“Virus Dengue”
Oleh Kelompok 6 :
1. Fatmawati H
2. Firda Mayang Sari
3. Misda
4. Niza Fausia
5. Sinta Bella
6. Tuti Alawiyah
Dosen Pengampu :
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrahim.
Assalamualaikum wr.wb
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat sejalan dengan tugas yang
diberikan oleh dosen Ibu Sulfiah Asri Mulyawati,S.Si., M.Kes pada mata kuliah
pembelajaran.
oleh karena itu, kami sangat menerima kritik dan saran dari dosen dan rekan-rekan
sehingga sesuai dengan apa yang kita harapkan. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat dan membantu para mahasiswa, sehingga kita bisa memahami materi
DAFTAR ISI
II
Cover......................................................................................................i
Kata pengantar......................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan..............................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................2
1.4 Manfaat..............................................................................................3
BAB II Pembahasan..............................................................................4
2.1 Pengertian..........................................................................................4
III
3.1 Kesimpulan........................................................................................14
3.2 Saran..................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
IV
BAB I
PENDAHULUAN
1
per 100.000 penduduk. Pada tahun 2015 angka kesakitan DBD mencapai 50,7 per
100.000 penduduk (Kemenkes RI, 2015).
Provinsi dengan angka kesakitan DBD tertinggi yaitu Bali sebesar 105,95 per
100.000 penduduk selanjutnya Kalimantan Timur sebesar 62,57 per 100.000
penduduk 2 dan angka kesakitan Kalimantan Barat sebesar 52,61 per 100.000
penduduk. Angka kesakitan pada provinsi Bali menurun hampir lima kali lipat
dibandingkan tahun 2016 yaitu 515,90 per 100.000 penduduk pada tahun 2017
(Pusdatin, 2017). Sementara berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Jembrana jumlah total kasus DBD tahun 2019 mencapai 213 kasus.
Berdasarkan uraian diatas, demam berdarah merupakan penyakit yang perlu
mendapatkan perhatian khusus oleh karenanya penulis tertarik membahas tentang
Dengue yang merupakan virus penyebab demam berdarah.
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa itu Virus Dengue
2. Untuk Mengetahui Struktur Virus Dengue
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Siklus Hidup Penularan Virus Dengue
2
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Epidemologi Virus Dengue
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Gejala Penyakit Dengue
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengobatan Penyakit Dengue
7. Untuk Mengetahui Pemeriksaan Imunokromwtografi (ICT) Pada Virus
Dengue
8. Untuk Mengetahui Bagaimana Pencegahan Virus Dengue
1.4 Manfaat
1. Mengetahui Apa itu Virus Dengue
2. Mengetahui Struk Virus Dengue
3. Mengetahui Siklus Hidup Penularan Virus Dengue
4. Mengetahui Epidemologi Penyakit Virus Dengue
5. Mengetahui Gejala Penyakit Dengue
6. Mengetahui Pengobatan Penyakit Dengue
7. Mengetahui Pemeriksaan Imunokromwtografi (ICT) Pada Virus Dengue
8. Mengetahui Pencegahan Virus Dengue
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Demam berdarah dengue (DBD) a adalah infeksi akut yang disebabkan oleh
arbovirus (arthropborn virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
(Aedes albopictuse dan Aedes aegypti).Sampai sekarang dikenal ada 4 jenis virus
dengue yang dapat menimbulkan penyakit, baik demam dengue maupun demam
berdarah.Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue I, II, III, dan IV yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictuse.(Soegijanto, 2004).
(Gambar 2.1)
4
(Gambar 2.2)
DENV atau virus dengue adalah virus berselubung dengan RNA beruntai
tunggal, sense positif, 10,7 kilobasegenom,4 yang diterjemahkan sebagai
poliprotein tunggal dan kemudian dibelah menjadi 3 struktural protein kapsid
(C), pramembran/membran (prM/M), dan selubung (E) dan 7 protein
nonstruktural (NS) oleh protease yang dikodekan oleh virus dan inang. 3
struktural komponen diperlukan untuk pembentukan kapsid (C) dan perakitan
menjadi partikel virus (prM dan E). Protein NS mengandung serin protease dan
helikase yang bergantung pada ATP (NS3), yang diperlukan untuk pemrosesan
poliprotein virus, metiltransferase dan RNA polimerase (NS5) yang bergantung
pada RNA, dan kofaktor untuk protease NS3 (NS2B). NS4B terlibat dalam
memblokir respons interferon (IFN). NS1,NS2A, dan NS4A memiliki fungsi
yang tidak diketahui atau tidak dipahami sepenuhnya. Semua Protein NS
tampaknya diperlukan untuk replikasi yang efisien.
Pada infeksi DENV primer, virus memasuki sel target setelah protein E
melekat reseptor permukaan sel, seperti molekul adhesi antar sel spesifik sel
dendritik3-grabbing non-integrin (DC-SIGN) pada sel dendritik.5 Penyerapan
virus terjadi melalui endositosis yang dimediasi reseptor. Pengasaman endosom
menginduksi konformasi perubahan protein E, menghasilkan fusi membran virus
dan endosome dan pelepasan nukleokapsid ke dalam sitoplasma.6,7 Replikasi
genom virus terjadi di domain diskrit dalam retikulum endoplasma (ER).
5
Perakitan virus terjadi pada RE, dan virion dieksositosis melalui vesikel sekretori
yang diturunkan dari Golgi.
6
(Gambar 2.3)
2.4 Epidemologi Penyakit
Epidemiologi demam dengue atau dengue fever (DF) menjadi beban
kesehatan dunia, karena penyebaran penyakit virus dengan vektor nyamuk Aedes
sp ini terjadi paling cepat di dunia. Penyakit ini umumnya lebih sering ditemukan
pada wilayah tropis dan subtropis. Beberapa bagian negara, seperti Amerika
Selatan, Afrika, Timur Tengah, dan Asia, merupakan beberapa area endemis
dengue. Deteksi demam dengue yang cepat dapat menurunkan tingkat fatalitas
menuju demam dengue berat sampai di bawah 1%.
a. Global
Insidensi demam dengue semakin meningkat setiap tahunnya. Sebanyak
390 juta kasus infeksi virus dengue yang dilaporkan setiap tahunnya di seluruh
dunia. Sekitar 96 juta kasus demam dengue memiliki gejala yang signifikan.
Kasus dengue pada dua dekade terakhir juga dilaporkan meningkat sebesar 8
kali lipat. Keadaan epidemi dengue umumnya terjadi pada benua Amerika,
Asia, Afrika, dan Australia. Serotipe virus dengue yang menyebabkan demam
dengue selalu berubah setiap kejadian luar biasa. Sehingga dianjurkan
pemberian vaksin dengue pada individu yang akan atau tinggal di daerah
endemis.
7
b. Indonesia
Insidensi DF di Indonesia meningkat secara signifikan dalam lima dekade
terakhir. Insidensi demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorrhagic
fever (DHF) di Indonesia per Juli 2020 dilaporkan sebesar 71.633 kasus.
Jumlah kasus terbanyak adalah di Jawa Barat diikuti dengan Bali dan Jawa
Timur, yaitu 10.722, 8.930, dan 5.948 kasus. Pada tahun 2018 dan 2019,
insidensi DBD berjumlah 65.602 dan 138.127 kasus. Dibandingkan dengan
tahun 2018, kasus DBD meningkat secara signifikan.Seluruh serotipe virus
dengue ditemukan di Indonesia. Namun, DENV-3 (46,8%) dan DENV-1
(26,1%) ditemukan paling banyak tersebar di Indonesia. Berbeda pada daerah
Surabaya, dimana DENV-2 merupakan serotipe paling banyak ditemukan.
c. Mortalitas
Sekitar 960‒4.032 kasus kematian akibat DHF di dunia dilaporkan pada
periode tahun 2000‒ 2015. Mortalitas demam dengue yang tidak diobati
adalah sekitar 10‒20%. Namun apabila diobati, mortalitas dapat menurun
sampai <1%.
Case fatality rate (CFR) demam dengue ditemukan semakin menurun
setiap tahunnya. CFR DHF di Indonesia menurun dari tahun 2018 ke
2019, yaitu 0,71% menjadi 0,67%. Pada tahun 2018, dilaporkan 919 kasus
kematian akibat DHF di Indonesia.
8
muncul dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare,
pilek ringan disertai batuk-batuk.
(Gambar 2.4)
Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan
puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis,
jumlah platelet akan jatuh hingga pasien dianggap afebril.Sesudah masa
tunas/inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat mengalami/menderita
penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini:
9
Penyakit Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera
dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat
mengalami syok / kematian.Penyebab demam berdarah menunjukkan
demam yang lebih tinggi, pendarahan, trombositopenia dan
hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil bisa menyebabkan sindrom shock
dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.
10
antibodi/antigen spesifik yang difiksasi pada garis T (tes/test line), protein
rekombinan/antibodi lain yang difiksasi di garis C (kontrol/control line), antibodi
yang dilabel dengan pewarna. 18 Setelah komponen-komponen pada tes
imunokromatografi tersedia, strip imunokromatografi siap digunakan. Langkah
pertama yang dilakukan adalah sampel diberikan pada ujung kertas kromatografi
sehingga akan bermigrasi pada membran kapiler menuju ujung lain kertas. Saat
bermigrasi, sampel akan melewati garis T yang berisi antigen/antibodi spesifik.
Jika pada sampel terdapat target yang ingin dicari, maka target tersebut akan
berikatan dengan antigen/antibodi spesifik di garis T dan sisanya akan berlanjut
dan menempel ke garis C beserta dengan antibodi lainnya.
Namun, jika tidak ada target yang dicari pada sampel, maka hanya terjadi
ikatan di garis C saja, yakni antara antibodi lain yang ada pada sampel dengan
rekombinan protein/antibodi di garis C. Setelah sampel sampai diujung lain strip,
kemudian diberikan antibodi dengan label pewarna yang juga akan migrasi
sepanjang membran kapiler. Antibodi berlabel ini akan berikatan dengan target, di
garis T (jika ada) dan berikatan dengan antibodi di garis C sehingga muncul wana
merah muda.
a. Lingkungan
11
Metode lingkungan ini untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain di
ketahui nyamuk aedes berkembang biak pada tempat-tempat yang dapat
menampung air di dalam rumah seperti : bak mandi, tempayan, pot-pot
tanaman, toples, wadah angkah, dan lain dengan pemberantasan sarang nyamuk
(PSN), pengolahan sampah dan modifikasi tempat perkembang biakan nyamuk
hasil samping kegiatan manusia serta perbaikan desain rumah. Pencegahan
dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk sepanjang hari (pagi sampai sore),
karena nyamuk Aedes aktif pada siang hari dan pasif pada malam hari. Hal
tersebut dapat di lakukan dengan menghindari diri berada di lokasi-lokasi
yang banyak terdapat nyamuk di siang hari, terutama di daerah yang sedang
terjadi serangan demam berdarah atau terdapat penderita DBD. Langkah
yang tepat adalah dengan menyingkirkan tempat perkembangbiakan nyamuk
di sekitar rumah kita. Seperti yang sebagainya. Selain memperhatikan hal
tersebut, juga perlu fi perhatikan kondisi dan situasi rumah, sebaiknya di
usahakan rumah tetap terang dan berventilasi cukup, bersirkulasi baik, bebas
dari lembab dan genangan, tetap terjaga kebersihannya baik di dalam rumah,
tempat kerja, dan halaman rumah bebas dari sampah, akan sangat baik
apabila tanaman tidak terlalu rimbun. Bila di perlukan bisa di lakukan
penyemprotan nyamuk dengan insektisida, memasang kawat nyamuk di
pintu dan jendela, pemakaian kelambu Ketika tidur, pemakaian anti nyamuk
dan baju lengan angkah dan celana angkah dan kaos kaki juga merupakan
Langkah preventif yang bijak sana untuk mencegah demam berdarah.
b. Biologis
c. Kimiawi
12
Pengendalian secara kimiawi diantaranya dilakukan dengan
melakukan pertama : pengasapan (fogging) dengan malathion dan fenthion
yang berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas
waktu tertentu. Ditempat yang sudah terjangkit demam berdarah biasa
dilakukan penyemprotan insektisida secara fogging. Langkah ini mempunyai
beberapa kekurangan karena efeknya hanya bersifat sesaat dan sangat
tergantung pada jenis insektisida yang dipakai, selain itu partikel obat ini
tidak dapat masuk kerumah tempat di temukannya nyamuk dewasa.
Cara pencegahan yang efektik terhadap penyakit demam berdarah yang lazim
di lakukan biasanya dengan mengkombinasikan cara-cara di atas sebagai angkah
prefentif membunuh larva yang di kenal dengan istilam 3M plus terdiri dari :
menguras, menutup dan menimbun, selain itu juga melakukan beberapa plus
seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menabur larvasida,
menggunakan kelambu pada saat tidur siang hari, menyemprot dengan insektisida,
menggunakan repellant, memasang obat nyamuk dan memeriksa jentik secara
berkala dan angkah-langkah lainnya sesuai kondisi setempat. (Depkes.,2004)
BAB III
PENUTUP
13
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Berdasarkan isi dari makalah ini, jika terdapat kekurangan dalam hal
penyajian makalah ini dan dalam hal penyusunan kata-kata yang kurang efektif
penulis mohon kritik dan saran yang berguna bagi penulisan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
14
Education,nature.(2014). Virus Demam Berdarah
(https://www-nature-com.translate.goog/scitable/topicpage/dengue-viruses-
22400925/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc)
15