Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENYAKIT MENULAR BERBAHAYA

“DEMAMBERDARAH DENGUE”

Disusun Oleh :

NOVA ARYANTI
NPM 1926041025.P

DOSEN
Iwan Suryadi, M.Pd

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur dengan berkat rahmat Allah


SWT, yang telah memudahkan kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, Rasulullah terakhir yang diutus dengan membawa syari’ah yang mudah,
penuh rahmat, dan membawa keselamatan dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang
ada agar makalah ini dapat tersusun sesuai harapan. Sesuai dengan fitrahnya,
manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang tak luput dari kesalahan dan
kekhilafan, maka dalam makalah yang kami susun ini belum mencapai tahap
kesempurnaan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu
dalam proses penyelesaian makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat
memberikan manfaat untuk kita semua dalam kehidupan sehari-hari.

Bengkulu, Juni 2020

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD) ................................ 2
B. Etiologi DBD .............................................................................. 2
C. Gejala dan Tanda Klinis ............................................................. 3
D. Manifestasi Klinis ....................................................................... 4
E. Penularan .................................................................................... 6
F. Penyebaran ................................................................................. 6
G. Pencegahan ................................................................................. 7
H. Pengobatan ................................................................................. 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................. 10
B. Saran ........................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit endemis
di Indonesia dan sampai saat ini masih merupakan masalah utama kesehatan
masyarakat. Penyakit Demam Berdarah disebabkan oleh infeksi virus Dengue
yang akut dan ditandai dengan panas mendadak selama 2 – 7 hari tanpa sebab
yang jelas disertai dengan manifestasi perdarahan, seperti petekie, epistaxis
kadang disertai muntah darah, berak darah, kesadaran menurun, dan syok
(Soegijanto, 2006).
Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorragik Fever (DHF) ialah
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini
terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat
ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Merebaknya
kasus DBD ini menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan. Sebagian
menganggap hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran akan kebersihan
lingkungan dan sebagian lagi menganggap karena pemerintah lambat dalam
mengantisipasi dan merespon kasus ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, yang menjadi
rumusan masalah dalam penulisan ini adalah bagaimanakah konsep dasar
penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), baik pengertian, cara penularan,
pencegahan dan pengobatannya?

C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk lebih memahami tentang penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD) agar masyarakat dapat melakukan tindakan
pencegahan dan penanggulangan yang tepat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD)


Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan
Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah
kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan
perdarahan-perdarahan.
Demam dengue merupakan penyakit yang ditularkan melalui
perantaraan nyamuk, dan disebabkan oleh virus serotip DEN-1, DEN-2, DEN-
3, dan DEN-4 dari genus Flavivirus. Infeksi oleh salah satu serotip
menyebabkan imunitas jangka panjang terhadap serotip tersebut. Oleh karena
itu, seseorang dapat terkena infeksi virus dengue untuk kedua kalinya oleh
serotip lainnya, dan infeksi kedua menyebabkan resiko tinggi untuk terjadinya
demam berdarah dengue, bentuk yang berat dari penyakit ini. demam berdarah
dengue bermanifestasi dengan perdarahan, trombositopeni dan meningkatnya
permeabilitas vaskular yang dapat menyebabkan sindrom syok dengue, suatu
keadaan yang dapat membahayakan kehidupan.

B. Etiologi DBD
Demam dengue dan DHF disebabkan oleh salah satu dari 4 serotipe
virus yang berbeda antigen. Virus ini adalah kelompok Flavivirus dan
serotipenya adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Infeksi oleh salah satu
jenis serotipe ini akan memberikan kekebalan seumur hidup tetapi tidak
menimbulkan kekebalan terhadap serotipe yang lain. Sehingga seseorang yang
hidup di daerah endemis DHF dapat mengalami infeksi sebanyak 4 kali
seumur hidupnya.
Dengue adalah penyakit daerah tropis dan ditularkan oleh nyamuk
Aedes aegypti. Nyamuk ini adalah nyamuk rumah yang menggigit pada siang

2
hari. Faktor resiko penting pada DHF adalah serotipe virus, dan faktor
penderita seperti umur, status imunitas, dan predisposisi genetis.Nyamuk
Aedes aegypti. Nyamuk ini menyerang sistem pembekuan darah. Ini bisa
diketahui dari turunnya kadar trombosit dalam darah. Darah yang tidak bisa
membeku akan mengakibatkan perdarahan.

C. Gejala dan Tanda Klinis


Penyakit demam berdarah ditunjukkan melalui munculnya beberapa
gejala yakni :
1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (380C- 400C).
2. Manifestasi pendarahan, dengan bentuk : uji tourniquet positif, puspura
pendarahan, konjungtiva, epitaksis, melena, dsb.
3. Hepatomegali (pembesaran hati).
4. Syok, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan
sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah.
5. Trombositopeni, pada hari ke 3 - 7 ditemukan penurunan trombositsampai
100.000 / mm.
6. Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai Hematokrit.
7. Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia, lemah, mual,
muntah, sakit perut, diare kejang dan sakit kepala.
8. Pendarahan pada hidung dan gusi.
9. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit
akibat pecahnya pembuluh darah.
10. Demam secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan
otot (myalgia dan arthralgia) dan ruam-ruam.
11. Radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual,
muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk. Kondisi
waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita
maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke Dokter apabila pasien/
penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita

3
atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap
ringan gejala-gejala tersebut.
Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular
dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk
berikut ini :
1. Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.
2. Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7 hari,
nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau
bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.
3. Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/ DBD) gejalanya
sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung
(epistaksis/ mimisan), mulut, dubur dsb.
4. Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan
syok / presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.

D. Manifestasi Klinis
Infeksi virus dengue dapat bermanifestasi pada beberapa luaran,
meliputi demam biasa, demam berdarah (klasik), demam berdarah dengue
(hemoragik), dan sindrom syok dengue.
1. Demam Berdarah (Klasik)
Demam berdarah menunjukkan gejala yang umumnya berbeda-beda
tergantung usia pasien. Gejala yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak
adalah demam dan munculnya ruam.] Sedangkan pada pasien usia remaja
dan dewasa, gejala yang tampak adalah demam tinggi, sakit kepala parah,
nyeri di belakang mata, nyeri pada sendi dan tulang, mual dan muntah,
serta munculnya ruam pada kulit. Penurunan jumlah sel darah putih
(leukopenia) dan penurunan keping darah atau trombosit
(trombositopenia) juga seringkali dapat diobservasi pada pasien demam
berdarah. Pada beberapa epidemi, pasien juga menunjukkan pendarahan
yang meliputi mimisan, gusi berdarah, pendarahan saluran cerna, kencing

4
berdarah (haematuria), dan pendarahan berat saat menstruasi
(menorrhagia).
2. Demam Berdarah Dengue (Hemoragik)
Pasien yang menderita demam berdarah dengue (DBD) biasanya
menunjukkan gejala seperti penderita demam berdarah klasik ditambah
dengan empat gejala utama, yaitu demam tinggi, fenomena hemoragik atau
pendarahan hebat, yang seringkali diikuti oleh pembesaran hati dan
kegagalan sistem sirkulasi darah. Adanya kerusakan pembuluh darah,
pembuluh limfa, pendarahan di bawah kulit yang membuat munculnya
memar kebiruan, trombositopenia dan peningkatan jumlah sel darah merah
juga sering ditemukan pada pasien DBD Salah satu karakteristik untuk
membedakan tingkat keparahan DBD sekaligus membedakannya dari
demam berdarah klasik adalah adanya kebocoran plasma darah.] Fase
kritis DBD adalah seteah 2-7 hari demam tinggi, pasien mengalami
penurunan suhu tubuh yang drastis. Pasien akan terus berkeringat, sulit
tidur, dan mengalami penurunan tekanan darah. Bila terapi dengan
elektrolit dilakukan dengan cepat dan tepat, pasien dapat sembuh dengan
cepat setelah mengalami masa kritis. Namun bila tidak, DBD dapat
mengakibatkan kematian.
3. Sindrom Syok Dengue
Sindrom syok adalah tingkat infeksi virus dengue yang terparah, di
mana pasien akan mengalami sebagian besar atau seluruh gejala yang
terjadi pada penderita demam berdarah klasik dan demam berdarah dengue
disertai dengan kebocoran cairan di luar pembuluh darah, pendarahan
parah, dan syok (mengakibatkan tekanan darah sangat rendah), biasanya
setelah 2-7 hari demam. Tubuh yang dingin, sulit tidur, dan sakit di bagian
perut adalah tanda-tanda awal yang umum sebelum terjadinya syok.
Sindrom syok terjadi biasanya pada anak-anak (kadangkala terjadi pada
orang dewasa) yang mengalami infeksi dengue untuk kedua kalinya. Hal
ini umumnya sangat fatal dan dapat berakibat pada kematian, terutama
pada anak-anak, bila tidak ditangani dengan tepat dan cepat] Durasi syok

5
itu sendiri sangat cepat. Pasien dapat meninggal pada kurun waktu 12-24
jam setelah syok terjadi atau dapat sembuh dengan cepat bila usaha terapi
untuk mengembalikan cairan tubuh dilakukan dengan tepat. Dalam waktu
2-3 hari, pasien yang telah berhasil melewati masa syok akan sembuh,
ditandai dengan tingkat pengeluaran urin yang sesuai dan kembalinya
nafsu makan.
E. Penularan
Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti/Aedes
albopictus betina yang sebelumnya telah membawa virus dalam tubuhnya dari
penderita demam berdarah lain. Nyamuk /Aedes aegypti/ berasal dari Brazil
dan Ethiopia dan sering menggigit manusia pada waktu pagi dan siang. Orang
yang beresiko terkena demam berdarah adalah anak-anak yang berusia di
bawah 15 tahun, dan sebagian besar tinggal di lingkungan lembab, serta
daerah pinggiran kumuh. Penyakit DBD sering terjadi di daerah tropis, dan
muncul pada musim penghujan. Virus ini kemungkinan muncul akibat
pengaruh musim/alam serta perilaku manusia.

F. Penyebaran
Kasus penyakit ini pertama kali ditemukan di Manila, Filipina pada
tahun 1953. Kasus di Indonesia pertama kali dilaporkan terjadi di Surabaya
dan Jakarta dengan jumlah kematian sebanyak 24 orang. Beberapa tahun
kemudian penyakit ini menyebar ke beberapa propinsi di Indonesia,
denganjumlah kasus sebagai berikut :
1. Tahun 1996 : jumlah kasus 45.548 orang, dengan jumlah kematian
sebanyak 1.234 orang.
2. Tahun 1998 : jumlah kasus 72.133 orang, dengan jumlah kematian
sebanyak 1.414 orang (terjadi ledakan)
3. Tahun 1999 : jumlah kasus 21.134 orang.
4. Tahun 2000 : jumlah kasus 33.443 orang.
5. Tahun 2001 : jumlah kasus 45.904 orang
6. Tahun 2002 : jumlah kasus 40.377 orang.

6
7. Tahun 2003 : jumlah kasus 50.131 orang.
8. Tahun 2004 : sampai tanggal 5 Maret 2004 jumlah kasus sudah mencapai
26.015 orang, dengan jumlah kematian sebanyak 389 orang.

7
G. Pencegahan
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian
vektornya, yaitu nyamuk /Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :
1. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara
lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah
padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping
kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah. Sebagai contoh:
a. Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali
seminggu.
b. Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu
sekali.
c. Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
d. Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar
rumah
2. Biologis. Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan
pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14).
3. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan:
a. Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion),
berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas
waktu tertentu.
b. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat
penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan
mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan 3M Plus, yaitu
menutup, menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa plus
seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan
kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida,

8
menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik berkala,
sesuai dengan kondisi setempat.

H. Pengobatan
Demam berdarah biasanya merupakan penyakit yang hanya perawatan
suportif jika tepat sasaran dapat disembuhkan. Acetaminophen dapat
digunakan untuk pengobatan demam berdarah. Untuk beberapa jenis obat
seperti aspirin, obat antinflammatory drugs (NSAID), dan Kortikosteroid
harus dihindari sebagai antisipasi pengobatan demam berdarah.
Pasien dengan demam berdarah diketahui atau dicurigai harus memiliki
jumlah trombosit dan hematokrit diukur setiap hari dari hari ketiga penyakit
sampai 1-2 hari setelah penurunan suhu badan normal. Pasien dengan tingkat
hematokrit yang meningkat atau jumlah trombosit menurun harus memiliki
penggantian defisit volume intravaskular.
Untuk pengobatan demam berdarah lebih lanjut, pasien yang memiliki
tanda-tanda dehidrasi, seperti takikardia, kapiler terisi semakin lama, dingin
atau kulit berbintik-bintik, status mental berubah, penurunan output urine,
kenaikan tingkat hematokrit, tekanan nadi menyempit, atau hipotensi,
memerlukan cairan infus.
Keberhasilan pengobatan demam berdarah yang parah memerlukan
perhatian khusus, seperti cairan dan perawatan proaktif. Defisit volume
Intravaskular harus diperbaiki dengan cairan isotonik seperti larutan Ringer
laktat. Bolus dari 10-20 kg mL / harus diberikan lebih dari 20 menit dan dapat
diulang. Jika ini gagal untuk mengoreksi defisit, nilai hematokrit harus
ditentukan dan jika naik informasi klinis yang terbatas menunjukkan bahwa
plasma expander dapat diberikan. Dekstran 40, atau albumin 5% pada dosis
10-20 kg mL juga dapat digunakan. Jika pasien tidak membaik setelah ini,
kehilangan darah harus dipertimbangkan. Pasien dengan perdarahan internal
atau pencernaan mungkin memerlukan transfusi. Pasien dengan koagulopati
mungkin memerlukan plasma beku segar.

9
Setelah pasien dengan dehidrasi yang stabil, mereka biasanya
membutuhkan cairan infus tidak lebih dari 24-48 jam. cairan intravena harus
dihentikan ketika tingkat hematokrit turun dibawah 40% dan volume
intravaskuler cukup.
Transfusi plasma platelet segar beku mungkin diperlukan untuk
mengontrol pendarahan parah. Sebuah laporan kasus baru-baru ini
menunjukkan perkembangan yang baik setelah pemberian globulin intravena
anti-D di dua pasien. Sebelum mengakhiri, sebelum pengobatan demam
berdarah dilakukan, khendaknya pemeriksaan atau konsultasi kepada dokter
adalah jalan yang terbaik, pastikan penderita berada pada kondisi yang stabil
karena jika dibiarkan akan menjadi semakin parah sehingga menyebabkan
kematian.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan
oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan
nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes
albopictus.Infeksi virus dengue dapat bermanifestasi pada beberapa luaran,
meliputi demam biasa, demam berdarah (klasik), demam berdarah dengue
(hemoragik), dan sindrom syok dengue. Pasien yang menderita demam
berdarah dengue (DBD) biasanya menunjukkan gejala seperti penderita
demam berdarah klasik ditambah dengan empat gejala utama, yaitu demam
tinggi, fenomena hemoragik atau pendarahan hebat, yang seringkali diikuti
oleh pembesaran hati dan kegagalan sistem sirkulasi darah. Adanya kerusakan
pembuluh darah, pembuluh limfa, pendarahan di bawah kulit yang membuat
munculnya memar kebiruan, trombositopenia dan peningkatan jumlah sel
darah merah juga sering ditemukan pada pasien DBD. Uji elisa dapat
dilakukan untuk mendeteksi adanya interaksi antigen dan antibodi terhadap
virus dengue.

B. Saran
1. Perlunya digalakkan Gerakan 3 M plus tidak hanya bila terjadi wabah
tetapi harus dijadikan gerakan nasional melalui pendekatan masyarakat.
2. Diharpakan masyarakat dapat mempertahankan lingkungan hidup yang
bersih dan sehat, dengan ventilasi dan sinar matahari yang cukup.

11
DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Christantie. 1995. Perawatan Pasien DHF. Jakarta: Kedokteran EGC.

Lindayani, Dyah Amiyah dkk. 2013. Bahasa Indonesia sebagai Mata Kuliah
Dasar Umum. Probolinggo: Akbid Hafshawati.

Notoadmijo, S. 1999. Ilmu Kesehatan Masyarakat Edisi 1. Jakarta: Rineka Cipta.

WHO.1998. Demam Berdarah DENGUE (Diagnosis, pengobatan, pencegahan


dan pengendalian). Jakarta: Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai