Anda di halaman 1dari 14

VEKTOR PENYAKIT DEMAM

BERDARAH DENGUE (DBD)

OLEH
NAMA : IKHWAN ZULFA RAHMAWAN
NIM : P1337420219066
TINGKAT : 1B

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga saya mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentu saya tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda
tercinta kita Nabi Muhammad SAW yang kita nanti – nantikan syafaatnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehatnya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran sehingga penulis mampu
untuk menylesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia dengan judul “Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)”.
Makalah ini menjelaskan tentang nyamuk Aedes sebagai vektor (perantara) utama
penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada dosen Bahasa Indonesia yang telah membimbing dalam penulisan makalah
ini.

Demikian makalah ini saya buat, semoga bermanfaat bagi semua kalangan.

Terimakasih

Purwokerto, 19 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1

A. Latar Belakang .....................................................................................1


B. Rumusan Masalah ................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................3

A. Vektor Penyebab DBD ........................................................................3


B. Morfologi Aedes aegypti ......................................................................3
C. Siklus Hidup Aedes aegypti .................................................................4
D. Mekanisme Penularan Aedes aegypti ..................................................6
E. Tahap Penyakit Demam Berdarah .......................................................7
F. Tanda dan Gejala Penyakit Demam Berdarah .....................................8
G. Cara Pencegahan Penyakit Demam Berdarah .....................................8

BAB III PENUTUP .....................................................................................10

A. Kesimpulan ........................................................................................10
B. Saran ..................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Demam Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus famili Flaviviridae
dan disebarkan oleh nyamuk Aedes. DBD ditularkan oleh gigitan nyamuk dari genus Aedes,
terutama Aedes aegypti (infodatin, 2016). Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan
dapat menyerang seluruh kelompok umur. Munculnya penyakit ini berkaitan dengan kondisi
lingkungan dan perilaku masyarakat (infodatin, 2016).

Pada awal tahun 2004 kita dik.ejutkan kembali dengan merebaknya  penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD), dengan jumlah kasus yang cukup banyak. Hal
ini mengakibatkan sejumlah rumah sakit menjadi kewalahan dalam menerima pasien DBD.
Untuk mengatasinya pihak rumah sakit menambah tempat tidur di lorong-lorong rumah sakit
serta merekrut tenaga medis dan paramedis. Merebaknya kembali kasus DBD ini
menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan. Sebagian menganggap hal ini terjadi karena
kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan dan sebagian lagi
menganggap karena pemerintah lambat dalam mengantisipasi dan merespon kasus ini.

Penyakit DBD pertama kali di Indonesia ditemukan di Surabaya  pada tahun


1968, akan tetapi konfirmasi virologis baru didapat pada tahun 1972. Sejak itu
penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai tahun 1980 seluruh propinsi
di Indonesia kecuali Timor-Timur telah terjangkit penyakit. Sejak pertama kali ditemukan,
jumlah kasus menunjukkan kecenderungan meningkat baik dalam jumlah maupun luas
wilayah yang terjangkit dan secara sporadis selalu terjadi KLB setiap tahun. KLB DBD
terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Incidence Rate (IR) =35,19 per 100.000 penduduk
dan CFR = 2%. Pada tahun 1999 IR menurun tajam sebesar 10,17%, namun tahun-tahun
berikutnya IR cenderung meningkat yaitu 15,99 (tahun 2000); 21,66 (tahun 2001); 19,24
(tahun 2002); dan 23,87 (tahun 2003).

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana definisi penyakit DBD?


2. Bagaimana morfologi vector penyakit DBD?
3. Bagaimana penyebab penyakit DBD?
4. Bagaimana siklus hidup vector penyakit DBD?
5. Bagaimana gejala penyakit DBD?
6. Bagaiaman penularan dan penyebaran penyakit DBD?
7. Bagaimana penanggulangan penyakit DBD?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui definisi penyakit DBD


2. Untuk mengetahui morfologi vector penyakit DBD
3. Untuk mengetahui penyebab penyakit DBD
4. Untuk mengetahui siklus hidup vector penyakit DBD
5. Untuk mengetahui gejala penyakit DBD
6. Untuk mengetahui penularan dan penyebaran penyakit DBD
7. Untuk mengetahui penanggulangan penyakit DBD

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. VEKTOR PENYEBAB DBD


Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes (Ae), Aedes aegypti merupakan vektor (perantara)
paling utama, namun spesies lain seperti Aedes albopictus juga dapat menjadi vektor
(perantara) penular (Kemenkes RI, 2015).
Demam dengue merupakan penyakit yang ditularkan melalui  perantaraan
(vektor) nyamuk, dan disebabkan oleh virus serotip DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan
DEN-4 dari genus Flavivirus. Infeksi oleh salah satu serotip menyebabkan imunitas
jangka panjang terhadap serotip tersebut. Oleh karena itu, seseorang dapat terkena infeksi
virus dengue untuk kedua kalinya oleh serotip lainnya, dan infeksi kedua menyebabkan
resiko tinggi untuk terjadinya demam berdarah dengue, bentuk yang berat dari  penyakit
ini. demam berdarah dengue bermanifestasi dengan  perdarahan,
trombositopeni dan meningkatnya permeabilitas vaskular yang dapat menyebabkan
sindrom syok dengue, suatu keadaan yang dapat membahayakan kehidupan.
Penyebab utama adalah Arbovirus (Arthropodborn Virus) melalui
gigitan nyamuk Aedes (Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty). Yang vektor
utamanya adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

B. Morfologi Aedes aegypti


Urutan klasifikasi dari nyamuk Aedes aegypti adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Uniramia
Kelas : Insekta
Ordo : Diptera
Subordo : Nematosera

3
Familia : Culicidae
Sub family : Culicinae
Tribus : Culicini
Genus : Aedes
Spesies : Aedes aegypti

Aedes aegypti mengalami metamorfosis sempurna, yaitu mengalami


perubahan bentuk morfologi selama hidupnya dari stadium telur berubah
menjadi stadium larva kemudian menjadi stadium pupa dan menjadi stadium
dewasa. Nyamuk Aedes aegypti disebut black-white mosquito, karena
tubuhnya ditandai dengan pita atau garis-garis putih keperakan di atas dasar
hitam. Panjang badan nyamuk ini sekitar 3-4 mm dengan bintik hitam dan
putih pada badan dan kepalanya, dan juga terdapat ring putih  pada bagian
kakinya. Di bagian dorsal dari toraks terdapat bentuk  bercak yang khas berupa
dua garis sejajar di bagian tengah dan dua garis lengkung di tepinya. Bentuk
abdomen nyamuk betinanya lancip  pada ujungnya dan memiliki cerci yang
lebih panjang dari cerci pada nyamuk - nyamuk lainnya. Ukuran tubuh nyamuk
betinanya lebih besar dibandingkan nyamuk jantan.

C. Siklus Hidup Aedes aegypti


Tempat bertelur nyamuk Aedes aegypti adalah kontainer air buatan
yang berada di lingkungan perumahan yang banyak ditemukan di dalam rumah
dan sekitar lingkungan perkotaan seperti botol minuman, alas pot bunga, vas
bunga, bak mandi, talang air. Selain itu juga sering ditemukan di lubang pohon,
tempurung kelapa dan lainnya.
Aedes aegypti mengalami metamorfosis sempurna yaitu telur-larva-
pupa/kepompong-dewasa. Perkembangan Aedes aegypti dari telur sampai
menjadi nyamuk dewasa memakan waktu sekurang-kurangnya sembilan hari.
Telur akan menetas menjadi larva dalam waktu 1-2 hari.
Selanjutnya, larva berubah menjadi pupa dalam waktu 5 -15 hari.
Stadium pupa biasanya berlangsung dua hari, lalu keluarlah nyamuk dewasa

4
yang siap mengisap darah dan menularkan DBD. Umur nyamuk dewasa
umumnya 2-3 minggu saja.

a). Telur
Untuk bertelur, nyamuk betina akan mencari tempat seperti
genangan air atau daun pepohonan yang lembab. Telur berwarna hitam
dengan ukuran 0,8 mm, berbentuk oval yang mengapung satu  persatu pada
permukaan air yang jernih, atau menempel pada dinding tempat
penampungan air. Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik dala
waktu 2 hari setelah terendam air. Stadium jentik umumnya berlangsung 6-8
hari, dan stadium kepompong  berlangsung antara 2-4 hari. Perkembangan
dari telur menjadi nyamuk dewasa selama 9-10 hari.

b). Larva (jentik)


Bagian belakang tubuh Aedes aegypti dilengkapi dengan semacam
pipa panjang hingga menembus permukaan air. Ukuran larva umumnya 0,5
sampai 1 cm, gerakannya berulang-ulang dari  bawah keatas permukaan air
untuk bernafas kemudian turun kebawah dan seterusnya serta pada waktu
istirahat posisinya hampir tegak lurus dengan permukaan air.
Ciri khas dari larva Aedes aegypti adalah adanya corong udara pada
segmen terakhir, pada corong udara terdapat pecten dan sepasang rambut
serta jumbae akan dijumpai pada corong udara. Pertumbuhan dan
perkembangan larva dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yang
penting adalah temperatur, cukup atau tidaknya bahan makanan dan ada
tidaknya binatang lain yang merupakan predator. Mikroorganisme
merupakan makanan dari larva Aedes aegypti dengan cara memusarkan air.

c). Pupa
Pada stadium ini, pupa bernafas pada permukaan air dengan
menggunakan dua tanduk kecil yang berada pada prothorax. Pupa  juga
sewaktu bahaya dapat menyelam di dalam air. Stadium ini umumnya
berlangsung hingga 5-10 hari, setelah itu akan keluar dari kepompongnya
menjadi nyamuk. Pupa tidak memerlukan makan dan akan berubah menjadi

5
dewasa dalam 2 hari. Dalam pertumbuhannya terjadi proses pembentukan
sayap, kaki dan alat kelamin.

d). Nyamuk Dewasa


Nyamuk Aedes aegypti jantan mengisap cairan tumbuhan atau sari
bunga untuk keperluan hidupnya, sedangkan yang betina mengisap darah.
Nyamuk betina ini lebih menyukai darah manusia dari pada binatang
(bersifat antropofilik). Darah (proteinnya) diperlukan untuk mematangkan
telur agar jika dibuahi oleh sperma nyamuk jantan, dapat menetas. Waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan perkembangan telur mulai nyamuk
mengisap darah sampa telur dikeluarkan biasanya antara 3-4 hari. (satu
siklus gonotropik). Usia nyamuk Aedes aegypti biasanya 2-4 minggu.
Biasanya nyamuk betina mencari mangsanya pada siang hari.
Aktifitas mengigit biasanya mulai pagi sampai sore hari, dengan 2 puncak
aktifitas antara pukul 09.00-10.00 dan 16.00-17.00. nyamuk Aedes aegypti
mempunyai kebiasaan mengisap darah berulang kali dalam satu siklus
gonotropik, untuk memenuhi lambungnya dengan darah. Dengan demikian
nyamuk ini sangat efektif sebagai penular penyakit.
Setelah mengisap darah, nyamuk ini hinggap (beristirahat) di dalam
atau kadang-kadang di luar rumah berdekatan dengan tempat
perkembangbiakannya. Biasanya di tempat yang agak gelap dan lembab. Di
tempat-tempat ini nyamuk menunggu proses  pematangan telurnya.

D. Mekanisme Penularan Aedes aegypti


Penyakit DBD hanya dapat ditularkan oleh nyamuk  Aedes
aegypty betina. Nyamuk ini mendapat virus dengue sewaktu
menggigit/menghisap darah orang yang sakit DBD atau yang tidak sakit DBD
tetapi dalam darahnya terdapat virus dengue (karena orang ini memiliki
kekebalan terhadap virus dengue) orang yang mengandung virus dengue tetapi
tidak sakit, dapat pergi kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang
lain di tempat yang ada nyamuk Aedes aegypti. Virus dengue yang terhisap
akan berkembangbiak dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk termasuk
kelenjar liurnya. Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain,

6
virus itu akan dipindahkan bersama air liur nyamuk. Bila orang yang ditulari
itu tidak memiliki kekebalan (umumnya anak-anak), ia akan segera menderita
DBD. Nyamuk Aedes aegypti yang sudah mengandung virus dengue, seumur
hidupnya dapat menularkan kepada orang lain. Dalam darah manusia, virus
dengue akan mati dengan sendirinya dalam waktu lebih kurang 1 minggu.

E. Tahap Penyakit Demam Berdarah


Tahap penyakit demam berdarah meliputi demam biasa, demam
berdarah klasik, demam berdarah dengue atau hemoragik dan sindrom syok
dengue, yakni sebagai berikut :
a) Demam Berdarah (Klasik)
Gejala demam berdarah yang terjadi berbeda-beda tergantung  pada
usia pasien. Pada bayi dan anak-anak ditandai dengan ruam yang muncul.
Pada usia remaja dan dewasa, penyakit demam  berdarah ditandai dengan
sakit kepala parah, demam tinggi dan nyeri dibelakang mata, nyeri pada
tulang dan sendi, muntah dan mual dan ruam pada kulit.
b) Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam berdarah dengue atau sering disingkat menjadi DBD
biasanya ditinjukkan dengan gejala seperti penderita demam  berdarah
klasik dan empat gejala utama lainnya yakni demam tinggi,  pendarahan
hebat dan diikuti pembesaran hati serta sistem sirkulasi udara yang memiliki
kegagalan. Diagnosis lainnya pada DBD adalah kerusakan pembuluh darah,
kerusakan pembuluh limfa,pendarahan di bawah kulit seperti
memarkebiruan, trombositopenia dan jumlah sel darah merah merah yang
meningkat.
c) Sindrom Syok Dengue
Sindrom syok dengue adalah tingkat yang paling tinggi dari infeksi
virus dengue. Hal ini ditandai dengan pasien akan mengalami seluruh gejla
penyakit demam berdarah klasik dan demam berdarah dengue dan
kebocoran cairan yang terjadi dipembuluh darah,  perdarahan dan syok yang
menyebabkan tekanan darah rendah dan  berlangsung demam selama 2-7
hari. Awal terjadinya akan ditandai dengan tubuh dingin, sakit perut dan
sulit tidur.

7
F. Tanda dan Gejala Demam Berdarah
Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus
dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala
demam berdarah sebagai berikut :
1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40°C) 
2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura)
perdarahan.
3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva),
Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir
bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya.
4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).
5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi  penurunan
trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan
nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).
7. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah,
penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang
dan sakit kepala.
8. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.
9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada
persendian.
10. Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya  pembuluh
darah.

G. Cara Pencegahan Penyakit Demam Berdarah


Saat ini, metode utama yang digunakan untuk mengontrol dan
mencegah terjadinya demam berdarah dengue adalah dengan melakukan
pemberantasan terhadap nyamuk Aedes aegypti sebagai  penyebar virus
dengue.
Nyamuk Aedes aegypti ini dapat berada di dalam rumah ataupun luar
rumah. Di dalam rumah biasanya nyamuk tersebut suka  bersembunyi di
tempat yang gelap seperti di lemari, gantungan baju, di  bawah tempat tidur dll.

8
Sedangkan apabila di luar rumah nyamuk Aedes aegypti tersebut menyukai
tempat yang teduh & lembab. Nyamuk  betinanya biasanya akan menaruh
telur-telurnya pada wadah air di sekitar rumah, sekolah, perkantoran dll,
dimana telur tersebut dapat menetas dalam waktu 10 hari. Oleh sebab itu,
lakukan 3 M
a) Menguras
Menguras tempat penampungan air secara rutin, seperti bak mandi
dan kolam. Sebab bisa mengurangi perkembangbiakan dari nyamuk itu
sendiri. Atau memasukan beberapa ikan kecil kedalam  bak mandi atau
kolam. Sebab ikan akan memakan jentik nyamuk.

b) Menutup
Menutup tempat-tempat penampungan air. Jika setelah melakukan
aktivitas yang berhubungan dengan tempat air sebaiknya anda menutupnya
agar nyamuk tidak bisa meletakan telurnya kedalam tempat penampungan
air. Sebab nyamuk demam  berdarah sangat menyukai air yang bening.

c) Mengubur
Kuburlah barang - barang yang tidak terpakai yang dapat
memungkinkan terjadinya genangan air.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan  Aedes albopictus, yang mana
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah,
sehingga mengakibatkan  perdarahan-perdarahan. Nyamuk Aedes yang merupakan
vektor (perantara) utama haruslah dibasmi karena membawa virus yang apabila
menyerang tubuh manusia akan menyebabkan DBD, untuk itu maka
pencegahan perkembangbiakan nyamuk Aedes dapat dilakukan dengan
Gerakan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur).
B. SARAN
Setiap individu sebaiknya mengerti dan memahami bahaya dari
penyakit DBD tersebur, sehingga setiap individu tersebut bisa lebih merasa
khawatir dan mampu menjaga diri dan lingkungannya dari kemungkinan
terserangnya demam berdarah.
Perlunya digalakan Gerakan 3M, tidak hanya bia terjadi wabah tetapi
harus dijadikan gerakan nasionalis melalui pendekatan masyarakat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2011. Makalah Lengkap Demam Berdarah DBD.


https://www.academia.edu/31858970/Makalah_Lengkap_Demam_Berdarah _DB
D. (diakses tanggal 21 Oktober 2019)

Anonym. 2011. MAKALAH DBD.


https://www.scribd.com/doc/84766438/MAKALAH-DBD. (diakses tanggal 21
Oktober 2019)

Infodatin. 2016. Infodatin dbd 2016.


https://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin-dbd-2016.pdf
(diakses tanggal 12 November 2019)

Kemenkes RI. 2015 .Demam Berdarah-Kementrian Kesehatan RI :


https://www.depkes.go.id/article/view/demam-berdarah-biasanya-meningkat-di-
januari. (diakses tanggal 12 November 2019)

Gillot, Cedrik. 2005. Entomology. Springer (diakses tanggal 12 November)

11

Anda mungkin juga menyukai