RS ZAHIRAH
Page 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas berkah dan rahmat Nya, sehingga
tersusunlah buku pedoman Pelayanan RS.Zahirah ini.
Saat ini kebutuhan akan standar pelayanan merupakan suatu hal yang sangat penting,
khususnya di Instalasi Gizi, buku ini akan menjadi acuan bagi petugas untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan batasan dan tanggung
jawab masing masing. Disamping itu, dalam rangka meningkatkan mutu rumah sakit dan
melaksanakan visi dan misinya, diperlukan Pedoman Pelayanan Gizi agar senantiasa dapat
menjaga mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien.
Buku ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu masukan dan saran dari berbagai
pihak sangat kami harapkan untuk revisi dikemudian hari.
Tim Penyusun
Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian integral yang tidak dapat
dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pada saat ini perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan semakin meningkat dan sudah mengarah
pada spesialisasi dan subspesialisasi. Semakin pesat laju pembangunan, semakin besar pula
tuntutan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
bagi masyarakat. Salah satu yang tertuang dalam Undang undang No.23 Tahun 1992
tentang kesehatan bertujuan melindungi pemberi dan penerima jasa pelayanan kesehatan serta
memberi kepastian hukum dalam rangka meningkatkan, mengarahkan dan memberi dasar
bagi pembangunan kesehatan. Dalam pembangunan kesehatan. Dalam pembangunan
kesehatan perlu dilakukan peningkatan pelayanan kesehatan termasuk peningkatan Pelayanan
Radiologi di Rumah Sakit.
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan
dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolism tubuh.
Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya
proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi
kondisi pasien yang semakin buruk karena tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi untuk
perbaikan organ tubuh. Selain itu, masalah gizi lebih dan obesitas erat hubungannya dengan
penyakit degenerative, seperti diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan
penyakit kanker, memerlukan terapi gizi untuk membantu penyembuhannya.
Page 3
B. Tujuan
Pedoman ini dibuat sebagai acuan pelayanan gizi di RS.Zahirah, hal ini karena
pelayanan gizi adalah salah satu komponen penting dalam penatalaksanaan pasien yang dapat
berperan meningkatkan mutu gizi, sehingga pengobatan terhadap pasien menjadi lebih
terarah.
C. Ruang Lingkup
Pelayanan Gizi di RS.Zahirah meliputi:
1. Asuhan Gizi Rawat Jalan
2. Asuhan Gizi Rawat Inap
3. Penyelenggaraan Makanan
D. Batasan Operasional
1. Gizi
Adalah salah satu sarana penunjang medis yang memberikan layanan untuk memenuhi
kebutuhan gizi masyarakat rumah sakit rawat inap dan rawat jalan, untuk keperluan
metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan, mengoreksi kelainan metabolisme dalam
upaya preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif.
2. Standar Pelayanan Gizi
Adalah sumber yang berlaku sesuai dengan tingkat atau kelas rumah sakit dan sarana
pelayanan kesehatan lainnya yang menyelenggarakan pelayanan gizi yang disesuaikan
dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status
metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses
penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh
terhadap keadaan gizi pasien tersebut.
3. Tenaga Profesional / Formal Gizi adalah tenaga yang mencakup : Tenaga Gizi yang telah
lulus pendidikan di bidang gizi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Standar Prosedur Operasional ( SPO ) adalah kumpulan instruksi, langkah langkah yang
telah dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
5. Ruangan
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung semua kegiatan yang dipergunakan
sesuai dengan standar ruangan gizi, aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan
dengan pasien untuk kebutuhan penyediaan makan pasien. Semua ruangan harus
mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan dan sesuai dengan peraturan
sarana dan prasarana rumah sakit.
6. Bahan Gizi
Pedoman pelayanan unit gizi
Page 4
a. Spesifikasi bahan makanan adalah standar bahan makanan yang ditetapkan oleh
unit/instalasi gizi sesuai dengan ukuran dan bentuk.
b. Bahan makanan basah adalah bahan makanan yang harus disimpan dalam lemari
dingin untuk menjaga kualitas dan mutu dari bahan tersebut dengan suhu yang telah
ditetapkan.
c. Bahan makanan kering adalah bahan makanan yang harus disimpan dalam tempat
kering, tidak mengandung air/lembab untuk menjaga kualitas dan mutu dari bahan
tersebut dimana suhu ruangan biasanya berkisar 19-210C.
d. Bahan tambahan pangan adalah bagian dari bahan baku pangan, yang ditambahkan ke
dalam makanan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. Bahan yang biasa
digunakan untuk makanan antara lain bahan pengawet, pemanis, pewarna, penyedap
rasa dan aroma, bahan antigumpal, bahan pemucat, antioksidan dan pengental.
e. Air adalah media yang digunakan dalam banyak kegiatan di unit gizi dan harus
memenuhi persyaratan kualitas air bersih dan atau air minum.
7. Metode Pemeriksaan
Tujuan melakukan suatu pemeriksaan antara lain untuk meningkatkan mutu pelayanan
gizi. Tiap tujuan pemeriksaan memerlukan sensitivitas dan spesifitas yang berbeda
beda, sehingga perlu dipilih metode yang sesuai karena setiap metode mempunyai
sensitivitas dan spesifitas yang berbeda beda pula.
8. Pemantapan Mutu ( quality assurance ) gizi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk
menjamin mutu pelayanan terutama dibidang gizi. Pemantapan Mutu terbagi menjadi 3
indikator :
a. Indicator proses : indicator yang mengukur elemen pelayanan yang disediakan oleh
institusi yang bersangkutan.
b. Indicator struktur : indicator yang menilai ketersediaan dan penggunaan fasilitas,
peralatan, kualifikasi professional, struktur organisasi yang berkaitan dengan
pelayanan yang diberikan.
c. Indicator outcome : indicator untuk menilai keberhasilan intervensi gizi yang
diberikan.
9. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Gizi
Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) gizi merupakan bagian dari pengelolaan gizi
secara keseluruhan. Gizi adalah unit pelayanan dimana tempat kerjanya harus terjamin
dan aman dalam proses penyelenggaraan makanan banyak. Petugas harus memahami
keamanan gizi dan tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan
pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SOP, serta mengontrol bahan
makanan secara baik menurut standar pelayanan gizi yang benar.
Pedoman pelayanan unit gizi
Page 5
Page 6
BAB II
STANDAR KETENAGAAN PELAYANAN GIZI
Untuk menjalankan pelayanan gizi didukung oleh tenaga profesional gizi dan tenaga
penunjang gizi.
Kualifikasi Sumber Daya Manusia
1. Kepala Unit Gizi
Kepala Unit Gizi bertindak sebagai koordinator palaksanaan dan pengembangan
pelayanan gizi rumah sakit dan pelayanan pendidikan serta memfasilitasi penelitian di
unit gizi yang memiliki uraian tugas sebagai berikut :
a. Memimpin dan mengelola Unit Gizi untuk pencapaian Visi dan Misi RS Zahirah
b. Mengembangkan pelayanan Unit Gizi sehingga mampu memberikan pelayanan yang
unggul dan berperan optimal sebagai revenue center
c. Memimpin dan mengembangkan SDM Unit Gizi
Pedoman pelayanan unit gizi
Page 7
d. Mengatur, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan rutin dan berkala manajemen dan
administrasi Unit Gizi
e. Mengembangkan fungsi pengawasan dan evaluasi terhadap pengelolaan diet pasien
f. Membina hubungan baik intern dan ekstern RS
g. Penyelenggaraan tugas-tugas lain agar pelayanan gizi berjalan baik dan lancar
2. Administrasi Gizi
Administrasi Gizi adalah staf dibawah kepala unit gizi yang memiliki uraian tugas
sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
3. Juru Masak
Juru Masak adalah staf dibawah kepala unit gizi yang memiliki uraian tugas sebagai
berikut :
a. Memasak nasi, nasi tim, bubur sesual jumlah pasien
b. Memasak sayuran, lauk hewani dan nabati sesuai jumlah pasien dan membedakannya
c.
d.
e.
f.
g.
h.
4. Juru saji
Juru saji adalah staf dibawah kepala unit gizi yang memiliki uraian tugas sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Page 8
Berdasarkan uraian kompetensi tersebut, kualifikasi SDM Unit Gizi secara menyeluruh
disajikan pada tabel 1.1 sebagai berikut
Tabel 1.1
Kualifikasi SDM Unit Gizi
NAMA
URAIAN TUGAS
JABATAN
KUALIFIKASI
1.
Memiliki
persyaratan
kemampuan
dibidang teknis,
manajerial dan
fisik
2.
Memiliki
Gizi
e. Mengembangkan fungsi pengawasan dan evaluasi
pengetahuan
pengalamam
dan
dibidangnya
minimal 2 tahun
dengan
pendidikan
minimal
diploma gizi
Memiliki
3.
persyaratan
Pedoman pelayanan unit gizi
Page 9
mental yang
Administrasi
gizi
a.
b.
c.
d.
baik
D3 Gizi/SMU
farmasi
e. Mencatat tambahan menu (atas permintaan pasien
Juru Masak
a.
b.
sendiri)
Memasak nasi, nasi tim, bubur sesual jumlah SMU/SMK
pasien
Memasak sayuran, lauk hewani dan nabati sesuai
jumlah pasien dan membedakannya sesuai diet
Juru Saji
c.
d.
e.
f.
g.
h.
a.
b.
pasien
Memotong sayuran sesuai dengan menu
Menyiapkan bumbu sesuai dengan menu
Mencuci peralatan memasak
Merapihkan meja persiapan memasak
Mentestur makanan yang sudah dimasak
Operan makanan yang sudah siap ke juru saji
Menulis etiket makan (pagi, siang dan sore)
SMU/SMK
Menyiapkan peralatan makan sesuai dengan
c.
d.
e.
jumlah pasien
Membersihkan trolley makan dan trolley snack
Membuat snack untuk pasien yang berdiet
Menyiapkan snack untuk disajikan ke pasien dan
f.
mengantarkannya ke pasien
Menyiapkan makan sesuai diet pasien dan
g.
mengantarkannya ke pasien
Mangambil peralatan makan yang kotor dari
h.
i.
j.
k.
perawatan pasien
Mengepel lantai dan membersihkan saluran air
Menanyakan menu sarapan ke pasien
Mengisi air panas kedalam termos dan
mengantarkannya untuk kebutuhan pasien
Page 10
A. Distribusi Ketenagaan
1) Uraian Pekerjaan
Kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh petugas gizi tiap shiftnya adalah sebagai
berikut :
a. Memasak nasi, nasi tim, bubur sesual jumlah pasien
b. Memasak sayuran, lauk hewani dan nabati sesuai jumlah pasien dan
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
Page 11
Jika waktu efektif kerja shift adalah 6 jam, maka petugas farmasi yang di butuhkan
adalah :
79.2 jam : 6 jam = 13.2 = 13 orang
B. Pengaturan Jaga
Gizi merupakan salah satu penunjang medis terpenting di dalam rumah sakit, sehingga
Gizi harus ada sewaktu waktu, sehingga gizii dibuat 24 jam untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. untuk pembagian dinas, gizi dibuat 3 shift untuk dapat memenuhi kebutuhan
tersebut :
a. Dinas pagi 7 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 1 orang kepala unit, 2 orang
juru masak dan 2 orang juru saji
b. Dinas sore 7 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 4 orang petugas gizi.
c. Dinas malam 10 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 3 orang petugas gizi.
BAB III
STANDAR FASILITAS GIZI
Pintu masuk
Papan pasien
Ruang masak
wc
Meja Adm
Pedoman pelayanan unit gizi
Page 12
Te
m
pa
t
pe
ny
im
pa
na
Ruang
pengolahan
makanan
Ruang penyimpanan
Ruang cuci
berkas
le
m
ari
le
m
ari
Ruang
istirahat staf
B. Fasilitas
Instalasi Gizi memiliki fasilitas ruangan yang terdiri dari :
Ruang Penerimaan dan penyimpanan bahan makanan
Digunakan sebagai penerimaan bahan makanan yang didalamnya memiliki
fasilitas :
a. Chiller
b. Lemari bahan kering
c. Kulkas pendingin
Ruang persiapan bahan makanan
Digunakan sebagai tempat persiapan bahan makanan, pengolahan dan pencucian
bahan makanan yang didalamnya memiliki fasilitas :
a. Meja distribusi
b. Water heater
c. Bak cuci ganda
d. Lemari makan gantung
e. Lemari alat-alat
f. Kerata makan berpemanas/tidak berpemanas
g. Panic
h. Wajan
i. Alat pengaduk dan penggoreng
j. Alat makan (piring, gelas, sendok, mangkok,dll)
k. Blender
l. Oven listrik
Pedoman pelayanan unit gizi
Page 13
m. Tempat sampah
Ruang fasilitas pegawai
Digunakan untuk tempat ganti pakaian pegawai, istirahat, ruang makan, kamar
mandi dan kamar kecil yang didalamnya memiliki fasilitas :
a. Lemari pakaian
b. Meja dan kursi makan
c. Matras tidur
Ruang pengawas
Diperlukan untuk pengawas/kepala unit melakukan kegiatannya yang didalamnya
memiliki fasilitas :
a. Meja dan kursi kerja
b. Computer dan CPU
c. Kipas angin
d. Telepon
Page 14
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Petugas gizi menerima laporan pasien baru dari bagian keperawatan atau ruang
rawat inap berupa daftar diet pasien.
Petugas perawatan melaporkan jika ada pasien baru masuk atau ada pasien pulang
sebelum jam makan pasien.
Petugas gizi mencatat di whiteboard sesuai tanggal masuk, ruang atau kelas, nama
pasien, umur, dokter dan diagnosa diet pasien.
Petugas gizi mempersiapkan makanan dan snack untuk pasien baru tersebut.
Sarapan pagi
Snack pagi
Makan siang
Snack sore
Makan sore
Petugas gizi memasak bahan makanan yang sudah disiapkan sesuai dengan
standar menu dan standar diet.
Page 15
Petugas gizi mengantar makanan keruang perawatan sesuai dengan formulir daftar
diet pasien untuk didistribusikan.
BAB V
LOGISTIK
Keperluan logistik di unit gizi meliputi bahan medis yang dipenuhi oleh instalasi gizi
seperti : handscoon, masker, alcohol swab, spuit, micropore, dll. Sedangkan untuk bahan
bahan reagensia dan ATK (Alat Tulis Kantor ) dipenuhi melalui bagian pengadaan / logistik .
1) Alur Permintaan Barang Bahan Medis dan Bahan Makanan
Ka.Gizi
Permintaan
Barang
Medis ke
Logistik
Farmasi
Non Medis ke
Logistik
Umum
2) Perencanaan
Pengadaan bahan gizi harus mempertimbangkan hal hal sebagai berikut :
a) Tingkat Persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan
jumlah
Page 16
Page 17
hasil olahnya
Telur, buah dan hasil olahnya
Sayur, buah dan minuman
Tepung dan biji-bijian
5) Penggunaan
Penggunaan
5 70C
100C
250C
-5 00C
100C
250C
< -5 0C
100C
250C
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Pedoman pelayanan unit gizi
Page 18
Keselamatan pasien ( patient safety ) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
assesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem
tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.
B. Tujuan
1) Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2) Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3) Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit
4) Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan
C. Tatalaksana Keselamatan Pasien
Keselamatan pasien merupakan salah satu kegiatan rumah sakit yang
dilakukan melalui assasmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko. Di Rumah Sakit Zahirah, kegiatan ini dilakukan melalui monitoring
indikator mutu pelayanan tiap unit kerja terutama yang terkait dengan pelaksanaan
patient safety, tindakan preventif, tindakan korektif.
1) Monitoring indikator mutu pelayanan
Kegiatan ini merupakan kegiatan assesmen risiko. Indikator mutu pelayanan
rumah sakit dan unit kerja secara rinci dijelaskan pada Pedoman Mutu Pelayanan,
Pedoman Mutu Pelayanan unit gizi secara rinci ada pada BAB VIII Pengendalian
Mutu. Indikator mutu pelayanan yang menyangkut patient safety secara rinci
dapat dilihat pada format indikator mutu pelayanan pada pedoman mutu
pelayanan. Indikator tersebut merupakam milik unit kerja, ditentukan periode
pengambilan data dan analisisnya. Bila terjadi penyimpangan atau terjadi kejadian
yang tidak diinginkan pimpinan unit melaporkan pada pertemuan manajemen
seperti diatur pada tindakan preventif.
2) Tindakan Preventif
Tindakan Preventif sebenarnya adalah sistem yang diharapkan dapat
mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
Page 19
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pedoman Umum
Kesehatan dan Keselamatn Kerja ( K3 ) gizi merupakan bagian dari
pengelolaan gizi secara keseluruhan. Gizi melakukan berbagai tindakan dan kegiatan
terutama berhubungan dengan penyajian makanan pasien dan alat-alat memasak. Bagi
petugas gizi yang selalu kontak dengan makanan dan pasien, maka berpotensi
terinfeksi kuman patogen. Potensi infeksi juga dapat terjadi dari petugas ke petugas
lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi,
perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami keamanan gizi dan
Pedoman pelayanan unit gizi
Page 20
menginformasikan,
memonitor
dan
mengevaluasi
pelaksanaan keamanan gizi, terutama untuk gizi yang melakukan berbagai jenis
pelayanan dan kegiatan pada satu sarana, diperlukan suatu Tim fungsional
keamanan gizi.
Kepala gizi adalah penanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan K3 gizi.
Dalam pelaksanaannya kepala gizi dapat menunjuk seorang petugas atau
membentuk tim K3 gizi.
Petugas atau tim K3 gizi mempunyai kewajiban merencanakan dan memantau
pelaksanaan K3 yang telah dilakukan oleh setiap petugas gizi, dengan tujuan :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c. Mencegah, mengurangi bahaya ledakan
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian lain yang berbahaya
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan
f. Member perlindungan pada pekerja
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau
radiasi, suara dan getaran
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik
fisik/psikis, keracunan, infeksi dan penularan
i. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
j. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
k. Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya
l. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
m. Mencegah terkena aliran listrik
n. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi
Setiap tim gizi sebaiknya membuat pokok pokok K3 gizi yang penting dan
ditempatkan di lokasi yang mudah dibaca oleh setiap petugas gizi.
2) Kesehatan Petugas gizi
Pada setiap calon petugas gizi harus dilakukan pemeriksaan kesehatan lengkap
termasuk foto toraks.
Page 21
Keadaan kesehatan petugas gizi harus memenuhi standar kesehatan yang telah
ditentukan di gizi.
Untuk menjamin kesehatan para petugas gizi harus dilakukan hal hal sebagai
berikut :
a. Pemeriksaan foto toraks dilakukan setiap 3 tahun.
b. Pemberian imunisasi
Setiap petugas gizi harus mempunyai program imunisasi, terutama bagi
petugas yang bekerja di gizi tingkat keamanan biologis 2,3 dan 4.
Vaksinasi yang diberikan :
Vaksinasi Hepatitis B untuk semua petugas gizi
c. Pemantauan Kesehatan
Kesehatan setiap petugas gizi harus selalu dipantau, untuk itu setiap petugas
harus mempunyai Kartu Kesehatan yang selalu dibawa setiap saat dan
diperlihatkan kepada dokter bila petugas tersebut sakit. Minimal setiap tahun
dilaksanakan
pemeriksaan
kesehatan
rutin
termasuk
pemeriksaan
laboratorium.
Bila petugas gizi sakit lebih dari 3 hari tanpa keterangan yang jelas tentang
penyakitnya maka petugas yang bertanggung jawab terhadap K3 gizi harus
melapor pada kepala unit gizi tentang kemungkinan terjadinya pajanan yang
diperoleh dari laboratorium dan menyelidikinya.
3) Sarana dan Prasarana K3 gizi umum yang perlu disiapkan di gizi adalah :
a. Baju kerja, celemek, dan topi terbuat dari bahan yang tidak panas, tidak licin
dan enak dipakai, sehingga tidak mengganggu gerak pegawai sewaktu kerja
b. Menggunakan sandal yang tidak licin bila berada dilingkungan dapur (jangan
menggunakan sepatu yang berhak tinggi)
c. Menggunakan cempal/serbet pada tempatnya
d. Tersedia alat sanitasi yang sesuai, misalnya air dalam keadaan bersih dan
jumlah yang cukup, sabun, alat pengering dsb
e. Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik ditempat yang mudah
dijangkau
f. Tersedia alat/obat P3K yang sederhana
4) Pengamanan pada keadaan darurat
a. Sistem tanda bahaya
b. Sistem evakuasi
c. Perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K )
d. Alat komunikasi darurat baik didalam atau keluar gizi
e. Sistem informasi darurat
f. Pelatiahan khusus berkala tentang penanganan keadaan darurat
g. Alat pemadam kebakaran, masker, pasir dan sumber air terletak pada lokasi
yang mudah dicapai
Pedoman pelayanan unit gizi
Page 22
bahan makanan
Lampu harus dimatikan bila tidak dipergunakan
Tidak mengangkut barang berat, bila tidak sesuai dengan kemampuan anda
Tidak mengangkut barang dalam jumlah yang besar, yang dapat
dan penyimpanan
b. Mencegah kecelakaan di ruang persiapan ,pengolahan dan pada saat distribusi
makanan, misalnya:
- Menggunakan peralatan yang sesuai dengan cara yang baik misalnya
gunakan pisau, golok parutan kelapa yang baik dan tidak bercakap-cakap
-
pemakaiannya
Bersihkan mesin sesuai petunjuk dan matikan mesin jika tidak digunakan
Menggunakan serbet sesuai dengan macam dan peralatan yang akan
dibersihkan
Berhati-hatilah bila membuka dan menutup, menyalakan atau mematikan
kapasitasnya
Meletakkan alat menurut tempatnya dan diatur dengan rapi
Bila membawa air panas, tutuplah dengan rapat dan jangan mengisi terlalu
penuh
Page 23
Page 24
juga menggunakan kode warna, mis: kantong untuk linen biasa, linen kotor, dan
linen terinfeksi di rumah sakit dan tempat tempat perawatan.
d. Standarisasi kantong dan kontainer pembuangan limbah
Keberhasilan pemisahan limbah tergantung kepada kesadaran, prosedur yang
jelas serta keterampilan petugas sampah pada semua tingkat.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Agar upaya peningkatan mutu di RS.Zahirah dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa tentang konsep dasar upaya peningkatan
mutu pelayanan.
A. Mutu Pelayanan
1) Pengertian mutu
a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa
b. Mutu adlah expertise, atau keahlian dan keterikatan ( komitmen ) yang selalu
dicurahkan pada pekerjaan
c. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar
Pedoman pelayanan unit gizi
Page 25
Page 26
BAB IX
PENUTUP
Pedoman organisasi Unit Gizi yang sudah kita susun bersama, hendaknya menjadi
dasar setiap SDM di Unit Gizi khususnya dan SDM RS.Zahirah dan menjalankan organisasi
demi tercapainya kinerja yang optimal.
Dalam perjalanan waktu, sesuai perkembangan dan tuntutan Pedoman Pelayanan
Organisasi ini akan kita revisi bila diperlukan.
Page 27