Anda di halaman 1dari 6

PROSEDUR TETAP

SKRINING/PENGKAJIAN GIZI
RSUD dr.RASIDIN
PADANG NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
38/GZ/SPO-RSUD/I/2018 00 1/1

Tanggal terbit Ditetapkanoleh


STANDAR Direktur RSUD dr. Rasidin Padang
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj.HERLIN SRIDIANI, M.Kes
Pengertian Mengidentifikasikan pasien yang memerlukan asesmen gizi lebih lanjut.
Tujuan Untuk mengidentifikasikan seorang pasien beresiko atau tidak beresiko
malnutrisi, atau dengan kondisi khusus.
Kebijakan  Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit Kementrian Kesehatan
Tahun 2013
 Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar Tahun 2014
Prosedur 1.Skrining gizi dilakukan pada pasien baru masuk rumah sakit dalam
waktu 1x24 jam oleh perawat.
2.Skrining dilakukan dengan metode Malnutrition Screening Tool (MST)
3. Apabila didapatkan hasil skor MST ≥2 dilakukan asesmen/
pengkajian lanjutan oleh ahli gizi.
Parameter Skor
1 Apakah pasien mengalami penurunan
beratbadan (BB) yang tidak direncanakan/tidak
diinginkan selama 6 bulan terakhir?
 Tidak 0

 Tidak yakin(ada tanda baju menjadi 2


longgar)
 ya, ada penurunan BB sebanyak :
1-5 kg 1
6-10 kg 2
11-15 kg 3
>15 kg 4
Tidak tahu berapa kg penurunan 2
2 Apakah asupan makan pasien berkurang karena
penurunan nafsu makan/Kesulitan menerima
makanan?
 Tidak 0
 Ya 1
Total Skor
Bila skor ≥2 dilakukan pengkajian lanjut oleh ahli gizi
Unit Terkait Instalasi Gizi
Ruang rawat inap
PROSEDUR ASESMEN GIZI PADA PASIEN
ANAK BERESIKO MALNUTRISI
No.Dokumen No.Revisi Halaman
07/GZ/SPO-RSUD/I/2018 00 1/1
RSUD dr.RASIDIN
PADANG

Tanggalterbit Ditetapkanoleh
STANDAR
Direktur RSUD dr. Rasidin Padang
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj.HERLIN SRIDIANI, M.Kes
Pengertian Asesmen gizi adalah kegiatan mengumpulkan dan
mengkaji data terkait gizi yang relevan untuk
mengidentifikasi masalah gizi pada pasien dan
penyebabnya.
Data yang dikumpulkan meliputi :
 Data Antropometri untuk menentukan status gizi :
BB, TB, bila pasien tidak dapat ditimbang maka
diukur PB.
 Data riwayat gizi : pola makan, asupan zat gizi
sehari, kecukupan gizi dibanding kebutuhan.
 Data Laboratorium yang terkait gizi : albumin, Hb,
gula darah, ureum, kreatinin, dll.
 Data klinis/fisik yang berhubungan dengan
defisiensi gizi : kondisi kulit, mata, rambut,
kehilangan masa otot, kehilangan lemak, dll.
 Riwayat personal : diagnosis medis, tingkat sosial
ekonomi, aktifitas fisik, kebiasaan minum
obat/jamu, suplemen gizi, dll.
Tujuan Mengetahui masalah gizi pasien dan penyebabnya,
berdasarkan hal tersebut selanjutnya Dietesien/Ahli
Gizi membuat perencanaan intervensi/pemberian
makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizi pasien
dan persepsi dokter.
Kebijakan  Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit
Kementrian Kesehatan Tahun 2013.
 Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar Tahun
2014.
 Asuhan Gizi Klinik Tahun 2019
PROSEDUR ASESMEN GIZI PADA PASIEN
ANAK BERESIKO MALNUTRISI
No.Dokumen No.Revisi Halaman
07/GZ/SPO-RSUD/I/2018 00 1/1
RSUD dr.RASIDIN
PADANG

Tanggalterbit Ditetapkanoleh
STANDAR
Direktur RSUD dr. Rasidin Padang
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj.HERLIN SRIDIANI, M.Kes
Prosedur 1. Dietisien/Ahli Gizi mendapat informasi mengenai
adanya pasien baru dengan resiko malnutrisi.
2. Dietisien/Ahli Gizi mengunjungi semua pasien baru
dan melakukan anamnesa terkait gizi pada pasien
berisiko malnutrisi, data yang dikumpulkan meliputi
: antropometri, biokimia, klinis, riwayat gizi serta
riwayat personal dan mengkaji data-data tersebut
untuk menentukan diagnosa gizi/ masalah gizi.
3. Selanjutnya dietisien/ Ahli Gizi membuat rencana
intervensi gizi/pemberian makanan sesuai dengan
kondisi pasien dan persepsi diet dokter.
4. Hasil asesmen gizi ditulis dalam form Pemantauan
Asuhan Gizi dengan format ADIME (Asesmen-
Diagnosis, Gizi-Intervensi, Gizi-Monitoring-Evaluasi)
5. Kategori dan ambang batas status gizi berdasarkan
indeks BB/U 0-60 bulan dengan kategori :
a. Gizi Buruk : <-3 SD
b. Gizi kurang :<-3 SD s/d <-2 SD
c. Gizi Baik : <-2 SD s/d 2 SD
d. Gizi Lebih : >2SD

6. Kategori dan ambang batas Status Gizi berdasarkan


indeks IMT/U 5-18 tahun dengan kategori :
a. Sangat Kurus : <- 3 SD
b. Kurus : -3 SD s/d < -2 SD
b. Normal : -2 SD s/d 1 SD
c. Gemuk : >1 SD s/d 2 SD
d. Obesitas : >2 SD

Unit Terkait  Instalasi Gizi


 Ruang Rawat Inap
PROSEDUR ASESMEN GIZI PADA PASIEN
DEWASA BERESIKO MALNUTRISI
No.Dokumen No.Revisi Halaman
06/GZ/SPO-RSUD/I/2018 00 1/1
RSUD dr.RASIDIN
PADANG

Tanggal terbit Ditetapkan oleh


STANDAR Direktur RSUD dr. Rasidin Padang
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj.HERLIN SRIDIANI, M.Kes
Pengertian Asesmen gizi adalah kegiatan mengumpulkan dan
mengkaji data terkait gizi yang relevan untuk
mengidentifikasi masalah gizi pada pasien dan
penyebabnya.
Data yang dikumpulkan meliputi :
 Data Antropometri untuk menentukan status gizi :
BB, TB, bila pasien tidak dapat ditimbang maka
diukur LILA dan Tinggi Lutut. Kemudian status gizi
berdasarkan IMT atau LILA.
 Data riwayat gizi : pola makan, asupan zat gizi
sehari, kecukupan gizi dibanding kebutuhan.
 Data Laboratorium yang terkait gizi : albumin, Hb,
gula darah, ureum, kreatinin, dll.
 Data klinis/fisik yang berhubungan dengan
defisiensi gizi : kondisi kulit, mata, rambut,
kehilangan masa otot, kehilangan lemak, dll.
 Riwayat personal : diagnosis medis, tingkat sosial
ekonomi, aktifitas fisik, kebiasaan minum
obat/jamu, suplemen gizi, dll.
Tujuan Mengetahui masalah gizi pasien dan penyebabnya,
berdasarkan hal tersebut selanjutnya Dietesien/Ahli Gizi
membuat perencanaan intervensi/pemberian makanan
yang sesuai dengan kebutuhan gizi pasien dan persepsi
dokter.
Kebijakan  Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit
Kementrian Kesehatan Tahun 2013.
 Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar Tahun
2014.
PROSEDUR ASESMEN GIZI PADA PASIEN
DEWASA BERESIKO MALNUTRISI
No.Dokumen No.Revisi Halaman
06/GZ/SPO-RSUD/I/2018 00 1/1
RSUD dr.RASIDIN
PADANG

Tanggalterbit Ditetapkanoleh
STANDAR Direktur RSUD dr. Rasidin Padang
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj.HERLIN SRIDIANI, M.Kes
Prosedur 1. Dietisien/Ahli Gizi mendapat informasi mengenai
adanya pasien baru dengan resiko malnutrisi.
2. Dietisien/Ahli Gizi mengunjungi semua pasien baru
dan melakukan anamnesa terkait gizi pada pasien
berisiko malnutrisi, data yang dikumpulkan meliputi :
antropometri, biokimia, klinis, riwayat gizi serta riwayat
personal dan mengkaji data-data tersebut untuk
menentukan diagnosa gizi/ masalah gizi.
3. Selanjutnya dietisien/ Ahli Gizi membuat rencana
intervensi gizi/pemberian makanan sesuai dengan
kondisi pasien sesuai persepssi diet dokter.
4. Hasil asesmen gizi ditulis dalam form Pemantauan
Asuhan Gizi dengan format ADIME (Asesmen-
Diagnosis, Gizi-Intervensi, Gizi-Monitoring-Evaluasi)
5. Kategori status gizi berdasarkan IMT Kg/m² dengan
kategori :
a. Malnutrisi Ringan 17 s/d 18,5
b. Malnutrisi Sedang 16 s/d 16,9
c. Malnutrisi Berat < 16

 Instalasi Gizi
Unit Terkait  Ruang Rawat Inap
PROSEDUR TETAP
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)

RSUD dr.RASIDIN NO DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


PADANG 13/GZ/SPO-RSUD/I/2018 00 1/1
Tanggal terbit Ditetapkan oleh
STANDAR Direktur RSUD dr. Rasidin Padang
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Hj.HERLIN SRIDIANI, M.Kes
Pengertian PAGT (Proses Asuhan Gizi Terstandar) adalah suatu
metode pemecahan masalah yang sistematis, dimana ahli
gizi/dietesien menangani masalah-masalah yang berkaitan
dengan gizi.
Tujuan Memberikan asuhan gizi yang aman dan efektif bagi
pasien.
Kebijakan  Buku Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit
Kementrian Kesehatan Tahun 2013
 Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar Tahun 2014
 Asuhan Gizi Klinik Tahun 2019
Prosedur 1. Melakukan screening awal ( dilakukan oleh perawat )
2. Melanjutkan assesmen/pengkajian gizi berupa
anamnesa riwayat makan, riwayat personal, membaca
hasil pemeriksaan laboratorium dan fisik klinis,
kemudian menganalisa semua data assesmen gizi.
3. Menetapkan diagnosis gizi dan menghitung kebutuhan
gizi pasien.
4. Memberikan intervensi gizi berupa menetapkan diit
pasien berdasarkan diagnosis gizi, bila jenis diit yang
ditentukan dokter sebelumnya telah sesuai maka diit
tersebut diteruskan dengan dilengkapi rancangan diit,
apabila terjadi perubahan diit maka dilakukan usulan
perubahan dengan mendiskusikan terlebih dulu dengan
dokter penanggung jawab.
5. Melakukan edukasi dan konseling gizi dengan langkah
menyiapkan dan mengisi leaflet/brosur diet sesuai
dengan penyakit dan kebutuhan gizi pasien,
menjelaskan tujuan diet, jadwal, jenis, jumlah bahan
makanan sehari menggunakan alat peraga (food model),
menjelaskan tentang makanan yang dianjurkan dan
tidak dianjurkan, cara pemasakan yang disesuaikan
dengan pola makan serta kemampuan pasien.
6. Melakukan monitoring dan evaluasi untuk mengetahui
respon pasien terhadap intervensi gizi yang dilakukan
dengan melihat perkembangan kondisi pasien meliputi
pemahaman dan ketaatan pasien terhadap diit,
mengecek asupan makan pasien, melihat status gizi
pasien apakah tetap atau berubah, dsb.
7. Melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan
gizi/PAGT dengan menggunakan format ADIME
(assesment, Diagnosis, Intervensi, Monitoring &
Evaluasi).
Unit Terkait  Instalasi Gizi
 Ruang Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai