Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH EPIDEMIOLOGI

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR DBD

Disusun Oleh :
Yosa Ulvua
012221071

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BINAWAN
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Bersyukur kepada Tuhan yang maha esa sebab diberikan kemudahan dan kelancaran dalam
membuat sebuah makalah yang menarik dengan sebuah judul ’’ EPIDEMIOLOGI
PENYAKIT MENULAR DBD” Tujuan dalam menulis makalah ini, untuk memenuhi tugas
Dasar Epidemilogi Penyakit, dan juga dengan makalah ini mungkin bisa menjadi sebuah
informasi kepada pembaca.
Dalam penyelesaian makalah saya ini, tentunya tidak terlepas dari berbagai hambatan
dan kendala yang dihadapi namun saya berusaha sebaik mungkin dalam penyelesaiannya.
Saya menyadari betul adanya kekurangan dalam penulisan makalah ini karena sebagai
manusia biasa saya tak luput dari kesalahan. Oleh sebab itu, segala kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca sekalian sangat saya harapkan demi kelengkapan dan
kesempurnaannya dimasa yang akan datang.
Demikian, Saya ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang sudah
berkontribusi sehingga terwujudnya makalah ini dengan memenuhi syarat.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, 07 April 2023

Penyusun
Daftar Isi

MAKALAH EPIDEMIOLOGI.......................................................................................i

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR DBD........................................................i

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

A. Pendahuluan...........................................................................................................1

B. Pembahasan..........................................................................................................2

1. Definisi DBD......................................................................................................2

2. Etiologi DBD......................................................................................................3

3. Faktor Risiko.......................................................................................................3

4. Riwayat...............................................................................................................3

5 EPIDEMIOLOGI................................................................................................4

6. Tanda DBD.........................................................................................................6

7. Gejala DBD.........................................................................................................6

8. Diagnosis DBD...................................................................................................8

9. Komplikasi......................................................................................................8

10. Prognosis.........................................................................................................9

11. Penyebab DBD................................................................................................9

12. Cara Penularan..............................................................................................10

13. Masa Inkubasi...............................................................................................10

14. Upaya Pencegahan........................................................................................11

15. Pengobatan....................................................................................................12

Kesimpulan..................................................................................................................14

Daftar Pustaka..............................................................................................................15
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Dua abad yang lalu, demam berdarah dengue dianggap penyakit ringan, tidak berbeda
dengan demam, pilek, atau diare. Penyakit demam berdarah waktu itu digolongkan
suatu penyakit karena pengaruh iklim tropis.
Demam berdarah dengue dinyatakan sebagai pe-nyakit berbahaya dan mematikan
sejak timbulnya wabah dengue di Manila, Filipina pada tahun 1953 1954. Di negara
itu, wabah demam berdarah dengue disertai renjatan (syok) dan perdarahan yang
mematikan. Sejak saat itu, pandangan terhadap penyakit demam berdarah dengue pun
berubah. Penyakit ini ternyata dapat menelan korban jiwa dalam waktu 12 jam jika
tidak segera ditangani dengan benar.
Demam berdarah dengue merupakan salah satu jenis dari penyakit arbovirus.
Arbovirus artinya virus yang ditularkan melalui gigitan artropoda, seperti
nyamuk.Arbovirus adalah kependekan dari arthropod-borne-viruses. Jika nyamuk itu
mengisap darah manusia yang sedang dalam viremi, virus akan berkembang biak
dalam tubuh nyamuk tersebut sampai masa inkubasi.Kemudian,nyamuk itu dapat
menularkan virus melalui gigitannya ke manusia lain. Inveksi arbovirus ini dapat
menyebabkan timbulnya penyakit demam berdarah dengue. Jadi, demam berdarah
merupakan manifestasi klinis dari penyakit arbovirus.

B. Perumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan demam berdarah dengue?
2. Apa saja gejala yang ditimbulkan akibat penyakit ini?
3. Apa Peyebab Penyakit ini ?
4. Bagaimana pola penyebaran penyakit demam berdarah?
5. Bagaimana tindakan pengendalian yang dilakukan untuk menangani penyakit
tersebut ?
6. Bagaimana pengobatan penyakit ?
7. Apa saja factor resiko nya ?
C. Tujuan

a. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang riwayat alamiah, epidemiologi,
deskriptif, kriteria wabah, serta tindakan pengendalian wabah pada demam
berdarah.
b. Tujuan khusus
1. Menjelaskan tentang riwayat alamiah penyakit demam berdarah
dengue.
2. Mengetahui tentang epidemiologi deskriptif pada demam berdarah
dengue.
3. Mengetahui kriteria wabah demam berdarah dengue.
4. Mengetahui tentang tindakan pengendalian pada wabah demam
berdarah dengue.
BAB II

PEMBAHASAN

1) Definisi DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan virus dan disebarkan oleh nyamuk
Aedes merupakan salah satu permasalahan dunia yang menunjukkan peningkatan
insiden. Populasi di dunia diperkirakan beresiko terhadap penyakit ini mencapai 2,5
sampai 3 milyar orang yang tinggal didaerah perkotaan diwilayah yang beriklim
tropis dan sub tropis. Di Asia Tenggara masalah ini menjadi masalah yang signifikan.
hasil perkiraan terdapat sedikitnya 100 juta kasus dan 500.000 kasus yang
memerlukan rawat inap. dari 500.000 kasus tersebut 90 % diantaranya merupakan
anak-anak yang berusia kurang dari 15 tahun. rata-rata kematian mencapai 5 %
dengan perkiraan 25.000 kematian setiap tahunnya. (WHO, 2005).
Di Indonesia DBD merupakan masalah kesehatan masyarakat karena sering
menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) serta terjadi sepanjang tahun terutama pada
musim penghujan. hampir seluruh wilayah Indonesia mempunyai resiko untuk
terjangkit, yang cenderung meningkat jumlah penderita serta semakin luas
penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya sarana transportasi dan kepadatan
penduduk. (Dr. Budiman Chandra, 2007).
Sejak pertama kali ditemukan DBD di Surabaya pada tahun 1968 jumlah penderita 58
orang dengan jumlah kematian 24 orang Case Fataly Rate (CFR) 41,3% sampai saat
ini penyakit DBD terus meningkat.
Mengenal Demam Berdarah Dengue
Demam berdarah dengue adalah penyakit akut yang disebabkan oleh infeksi virus
yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina. Nyamuk
tersebut pada umumnya menyerang pada musim panas dan musim hujan. Nyamuk
Aedes aegypti mempunyai bintik-bintik putih di tubuh dan kakinya sehingga mudah
dikenali. Nyamuk ini berkembang biak di air yang jernih dan hanya mampu terbang
sejauh 100-200 meter. Kebanyakan nyamuk Aedes aegypti hidup di dalam rumah, di
kloset, dan di tempat-tempat yang gelap.
Nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk dengan ciri tubuh berbintik-bintik putih ini
adalahpembawa virus dengue, penyebab penyakit demam berdarah

Di luar rumah, nyamuk tersebut hidup di tempat yang dingin dan terlindung
matahari.Nyamuk betina akan bertelur di dalam air yang tergenang di dalam dan di sekitar
rumah. Telur-telur ini akan berkembang menjadi larva dan kemudian berubahmenjadi bentuk
dewasa dalam waktu kurang lebih 8-10 hari (lihat siklus hi-dup nyamuk Aedes aegypti).
Karena nyamuk dengue berkembang biak dalam air yang tergenang dan terbuka, maka
tempat yang cocok untuk berkembang biaka dalah tong, drum, pot, baskom, ember, vas
bunga, batang atau daun tanaman, bekas piring, tangki, botol buangan, kaleng, ban bekas,
dan air pendingin.
Nyamuk dengue menggigit manusia pada pagi sampai sore hari,biasanya pukul 08.00-12.00
dan 15.00-17.00. Nyamuk men-dapatkan virus dengue setelah menggigit orang yang
terinfeksi virus dengue. Virus dengue termasuk famili Flaviviridae, yang berukuran sangat
kecil (35-45 nm). Virus ini dapat tetap hidup (survive) di alam lewat dua mekanisme.
 Mekanisme pertama, transmisi vertikal dalam tubuh nyamuk. Virus dapat ditularkan
oleh nyamuk betina pada telurnya, yang nantinya akan menjadi nyamuk. Virus juga
dapat ditularkan dari nyamuk jantan ke nyamuk betina
 melalui kontak seksual. Mekanisme kedua, transmisi virus dari nyamuk ke dalam
tubuh makhluk vertebrata dan sebaliknya. Yang dimaksud dengan makhluk vertebrata
disini adalah manusia dan kelompok kera tertentu.

Virus yang sampai ke dalam lambung nyamuk akan mengalami replikasi (memecah diri atau
berkembang biak), kemudian akan bermigrasi dan akhirnya sampai di kelenjar ludah. Empat
hari kemudian virus akan mereplikasi dirinya secara cepat. Apabila jumlahnya sudah cukup,
virus akan memasuki sirkulasi darah dan saat itulah manusia yang terinfeksi akan mengalami
gejala panas. Reaksi tubuh manusia terhadap virus ini berbeda-beda. Perbedaan reaksi ini
juga akan mewujudkan perbedaan penampilan gejala klinis dan perjalanan penyakit.

Bentuk reaksi tubuh manusia terhadap keberadaan virus dengue sebagai berikut.

 Terjadi netralisasi virus, disusul dengan mengendapnya bentuk netralisasi virus pada
pembuluh darah kecil di kulit berupa gejala ruam (bercak merah kecil).
 Terjadi gangguan fungsi pembekuan darah sebagai akibat dari penurunan jumlah dan
kualitas komponen-komponen beku darah yang menimbulkan perdarahan.

2) Etiologi DBD
Virus dengue termasuk famili Flaviviridae, secara serologi terdapat 4 tipe, yaitu
tipe 1, 2, 3, dan 4. Dikenal 3 macam lagi arbovirus yaitu Chikungunya danO'nyong-
nyong dari genus Togavirus, dan West Nile fever dari genus Flavivirus,yang
mengakibatkan gejala demam dan ruam yang mirip dengan DF.
3) Epidemiologi
Vektor utama dari dengue adalah Aedes aegypti dari famili Stegomyia. Nyamuk ini
menggigit manusia pada siang hari, bertelur di air bersih seperti untuk minum, mandi,
dan genangan air hujan di sekitar rumah. Dari tubuh nyamuk tersebut dapat diisolasi
ke 4 tipe virus dengue. Virus dengue juga diketemukan pada Aedes albopictus. Pada
beberapa peletusan (outbreak) di daerah Pasifik menunjukkan masih ada beberapa
spesies lagi sebagai perantara. Gambaran epidemilogi dari DF tergantung kepada jenis
nyamuk yang ada di daerah masing-masing. DHF terjadi bila mana virus dengue dari
beberapa tipe ditularkan secara simultan atau berurutan. Infeksi dengue tipe 2
biasanya berlangsung ringan dengan gambaran yang tidak jelas, berupa infeksi
saluran nafas atas, atau DF, tetapi dapat juga langsung menimbulkan gambaran DHF.
DHF dapat terjadi pada infeksi primer dengue, terutama pada bayi yang ibunya imun
terhadap dengue. Di Asia Tenggara, sejak 1983, dengue oleh virus tipe 3 adalah
sering disertai dengan gambaran yang berat yaitu berupa ensefalopati, hipoglikemia,
enzim hati sangat meningkat dan Kadang-kadang ditandain dengan ikterus. Tida jelas
adanya perbedaan kejadian infeksi

1. Klasifikasi Kasus dan Tingkat Keparahan Demam Berdarah Dengue


Demam berdarah dengue dengan tingkat keparahan berdasarkan tandanya:
a. Kebocoran plasma berat
b. Perdarahan berat
c. Kerusakan organ berat
2. Kriteria untuk demam berdarah dengue ada /tidak adanya tanda peringatan
Kemungkinan DBD, hidup di daerah atau perjalanan ke area DBD. Demam disertai
dua tanda berikut: nausea, muntah, rash, nyeri otot, tes tourniquet positif, leukopenia,
beberapa hasil laboratorium yang mengkonfirmasi DBD (penting jika tidak ada
kebocoran plasma)
 Tanda-tanda peringatan misalnya: nyeri perut atau mules, muntah terus menerus,
secara klinik ada penumpukan cairan, perdarahan mukosa, lethargy atau gelisah,
pembesaran hati lebih dari 2 cm, laboratorium: ada peningkatan kejadian HCT dengan
penurunan secara cepat darah hitung trombosit (diperlukan observasi ketat dan
intervensi medis).
3. Kriteria DBD berat:
Kebocoran plasma berat mengarah kepada shock (DSS) penumpukan cairan dengan
sesak nafas (respiratory distress). Perdarahan hebat seperti dievaluasi
praktikan.Keparahan organ yang melibatkan liver: AST atau ALT > 1000, CNS:
penurunan kesadaran, jantung dan organ-organ lain(WHO, 2014).
Tanda dan gejala umum penyakit DBD anatara lain:
 Demam bifasik yang muncul tiba-tiba.
 Mual muntah.
 Ruam kulit.
 Nyeri kepala serta nyeri otot dan tulang. Nyeri kepala menyeluruh atau
terpusat pada supraorbital dan retroorbita. Nyeri otot terutama pada tendon
dan otot perut bila ditekan.
 Gangguan pada mata: pembengkakan, injeksi konjungtiva, lakrimasi, dan
fotopobia.
 Perjalanan klinis infeksi dengue dibagi menjadi 3 fase yaitu fase febris, kritis,
dan pemulihan.Menurut (Sicuro Correa, 2016), tanda dan gejala terbanyak
penderita DBD adalah perdarahan gastrointestinal, nyeri perut dan muntah
serta kebocoran pembuluh darah ditandai peningkatan HCT.
4. Komplikasi
a. Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, tampak lemah lesu, suhu badan antara
38-40° Celsius.
b. Tampak bintik-bintik merah pada kulit dan jika kulit direnggangkan bintik
merah itu tidak hilang.
c. Kadang-kadang perdarahan di hidung (mimisan).
d. Mungkin terjadi muntah darah atau berak darah.
e. Tes Torniquet positif.
f. Adanya perdarahan yang petekia, akimosis atau purpuria.
g. Kadang-kadang nyeri ulu hati karena terjadi perdarahan di lambung.
h. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin, berkeringat,
perdarahan selaput lender mukosa, alat cerna/gastro intestinal, tempat
suntukan atau di tempat lainnya.
i. Hematemesis atau melena.
j. Trombositopenia (±100.000 per mm³).
k. Pembesaran plasma yang erat hubungannya dengan
5. Penyebab DBD
DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan disebarkan oleh
nyamuk Ae. aegypti. Pada saat ini upaya pengendalian nyamuk penular merupakan
cara utama yang dilakukan untuk memberantas penyakit DBD karena hingga saat ini
belum ditemukan vaksin dan obat membasmi virusnya. Kondisi pemukiman yang
padat dan kurang tertata, banyaknya tempat penampungan air di rumah-rumah
penduduk. Jenis, bahan dan warna Tempat Penampungan Air (TPA) untuk keperluan
sehari-hari, non keperluan sehari-hari dan alamiah sebagai tempat perindukan nyamuk
Ae. aegypti pada fase jentik yang sangat potensial, baik pada TPA alami maupun
buatan manusia. (Depkes RI, 2007).

6. Cara Penularan
Cara penularan pertusis, melalui:
a) Ekologi Vektor
Penyakit DBD melibatkan 3 (tiga) oraganisme yaitu virus dengue, nyamuk
Aedes dan host manusia. secara alamiah ketiga kelompok oraganisme tersebut
secara individu atau populasi dipengaruhi oleh sejumlah faktor lingkungan
biologi, lingkungan fisik dan komunitas dari pada host. pola perilaku yang
terjadi dan status ekologi dari ketiga kelompok oraganisme tersebut dalam
ruang dan waktu saling berkaitan serta saling membutuhkan, oleh karena itu
dari pengaruh penyakit DBD berbeda dengan endemitasnya pada suatu lokasi
yang lain dari tahun ketahun. Untuk memahami kejadian penyakit yang di
tularkan vektor dan untuk pengendalian penyakit sebagai ekosistem alam
yaitu Antropho- Ecosystem di mana subsistem yang terkait dalam ekosistem
ini adalah virus, nyamuk Aedes, manusia, lingkungan biologi dan lingkungan
fisik. (Depkes RI, 2007).

b) Virus dengue
Termaksud dalam flavivirus grup famili togaviridae, ada 4 serotype yaitu
Dengue-1, dengue-2, dengue 3, dan dengue 4, virus tersebut berada dalam
daerah (viremia) penderita selama masa periode Intrinsik 3-14 hari (rata-rata
4-7 hari), virus akan masuk ke dalam tubuh nyamuk (vektor) pada saat
nyamuk menghisap darah penderita,pada suhu 30° C. dalam tubuh nyamuk
Ae. aegypti memerlukan waktu 8-10 hari untuk menyelesaikan masa Inkubasi
extrinsik dari lambung sampai kekelenjar ludah nyamuk.
c) Nyamuk Aedes
Virus dengue ditularkan dari orang sakit ke orang sehat melalui gigitan
nyamuk Aedes dari subgenus stegomyia. Di Indonesia ada 3 (tiga) jenis
nyamuk Aedes yang dapat menularkan virus dengue yait Ae. aegypti, Ae.
albopictus dan Ae. scutellaris, dari ketiga jenis nyamuk tersebut Ae. aegypti
lebih berperan dalam penularan penyakit DBD. nyamuk dewasa maupun
jentik dan tempat perindukannya lebih banyak ditemukan didalam rumah.
(Depkes RI, 2007).

Faktor-faktor yang terkait dalam penularan DBD pada manusia antara lain:

1. Kepadatan penduduk, lebih padat lebih mudah untuk terjadi penularan DBD, oleh
karena jarak terbang nyamuk di perkirakan 50-100 meter dan nyamuk lebih menyukai
mencari darah didalam rumah.
2. Mobilitas penduduk, memudahkan penularan dari satu tempat ketempat lain.
3. Kwalitas perumahan, jarak antara rumah, pencahayaan, bentuk rumah, bahan
bangunan akan mempengaruhi penularan. bila di suatu rumah ada nyamuk penular
maka akan menularkan penyakit pada orang yang tinggal dirumah tersebut atau
dirumah sekitarnya yang berbeda dalam jarak terbang nyamuk dan orang-orang
yangberkunjung kerumah itu.
7. Masa Inkubasi
Masa inkubasi DBD adalah rentang waktu yang diperlukan dari saat nyamuk
menggigit dan memasukkan virus dengue ke dalam tubuh seseorang hingga orang
tersebut mengalami gejala DBD. Selama masa inkubasi ini, virus DBD akan
memperbanyak diri di dalam tubuh orang tersebut. Ada banyak pendapat mengenai
berapa lamanya masa inkubasi DBD ini. Ada yang menyatakan 4–10 hari, ada pula
yang menyebutkan 8–12 hari. Akan tetapi, pada umumnya, lama inkubasi DBD ini
adalah sekitar 4–7 hari. Ini artinya seseorang dapat mengalami gejala DBD dalam
waktu 4–7 hari, atau paling lambat 12 hari, setelah ia tergigit nyamuk Aedes aegypti.
8. Upaya Pencegahan
Apabila mulai banyak orang di sekitar tempat tinggal atau kantor Anda yang terkena
DBD, maka Anda perlu waspada. Untuk mengurangi risiko terkena penyakit DBD,
lakukanlah beberapa langkah pencegahan DBD sebagai berikut:
a) Gunakan losion antinyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk.
b) Semprotkan obat nyamuk di dalam kamar tidur dan ruangan lain di rumah,
pada pagi dan malam hari.
c) Kenakan kaus lengan panjang dan celana panjang yang dimasukkan ke kaus
kaki.
d) Pasang kasa antinyamuk untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah.
Jangan lupa untuk menutup pintu dan jendela ketika berada di luar rumah.
e) Gunakan kelambu di sekitar tempat tidur.
f) Mintalah petugas kesehatan setempat untuk melakukan pengasapan atau
fogging
Selain itu, langkah pencegahan 3M juga penting dilakukan guna mencegah
nyamuk bersarang dan bertelur di sekitar rumah. Langkah tersebut yaitu
dengan mengubur atau mendaur ulang sampah, menutup seluruh tempat
penampungan air, dan rajin menguras serta membersihkan bak mandi
setidaknya setiap 1 minggu sekali.
Masa inkubasi DBD memang sulit dikenali karena tidak menunjukkan gejala
apa pun, sehingga penderita kerap tidak menyadari bahwa dirinya sudah
terinfeksi virus penyebab DBD. Namun, setelah gejala DBD mulai muncul,
penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan
penanganan.

9. Langkah Mudah Cegah Demam Berdarah


DBD (Demam Berdarah Dengue), atau yang lebih dikenal dengan demam berdarah,
disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Untuk
mencegah demam berdarah, biasanya dilakukan penyemprotan atau fogging untuk
mencegah jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti berkembang biak. Namun, pencegahan
juga tetap harus Anda lakukan sendiri di rumah.
Berikut 5 cara mudah yang bisa Anda lakukan untuk mencegah demam berdarah :
1) Bersihkan bak mandi Anda seminggu sekali
Air merupakan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti . Nyamuk
betina bertelur pada dinding bak yang terisi air, larva nyamuk kemudian akan
mendapat makanan dari mikroorganisme yang hidup di sekitarnya. Selama
masa ini, larva nyamuk akan melepaskan kulit pelindung mereka dan
berkembang biak hingga mencapai tahap terakhir. Ketika larva nyamuk sudah
cukup kuat, selanjutnya larva akan berubah menjadi pupa. Pada tahap pupa,
tidak dibutuhkan makanan. Pupa hanya akan mengalami perubahan bentuk
hingga akhirnya menjadi nyamuk biasa yang siap terbang.Keseluruhan siklus
ini berlangsung 8 – 10 hari dalam suhu ruang. Membersihkan bak mandi Anda
setidaknya satu minggu sekali dapat memutus siklus hidup nyamuk Aedes
aegypti.
2) Perhatikan perabotan rumah tangga Anda yang menampung air
Baskom berisi air, vas bunga, ember, dan wadah lain yang dapat menampung
air berpotensi menjadi tempat nyamuk bersarang. Rajin-rajinlah
membersihkan tempat-tempat tersebut setidaknya dua kali seminggu untuk
mengurangi risiko munculnya nyamuk pembawa demam berdarah.
3) Gunakan kasa nyamuk
Kasa nyamuk berguna untuk mencegah masuknya nyamuk dari luar rumah.
Anda bisa memasang kasa nyamuk ini pada pintu dan jendela Anda.
4) Jangan menumpuk atau menggantung baju terlalu lama
Sesekali perhatikanlah gantungan baju Anda di balik pintu. Baju kotor yang
menumpuk dapat menjadi tempat favorit untuk dihinggapi nyamuk. Memang
tumpukan baju kotor bukan tempat nyamuk berkembang biak, tetapi
merupakan tempat favorit nyamuk hinggap. Hal ini dikarenakan nyamuk
menyukai aroma tubuh manusia. Jika Anda memang harus menyimpan
kembali baju yang telah dipakai, letakkan baju pada tempat yang bersih dan
tertutup.
5) Gunakan lotion anti nyamuk atau kelambu
Ketika Anda hendak bepergian, jangan lupa gunakan lotion anti nyamuk
terutama pada bagian tubuh yang tidak tertutup oleh pakaian. Namun tidak
hanya saat bepergian, Anda tetap harus melindungi diri dari gigitan nyamuk
ketika sedang tidur karena nyamuk demam berdarah aktif pada malam hari
hingga menjelang subuh. Selain menggunakan lotion anti nyamuk,
menggunakan kelambu saat tidur juga dapat membantu menghindari gigitan
nyamuk dan mencegah demam berdarah.
10. Pengobatan
Berdasarkan tingkat keparahan demam berdarah, pengobatan yann diberikan kepada
pasien dapat dibagi menjadi 2, yakni:
Tidak ada metode khusus untuk menangani demam dengue. Pengobatan yang
dilakukan adalah untuk meredakan gejala dan mencegah infeksi virus semakin
memburuk.
Dokter akan menganjurkan pasien untuk melakukan beberapa hal berikut:
1) Cukupi cairan tubuh dengan banyak minum untuk menghindari dehidrasi.
2) Penuhi kebutuhan nutrisi dengan makanan yang sehat untuk mendukung
proses penyembuhan.
3) Istirahat yang cukup.
4) Konsumsi paracetamol untuk meredakan demam. Namun, hindari penggunaan
aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), terutama pada anak-anak,
karena dapat memperparah perdarahan atau memicu sindrom Reye.
5) Hindari gigitan nyamuk untuk mengurangi risiko penularan lebih lanjut.
6) Gunakan obat nyamuk losion atau kelambu di kamar.

Pengobatan demam berdarah dengue :


Apabila demam dengue berkembang menjadi demam berdarah dengue, pasien
perlu dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Dokter
akan memberikan cairan infus dan memantau pasien dengan ketat, mulai dari
denyut nadi, tekanan darah, hingga jumlah urin yang dikeluarkan oleh pasien.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Demam dengue (dengue fever, DF) adalah suatu sindrom bersifat akut danbenigna
disebabkan oleh arbovirus yang ditandai oleh demam bifasik, nyeri otot / sendi, ruam
kulit, sefalgia, dan limfadenopati. Infeksi sekunder oleh virus dengue dengan serotipe
berbeda merupakan faktor risiko atas timbulnya demam berdarah dengue atau dengue
hemorrhagic fever (DHF), di mana penyakit berlangsung berat dengan febris,
manifestasi perdarahan, dan dapat terjadi bentuk yang dikenal sebagai sindrom
renjatan dengue atau dengue shock syndrome (DSS) yaitu bila disertai dengan
kegagalan fungsi sirkulasi, kehilangan protein, dan dapat berakibat fatal.
Kesimpulannya oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Agar kita terhindar dari penyakit demam berdarah. Dan kita harus melakukan 3 M
untuk mencegah penyakit demam berdarah
Daftar Pustaka

Buku: Ajar Demam Berdarah Dengue Edisi 2 (Tinjauan Laboratoris)


Penulis: Prof. Dr. Aryati, dr., M.S., Sp.PK(K)
Buku :MENGENAL Demam Berdarah Dengue
Penulis : Frida N.
Buku: Masalah dan tata laksna penyakit infeksi pada anak,
WIDAGDO, SAGUNG SETO.
Buku:PENGEMBANGAN INSTRUMEN DETEKSI DEMAM BERDARAH DENGUE
(DBD) BERDASARKAN KEPADATAN JENTIK DAN KOGNITIF, AFEKTIF DAN
PSIKOMOTORIK
Budi Joko Santosa, SKM., M.Kes.
Dr.Agung Suharto,APP, S.Pd., M.Kes
Dr. Nurlailis Saadah, SKp., M.Kes.

Anda mungkin juga menyukai