oleh sebab itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
sekalian sangat saya harapkan demi kelengkapan dan kesempurnaannya dimasa
yang akan datang.
Demikian, Saya ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang
sudah berkontribusi sehingga terwujudnya makalah ini dengan memenuhi syarat.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Gorontalo, November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
MAKALAH EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR DBD
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI....................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................
2.1 Manfaat Penulisan...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi DBD
2.2 Etiologi DBD
2.3 Epidemiologi.......................................................................................................
2.4 SURVEILENS
2.5 Klasifikasi Kasus dan Tingkat Keparahan Demam Berdarah Dengue................
2.6 Diagnosis DBD............................................................................................................
2.7 Penyebab DBD...................................................................................................
2.8 Cara Penularan....................................................................................................
2.9 Masa Inkubasi.....................................................................................................
2.10 Upaya Pencegahan ...........................................................................................
2.11 Pengobatan........................................................................................................
BAB III PENUTUP ......................................................................................................
3.1 Simpulan
DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Nyamuk Aedes aegypti............................................................................
Gambar 2 Sketsa Perkembangbiakan Nyamuk Aedes Aegypty...............................

iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dua abad yang lalu, demam berdarah dengue dianggap penyakit ringan,
tidak berbeda dengan demam, pilek, atau diare. Penyakit demam berdarah waktu
itu digolongkan suatu penyakit karena pengaruh iklim tropis.
Demam berdarah dengue dinyatakan sebagai pe-nyakit berbahaya dan
mematikan sejak timbulnya wabah dengue di Manila, Filipina pada tahun 1953
1954. Di negara itu, wabah demam berdarah dengue disertai renjatan (syok) dan
perdarahan yang mematikan. Sejak saat itu, pandangan terhadap penyakit demam
berdarah dengue pun berubah. Penyakit ini ternyata dapat menelan korban jiwa
dalam waktu 12 jam jika tidak segera ditangani dengan benar.

Demam berdarah dengue merupakan salah satu jenis dari penyakit


arbovirus. Arbovirus artinya virus yang ditularkan melalui gigitan artropoda,
seperti nyamuk.Arbovirus adalah kependekan dari arthropod-borne-viruses. Jika
nyamuk itu mengisap darah manusia yang sedang dalam viremi, virus akan
berkembang biak dalam tubuh nyamuk tersebut sampai masa
inkubasi.Kemudian,nyamuk itu dapat menularkan virus melalui gigitannya ke
manusia lain. Inveksi arbovirus ini dapat menyebabkan timbulnya penyakit
demam berdarah dengue. Jadi, demam berdarah merupakan manifestasi klinis dari
penyakit arbovirus.

1.2 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat Penulisan ialah sebagai berikut

1. Sebagai media pembelajaran baik pembaca maupun penulis


2. Penulis membagikan pengetahuai dan wawasan mengenai efidemiologi penyakit
menular DBD
3. Memberikan pengetahuan dan wawasan baru bagi pembaca dan khususnya bagi
penulis

1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan virus dan disebarkan oleh
nyamuk Aedes merupakan salah satu permasalahan dunia yang menunjukkan
peningkatan insiden. Populasi di dunia diperkirakan beresiko terhadap penyakit
ini mencapai 2,5 sampai 3 milyar orang yang tinggal didaerah perkotaan
diwilayah yang beriklim tropis dan sub tropis. Di Asia Tenggara masalah ini
menjadi masalah yang signifikan. hasil perkiraan terdapat sedikitnya 100 juta
kasus dan 500.000 kasus yang memerlukan rawat inap. dari 500.000 kasus
tersebut 90 % diantaranya merupakan anak-anak yang berusia kurang dari 15
tahun. rata-rata kematian mencapai 5 % dengan perkiraan 25.000 kematian setiap
tahunnya. (WHO, 2005).

Di Indonesia DBD merupakan masalah kesehatan masyarakat karena sering


menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) serta terjadi sepanjang tahun terutama
pada musim penghujan. hampir seluruh wilayah Indonesia mempunyai resiko
untuk terjangkit, yang cenderung meningkat jumlah penderita serta semakin luas
penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya sarana transportasi dan kepadatan
penduduk. (Dr. Budiman Chandra, 2007).

Sejak pertama kali ditemukan DBD di Surabaya pada tahun 1968 jumlah
penderita 58 orang dengan jumlah kematian 24 orang Case Fataly Rate (CFR)
41,3% sampai saat ini penyakit DBD terus meningkat.

Di Propinsi Gorontalo DBD selama lima (5) tahun terakhir (2007-2011)


ditemukan 1006 kasus, dengan kematian tahun 2007 236 kasus (CFR) 1,69
%,tahun 2008 172 kasus (CFR) 2,32 %, tahun 2009 109 kasus (CFR) 1,8 %, tahun
2010 467 kasus (CFR) 1,7 % dan tahun 2011 22 kasus CFR) 4,5 %. (Dikes
propinsi gorontalo, 2012).

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Gorontalo merupakan salah


satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes RI) yang ada di Propinsi Gorontalo mempunyai 1 (satu) kantor induk

2
dan 5 (lima) wilayah kerja antara lain wilayah kerja pelabuhan laut Anggrek,
Kwandang,Tilamuta dan Paguat serta 1 (satu) wilayah kerja pelabuhan udara yaitu
pelabuhan udara Djalaluddin Gorontalo mempunyai tugas pokok dan fungsi cegah
tangkal terhadap penyakit. salah satu upaya mermencegah penyakit potensial
wabah yakni DBD melalui pemutusan mata rantai penularan penyakit tersebut
dengan profesional sesuai standr.

 Mengenal Demam Berdarah Dengue

Demam berdarah dengue adalah penyakit akut yang disebabkan oleh


infeksi virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus
betina. Nyamuk tersebut pada umumnya menyerang pada musim panas dan
musim hujan. Nyamuk Aedes aegypti mempunyai bintik-bintik putih di tubuh dan
kakinya sehingga mudah dikenali. Nyamuk ini berkembang biak di air yang jernih
dan hanya mampu terbang sejauh 100-200 meter. Kebanyakan nyamuk Aedes
aegypti hidup di dalam rumah, di kloset, dan di tempat-tempat yang gelap.

Gambar 1. Nyamuk Aedes aegypti

Nyamuk Aedes aegypti.

Nyamuk dengan ciri tubuh berbintik-bintik putih ini adalahpembawa virus


dengue, penyebab penyakit demam berdarah

3
Di luar rumah, nyamuk tersebut hidup di tempat yang dingin dan terlindung
matahari.Nyamuk betina akan bertelur di dalam air yang tergenang di dalam dan
di sekitar rumah. Telur-telur ini akan berkembang menjadi larva dan kemudian
berubahmenjadi bentuk dewasa dalam waktu kurang lebih 8-10 hari (lihat siklus
hi-dup nyamuk Aedes aegypti).

Karena nyamuk dengue berkembang biak dalam air yang tergenang dan
terbuka, maka tempat yang cocok untuk berkembang biaka dalah tong, drum, pot,
baskom, ember, vas bunga, batang atau daun tanaman, bekas piring, tangki, botol
buangan, kaleng, ban bekas, dan air pendingin.

4
Gambar 2. Sketsa Perkembangbiakan Nyamuk Aedes Aegypty
Nyamuk dengue menggigit manusia pada pagi sampai sore hari,biasanya
pukul 08.00-12.00 dan 15.00-17.00. Nyamuk men-dapatkan virus dengue setelah
menggigit orang yang terinfeksi virus dengue. Virus dengue termasuk famili
Flaviviridae, yang berukuran sangat kecil (35-45 nm). Virus ini dapat tetap hidup
(survive) di alam lewat dua mekanisme.

 Mekanisme pertama, transmisi vertikal dalam tubuh nyamuk. Virus dapat


ditularkan oleh nyamuk betina pada telurnya, yang nantinya akan menjadi
nyamuk. Virus juga dapat ditularkan dari nyamuk jantan ke nyamuk betina
 melalui kontak seksual. Mekanisme kedua, transmisi virus dari nyamuk ke
dalam tubuh makhluk vertebrata dan sebaliknya. Yang dimaksud dengan
makhluk vertebrata disini adalah manusia dan kelompok kera tertentu.

Virus yang sampai ke dalam lambung nyamuk akan mengalami replikasi


(memecah diri atau berkembang biak), kemudian akan bermigrasi dan akhirnya
sampai di kelenjar ludah. Empat hari kemudian virus akan mereplikasi dirinya
secara cepat. Apabila jumlahnya sudah cukup, virus akan memasuki sirkulasi
darah dan saat itulah manusia yang terinfeksi akan mengalami gejala panas.
Reaksi tubuh manusia terhadap virus ini berbeda-beda. Perbedaan reaksi ini juga
akan mewujudkan perbedaan penampilan gejala klinis dan perjalanan penyakit.

Bentuk reaksi tubuh manusia terhadap keberadaan virus dengue sebagai berikut.

 Terjadi netralisasi virus, disusul dengan mengendapnya bentuk netralisasi


virus pada pembuluh darah kecil di kulit berupa gejala ruam (bercak merah
kecil).
 Terjadi gangguan fungsi pembekuan darah sebagai akibat dari penurunan
jumlah dan kualitas komponen-komponen beku darah yang menimbulkan
perdarahan.

5
2.2 Etiologi DBD
Virus dengue termasuk famili Flaviviridae, secara serologi terdapat 4 tipe,
yaitu
tipe 1, 2, 3, dan 4. Dikenal 3 macam lagi arbovirus yaitu Chikungunya
danO'nyong-nyong dari genus Togavirus, dan West Nile fever dari genus
Flavivirus,yang mengakibatkan gejala demam dan ruam yang mirip dengan DF.

2.3 EPIDEMIOLOGI
Vektor utama dari dengue adalah Aedes aegypti dari famili Stegomyia.
Nyamuk ini menggigit manusia pada siang hari, bertelur di air bersih seperti untuk
minum, mandi, dan genangan air hujan di sekitar rumah. Dari tubuh nyamuk
tersebut dapat diisolasi ke 4 tipe virus dengue. Virus dengue juga diketemukan
pada Aedes albopictus. Pada beberapa peletusan (outbreak) di daerah Pasifik
menunjukkan masih ada beberapa spesies lagi sebagai perantara. Gambaran
epidemilogi dari DF tergantung kepada jenis nyamuk yang ada di daerah masing-
masing. DHF terjadi bila mana virus dengue dari beberapa tipe ditularkan secara
simultan atau berurutan. Infeksi dengue tipe 2 biasanya berlangsung ringan
dengan gambaran yang tidak jelas, berupa infeksi saluran nafas atas, atau DF,
tetapi dapat juga langsung menimbulkan gambaran DHF. DHF dapat terjadi pada
infeksi primer dengue, terutama pada bayi yang ibunya imun terhadap dengue. Di
Asia Tenggara, sejak 1983, dengue oleh virus tipe 3 adalah sering disertai dengan
gambaran yang berat yaitu berupa ensefalopati, hipoglikemia, enzim hati sangat
meningkat dan Kadang-kadang ditandain dengan ikterus. Tida jelas adanya
perbedaan kejadian infeksi

2.4 SURVEILENS
Tujuan kasuss
 Menghasilkan kuesioner yang berisi aspek KAP tentang DBD dan jentik
nyamuk.
 Menganalisis validitas dan reliabilitas kuesioner yang berisi aspek KAP
tentang DBD dan jentik nyamuk yangtelah dihasilkan melalui ujicoba
kuesioner

6
 Menganalisis perbedakan aspek KAP tentang DBD dan jentik nyamuk
masyarakatkecamatan Poncol, Gorang-gareng Taji, Tladan, ngujung
(kasus DBD rendah-sedang) dan Candirejo (kasus DBD tinggi),
menggunakan kuesioner yang telah dihasilkan.

2. 5 Klasifikasi Kasus dan Tingkat Keparahan Demam Berdarah Dengue

1. Demam berdarah dengue dengan tingkat keparahan berdasarkan tandanya:

 .Kebocoran plasma berat


 Perdarahan berat
 Kerusakan organ berat

2.Kriteria untuk demam berdarah dengue ada /tidak adanya tanda peringatan

 Kemungkinan DBD, hidup di daerah atau perjalanan ke area DBD.


Demam disertai dua tanda berikut: nausea, muntah, rash, nyeri otot, tes
tourniquet positif, leukopenia, beberapa hasil laboratorium yang
mengkonfirmasi DBD (penting jika tidak ada kebocoran plasma)
 Tanda-tanda peringatan misalnya: nyeri perut atau mules, muntah terus
menerus, secara klinik ada penumpukan cairan, perdarahan mukosa,
lethargy atau gelisah, pembesaran hati lebih dari 2 cm, laboratorium: ada
peningkatan kejadian HCT dengan penurunan secara cepat darah hitung
trombosit (diperlukan observasi ketat dan intervensi medis).

3.Kriteria DBD berat:

Kebocoran plasma berat mengarah kepada shock (DSS) penumpukan cairan


dengan sesak nafas (respiratory distress). Perdarahan hebat seperti dievaluasi
praktikan.Keparahan organ yang melibatkan liver: AST atau ALT > 1000, CNS:
penurunan kesadaran, jantung dan organ-organ lain(WHO, 2014).

7
1.Tanda dan gejala penyakit DBD
Tanda dan gejala umum penyakit DBD anatara lain:

 Demam bifasik yang muncul tiba-tiba.


 Mual muntah.
 Ruam kulit.
 Nyeri kepala serta nyeri otot dan tulang. Nyeri kepala menyeluruh atau
terpusat pada supraorbital dan retroorbita. Nyeri otot terutama pada tendon
dan otot perut bila ditekan.
 Gangguan pada mata: pembengkakan, injeksi konjungtiva, lakrimasi, dan
fotopobia.
 Perjalanan klinis infeksi dengue dibagi menjadi 3 fase yaitu fase febris,
kritis, dan pemulihan.Menurut (Sicuro Correa, 2016), tanda dan gejala
terbanyak penderita DBD adalah perdarahan gastrointestinal, nyeri perut
dan muntah serta kebocoran pembuluh darah ditandai peningkatan HCT.

2.6 Diagnosis DBD


Keluhan lain yaitu sakit kepala (pada dahi dan belakang mata), nyeri pada
otot atau persendian, muntah, diare, batuk, merasa lemas, kadang-kadang nyeri
perutatau nyeri dada. Timbul ruam pada tubuh berupa makula yang hilang /
timbul bila ditekan. Mungkin terdapat bintik atau bercak merah kebiruan pada
kulit, atau perdarahan pada waktu batuk, muntah, kencing, atau berak. Di antara
anggota keluarga, tetangga, atau teman mungkin ada yang sakit serupa. Mungkin
di rumah banyak nyamuk, jentik-jentik di bak mandi atau di genangan air sekitar
rumah. Temuan fisis ialah anak nampak sakit sedang atau berat dengan suhu
tubuh meningkat, nadi cepat dan kecil, pernafasan cepat dan dalam, tekanan darah
turun atau tidak terukur (hipotensi / renjatan), pada kulit terdapat manifestasi
perdarahan, epistaksis, gusi berdarah, pembesaran kelenjar getah bening (KGB),
jantung dan paru normal atau ditemukan pneumonia dan efusi pleura/perikard,
hepar teraba membesar, ujung akral dingin dengan isi ulang kapiler melambat.
Hasil pemeriksaan penunjang adalah sesuai dengan derajat penyakit, yaitu pada
DF, dalam waktu 3-4 hari dapat terjadi pansitopenia. Neutropenia dapat
berlangsung terus atau timbul lagi pada stadium berikutnya dan berlanjut ke masa

8
rekonvalesen. Leukopenia dapat sampai 2,000/mm³, trombosit jarang <
100,000/mm³; waktu pembekuan, waktu perdarahan dan waktu protrombin adalah
normal, uji bendung (uji Torniquet) jarang positif. Mungkin dapat ditemukan
asidosis ringan, hemokonsentrasi, kadar transaminase meningkat, dan
hipoproteinemia. Pada EKG mungkin nampak adanya sinus bradikardia, ektopik
ventrikel fokal, gelombang T datar, dan interval PR memanjang. Pada DHF dan
DSS yang paling sering adalah terdapat hemokonsentrasi (kenaikan hematokrit >
20% dari sebelumnya), trombositopenia, waktu perdarahan memanjang, waktu
protrombin berkurang (jarang sampai < 40%), fibrinogen berkurang, produk
degradasi fibrin (FDP) meningkat, transaminase meningkat, asidosis metabolik
dan hiponatremia, kadang-kadang hipokloremia, ureum darah meningkat, dan
hipoalbuminemia. Pemeriksaan tinja menunjukkan adanya darah samar (uji
Guaiac). Pada foto röntgen toraks umumnya didapatkan efusi pleura terutama
ebelah kiri, dan mungkin terdapat gambaran pneumonia. Pemeriksaan CT kepala
adalah untuk mendeteksi perdarahan dan edema otak. Pemeriksaan EKG mungkin
diperlukan untuk melihat perubahan keseimbangan elektrolit, aritmia, dan
kardiomiopati. Pemeriksaan serologi pada dengue infeksi primer dan sekunder
dapat ditemukan adanya antidengue imunoglobulin M (IgM) terutama ditemukan
IgG. Untuk diagnosis diperlukan adanya kenaikan titer > akan hilang setelah 6-12
minggu, pada infeksi dengue sekunder yang 4 kali dari pasangan serum dengan
melakukan uji hemagglutination inhibition.

2.Komplikasi
1. Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah lesu, suhu badan
antara 38-40° Celsius.
2. Tampak bintik-bintik merah pada kulit dan jika kulit direnggangkan
bintik merah itu tidak hilang.
3. Kadang-kadang perdarahan di hidung (mimisan).
4. Mungkin terjadi muntah darah atau berak darah.
5. Tes Torniquet positif.
6. Adanya perdarahan yang petekia, akimosis atau purpuria.
7. Kadang-kadang nyeri ulu hati karena terjadi perdarahan di lambung.

9
8. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin,
berkeringat, perdarahan selaput lender mukosa, alat cerna/gastro
intestinal, tempat suntukan atau di tempat lainnya.
9. Hematemesis atau melena.
10. Trombositopenia (±100.000 per mm³).
11. Pembesaran plasma yang erat hubungannya dengan

2.7 Penyebab DBD


DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan
disebarkan oleh nyamuk Ae. aegypti. Pada saat ini upaya pengendalian nyamuk
penular merupakan cara utama yang dilakukan untuk memberantas penyakit DBD
karena hingga saat ini belum ditemukan vaksin dan obat membasmi virusnya.
Kondisi pemukiman yang padat dan kurang tertata, banyaknya tempat
penampungan air di rumah-rumah penduduk serta lokasi yang dekat dengan alur
transportasi yang ramai di pelabuhan laut dan pelabuhan udara Djalaludin
Gorontalo dapat meningkatkan perkembangan nyamuk Ae. aegypti sehingga
beresiko terjadi peningkatan jumlah kasus DBD di wilayah tersebut. Jenis, bahan
dan warna Tempat Penampungan Air (TPA) untuk keperluan sehari-hari, non
keperluan sehari-hari dan alamiah sebagai tempat perindukan nyamuk Ae. aegypti
pada fase jentik yang sangat potensial, baik pada TPA alami maupun buatan
manusia. (Depkes RI, 2007). Jenis, bahan, dan warna kontainer yang berhubungan
dengan preferensi jentik Ae. aegypti perlu diketahui agar pemberantasannya dapat
lebih maksimal.

2.8 Cara Penularan


Cara penularan pertusis, melalui:

A. Ekologi Vektor

Penyakit DBD melibatkan 3 (tiga) oraganisme yaitu virus dengue, nyamuk Aedes
dan host manusia. secara alamiah ketiga kelompok oraganisme tersebut secara
individu atau populasi dipengaruhi oleh sejumlah faktor lingkungan biologi,

10
lingkungan fisik dan komunitas dari pada host. pola perilaku yang terjadi dan
status ekologi dari ketiga kelompok oraganisme tersebut dalam ruang dan waktu
saling berkaitan serta saling membutuhkan, oleh karena itu dari pengaruh penyakit
DBD berbeda dengan endemitasnya pada suatu lokasi yang lain dari tahun
ketahun. Untuk memahami kejadian penyakit yang di tularkan vektor dan untuk
pengendalian penyakit sebagai ekosistem alam yaitu Antropho- Ecosystem di
mana subsistem yang terkait dalam ekosistem ini adalah virus, nyamuk Aedes,
manusia, lingkungan biologi dan lingkungan fisik. (Depkes RI, 2007).

a. Virus dengue
Termaksud dalam flavivirus grup famili togaviridae, ada 4 serotype yaitu
Dengue-1, dengue-2, dengue 3, dan dengue 4, virus tersebut berada dalam
daerah (viremia) penderita selama masa periode Intrinsik 3-14 hari (rata-
rata 4-7 hari), virus akan masuk ke dalam tubuh nyamuk (vektor) pada saat
nyamuk menghisap darah penderita,pada suhu 30° C. dalam tubuh nyamuk
Ae. aegypti memerlukan waktu 8-10 hari untuk menyelesaikan masa
Inkubasi extrinsik dari lambung sampai kekelenjar ludah nyamuk.

b. Nyamuk Aedes

Virus dengue ditularkan dari orang sakit ke orang sehat melalui gigitan nyamuk
Aedes dari subgenus stegomyia. Di Indonesia ada 3 (tiga) jenis nyamuk Aedes
yang dapat menularkan virus dengue yait Ae. aegypti, Ae. albopictus dan Ae.
scutellaris, dari ketiga jenis nyamuk tersebut Ae. aegypti lebih berperan dalam
penularan penyakit DBD. nyamuk dewasa maupun jentik dan tempat
perindukannya lebih banyak ditemukan didalam rumah. (Depkes RI, 2007).

c. Manusia

Faktor-faktor yang terkait dalam penularan DBD pada manusia antara lain:

1) Kepadatan penduduk, lebih padat lebih mudah untuk terjadi penularan


DBD, oleh karena jarak terbang nyamuk di perkirakan 50-100 meter dan
nyamuk lebih menyukai mencari darah didalam rumah.

11
2) Mobilitas penduduk, memudahkan penularan dari satu tempat ketempat
lain.
3) Kwalitas perumahan, jarak antara rumah, pencahayaan, bentuk rumah,
bahan bangunan akan mempengaruhi penularan. bila di suatu rumah ada
nyamuk penular maka akan menularkan penyakit pada orang yang tinggal
dirumah tersebut atau dirumah sekitarnya yang berbeda dalam jarak
terbang nyamuk dan orang-orang yangberkunjung kerumah itu.

2.9 Masa Inkubasi


Memahami Masa Inkubasi DBD

Masa inkubasi DBD adalah rentang waktu yang diperlukan dari saat
nyamuk menggigit dan memasukkan virus dengue ke dalam tubuh seseorang
hingga orang tersebut mengalami gejala DBD. Selama masa inkubasi ini, virus
DBD akan memperbanyak diri di dalam tubuh orang tersebut.

Ada banyak pendapat mengenai berapa lamanya masa inkubasi DBD ini.
Ada yang menyatakan 4–10 hari, ada pula yang menyebutkan 8–12 hari. Akan
tetapi, pada umumnya, lama inkubasi DBD ini adalah sekitar 4–7 hari.

Ini artinya seseorang dapat mengalami gejala DBD dalam waktu 4–7 hari, atau
paling lambat 12 hari, setelah ia tergigit nyamuk Aedes aegypti.

2.10 Upaya Pencegahan


Apabila mulai banyak orang di sekitar tempat tinggal atau kantor Anda
yang terkena DBD, maka Anda perlu waspada. Untuk mengurangi risiko terkena
penyakit DBD, lakukanlah beberapa langkah pencegahan DBD sebagai berikut:

 Gunakan losion antinyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk.


 Semprotkan obat nyamuk di dalam kamar tidur dan ruangan lain di rumah,
pada pagi dan malam hari.
 Kenakan kaus lengan panjang dan celana panjang yang dimasukkan ke
kaus kaki.

12
 Pasang kasa antinyamuk untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah.
Jangan lupa untuk menutup pintu dan jendela ketika berada di luar rumah.
 Gunakan kelambu di sekitar tempat tidur.
 Mintalah petugas kesehatan setempat untuk melakukan pengasapan atau
fogging.

Selain itu, langkah pencegahan 3M juga penting dilakukan guna mencegah


nyamuk bersarang dan bertelur di sekitar rumah. Langkah tersebut yaitu dengan
mengubur atau mendaur ulang sampah, menutup seluruh tempat penampungan
air, dan rajin menguras serta membersihkan bak mandi setidaknya setiap 1
minggu sekali.

Masa inkubasi DBD memang sulit dikenali karena tidak menunjukkan


gejala apa pun, sehingga penderita kerap tidak menyadari bahwa dirinya sudah
terinfeksi virus penyebab DBD. Namun, setelah gejala DBD mulai muncul,
penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan
penanganan yang

5.Langkah Mudah Cegah Demam Berdarah

DBD (Demam Berdarah Dengue), atau yang lebih dikenal dengan demam
berdarah, disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.
Untuk mencegah demam berdarah, biasanya dilakukan penyemprotan atau
fogging untuk mencegah jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.
Namun, pencegahan juga tetap harus Anda lakukan sendiri di rumah. Berikut 5
cara mudah yang bisa Anda lakukan untuk mencegah demam berdarah.

1. Bersihkan bak mandi Anda seminggu sekali

Air merupakan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti . Nyamuk


betina bertelur pada dinding bak yang terisi air, larva nyamuk kemudian akan
mendapat makanan dari mikroorganisme yang hidup di sekitarnya. Selama masa
ini, larva nyamuk akan melepaskan kulit pelindung mereka dan berkembang biak
hingga mencapai tahap terakhir. Ketika larva nyamuk sudah cukup kuat,
selanjutnya larva akan berubah menjadi pupa. Pada tahap pupa, tidak dibutuhkan
makanan. Pupa hanya akan mengalami perubahan bentuk hingga akhirnya

13
menjadi nyamuk biasa yang siap terbang.Keseluruhan siklus ini berlangsung 8 –
10 hari dalam suhu ruang. Membersihkan bak mandi Anda setidaknya satu
minggu sekali dapat memutus siklus hidup nyamuk Aedes aegypti.

2. Perhatikan perabotan rumah tangga Anda yang menampung air

Baskom berisi air, vas bunga, ember, dan wadah lain yang dapat
menampung air berpotensi menjadi tempat nyamuk bersarang. Rajin-rajinlah
membersihkan tempat-tempat tersebut setidaknya dua kali seminggu untuk
mengurangi risiko munculnya nyamuk pembawa demam berdarah.

3. Gunakan kasa nyamuk

Kasa nyamuk berguna untuk mencegah masuknya nyamuk dari luar


rumah. Anda bisa memasang kasa nyamuk ini pada pintu dan jendela Anda.

4. Jangan menumpuk atau menggantung baju terlalu lama

Sesekali perhatikanlah gantungan baju Anda di balik pintu. Baju kotor


yang menumpuk dapat menjadi tempat favorit untuk dihinggapi nyamuk. Memang
tumpukan baju kotor bukan tempat nyamuk berkembang biak, tetapi merupakan
tempat favorit nyamuk hinggap. Hal ini dikarenakan nyamuk menyukai aroma
tubuh manusia. Jika Anda memang harus menyimpan kembali baju yang telah
dipakai, letakkan baju pada tempat yang bersih dan tertutup.

5. Gunakan lotion anti nyamuk atau kelambu

Ketika Anda hendak bepergian, jangan lupa gunakan lotion anti nyamuk
terutama pada bagian tubuh yang tidak tertutup oleh pakaian. Namun tidak hanya
saat bepergian, Anda tetap harus melindungi diri dari gigitan nyamuk ketika
sedang tidur karena nyamuk demam berdarah aktif pada malam hari hingga
menjelang subuh.

14
Selain menggunakan lotion anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur
juga dapat membantu menghindari gigitan nyamuk dan mencegah demam
berdarah.

2.11 Pengobatan
Berdasarkan tingkat keparahan demam berdarah, pengobatan yann diberikan
kepada pasien dapat dibagi menjadi 2, yakni:

Pengobatan demam dengan Tidak ada metode khusus untuk menangani


demam dengue. Pengobatan yang dilakukan adalah untuk meredakan gejala dan
mencegah infeksi virus semakin memburuk.

Dokter akan menganjurkan pasien untuk melakukan beberapa hal berikut:

 Cukupi cairan tubuh dengan banyak minum untuk menghindari dehidrasi.


 Penuhi kebutuhan nutrisi dengan makanan yang sehat untuk mendukung
proses penyembuhan.
 Istirahat yang cukup.
 Konsumsi paracetamol untuk meredakan demam. Namun, hindari
penggunaan aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), terutama
pada anak-anak, karena dapat memperparah perdarahan atau memicu
sindrom Reye.
 Hindari gigitan nyamuk untuk mengurangi risiko penularan lebih lanjut.
 Gunakan obat nyamuk losion atau kelambu di kamar.

Pengobatan demam berdarah dengue

Apabila demam dengue berkembang menjadi demam berdarah dengue, pasien


perlu dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Dokter akan
memberikan cairan infus dan memantau pasien dengan ketat, mulai dari denyut
nadi, tekanan darah, hingga jumlah urin yang dikeluarkan oleh pasien.

15
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
Demam dengue (dengue fever, DF) adalah suatu sindrom bersifat akut
danbenigna disebabkan oleh arbovirus yang ditandai oleh demam bifasik, nyeri
otot / sendi, ruam kulit, sefalgia, dan limfadenopati. Infeksi sekunder oleh virus
dengue dengan serotipe berbeda merupakan faktor risiko atas timbulnya demam
berdarah dengue atau dengue hemorrhagic fever (DHF), di mana penyakit
berlangsung berat dengan febris, manifestasi perdarahan, dan dapat terjadi bentuk
yang dikenal sebagai sindrom renjatan dengue atau dengue shock syndrome
(DSS) yaitu bila disertai dengan kegagalan fungsi sirkulasi, kehilangan protein,
dan dapat berakibat fatal.
Kesimpulannya oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan diri dan
lingkungan. Agar kita terhindar dari penyakit demam berdarah. Dan kita harus
melakukan 3 M untuk mencegah penyakit demam berdarah

16
DAFTAR PUSTAKA

Aryati. Ajar Demam Berdarah Dengue Edisi 2 (Tinjauan Laboratoris).

Frida N. 2008. Mengenal Demam Berdarah Dengue. Semarang : Alprin

Santoso,Budi Joko. dkk. 2022. Pengembangan Instumen Deteksi Demam Berdara

Dengue (DBD) Berdasarkan Kepadatan Kepadatan Jentik dan Kognitif,

Afektif dan Psikomotorik. Bandnug : Media Sains Indonesia

Widado. Masalah dan tata laksna penyakit infeksi pada anak. Sagung Seto

Online : https://www.alodokter.com/masa-inkubasi-dbd-sebelum-munculnya-

gejala, di akses pada hari senin 31 oktober 2022

Online : http://dinkes.mojokertokab.go.id/artikel/langkah-mudah-cegah-demam-

berdarah, diakses hari selasa 1 november 2022

17

Anda mungkin juga menyukai