Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN GIZI PADA BALITA

GIZI BURUK
No. Dokumen : SOP/GIZI/02/2017
No. Revisi : 0
SOP Tgl. Terbit : 1 Februari 2017
Halaman : 1/1
UPTD. PUSKESMAS
PENUJAK Sirajuddin, A.Md. G
NIP. 19681231 199203 1112

1. Pengertian Serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur yang memungkinkan


untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan/pemberian pelayanan
gizi pada balita gizi buruk untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam proses asuhan gizi pada balita gizi buruk
3. Kebijakan  SK Kepala UPTD. Puskesmas Penujak No.
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Penujak
4. Referensi  Pedoman Proses Asuhan Gizi Tersstandar (PAGT), Kementrian
Kesehatan RI: Jakarta 2014
 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Kemenkes RI, Direktorat
Jendral Bina Gizi dan KIA Jakarta: 2014

5. Prosedur / 1. Pengkajian Gizi (Asesment Gizi) yaitu pengkajian atas :


Langkah-langkah
- Riwayat gizi klien (gambaran kebiasan/pola makan dan asupan zat
gizi sehari)
- Data antropometri
- Data biokimia
- Pemeriksaan fisik/klinis
- Riwayat personal
2. Menentukan diagnosa gizi yang sesuai dengan masalah yang
ditemukan pada pengkajian gizi
3. Menentukan intervensi gizi
Mengacu pada SOP tatalaksana gizi buruk
4. Monitoring dan Evaluasi
Untuk mengetahui tingkat kemajuan pasien (asupan gizi sesuai
kebutuhan, peningkatan BB dalam jangka waktu tertentu)

6. Unit Terkait - Unit Rawat Inap


- Laboratorium
- Instalasi gizi
ASUHAN GIZI
No. Dokumen : SOP/GIZI/01/2017
No. Revisi :
SOP Tgl. Terbit : 1 Februari 2017

Halaman : ½

UPTD. PUSKESMAS Sirajuddin, A.Md. G


PENUJAK NIP. 19681231 199203 1112

1. Pengertian Serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur yang memungkinkan


untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan/pemberian pelayanan
gizi pada pasien dengan resiko nutrisi*) untuk memenuhi kebutuhan
gizinya.

2. Tujuan Sebagai acuan dalam proses asuhan gizi pada balita gizi buruk

3. Kebijakan SK Kepala UPTD. Puskesmas Penujak No


tentang Standar Pelayanan Publik UPTD. Puskesmas Penujak
4. Referensi  Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT), Kementrian
Kesehatan RI: Jakarta 2014
 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Kemenkes RI, Direktorat
Jendral Bina Gizi dan KIA Jakarta: 2014

5. Prosedur / 1. Pengkajian Gizi (Asesmen Gizi) yaitu pengkajian atas :


Langkah-langkah
- Riwayat gizi klien (gambaran kebiasan/pola makan dan asupan zat
gizi sehari)
- Data antropometri
- Data biokimia
- Pemeriksaan fisik/klinis
- Riwayat personal
2. Menentukan diagnosa gizi yang sesuai dengan masalah yang
ditemukan pada pengkajian gizi
3. Menentukan intervensi gizi
Menentukan jenis diit sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
pasien

4. Monitoring dan Evaluasi


Kemajuan dan perkembangan pasien meliputi : perkembangan data
antropometri, perkembangan data laboratorium yang terkait gizi,
perkembangan fisik/klinis, perkembangan asupan makanan,
perkembangan perubahan prilaku dan sikap, perkembangan diagnose
gizi.
*) Pasien dengan resiko nutrisi seperti gizi buruk, kurang, lebih,
mengalami penurunan asupan, penurunan berat badan

6. Unit Terkait - Unit Rawat Inap


- Laboratorium
- Instalasi gizi
PELAYANAN KONSELING GIZI

No. Dokumen : SOP/GIZI/03/2017


No. Revisi : 0
SOP Tgl. Terbit : 1 Februari 2017
Halaman : 1/2
UPTD.
Sirajuddin, Amd. G
PUSKESMAS NIP. 19681231 199203 1112
PENUJAK

1. Pengertian Serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah yang


dilaksanakan oleh Tenaga Gizi untuk menanamkan dan meningkatkan
pengertian, sikap dan prilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi
masalah gizi sehingga pasien dapat memutuskan apa yang akan
dilakukannya.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah konseling gizi,
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Penujak No:
tentang Standar Pelayan Public UPTD. Puskesmas Penujak
4. Referensi  Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT), Kementrian
Kesehatan RI: Jakarta 2014
 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Kemenkes RI, Direktorat
Jendral Bina Gizi dan KIA Jakarta: 2014
5. Prosedur / 1. Membangun Dasar Konseling
Langkah-
2. Pengkajian Gizi (Asesmen Gizi)
langkah
- Riwayat gizi klien
- Antropometri
- Data laboratorium
- Pemeriksaan fisik (evaluasi system tubuh, wasting otot dan lemak
subkutan, nafsu makan dll)
- Riwayat klien (riwayat personal, medis, keluarga dan social)
3. Menegakkan Diagnosa Gizi
Yaitu masalah gizi spesifik yang menjadi tanggung jawab nutrisionis
untuk menanganinya
4. Intervensi Gizi
Merupakan tindakan terencana yang ditujukan untuk merubah prilaku
gizi, kondisi lingkungan atau aspek status kesehatan individu

5. Monitoring dan Evaluasi


Untuk mengetahui tingkat kemajuan pasien dan apakah tujuan atau
hasil yang diharapkan telah tercapai
6. Dokumentasi Asuhan Gizi
7. Mengakhiri Konseling (Terminasi)

6. Unit Terkait Poli Rawat Jalan, Rawat Inap, Laboratorium dan KIA
TATA LAKSANA/PENANGANAN
BALITA GIZI BURUK
RAWAT INAP
No. Dokumen : SOP/GIZI/04/2017
No. Revisi : 0
SOP Tgl. Terbit : 1 Februari 2017
Halaman : 1/1
UPTD.
Sirajuddin, Amd. G
PUSKESMAS NIP. 19681231 199293 1112
PENUJAK

1. Pengertian Prosedur atau mekanisme pengobatan dan pelayaanan kepada balita gizi
buruk (indeks BB/TB nilai Z-score <-3SD dan atau tanda klinis) dengan
komplikasi yang dirawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan melalui 4
fase (stabilisasi, transisi, rehabilitasi dan tindak lanjut)
2. Tujuan - Sebagai acuan dalam tata laksana gizi buruk
- Membantu memulihkan kondisi balita gizi buruk (status gizi dan
komplikasi penyakit)
3. Kebijakan SK Kepala UPTD. Puskesmas Penujak No:
tentang Standar Pelayan Public UPTD. Puskesmas Penujak
4. Referensi  Buku Bagan Tata Laksana Gizi Buruk Buku I dan Petunjuk Teknis
Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku II, Direktorat Jendral Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta. 2011)
 Pedoman Pelayanan anak Gizi Buruk, Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. Direktorat Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak,
Jakarta 2011
 Buku Petunjuk Pelaksanaan Surveilans, Direktorat Jendral Bina
Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta. 2013)
5. Prosedur / 1. Mencegah dan mengatasi hipoglikemia
Langkah-langkah Segera berikan Glukosa 10% intra vena (iv) bolus, : dosis 5 ml/kgBB
2. Mencegah dan mengatasi hipotermi
Pertahankan dan pulihkan suhu tubuh anak agar tidak hipotermi (36-
37°C)
3. Mencegah dan mengatasi dehidrasi
4. Memperbaiki gangguan keseimbangan
5. Mengobati infeksi
6. Memperbaiki kekurangan zat gizi mikro
7. Memberikan makanan untuk stabilisasi dan transisi
8. Memberikan makanan untuk tumbuh kejar
9. Memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang
10.Mempersiapkan untuk tindak lanjut di rumah
6. Unit Terkait Rawat inap, Laboratorium
TATA LAKSANA/PENANGANAN
BALITA GIZI BURUK
RAWAT JALAN
No. Dokumen : SOP/GIZI/05/2017

No. Revisi : 0
SOP
Tgl. Terbit : 1 Februari 2017

Halaman : 1/1
UPTD.
Sirajuddin, Amd. G
PUSKESMAS NIP. 19681231 199293 1112
PENUJAK

1. Pengertian Prosedur atau mekanisme pengobatan dan pelayaanan kepada balita gizi
buruk (indeks BB/TB nilai Z-score <-3SD dan atau tanda klinis) dengan
komplikasi Pasca perawatan / pada masa Rehabilitasi dan tindak lanjut
sehingga status gizi meningkat menjadi gizi baik

2. Tujuan - Sebagai acuan dalam tata laksana gizi Buruk pasca perawatan
- Membantu memulihkan kondisi balita gizi buruk (status gizi dan
komplikasi penyakit) menjadi balita gizi baik
3. Kebijakan SK Kepala UPTD. Puskesmas Penujak No:
tentang Standar Pelayan Public UPTD. Puskesmas Penujak
] 4. Referensi  Buku Bagan Tata Laksana Gizi Buruk Buku I dan Petunjuk Teknis
Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku II, Direktorat Jendral Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta. 2011)
 Pedoman Pelayanan anak Gizi Buruk, Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. Direktorat Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak,
Jakarta 2011
 Buku Petunjuk Pelaksanaan Surveilans, Direktorat Jendral Bina
Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta. 2013)
5. Prosedur / 1. Balita dirujuk dari Rumah sakit atau Rawat Inap setelah pasien boleh
Langkah-langkah pulang dan memasuki fase rehabilitasi dan tindak lanjut
2. Melakukan antropometri ulang untuk penentuan status gizi
3. Memberikan formula lanjutan ( F 100 )
4. Melakukan pemantauan pemberian F 100 setiap 4 hari untuk
mengetahui tk. Asupan pasien balita gizi buruk
5. Melakukan konsultasi lanjutan dengan dokter puskesmas untuk
pengobatan penyakit infeksi dan penyakit penyerta bila ada
6. Melanjutkan dengan pemberian makanan lokal yang bervariasi untuk
tumbuh kejar
7. Memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang
8. Melakukan monitoring selama 3 bulan penanganan dan dilanjutkan
dengan 2 bulan pasca penanganan
6. Unit Terkait Poli BP / MTBS, Laboratorium

PEMESANAN MAKANAN PASIEN


No. Dokumen : SOP/GIZI/06/2017

No. Revisi :
SOP
Tgl. Terbit : 1 Februari 2017

Halaman : 1/1
UPTD.
Sirajuddin, A.Md.G
PUSKESMAS NIP. 19681231 199203 1112
PENUJAK

1. Pengertian Serangkaian proses kegiatan permintaan makanan pasien sesuai dengan


jenis diit yang direkomendasikan oleh nutrisionis dan dokter kepada unit
penyelenggara makanan atau instalasi gizi.
2. Tujuan - Sebagai acuan dalam proses pemesanan makanan
- Agar pasien mendapat makanan sesuai dengan jenis diitnya

3. Kebijakan SK Kepala UPTD. Puskesmas No tentang


Standar Pelayanan Publik UPTD. Puskesmas Penujak
4. Referensi  Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT), Kementrian
Kesehatan RI: Jakarta 2014
 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Kemenkes RI, Direktorat
Jendral Bina Gizi dan KIA Jakarta: 2014
Prosedur / - Nurisionis bersama dokter melakukan penentuan jenis diit (intervensi
Langkah-langkah
gizi) berdasarkan diagnosa gizi/medis pasien
5.
- Nutrisinis mencatat jenis diit pasien pada register atau formulir
Permintaan Makanan Pasien Rawat Inap (PMPRI)
- Nutrisionis menyerahkan formulir PMPRI dan memesan makanan
pasien kepada unit penyelenggara makanan atau instalasi gizi dengan
ketentuan :
 Makanan Pagi : pemesanan pada jam 20.00-21.00
wita
 Makan Siang : pemesanan pada jam 09.00-10.00
wita
 Malam : pemesanan pada jam 14.00-15.00
wita
- Perubahan atau penambahan jumlah pesanan makanan pasien dapat
dikonfirmasi pada unit penyelenggara makanan atau instalasi gizi pada
rentang waktu tersebut diatas
6. Unit Terkait - Instalasi Gizi atau unit penyelenggara makanan yang telah ditunjuk
- Nutrisionis
- Dokter
- Rawat Inap

PENYIAPAN MAKANAN PASIEN


No. Dokumen : SOP/GIZI/07/2017
No. Revisi :

SOP Tgl. Terbit : 1 Februari 2017

Halaman : 1/1

UPTD. PUSKESMAS Sirajuddin, A.Md. G


PENUJAK NIP. 19681231 199203 1112

1. Pengertian Kegiatan persiapan pendistribusian makanan pasien rawat inap pada


tempat/ruang penyajian sesuai pesanan/permintaan nutrisionis

2. Tujuan - Sebagai acuan dalam proses penyiapan makanan


- Menghindari kesalahan dalam pendistribusian makanan pasien
sehingga pasien mendapat makanan sesuai dengan jenis diitnya.

3. Kebijakan SK Kepala UPTD. Puskesmas No


tentang Standar Pelayanan Publik UPTD. Puskesmas Penujak.
4. Referensi  Pedoman Proses Asuhan Gizi Tersstandar (PAGT), Kementrian
Kesehatan RI: Jakarta 2014
 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Kemenkes RI, Direktorat
Jendral Bina Gizi dan KIA Jakarta: 2014
5. Prosedur / - Makanan yang telah dipesan di instalasi gizi atau unit penyelenggaraan
Langkah-langkah
yang ditunjuk diterima oleh nutrisionis
- Nutrisionis bersama pramusaji melakukan pengecekan makanan sesuai
pesanan (jumlah, jenis makanan, dan porsi) serta keamanan dan
kebersihan makanan
- Pramusaji melakukan pengelompokkan/pemisaahan makanan pasien
pada nampam atau tempat distribusi berdasarkan ruangan pasien
dibawah pengawasan nutrisionis sesuai dengan formulir PMPRI
- Makanan siap distribusikan
6. Unit Terkait - Instalasi Gizi atau unit penyelenggara makanan yang telah ditunjuk
- Nutrisionis
- Pramusaji
PENDISTRIBUSIAN DAN
PEMBERIAN MAKANAN PASIEN
No. Dokumen :
SOP/GIZI/08/2017

SOP No. Revisi :


Tgl. Terbit : 1 Februari 2017
Halaman : 1/2

UPTD. PUSKESMAS Sirajuddin, A.Md.G


PENUJAK NIP. 19681231 199203 1112

1. Pengertian Serangkaian proses kegiatan penyampaian makanan sesuai dengan jenis


diit (jenis makanan, jumlah porsi ) pasien/konsumen yang dilayani.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan penyiapan makanan
pasien.
2. Tujuan - Sebagai acuan dalam proses pendistribusian dan pemberian makanan
makanan
- Agar pasien mendapatkan makanan sesuai dengan jenis diit dan jadwal
pemberian makanan
3. Kebijakan SK Kepala UPTD. Puskesmas No
tentang Standar Pelayanan Publik UPTD. Puskesmas Penujak
4. Referensi  Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT), Kementrian
Kesehatan RI: Jakarta 2014
 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Kemenkes RI, Direktorat
Jendral Bina Gizi dan KIA Jakarta: 2014
5. Prosedur / - Makanan pasien yang telah dikelompokkan/dipisahkan berdasarkan
Langkah-langkah
ruangan didistribusikan pada pasien ke masing-masing ruangan
- Pendistribusian makanan ke pasien sesuai dengan jenis dan macam diit
oleh petugas distribusi (pramusaji) dengan pembagian waktu sbb:
 Makanan Pagi : 07.00-07.30 Wita
 Makanan Siang : 12.00-12.30 Wita
 Makanan Malam : 17.00-17.30 Wita
- Selama proses pendistribusian harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
 Kebersihan petugas pendistribusian (personal hygiene)
 Petugas pramusaji tidak mengidap penyakit kronis
 Kerapian, kebersihan dan keamanan makanan yang sampai ke
pasien
 Ketepatan waktu pendistribusian makanan sampai ke pasien
6. Unit Terkait - Instalasi Gizi atau unit penyelenggara makanan yang telah ditunjuk
- Petugas Distribusi (pramusaji)
- Nutrisionis
EDUKASI KELUARGA TENTANG
PEMBATASAN DIIT PASIEN
No. Dokumen : SOP/GIZI/09/2017
No. Revisi :
SOP Tgl. Terbit : 1 Februari 2017
Halaman : 1/1

UPTD. PUSKESMAS Sirajuddin, A.Md.G


PENUJAK NIP. 19681231 199203 1112

1. Pengertian Kegiatan penyampaian informasi tentang jenis, jumlah dan bentuk


makanan yang disarankan kepada pasien bila keluarga ikut menyediakan
makanan di rawat inap.

2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah edukasi tentang


pembatasan diit pasien.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD. Puskesmas No
tentang Standar Pelayanan Publik UPTD. Puskesmas Penujak
4. Referensi  Pedoman Proses Asuhan Gizi Tersstandar (PAGT), Kementrian
Kesehatan RI: Jakarta 2014
 Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Kemenkes RI, Direktorat
Jendral Bina Gizi dan KIA Jakarta: 2014
5. Prosedur / - Menjelaskan kepada keluarga tentang jenis diit yang dijalankan pasien
Langkah-langkah
(tergantung diagnose penyakit) seperti diit lambung, diit rendah garam
dll.
- Menjelaskan kepada keluarga bentuk makanan yang harus disiapkan
(Biasa/nasi, Lunak/bubur,Saring/lumat dan Cair)
- Menjelaskan kepada keluarga tentang jumlah dan frekwensi makanan
yang harus dikonsumsi oleh pasien setiap hari.(jumlah makanan
diinformasikan kepada keluarga dalam ukuran rumah tangga/URT
seperti nasi (pring/gelas), sayur (mangkuk/gelas), ikan/lauk (potong
besar/sedang/kecil), kacang-kacangan (sendok) dll
- Menjelaskan kepada keluarga tentang makanan yang dianjurkan, yang
boleh/tidak boleh dan makanan yang dibatasi
- Menjelaskan kepada keluarga tentang cara /proses pemasakan makanan
yang baik diberikan (menggoreng, menumis, mengukus, dll)
- Mengecek dengan menanyakan kembali kepada pasien atau keluarga
tentang kesesuaian makanan yang telah diberikan.
6. Unit Terkait - Instalasi Gizi atau unit penyelenggara makanan yang telah ditunjuk
- Nutrisionis
- Keluarga Pasien
- Rawat Inap

PENYIMPANAN MAKANAN DAN


DISTRIBUSI MAKANAN YANG
KONTAMINASI DAN PEMBUSUKAN
No.
:
Dokumen /SOP/GIZI/10/2017
No. Revisi : 0
SOP
Tgl. Terbit : 1 Februari 2017

Halaman : ½

UPTD. PUSKESMAS Sirajuddin, Amd. G


NIP. 19681231 199203
PENUJAK
1112

1. Pengertian 1. Penyimpanan makanan merupakan salah satu prinsip dari hygiene


dan sanitasi makanan. Penyajian makanan yang tidak baik dan etis.
Bukan saja dapat mengurangi selera makan seseorang tetapi dapat
juga menjadi penyebab kontaminasi terhadap bakteri.

2. Distribusi dimana pemasaran yang berusaha memperlancar dan


mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada
konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang
diperlukan ( jenis, jumlah, harga, tempat dan saat dibutuhkan.

2. Tujuan 1. Menciptakan nilai tumbuh produk melalui fungsi-fungsi pemasaran


yang dapat merealisasikan kegunaan/utilitas bentuk, tempat, waktu.
2. Penyelenggaraan makanan di puskesmas sangat bergantungdari
hygiene dan sanitasi agar makanan tersebut tidak menjadi sumber
penularan penyakit bagi manusia yang mengkonsumsi makanan
tersebut.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas UPTD. Penujak No: / PKM. PNJ/ TAHUN


2017 tentang Standar Pelayan Public UPTD. Puskesmas Penujak

4. Referensi  Permenkes No. 01 Menkes/I/2016 tentang penyelenggaraan makanan


UU Nomor 01 Tahun 2016, tentang kesehatan

5. Prosedur /
1. Bahan makan diperiksa sesuai dengan pesanan dan ketentuan
Langkah-
spesifikasi bahan makanan yang dipesan
langkah
2. Gunakan bahan baku yang baik
3. Bersihkan semua alat sebelum digunakan
4. Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja
5. Masaklah pangan secara seksama dan sempurna untuk
membunuh mikroorganisme yang ada didalamnya
6. Simpanlah pangan ditempat yang sesuai
7. Agar lebih lama dilakukan proses pengawetan pada pangan
8. Bahan makanan dikirim ke gudang sesuai dengan jenis barang
atau dapat langsung ketempat pengolahan bahan makanan
9. Bahan makanan yang tidak sesuai spesifikasi dapat
dikembalikan serta minta ganti makanan yang sesuai
spesifikasi.
PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN
MENTAH
No.
: SOP/GIZI/ 11 /2017
Dokumen
No. Revisi : 0
SOP Tgl. Terbit : 1 Februari 2017

Halaman : 1/2

UPTD. PUSKESMAS Sirajuddin, Amd. G


PENUJAK NIP. 19681231 199203 1112

1. Pengertian Suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara jumlah, kualitas dan
keamanan bahan makanan kering dan segar baik kualitas maupun
kuantitas ( termasuk standar mutu gizi ) pada tempat yang sesuai dengan
karakteristik bahan makanannya.
2. Tujuan Tersedianya bahan makanan yang siap digunakan dalam jumlah dan
kualitas yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD. Puskesmas Penujak No:
tentang Standar Pelayan Public UPTD. Puskesmas Penujak
4. Referensi  Ilmu Pangan, Jakarta, 2012 ; Tekhnologi Pengolahan Sayur-
sayuran dan Buah-buahan, Jakarta, 2012; GMP, FG. Winarno,
Jakarta, 2008
5. Prosedur / 1. Adanya ruang penyimpanan bahan makanan kering dan bahan
Langkah-
makanan segar
langkah
2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai
peraturan
3. Tersedianyakartu stok bahan makanan / buku catatan keluar
masuknya bahan makanan.
Syarat tempat penyimpanan bahan makanan
1. Tempat penyimpanan bahan makanan harus terhindar dari
kemungkinan kontaminasi baik oleh bakteri, serangga, tikus,
dan hewan lainnya maupun bahan berbahaya.
2. Penyimpanan harus memperhatikan prinsip FIFO ( first in
first out ) dan FEFO ( first expired rirst out ).
3. Tempat atau wadah penyimpanan harus sesuai dengan jenis
bahan makanan, contoh : bahan makanan yang mudah rusak
disimpan dilemri pendingin, bahan makanan kering disimpan
di tempat kering dan tidak lembab.
4. Ketebalan dan bahan padat tidak lebih dari 10 cm
5. Ketebalan penyimpanan dalam ruangan 80 – 90 %
6. Penyimpanan bahan makanan olahan pablik
7. Makanan dalam kemasan tertutup disimpan pada suhu 10°C

Anda mungkin juga menyukai