Oleh Kelompok 3 :
N NAMA
O
1 ANDI TIYO WIJAYA
2 MONTAVIANA G JAMURA
3 VANNY SINERI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2020
i
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas karunianya
Anak Dengan DHF”. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Anak dengan Dosen pengampu mata kuliah Hotnida Erlin
Situmorang, S.Kep., Ns., M.Ng. semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar................................................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................iv
1.3 Tujuan.................................................................................................................iv
2.1 Definisi................................................................................................................1
2.2 ETIOLOGI..........................................................................................................1
2.3 PATOFISIOLOGI...............................................................................................2
2.5 KLASIFIKASI.....................................................................................................5
2.7 PENATALAKSANAAN....................................................................................6
2.8 PENCEGAHAN..................................................................................................8
3.1.1 Pengkajian..................................................................................................10
iii
3.1.2 Diagnosa Keperawatan...............................................................................14
3.1.3 Perencanaan................................................................................................14
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................21
4.1 Keseimpulan......................................................................................................21
4.2 Saran..................................................................................................................21
Daftar Pustaka..............................................................................................................23
iv
BAB I
PENDAHULUAN
sebagai demam berdarah. Menurut para ahli, demam berdarah dengue disebut sebagai
penyakit (terutama sering dijumpai pada anak) yang disebabkan oleh virus Dengue
dengan gejala utama demam, nyeri otot, dan sendi diikuti dengan gejala pendarahan
spontan seperti; bintik merah pada kulit,mimisan, bahkan pada keadaan yang parah
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae,d
engan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal
dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai
Di Indonesia Penyakit DBD pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya
ditenggarai adanya korelasi antara strain dan genetik, tetapi akhir-akhir ini ada
tendensi agen penyebab DBD disetiap daerah berbeda. Hal ini kemungkinan adanya
v
faktor geografik, selain faktor genetik dari hospesnya. Selain itu berdasarkan macam
manifestasi klinik yang timbul dan tatalaksana DBD secara konvensional sudah
berubah. Infeksi virus Dengue telah menjadi masalah kesehatan yang serius pada
Mengetahui gambaran tentang konsep penyakit serta proses keperawatan anak dengan
DHF/DBD
I.3 Tujuan
Memberikan gambaran kepada masyarakat tentang penyakit DHF serta agar dapat
vi
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
II.1 Definisi
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang disertai
yang dapat menyebabkan kematian (Arief Mansjoer & Suprohaita; 2000; 419).
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah infeksi akut yang disebabkan oleh
Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh
empat serotipe virus dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis utama yaitu
akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian (Rohim dkk, 2002 ;
45).
pada anak dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, dan biasanya memburuk
II.2 ETIOLOGI
Virus Dengue.
1
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam
Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue
tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di Indonesia dan dapat
dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis virus dengue yang termasuk dalam
genus flavovirus ini berdiameter 40 nonometer dapat berkembang biak dengan baik
pada berbagai macam kultur jaringan baik yang berasal dari sel – sel mamalia
misalnya sel BHK (Babby Homster Kidney) maupun sel – sel Arthropoda misalnya
Vektor.
nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa
spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan berperan.infeksi dengan salah
bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe jenis yang lainnya
II.3 PATOFISIOLOGI.
Virus dengue masuk dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes dan infeksi
pertama kali mungkin memberi gejala sebagai Dengue Fever (DF). Reaksi tubuh
merupakan reaksi yang biasa terlihat sebagai akibat dari proses viremia seperti
demam, nyeri otot dan atau sendi, sakit kepala, dengan / tanpa rash dan limfa
denopati.
2
Sedangkan DBD biasanya timbul apabila seseorang telah terinfeksi dengan
virus dengue pertama kali, mendapat infeksi berulang virus dengue lainnya. Reinfeksi
konsentrasi komplek antigen antibodi (komplek virus anti bodi) yang tinggi.
endotel dinding itu, renjatan yang tidak diatasi secara adekuat akan
terjadinya pembekuan intra vaskuler yang meluas. Dalam proses aktivasi ini
3
II.4 TANDA DAN GEJALA
Demam.
turun menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsung demam,
gejala – gejala klinik yang tidak spesifik misalnya anoreksia. Nyeri punggung , nyeri
tulang dan persediaan, nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyetainya.
Perdarahan.
Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 dan 3 dari demam dan umumnya
terjadi pada kulit dan dapat berupa uji torniguet yang positif mudah terjadi
perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan purpura. Perdarahan ringan hingga
sedang dapat terlihat pada saluran cerna bagian atas hingga menyebabkan
Hepatomegali.
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada anak
yang kurang gizi hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan dari hepatomegali dan hati
teraba kenyal harus di perhatikan kemungkinan akan tejadi renjatan pada penderita.
Renjatan (Syok).
dimulai dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada
4
ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi
II.5 KLASIFIKASI.
golongan, yaitu :
Derajat I.
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Uji tourniquet positif.
Derajat II.
Derajat III.
Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat
Derajat IV.
Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teatur (denyut jantung ≥ 140x/mnt), anggota
5
II.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG.
1. HB, Hematokrit / PCV meningkat sama atau lebih dari 20 %.Normal : PCV /
Hm = 3 x Hb.
P : 34 – 45 %.
II.7 PENATALAKSANAAN.
6
1) Minum banyak (2-2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirup dan
beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling
3) Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika
8) Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam. Pada kasus dengan renjatan
pasien dirawat di perawatan intensif dan segera dipasang infus sebagai
pengganti cairan yang hilang dan bila tidak tampak perbaikan diberikan
plasma atau plasma ekspander atau dekstran sebanyak 20 30 ml/kg
BB.Pemberian cairan intravena baik plasma maupun elektrolit dipertahankan
12 48 jam setelah renjatan teratasi. Apabila renjatan telah teratasi nadi sudah
teraba jelas, amplitudo nadi cukup besar, tekanan sistolik 20 mmHg,
kecepatan plasma biasanya dikurangi menjadi 10 ml/kg BB/jam.Transfusi
darah diberikan pada pasien dengan perdarahan gastrointestinal yang hebat.
Indikasi pemberian transfusi pada penderita DHF yaitu jika ada perdarahan
yang jelas secara klinis dan abdomen yang makin tegang dengan penurunan
Hb yang mencolok.Pada DBD tanpa renjatan hanya diberi banyak minum
yaitu 1½-2 liter dalam 24 jam. Cara pemberian sedikit demi sedikit dengan
7
melibatkan orang tua. Infus diberikan pada pasien DBD tanpa renjatan apabila
:
Pasien terus menerus muntah, tidak dapat diberikan minum sehingga
II.8 PENCEGAHAN.
Lingkungan.
Biologis.
Kimiawi.
8
o Memberikan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air seperti
9
BAB III
III.1 Pengkajian
Menurut Nursalam (2005) hal-hal yang perlu dikaji pada anak dengan DHF yaitu:
Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia kurang dari
15 tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang tua,
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang ke Rumah Sakit
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat demam
kesadaran kompos mentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 dan hari ke-7, dan
anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan keluhan batuk pilek, nyeri telan,
mual, muntah anoreksia, diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian,
nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi
10
III.1.1.4 Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF, anak bisa mengalami serangan
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya
Status gizi anak yang menderita DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi
baik maupun buruk dapat berisiko, apabila terdapat faktor predisposisinya. Anak
yang menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah, dan nafsu makan
menurun. Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi
yang mencukupi, maka anak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih.
11
3. Eliminasi urine perlu dikaji apakah sering kencing, sedikit/banyak, sakit/tidak.
4. Tidur dan istirahat. Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami
sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun
istirahatnya kurang.
aegypti.
6. Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk
menjaga kesehatan.
meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari ujung rambut sampai
ujung kaki Berdasarkan tingkatan (grade) DHF, keadaan fisik anak adalah sebagai
berikut:
2. Grade II: kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah, ada perdarahan
spontan petekia, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil, dan tidak
teratur.
3. Grade III: kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi lemah,
12
4. Grade IV: kesadaran koma, tanda-tanda vital: nadi tidak teraba, tensi tidak
tampak biru.
Sistem integumen
1. Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul keringat dingin,
dan lembab.
2. Kuku sianosis/tidak.
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy), mata anemis,
hidung kadang mengalami perdarahan (epitaksis) pada grade II, III, IV. Pada mulut
didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi, dan nyeri telan.
Dada
Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada foto thorax terdapat cairan
yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi pleura), Rales , Ronchi yang
asites.
5. Ekstremitas. Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta tulang.
13
III.1.1.10 Pemeriksaan laboratorium
2. Trombositopenia (≤100.000/ml)
dan hiponatremia.
Masalah atau diagnosis yang dapat ditemukan pada psien DHF antara lain:
7. Resiko perdarahan
8. Resiko infeksi
14
III.1.3 Perencanaan
normal
No Intervensi Rasional
15
6. Berikan terapi cairan intravena Pemberian cairan sangat penting
dan obat-obatan sesuai dengan bagi pasien dengan suhu tinggi.
program dokter (kolaborasi) Pemberian cairan merupakan
wewenang dokter sehingga
perawat perlu kolaborasi dalam
hal ini.
KH : Pasien mampu menghabiskan makanan dengan porsi makanan sedikit dan
No Intervensi Rasional
16
bagi pasien terutama saat sakit pasien tentang nutrisi sehingga
motivasi untuk makan meningkat
5. Catatlah jumlah/porsi makanan Untuk mengetahui pemenuhan
yang dihabiskan oleh pasien nutrisi pasien
setiap hari
6. Beri nutrisi parenteral (kolaborasi Nutrisi parenteral sangat
dengan dokter) bermanfaat/dibutuhkan pasien
terutama jika intake per oral
sangat kurang. Jenis dan jumlah
pemberian nutrisi parenteral
merupakan wewenang dokter
trombositopenia.
17
No Intervensi Rasional
18
yang diminum dan manfaatnya
maka pasien akan termotivasi
untuk mau minum obat sesuai
dosis atau jumlah yang diberikan
lemah.
No Intervensi Rasional
19
pasien tanpa membuat pasien
mengalami ketergantungan pada
perawat.
4. Bantu pasien untuk mandiri sesuai Dengan melatih kemandirian
dengan perkembangan kemajuan pasien maka pasien tidak
fisiknya mengalami ketergantungan pada
perawat
5. Berikan penjelasan tentang hal-hal Dengan penjelasan yang
yang dapat membantu dan diberikan kepada pasien, maka
meningkatkan kekuatan fisik pasien termotivasi untuk
pasien kooperatif selama perawatan
terutama terhadap tindakan yang
dapat meningkatkan kekuatan
fisiknya
6. Letakkan barang-barang ditempat Akan membantu pasien untuk
yang mudah terjangkau oleh memenuhi kebutuhannya sendiri
pasien tanpa orang lain
7. Siapkan bel di dekat pasien Agar pasien dapat segera
meminta bantuan perawat saat
membutuhkannya.
20
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Keseimpulan
sebagai demam berdarah. Menurut para ahli, demam berdarah dengue disebut sebagai
penyakit (terutama sering dijumpai pada anak) yang disebabkan oleh virus Dengue
dengan gejala utama demam, nyeri otot, dan sendi diikuti dengan gejala pendarahan
spontan seperti; bintik merah pada kulit,mimisan, bahkan pada keadaan yang parah
IV.2 Saran
melalui uji kompetensi yang dilakukan pada setiap perawat sehingga perawat
21
Daftar Pustaka
M. Nurs, Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan pada bayi dan anak. Salemba
Medika. Jakarta.
Ngastiyah (1995), Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
22