PENGERTIAN Kegiatan melakukan anamnesa yang berhubungan dengan keadaan
gizi pasien dengan usia 0 sampai dengan 19 tahun, untuk menentukan status gizi dan rencana tindakan terhadap pasien berkaitan dengan pemberian diet, yang dilakukan saat pasien datang. Asesmen awal ini dilakukan oleh perawat. TUJUAN 1. Acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan asesmen Awal Gizi Pasien Anak 2. Supaya pasien teridentifikasi status gizinya sejak pasien masuk ke rumah sakit KEBIJAKAN 1. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit ‘Aisyiyah Kudus Nomor 153/SK-PDA/E-RS/VII/2017 Tentang Pedoman Pelayanan Gizi 2. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit ‘Aisyiyah Kudus Nomor 292/SK-PDA/E-RS/VII/2017 tentang Panduan Asesmen Gizi PROSEDUR 1. Perawat mengucapkan salam kepada keluarga 2. Perawat menanyakan identitas pasien sesuai dengan prosedur 3. Perawat melakukan Asesmen gizi dengan cara bertanya kepada keluarga pasien sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan untuk asesmen gizi. Hal-hal yang ditanyakan adalah : a. Pasien tampak kurus b. Apakah terdapat penurunan BB anak selama 1 bulan terakhir? c. Untuk bayi < 1 tahun : BB tidak naik selama 3 bulan terakhir d. Apakah terdapat salah satu kondisi berikut ( diare > 5kali/hari muntah > 3 kali/hari,asupan makan menurun) e. Apakah terdapat penyakit gizi buruk/PJB/CKD/Sindroma nefrotik/infeksi kronis. Jika ada jawaban Ya pasien beresiko malnutrisi, harus dikonsultasikan kedietisien/nutrisionis. Kesimpulan : Beresiko Malnutrisi Ya
UNIT TERKAIT 1. Unit Gizi
2. Unit Gawat Darurat 3. Unit Rawat Jalan 4. Unit Rawat Inap ASESMEN GIZI RS ‘AISYIYAH KUDUS No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2
SPO Tanggal terbit Ditetapkan :
Direktur RS ‘Aisyiyah Kudus
dr. H. Hilal Ariadi, M.Kes
NPP. 7274022
PENGERTIAN Assesmen Gizi adalah skrining gizi yang dilakukan kepada
pasien baru untuk mengetahui status nutrinya TUJUAN Sebagai pedoman pelaksanaan assesmen gizi KEBIJAKAN 3. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit ‘Aisyiyah Kudus Nomor 153/SK-PDA/E-RS/VII/2017 Tentang Pedoman Pelayanan Gizi 4. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit ‘Aisyiyah Kudus Nomor 292/SK-PDA/E-RS/VII/2017 tentang Panduan Asesmen Gizi PROSEDUR f. Perawat melakukan skrining gizi awal pada pasien baru dengan kondisi sadar, dapat berkomunikasi, tidak pre/post partum dengan formulir MST dirawat jalan dan rawat inap a. Bila skor MST ≥ 2 maka dilaporkan ke dokter pemeriksa/DPJP dan dirujuk ke Dietisien/ahli gizi untuk pengkajian/asesmen gizi. b. Bila skor MST 0 – 1 Pasien dengan status gizi baik atau tidak berisiko malnutrisi, dilakukan skrining ulang setelah 1 minggu. Jika hasil skrining ulang berisiko malnutrisi maka dilaporkan ke dokter pemeriksa/DPJP dan dirujuk ke Dietisien/ahli gizi untuk pengkajian/assesmen gizi. c. Dietisien membaca hasil skrining gizi pada saat kunjungan awal pasien baru. Selanjutnya dietisien akan melakukan assesmen gizi. d. Hasil skrining gizi dapat digunakan oleh Dokter di rawat jalan sebagai bahan pertimbangan untuk merujuk pasien ke Dietisien untuk asuhan Gizi. 2. Dietisien melakukan Assesmen gizi dengan mengkaji data riwayat personal, riwayat diet, data antopometri, data laboratorium dan data fisik/ klinis pasien yang bertujuan untuk mengetahui masalah gizi pasien dan penyebabnya. Prosedur Assesmen gizi awal oleh dietisien meliputi: a. Perawat memberikan informasi kepada dietisien tentang pasien baru yang berisiko malnutrisi, malnutrisi b. Dietisien membaca hasil skrining gizi c. Dietisien mengunjungi semua pasien baru dan melihat dokumen medik untuk mengetahui risiko malnutrisi dan kondisi khusus serta preskripsi diet d. Dietisien melakukan anamnesis terkait gizi pada pasien berisiko malnutris. Data yang dikumpulkan meliputi ; ASESMEN GIZI RS ‘AISYIYAH KUDUS No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/2
PROSEDUR antropometri,biokimia, klinis, riwayat gizi serta riwayat
personal dan mengkaji data-data tersebut untuk menentukan dignosis gizi/masalah gizi. e. Dietisien membuat rencana intervensi gizi/pemberian suplemen makanan sesuai dengan kondisi pasien dan preskripsi diet Dokter. f. Dietisien akan mengusulkan perubahan diet, jumlah dan cara makan apabila preskripsi diet dari dokter dirasa kurang sesuai, dietisien akan mengusulkan perubahan diet. g. Dietesian menulis hasil asemen di formuliur catatan asuhan gizi h. Dietesien akan melakukan monitorin dan evaluasi dan asesmenulang gizi untuk mengevaluasi efektivitas intervensi gizi berdasarkan hasil berat ringannya risiko malnutrisi pasien 3. Dietisien akan melakukan assesmen gizi lanjut dengan prosedur sebagai berikut: a. Dietisien mengunjungi pasien menurut tingkat risiko malnutrisi, yaitu setiap hari untuk pasien berisiko tinggi malnutrisi, setiap 3 hari untuk pasien berisiko malnutrisi sedang dan setiap 7 hari untuk pasien berisiko rendah malnutrisi / tidak berisiko. b. Dietisien memonitor tingkat asupan makan pasien, perubahan berat badan dan hasil laboratorium. 1) Berisiko tinggi malnutrisi, monitoring asupan makanan setiap hari. 2) Berisiko menengah, monitoring asupan makanan selama 3 hari, jika tidak ada peningkatan, lanjutkan pengkajian dan ulangi skrining setiap 7 hari. c. Dietisien mencatat perubahan asupan makan dan status gizi pasien dengan format ADIME dan pada Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (SOAP). d. Apabila setelah diberikan intervensi gizi tidak ada perbaikan seperti : asupan makan pasien selama lima hari sangat kurang pada pasien berisiko tinggi, maka Dietisien menyampaikan ke dokter DPJP untuk dipertimbangkan dibicarakan dalam pertemuan Tim Asuhan Gizi/Tim dukungan gizi/Tim Kasus sulit dan malnutrisi untuk mencari solusi pemecahan masalah gizi pasien. UNIT TERKAIT 5. Unit Gizi 6. Unit Gawat Darurat 7. Unit Rawat Inap