Anda di halaman 1dari 4

ASESMEN AWAL GIZI PASIEN ANAK

RS ‘AISYIYAH KUDUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman

02/SPO/GIZI/XI/201 A 1/1
9

SPO Tanggal terbit Ditetapkan :


Direktur RS ‘Aisyiyah Kudus

6 November 2019

dr. H. Hilal Ariadi, M.Kes


NPP. 7274022

PENGERTIAN Kegiatan melakukan anamnesa yang berhubungan dengan keadaan


gizi pasien dengan usia 0 sampai dengan 19 tahun, untuk menentukan
status gizi dan rencana tindakan terhadap pasien berkaitan dengan
pemberian diet, yang dilakukan saat pasien datang. Asesmen awal ini
dilakukan oleh perawat.
TUJUAN 1. Acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan asesmen
Awal Gizi Pasien Anak
2. Supaya pasien teridentifikasi status gizinya sejak pasien masuk ke
rumah sakit
KEBIJAKAN 1. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit ‘Aisyiyah Kudus Nomor
153/SK-PDA/E-RS/VII/2017 Tentang Pedoman Pelayanan Gizi
2. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit ‘Aisyiyah Kudus Nomor
292/SK-PDA/E-RS/VII/2017 tentang Panduan Asesmen Gizi
PROSEDUR 1. Perawat mengucapkan salam kepada keluarga
2. Perawat menanyakan identitas pasien sesuai dengan prosedur
3. Perawat melakukan Asesmen gizi dengan cara bertanya kepada
keluarga pasien sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan untuk
asesmen gizi. Hal-hal yang ditanyakan adalah :
a. Pasien tampak kurus
b. Apakah terdapat penurunan BB anak selama 1 bulan terakhir?
c. Untuk bayi < 1 tahun : BB tidak naik selama 3 bulan terakhir
d. Apakah terdapat salah satu kondisi berikut ( diare > 5kali/hari
muntah > 3 kali/hari,asupan makan menurun)
e. Apakah terdapat penyakit gizi buruk/PJB/CKD/Sindroma
nefrotik/infeksi kronis.
Jika ada jawaban Ya pasien beresiko malnutrisi, harus
dikonsultasikan kedietisien/nutrisionis.
Kesimpulan : Beresiko Malnutrisi Ya

UNIT TERKAIT 1. Unit Gizi


2. Unit Gawat Darurat
3. Unit Rawat Jalan
4. Unit Rawat Inap
ASESMEN GIZI
RS ‘AISYIYAH KUDUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman

1/2

SPO Tanggal terbit Ditetapkan :


Direktur RS ‘Aisyiyah Kudus

dr. H. Hilal Ariadi, M.Kes


NPP. 7274022

PENGERTIAN Assesmen Gizi adalah skrining gizi yang dilakukan kepada


pasien baru untuk mengetahui status nutrinya
TUJUAN Sebagai pedoman pelaksanaan assesmen gizi
KEBIJAKAN 3. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit ‘Aisyiyah Kudus Nomor
153/SK-PDA/E-RS/VII/2017 Tentang Pedoman Pelayanan Gizi
4. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit ‘Aisyiyah Kudus Nomor
292/SK-PDA/E-RS/VII/2017 tentang Panduan Asesmen Gizi
PROSEDUR f. Perawat melakukan skrining gizi awal pada pasien baru
dengan kondisi sadar, dapat berkomunikasi, tidak pre/post
partum dengan formulir MST dirawat jalan dan rawat inap
a. Bila skor MST ≥ 2 maka dilaporkan ke dokter
pemeriksa/DPJP dan dirujuk ke Dietisien/ahli gizi untuk
pengkajian/asesmen gizi.
b. Bila skor MST 0 – 1 Pasien dengan status gizi baik atau
tidak berisiko malnutrisi, dilakukan skrining ulang setelah 1
minggu. Jika hasil skrining ulang berisiko malnutrisi maka
dilaporkan ke dokter pemeriksa/DPJP dan dirujuk ke
Dietisien/ahli gizi untuk pengkajian/assesmen gizi.
c. Dietisien membaca hasil skrining gizi pada saat kunjungan
awal pasien baru. Selanjutnya dietisien akan melakukan
assesmen gizi.
d. Hasil skrining gizi dapat digunakan oleh Dokter di rawat
jalan sebagai bahan pertimbangan untuk merujuk pasien ke
Dietisien untuk asuhan Gizi.
2. Dietisien melakukan Assesmen gizi dengan mengkaji data
riwayat personal, riwayat diet, data antopometri, data
laboratorium dan data fisik/ klinis pasien yang bertujuan untuk
mengetahui masalah gizi pasien dan penyebabnya. Prosedur
Assesmen gizi awal oleh dietisien meliputi:
a. Perawat memberikan informasi kepada dietisien
tentang pasien baru yang berisiko malnutrisi, malnutrisi
b. Dietisien membaca hasil skrining gizi
c. Dietisien mengunjungi semua pasien baru dan melihat
dokumen medik untuk mengetahui risiko malnutrisi dan
kondisi khusus serta preskripsi diet
d. Dietisien melakukan anamnesis terkait gizi pada pasien
berisiko malnutris. Data yang dikumpulkan meliputi ;
ASESMEN GIZI
RS ‘AISYIYAH KUDUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman

2/2

PROSEDUR antropometri,biokimia, klinis, riwayat gizi serta riwayat


personal dan mengkaji data-data tersebut untuk
menentukan dignosis gizi/masalah gizi.
e. Dietisien membuat rencana intervensi
gizi/pemberian suplemen makanan sesuai dengan
kondisi pasien dan preskripsi diet Dokter.
f. Dietisien akan mengusulkan perubahan diet, jumlah dan
cara makan apabila preskripsi diet dari dokter dirasa
kurang sesuai, dietisien akan mengusulkan perubahan diet.
g. Dietesian menulis hasil asemen di formuliur catatan asuhan
gizi
h. Dietesien akan melakukan monitorin dan evaluasi dan
asesmenulang gizi untuk mengevaluasi efektivitas
intervensi gizi berdasarkan hasil berat ringannya risiko
malnutrisi pasien
3. Dietisien akan melakukan assesmen gizi lanjut dengan
prosedur sebagai berikut:
a. Dietisien mengunjungi pasien menurut tingkat risiko
malnutrisi, yaitu setiap hari untuk pasien berisiko
tinggi malnutrisi, setiap 3 hari untuk pasien berisiko
malnutrisi sedang dan setiap 7 hari untuk pasien berisiko
rendah malnutrisi / tidak berisiko.
b. Dietisien memonitor tingkat asupan makan pasien,
perubahan berat badan dan hasil laboratorium.
1) Berisiko tinggi malnutrisi, monitoring asupan
makanan setiap hari.
2) Berisiko menengah, monitoring asupan makanan
selama 3 hari, jika tidak ada peningkatan, lanjutkan
pengkajian dan ulangi skrining setiap 7 hari.
c. Dietisien mencatat perubahan asupan makan dan status gizi
pasien dengan format ADIME dan pada Formulir
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (SOAP).
d. Apabila setelah diberikan intervensi gizi tidak ada
perbaikan seperti : asupan makan pasien selama lima hari
sangat kurang pada pasien berisiko tinggi, maka Dietisien
menyampaikan ke dokter DPJP untuk dipertimbangkan
dibicarakan dalam pertemuan Tim Asuhan Gizi/Tim
dukungan gizi/Tim Kasus sulit dan malnutrisi untuk
mencari solusi pemecahan masalah gizi pasien.
UNIT TERKAIT 5. Unit Gizi
6. Unit Gawat Darurat
7. Unit Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai