Anda di halaman 1dari 67

SKRINING GIZI

NO DOKUMEN :
01/GIZI/VIII/1

NO REVISI :
A

HALAMAN :
1/1

RUMAH SAKIT CAKRA HUSADA


KLATEN

DITETAPKAN DI KLATEN
DIREKTUR RUMAH SAKIT CAKRA HUSADA
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

TANGGAL TERBIT :
16 Agustus 2016

dr. Netty Herawati Sp.OG

Pengertian
Tujuan
Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

Suatu proses penilaian yang dilakukan oleh perawat dan ahli


gizi untuk menilai status gizi dan status fungsional pasien
Mengidentifikasi pasien dengan masalah gizi sehingga dapat
dilakukan intervensi gizi guna membantu penyembuhan pasien
SK Direktur no : 344/Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang
Kebijakan Asesmen Gizi
SK Direktur no : 351/Dirut. RSCH /VIII/2016 tentang Panduan
Asesmen Gizi
1 Untuk menilai kondisi gizi pasien, pada asesmen awal
dicantumkan beberapa pertanyaan untukmengetahui apakah
pasien perlu dilakukan konsultasi dengan ahli gizi
2 Pada seluruh pasien digunakan formulir skrining gizi
dewasa dan skrining gizi awal
3 Skrining pasien dewasamenggunakan MST (Mulnutrisi
Screening Tolls). Bila skor 2 dilakukan assessment lanjut
oleh ahli gizi
4 Skrening gizi anak berdasarkan metode strong kids
untuktotal skor
0:berisiko rendah
1-3: berisikomenengah
4-5berisiko tinggi
Bilaskor >1 dilakukan assessment lanjut oleh ahli gizi
5 Bila dinilai pasien memerlukan konsultasi ahli gizi maka
pasien dikonsulkan untuk penilaian lebih lanjut
6 Penilaian
Instalasi Rawat jalan
IGD
Instalasi Rawat inap
Instalasi Intensif
Ahli Gizi
1

ASESMEN NUTRISI

NO DOKUMEN :
01/GIZI/VIII/2

NO REVISI :
A

HALAMAN :
1/2

RUMAH SAKIT CAKRA HUSADA


KLATEN

DITETAPKAN DI KLATEN
DIREKTUR RUMAH SAKIT CAKRA HUSADA
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

TANGGAL TERBIT :
16 Agustus 2016

dr. Netty Herawati Sp.OG

Pengertian

Tujuan
Kebijakan

Prosedur

Asesmen yang dilakukan pada pasien untuk menilai adakah


risiko malnutrisi yang digunakan sebagai dasar untuk
memenuhi kebutuhan pasien
Mengidentifikasi kebutuhan pelayanan kesehatan pasien
sebagai dasar terapi nutrisi
SK Direktur no : 344/Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang
Kebijakan Asesmen Gizi
SK Direktur no : 351/Dirut. RSCH /VIII/2016 tentang Panduan
Asesmen Gizi
B Persiapan
1 Penampilan petugas:
a Periksa kerapihan pakaian seragam
b Periksa kelengkapan atribut
2 Alat alat :
a Alat alat tulis
b Rekam medis
c Timbangan
d Microtoiec
e Metelyn
C Pelaksanaan
1 Ucapkan salam
2 Sebut nama dan peran Anda
Saya .................(nama), sebagai perawat penanggung
jawab perawatan Bp/Ibu saat ini.
3 Jelaskan maksud dan tujuan
Saya akan mengkaji status nutrisi Anda sesuai
prosedur berikut (sesuaikan kondisi pasien)
a Pasien Dewasa
2

Unit Terkait

Timbang berat badan (BB) dan tinggi (TB)


pasien, tentukan IMT dan skor pada panduan,
bila pasien tidak terkaji BB dan TB lakukan
pengukuran LiLA dan tentukan skor.
2 Lakukan pengukuran prosentase kehilangan BB
dan berikan skor
3 Kaji ada/tidaknya asupan makan selama 5 hari
dan beri skor
4 Jumlahkan skor ketiga kajian tersebut dan
tentukan resiko malnutrisi
5 Laporkan ke DPJP untuk konsul ke ahli gizi jika
terdeteksi resiko malnutrisi sedang dan tinggi
b Pasien Anak
1 Timbang BB dan bandingkan dengan umur
2 Tentukan status gizi berdasarkan tabel
antropometri
3 Laporkan ke DPJP untuk konsul ke ahli gizi jika
terdeteksi resiko gizi kurus dan obesitas
4 Catat hasil asesmen pada rekam medis
D Hal yang perlu diperhatikan
1 Kondisi pasien
2 Catatan rekam medis
Instalasi Rawat jalan
IGD
Instalasi Rawat inap
Instalasi Intensif
Ahli Gizi

ASUHAN GIZI

No Dokumen :

No Revisi :

Halaman :

NO DOKUMEN :
01/GIZI/VIII/4

1/2

Ditetapkan

STANDAR

Tanggal Terbit

Direktur

PROSEDUR
TANGGAL TERBIT :

OPERASIONAL

Pengertian

dr Netty Herawati,Sp.OG

16 Agustus 2016

Sarana dalam upaya pemenuhan zat gizi pasien baik


rawat jalan maupun rawat inap

Tujuan

Sebagai

acuan

penerapan

langkah-langkah

dalam

pelaksanaan pelayanan asuhan gizi


Kebijakan

SK Direktur no : 344/Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Kebijakan


Asesmen Gizi
SK Direktur no : 351/Dirut. RSCH /VIII/2016 tentang Panduan
Asesmen Gizi

Prosedur

1. Pasien rawat inap


Lakukan asuhan gizi pada pasien yang memerlukan
terapi diet.
Lakukan

skrining

awal

(oleh

perawat

IGD

atau

perawat bangsal) yang meliputi : Tinggi Badan, Berat


4

Badan, Gangguan Gastrointestinal (anorexia, muntah,


diare,

kesulitan

menelan,

kesulitan

mengunyah,

konstipasi, gangguan gigi geligi)


Pelaksanaan Asuhan Gizi meliputi :
a. Buat diagnosis masalah gizi
b. Hitung kebutuhan terapi gizi
c. Pilih dan siapkan bahan/makanan/formula khusus
(oral, enteral, dan parenteral) sesuai kebutuhan
d. Lakukan pemberian makanan
e. Evaluasi/kaji gizi dan pantau perkembangan
dan jika diperlukan usulkan konseling gizi kepada
dokter yang merawat.
Pada pasien yang tidak memerlukan terapi diet
(pasien dengan diet normal/biasa) kaji apakah ada
riwayat

alergi

atau

reaksi

pada

jenis

makanan

tertentu.
2. Pasien rawat jalan
Pelayanan asuhan gizi rawat jalan meliputi :
a. Kaji status gizi
b. Hitung kebutuhan gizi sesuai dengan status gizi
dan penyakitnya
c. Tentukan diet pasien yang mengacu pada perintah
pemberian makan yang ditentukan oleh dokter
yang merawat
d. Lakukan konseling gizi
Unit Terkait

e. Pantau dan evaluasi (bila diperlukan)


1. Ruang Perawatan
2. Ruang IGD
3. Instalasi Gizi

SPO PEMBERIAN EDUKASI GIZI

RUMAH SAKIT CAKRA


HUSADA

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

NO DOKUMEN :
01/GIZI/VIII/6

TANGGAL
TERBIT :
12 Agustus 2016

NO REVISI : A

HALAMAN :
1/1

Ditetapkan Direktur

dr Netty
Herawati,Sp.OG

Pengertian

Edukasi gizi merupakan serangkaian penyampaian pesan-pesan


dan
pengetahuan yang disampaikan oleh dietesien/ ahli gizi atau
dokter gizi
atau tim terapi gizi mengenai terapi nutrisi yang akan diberikan
selama
perawatan di rumah sakit dan setelah pasien pulang.

Tujuan

1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dietesien/ ahli


gizi atau dokter gizi atau tim terapi gizi dalam memberikan
pelayanan nutrisi di rumah sakit
2. Memberikan dan meningkatkan pengetahuan pasien
mengenai terapi gizi yang dijalankan

Kebijakan
Prosedur

SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman Pelayanan Gizi

1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan, prinsip diet, dan ukuran porsi makan.
3. Menjelaskan perbedaan diet yang dijalani pasien dengan
makanan biasa
4. Menjelaskan cara mengatur diet dan cara-cara memasak
yang dianjurkan
5. Menjelaskan bahan makanan dan makanan yang tidak
dianjurkan dan yang dianjurkan untuk dimakan.
6. Menjelaskan penggunaan bahan makanan penukar
6

7. Menanyakan ke pasien hal-hal yang sudah disampaikan


dengan pertanyaan terbuka dan tertutup untuk memastikan
pasien atau keluarga pasien memahami.
8. Memberikan ucapan terima kasih kepada pasien setelah
selesai memberi edukasi
9. Kegiatan dan hasil edukasi dicatat dan didokumentasikan
dalam rekam medik pasien
Unit terkait

Ahli gizi

EDUKASI PEMBATASAN MAKANAN DARI


LUAR RUMAH SAKIT

NO DOKUMEN :
01/GIZI/VIII/7
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian

12 Agustus 2016

No Revisi :A

Halaman :

1/1
Ditetapkan Direktur
dr Netty Herawati,Sp.OG

Serangkaian proses kegiatan penyampaian edukasi


nutrisi dalam upaya menanamkan dan meningkatkan
pengertian, sikap dan perilaku yang sehat dan benar bagi

Tujuan

pasien dan keluarga


Sebagai acuan penerapan langkah-langkah edukasi bila

Kebijakan
Prosedur

keluarga menyediakan makanan dari luar


SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman Pelayanan Gizi
1. Berikan penjelasan tentang diet yang harus dijalani
: makanan yang dihindari dan dianjurkan, pilihan
makanan berdasarkan bahan penukar.
2. Berikan motivasi agar pasien menghabiskan
makanan dari rumah sakit untuk mempercepat
proses penyembuhan.
3. Bila keluarga menyediakan makanan, berikan
7

Unit terkait

edukasi tentang pembatasan diet pasien.


Ahli Gizi

PENENTUAN DAN PENGGANTIAN DIET PASIEN


NO DOKUMEN :

No Revisi :A

Halaman :

01/GIZI/VIII/8

1/1
Ditetapkan

STANDAR

Tanggal Terbit

Direktur

PROSEDUR
OPERASIONAL

12 Agustus 2016
dr Netty Herawati,Sp.OG

Pengertian

Suatu kegiatan penentuan diet pasien dan penggantian


diet pasien.

Tujuan

Sebagai

acuan

penerapan

langkah-langkah

dalam

kegiatan penentuan dan penggantian diet pasien


Kebijakan

SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman Pelayanan Gizi

Prosedur

1. Penentuan

diet

dan

penggantian

diet

pasien

ditentukan oleh dokter yang merawat.


2. Catat identitas dan jenis diet pasien melalui bon
makan.
3. Catat identitas dan perubahan diet pasien melalui
telepon perawat.
4. Layani penggantian jenis diet pasien.
5. Dietisien mempunyai hak untuk memberikan usulan
kepada dokter tentang diet pasien berdasarkan hasil
Unit Terkait

asuhan gizi yang dilakukan.


1. Instalasi Gizi.
2. Ruang Perawatan

PENYUSUNAN ANGGARAN BELANJA


NO DOKUMEN :

No Revisi :A

Halaman :

01/GIZI/VIII/9

STANDAR

1/1
Ditetapkan

Tanggal Terbit

Direktur

PROSEDUR
OPERASIONAL

12 Agustus 2016

dr Netty Herawati,Sp.OG

Pengertian

Suatu kegiatan perhitungan jumlah biaya yang diperlukan


untuk pengadaan bahan makanan bagi pasien dan
karyawan yang dilayani.

Tujuan

Tersedianya taksiran anggaran belanja makanan yang


diperlukan untuk memenuhi kebutuhan menu dan jumlah
bahan makanan bagi pasien sesuai dengan standar
kecukupan gizi.

Kebijakan

SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman Pelayanan Gizi

Prosedur

1. Mengumpulkan data tentang macam dan jumlah


konsumen tahun sebelumnya.
2. Menetapkan macam dan jumlah konsumen yang
mendapatkan pelayanan gizi.
3. Membuat daftar rata-rata harga bahan makanan.
4. Membuat standar porsi ke dalam berat kotor.
5. Menghitung indeks harga makanan per orang per hari
sesuai dengan konsumen.
6. Menghitung anggaran belanja makanan setahun untuk
masing masing konsumen
Instalasi Gizi

Unit Terkait

PENYUSUNAN MENU

NO DOKUMEN :
01/GIZI/VIII/10

STANDAR

No Revisi :A

Halaman :
1/1

Ditetapkan
Tanggal Terbit

Direktur

PROSEDUR
OPERASIONAL

12 Agustus 2016

dr Netty Herawati,Sp.OG

Pengertian

Suatu kegiatan penyusunan menu yang akan diolah


untuk memenuhi selera pasien dan kebutuhan zat gizi
yang memenuhi prinsip gizi seimbang.

Tujuan

Tersediannya siklus menu sesuai kelas pelayanan.

Kebijakan

SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman Pelayanan Gizi

Prosedur

1. Menentukan pola menu


2. Menentukan siklus menu
3. Membuat master menu
a. Menentukan
frekuensi
penggunaan
bahan
makanan dalam satu siklus
b. Membuat format menu, dengan ketentuan : jumlah
baris sesuai siklus & jumlah kolom sesuai pola
menu dan jenis menu
c. Memasukkan jenis bahan makanan secara urut
dimulai dari makanan pokok, lauk hewani, lauk
nabati, sayur, buah, dan minuman
d. Membuat nama
hidangan sesuai jenis bahan
makanan
e. Menentukan standar porsi
f. Membuat standar resep
g. Menghitung kandungan zat gizi dari siklus menu
h. Membuat siklus menu sesuai format menu, jenis
bahan makanan dan nama hidangan.
Instalasi Gizi

Unit Terkait

10

PENYUSUNAN MENU

NO DOKUMEN :
01/GIZI/VIII/11

No Revisi :A

Halaman :
1/1

Ditetapkan

STANDAR

Tanggal Terbit

Direktur

PROSEDUR
OPERASIONAL

12 Agustus 2016

dr Netty Herawati,Sp.OG

Pengertian

Suatu kegiatan penyusunan menu yang akan diolah


untuk memenuhi selera pasien dan kebutuhan zat gizi
yang memenuhi prinsip gizi seimbang.

Tujuan

Tersediannya siklus menu sesuai kelas pelayanan.

Kebijakan

SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman Pelayanan Gizi

Prosedur

1
2
3

Unit Terkait

Menentukan pola menu


Menentukan siklus menu
Membuat master menu
a Menentukan frekuensi penggunaan bahan makanan
dalam satu siklus
b Membuat format menu, dengan ketentuan : jumlah
baris sesuai siklus & jumlah kolom sesuai pola
menu dan jenis menu
c Memasukkan jenis bahan makanan secara urut
dimulai dari makanan pokok, lauk hewani, lauk
nabati, sayur, buah, dan minuman
d Membuat nama
hidangan sesuai jenis bahan
makanan
e Menentukan standar porsi
f Membuat standar resep
g Menghitung kandungan zat gizi dari siklus menu
h Membuat siklus menu sesuai format menu, jenis
bahan makanan dan nama hidangan.
Instalasi Gizi

11

PEMESANAN DAN PEMBELIAN


BAHAN MAKANAN

NO DOKUMEN :

No Revisi :
A

Halaman :
1/2

01/GIZI/VIII/12

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian

Ditetapkan
Direktur

Tanggal Terbit
12 Agustus 2016

dr Netty Herawati,Sp.OG
Penyusunan pemesanan / permintaan bahan makanan
berdasarkan menu / pedoman menu dan rata-rata jumlah

Tujuan

komsumen.
Sebagai acuan

Kebijakan
Prosedur

kegiatan pemesanan dan pembelian bahan makanan


SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman Pelayanan Gizi
1. Rekap kebutuhan bahan makanan sesuai menu,

penerapan

langkah-langkah

standar porsi dan jenis/jumlah

dalam

konsumen yang

dilayani.
2. Lakukan pemesanan secara harian ke pemasok yang
meliputi belanja sayur, bahan makanan basah sesuai
dengan siklus menu (telur, ayam, ikan, daging, tahu
dan tempe)
3. Lakukan pemesanan secara berkala ke pemaosk yang
meliputi : bahan makanan kering, air minum kemasan,
gas elpiji
4. Lakukan pembelian langsung dengan bon interen/ kas
kecil.untuk bahan makanan diluar pemasok.
5. Lakukan prosedur pembayaran sesuai
Unit Terkait

dengan

kebijakan yang ditetapkan.


1. Instalasi Gizi
12

2. Bag keuangan

PENERIMAAN BAHAN MAKANAN

NO DOKUMEN :

No Revisi :
A

Halaman :
1/1

01/GIZI/VIII/14

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian

Tanggal Terbit

Ditetapkan
Direktur

12 Agustus 2016

dr Netty Herawati,Sp.OG
Suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan, pencatatan,
dan pelaporan tentang macam, kualitas, kuantitas bahan
makanan yang diterima sesuai dengan pesanan serta
13

Tujuan
Kebijakan
Prosedur

Unit Terkait

spesifikasi.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
kegiatan penerimaan bahan makanan.
SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman Pelayanan Gizi
1. Periksa satu persatu bahan makanan yang dikirim oleh
pemasok untuk mengetahui bila ada kekurangan atau
kelebihan bahan makanan dan bila tidak sesuai
dengan pesanan dan spesifikasi.
2. Kembalikan bila bahan yang datang tidak sesuai
pemesanan
3. Catat bahan makanan yang dikembalikan pada form
evaluasi pemasok.
4. Terima nota rangkap dua sesuai bahan makanan yang
datang.
5. Rekap nota dalam buku realisasi belanja pemasok dan
masukkan dalam sistem pembelian online di
komputer.
1. Instalasi gizi

PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN


NO DOKUMEN :
01/GIZI/VIII/15

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONA
L
Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Tanggal Terbit

No Revisi :
A

Halaman :
1/1

Ditetapkan
Direktur

12 Agustus 2016

dr Netty Herawati,Sp.OG
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu cara menata,
menyimpan, memelihara, keamanan bahan makanan kering dan
basah baik kuantitas maupun kualitas di gudang bahan makanan
kering dan basah serta pencatatan dan pelaporan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penyimpanan
dan penyaluran bahan makanan agar tersedia bahan makanan
siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai dengan
perencanaan
SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman Pelayanan Gizi
14

Prosedur

Unit Terkait

A. Penyimpanan Bahan Makanan Kering


1. Bahan makanan kering ditempatkan secara teratur di
almari menurut macam, golongan, ataupun urutan
pemakaian bahan makanan
2. Menggunakan bahan yang diterima terlebih dahulu, untuk
mengetahui hal ini setiap bahan makanan yang datang
diberi tanggal penerimaan
3. Pemasukan dan pengeluaran bahan makanan di bagian
penyimpanan
bahan makanan, dicatat di kartu stock
barang
4. Semua bahan makanan ditempatkan dalam tempat yang
tertutup dan terbungkus rapat
5. Suhu ruang penyimpanan bahan makanan kering 27 - 30C
6. Penyimpanan produk nutrisi enteral disimpan sesuai
rekomendasi pabrik ( tempat kering, sejuk dan bersih )
B. Penyimpanan Bahan Makanan Segar
1. Semua bahan yang dimasukkan ke almari pendingin
dibungkus plastic putih
2. Tidak menempatkan bahan makanan yang berbau keras
bersama bahan makanan yang tidak berbau
3. Suhu penyimpanan :
a. daging, ayam, ikan segar (-5) - 0C
b. Sayuran dan buah 0 10 C
c. Untuk buah seperti pisang, pepaya, dan melon tidak
memerlukan penyimpanan di almari pendingin
d. Untuk buah apel, jeruk, anggur, pear sebelum disimpan
dicuci terlebih dahulu dengan air bersih yang mengalir
e. Telur ayam tidak memerlukan penyimpanan di almari
pendingin
a. Instalasi Gizi
PENYIMPANAN PRODUK NUTRISI ENTERAL

NO DOKUMEN :

No Revisi :
A

Halaman :
1/1

01/GIZI/VIII/16

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian

Ditetapkan
Direktur

Tanggal Terbit
12 Agustus 2016

dr Netty Herawati,Sp.OG
adalah suatu cara menata, menyimpan, memelihara
produk

nutrisi

enteral

agar

sesuai

dengan

standar

penyimpanan
15

Tujuan

Agar penyimpanan produk nutrisi enteral sesuai dengan

Kebijakan
Prosedur

standar yang dianjurkan


SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman Pelayanan Gizi
1. Setelah digunakan,lipat polybag dan tutup rapat

Unit Terkait

rapat
2. Simpan pada tempat yang sejuk,kering dan bersih
3. Habiskan isi nya dalam waktu kurang dari 1 bulan
Instalasi gizi

PERSIAPAN BAHAN MAKAN

NO DOKUMEN :
01/GIZI/VIII/17

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian

No Revisi :
A

Tanggal Terbit

Halaman :
1/2

Ditetapkan
Direktur

12 Agustus 2016

dr Netty Herawati,Sp.OG
Persiapan merupakan proses kegiatan spesifik dalam
rangka menyiapkan bahan makanan dan bumbu,sebelum

Tujuan

dilakukan pegolahan.
Tersedianya bumbu dan bahan makanan yang sesuai
dengan menu,standar resep,standar bumbu,standar porsi

Kebijakan
Prosedur

dan jumlah yang dilayani.


SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman Pelayanan Gizi
A. Persiapan bumbu
1. Menu,standar bumbu,standar resep dipelajari oleh
petugas persiapan bumbu
2. Bumbu-bumbu
dikupas,

dicuci

bersih,

dihaluskan,dimemarkan,diiris tipis,diporeng,ditumis
dan lain-lain
B. Persiapan sayur
1. Menu,standar resep, standar porsi dipelajari oleh
petugas persiapan sayur
2. Persiapan
sayur

meliputi

proses
16

mengupas,memotong
3. Untuk
sayur
tertentu

dilakukan

proses

merendam,misalnya kembang kol direndam air


garam agar ulat keluar dari dalam
C. Persiapan buah
1. Buah pisang dibungkus tissue sesuai porsi dan
sesuai kebutuhan
2. Buah melon,pepaya dikupas, dipotong sesuai porsi
dan

dicuci

dengan

air

matang,ditiriskan

dibungkus plastik
D. Persiapan lauk hewani dan nabati
1. Persiapan
daging

meliputi

,penimbangan,pencucian,pemotongan
standar porsi dan jumlah pasien.
2. Persiapan
ayam,meliputi

dan

sesuai

penghitungan

jumlah,pembuangan lapisan lemak,pencucian,dan


perebusan 15 menit.
3. Persiapan telur meliputi perhitungan jumlah dan
pencucian.
4. Persiapan

ikan

meliputi

perhitungan

jumlah,pencucian dan penggorengan.


5. Persiapan
lauk
nabati(tahu/tempe)

meliputi

pemotongan sesuai jumlah pasien,standar porsi


dan menu.
E. Persiapan makanan cair, meliputi penimbangan bahanbahan makanan cair sesuai dengan kebutuhan.
F. Persiapan nasi/bubur meliputi penimbangan beras
sesuai

standar

porsi

dan

jumlah

pasien

serta

pencucian beras.
G. Persiapan snack pasien meliputi,pembelian snack lalu
disiapkan di tata pada lepek snack
H. Persiapan air kacang ijo meliputi, penimbangan kacang
hijau, gula pasir, gula jawa sesuai standar porsi dan
I.

jumlah pasien,pencucian kacang hijau


Persiapan extra susu meliputi penimbangan susu
sesuai dengan standar porsi, jumlah pasien dan

Unit Terkait

dietnya.
Instalasi Gizi

17

PEMBUATAN BUMBU MASAKAN


NO DOKUMEN :
01/GIZI/VIII/19

STANDAR

No Revisi :
A

Halaman :
1/2

Ditetapkan
Direktur

Tanggal Terbit

PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian

12 Agustus 2016

dr Netty Herawati,Sp.OG

Suatu kegiatan yang di mulai dari pembersihan sampai


dengan peracikan bumbu untuk satu masakan tertentu.

Tujuan

Tersedianya bumbu yang siap dipakai untuk proses


pemasakan bahan makanan.

Kebijakan

SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman Pelayanan Gizi

Prosedur

1. Bawang merah dan bawang putih dikupas serta dicuci


bersih.
2. Bawang merah dan bawang putih sebagian di iris,
sebagaian di blender atau di kupas sesuai dengan
resep masakan
3. Tumbar, merica, di sangan dan di haluskan
4. Bumbu dapur dicuci bersih
5. Bumbu diracik sedemikian rupa sesuai dengan standar

Unit Terkait

bumbu dan resep masakan.


Petugas Pengolahan

18

PERSIAPAN SNACK PASIEN

NO DOKUMEN :
01/GIZI/VIII/20

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Tanggal Terbit

No Revisi :
A

Halaman :
1/1

Ditetapkan
Direktur

12 Agustus 2016

Pengertian

dr Netty Herawati,Sp.OG
Kegiatan penyediaan snack pasien mulai dari persiapan

Tujuan

hingga pembelian dan penataan


Tersedianya snack pasien sesuai dengan

Kebijakan
Prosedur

jenis diet pasien


SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman Pelayanan Gizi
1. Menghitung kebutuhan jumlah snack sesuai dengan

jumlah dan

jenis diet pasien


2. Membeli snack sesuai yang telah direncanakan sesuai
diit pasien
3. Mengemas snack dalam kemasan tertutup
4. Petugas non medis mendistribusikan snack kepada
Unit Terkait

pasien sesuai diitnya


Instalasi Gizi

PENGOLAHAN
BAHAN MAKANAN

NO DOKUMEN :
01/GIZI/VIII/21

No Revisi :
A

Halaman :
1/2
19

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan

Kebijakan
Prosedur

Tanggal Terbit

Ditetapkan
Direktur

12 Agustus 2016

dr Netty Herawati,Sp.OG
Suatu kegiatan mengubah / memasak bahan makanan
mentah menjadi makanan yang siap di makan berkualitas
dan aman untuk di konsumsi.
1. Mengurangi resiko kehilangan zat zat gizi zat
makanan
2. Menambah nilai cerna
3. Memperbaiki
warna,
rasa,
keempukan,
dan
penampilan makanan
4. Bebas dari organisme dan zat yang berbahaya untuk
tubuh.
SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman
Pelayanan Gizi
1. Pengolahan Nasi Biasa
a. Beras ditakar sesuai kebutuhan, kemudian
ditampi,buang kotoran beras seperti kerikil gabah,
kulit gabah sampai bersih
b. Beras di cuci dengan air bersih
c. Beras dimasukkan dalam alat pemasak nasi
ditambahkan
air
sesuai
ukuran
dengan
perbandingan 1 : 2
d. Dimasak dengan kompor ditunggu sampai matang
lalu dikukus sampai matang
2. Pengolahan Nasi Tim
a. Beras ditakar sesuai kebutuhan kemudian di tampi,
buang kotoran beras seperti kerikil gabah, kulit
gabah sampai bersih
b. Beras dicuci
c. Tambahkan air dengan perbandingan air 1 : 4
d. Tim beras kurang lebih 2 jam sampai matang
3. Pengolahan Bubur Nasi
a. Beras ditakar sesuai kebutuhan kemudian di tampi,
buang kotoran beras seperti kerikil gabah, kulit
gabah sampai bersih
b. Tambahkan air dengan perbandingan 1:8
c. Untuk
bubur
pasien
yang
berdiit
tanpa
20

Unit Terkait

penambahan santan maupun garam sedangkan


untuk pasien non diit tetap ada penambahan
santan maupun garam
d. Bubur diaduk dan masak sampai matang
4. Pengolahan Lauk Hewani dan Nabati
a. Daging Sapi
1) Dagingsapi yang dicincang lembut dibentuk
bulat kira kira 40 gr.
2) Daging dimasak sesuai dengan menu dan cara
pengolahan
3) Minyak dipanaskan dalam wajan, masukkan
bumbu dan tumis hingga harum
4) Daging dimasukkan sambil diaduk beberapa
saat hingga daging mengeluarkan cairan
5) Tutup agar daging cepat empuk
6) Bila perlu ditambah air, menggunakan air panas
7) Masak hingga daging lunak
b. Ayam
1) Ayam dicuci bersih, Hilangkan bagian bagian
yang berlemak
2) Ayam diblanching dengan cara direbus kurang
lebih 15 menit
3) Ayam dimasak sesuai menu
c. Ikan
1) Ikan dicuci bersih
2) Ikan digoreng setengah matang
3) Ikan dimasak sesuai dengan menu
d. Telur
1) Direbus,lalu dikupas dan dimasak sesuai menu
2) Didadar
3) Diceplok goreng
4) Dicetak kukus
5) Di orak arik
e. Tahu dan Tempe
1) Tahu dan tempe di potong @ 50 gr
2) Dimasak sesuai menu
5. Pengolahan Sayur
1) Sayur dicuci bersih, baru dipotong potong
2) Merebus sayuran dengan air mendidh dan
tambahkan sedikit garam, tidak terlalu lama
agar warna sayuran tetap segar
3) Tumis bumbu untuk sayur, dengan minyak
panas lebih dahulu agar timbul aroma sedap
dan warna segar
Instalasi Gizi

21

PENGOLAHAN MAKANAN CAIR

NO DOKUMEN :

No Revisi :
A

Halaman :
1/1

01/GIZI/VIII/23

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur

Tanggal Terbit

Ditetapkan
Direktur

12 Agustus 2016

dr Netty Herawati,Sp.OG
Kegiatan pengolahan makanan cair mulai dari persiapan
bahan hingga menjadi makanan cair
Tersedianya makanan cair yang memenuhi kebutuhan gizi
bagi pasien dengan diit cair
SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman
Pelayanan Gizi
1. Menghitung jumlah dan jenis pasien dengan diit
cair
2. Menghitung kebutuhan jumlah formula rumah sakit
dan formula komersial
3. Untuk formula komersial
a. Persiapan alat yang telah steril,persiapan
bahan dengan cara ditimbang sesuai
standar porsi.
b. Bahan dilarutkan dengan air panas dan
diaduk rata.
c. Diberikan sesuai dengan jenis penyakit dan
standar porsi
d. Diberikan pada saat ekstra pagi dan sore
e. Dikemas dalam gelas yang sudah diberi
identitas pasien
4. Untuk formula rumah sakit
a. Persiapan alat yang telah steril, persiapan bahan
dengan cara ditimbang sesuai standar porsi
b.
Masak bahan sesuai dengan prosedur / cara
membuat dengan benar
c. Diberikan sesuai dengan jenis penyakit, standar
resep dan standar porsi
d. Diberikan pada saat makan utama
22

Unit Terkait

e. Dikemas dalam gelas yang sudah diberi identitas


pasien
Instalasi Gizi

PEMBUATAN MINUMAN

No Revisi :
A

NO DOKUMEN :

Halaman :
1/2

01/GIZI/VIII/24

STANDAR

Ditetapkan
Direktur

Tanggal Terbit

PROSEDUR
12 Agustus 2016

OPERASIONAL
Pengertian

dr Netty Herawati,Sp.OG

Suatu kegiatan penyediaan minuman untuk pasien dan


pegawai.

Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pembuatan


minuman.

Kebijakan
Prosedur

SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman


Pelayanan Gizi
1. Pembuatan air matang
a. Isi dandang dengan air bersih
b. Nyalakan kompor, rebus air sampai mendidih
2. Pembuatan teh

Siapkan air mendidih

Masukkan

teh

dalam

saringan

teh,kemudian

masukkan ke panci besar yang sudah bersih untuk


membuat sari teh

Tuangkan air mendidih, sesuai keperluan ke dalam


23

panci biarkan 30 menit.

Siapkan drink jar , tambahkan gula pasir sesuai


kebutuhan (200ml air +10 gr gulapasir).

Tuang sari teh ke dalam drink jar dan tambahkan air


panas.

3. Pengolahan Air Kacang Hijau

Takar kacang hijau sesuai kebutuhan

Tampi sampai bersih

Cuci sampai bersih dan tiriskan.

Didihkan air, tambahkan daun pandan dan kayu


manis

Masukkan

kacang

hijau

hingga

mendidih

dan

kacang hijau empuk.

Tambah

gula

pasir

dan

gula

jawa

dengan

perbandingan 1 : 2

Aduk sampai rata, dan saring

4. Pembuatan air minum Jeruk

Cuci jeruk minum yang masih segar

Belah jeruk minum menjadi 2 secara melintang

Peras jeruk dalam wadah, tambahkan gula pasir

Tuang sari jeruk ke dalam gelas, tambahkan air


hagat/dingin

5. Pembuatan Susu

Unit Terkait

Takar susu sesuai kebutuhan

Tambahkan gula pasir dan air

Aduk rata dan saring


Instalasi Gizi
Petugas pekarya

24

PENILAIAN KUALITAS MAKANAN


SEBELUM PEMORSIAN
NO DOKUMEN :

No Revisi :
A

Halaman :
1/1

01/GIZI/VIII/26

STANDAR

Tanggal Terbit

Ditetapkan
Direktur

PROSEDUR
OPERASIONAL

12 Agustus 2016

dr Netty Herawati,Sp.OG

Pengertian

Suatu proses penilain kualitas makanan matang sebelum


dilakukan pemorsian

Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam


kegiatan penilaian kualitas makanan sebelum pemorsian

Kebijakan

SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman


Pelayanan Gizi
1. Siapkan check list penilaian kualitas makanan dan
alat penyimpanan sampel menu.
2. Nilai kualitas makanan matang meliputi : rasa,
tekstur, penampilan dari Nasi Biasa, Nasi Tim, Bubur
Nasi, Bubur Sum Sum, lauk hewani, lauk nabati, sayur
serta snack.
3. Berikan tanda centang ( ) hasil penilaian yang sudah
sesuai pada check list penilaian kualitas makanan
4. Ambil sampel makanan matang untuk dilakukan
penyimpanan 24 jam.
5. Simpan sampel makanan dalam
wadah khusus,
setelah 24 jam buang sampel ( bila tidak ada insiden)
6. Lakukan
penilaian
kualitas
makanan
dan
penyimpanan sampel setiap kali makan pagi, siang,

Prosedur

25

Unit Terkait

sore.
7. Kepala siff dan ahli gizi bertanggung jawab terhadap
proses penilaian dan pengecekan makanan sebelum
didistribusikan.
Instalasi gizi

PEMORSIAN MAKANAN
NO DOKUMEN :

No Revisi :
A

Halaman :
1/1

01/GIZI/VIII/27

STANDAR

Tanggal Terbit

Ditetapkan
Direktur

PROSEDUR
OPERASIONAL

12 Agustus 2016

dr Netty Herawati,Sp.OG

Pengertian

Rangkaian kegiatan pemorsian makanan meliputi


makanan pokok, lauk-pauk, sayur dan buah serta air
minum.

Tujuan

Sebagai acuan penerapan


kegiatan pemorsian makanan

Kebijakan

SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman


Pelayanan Gizi
1. Tempatkan makanan yang sudah matang dalam
wadah bersih, terpisah dan bertutup.
2. Porsi makanan sesuai dengan diet nya
3. Porsi NB/NT/BSS dalam mangkok kemudian tutup
dengan plastik wrapping.
4. Porsi lauk pauk di dalam piring lauk kemudian tutup
dengan plastik wrapping.
5. Porsi sayur dalam mangkok sayur tertutup agar tetap
panas.
6. Letakkan semua makanan yang sudah diporsi di atas
beri yang sudah diberi air putih dan buah sesuai
dengan identitas pasien dan dietnya.
7. Cek
makanan
sebelum
didistribusikan
oleh
penanggung jawab shift, meliputi : kelengkapan alat
makan dan ketepatan diet.

Prosedur

langkah-langkah

dalam

26

Unit terkait

8. Lakukan pemorsian snack sesuai dengan standar


porsi.
9. Beri label identitas pasien dan dietnya pada bungkus
kemasan snack.
Instalasi Gizi

JADWAL PENYAJIAN MAKANAN


DI RUANG RAWAT INAP

No Dokumen :
01/GIZI/VIII/28

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur

Tanggal Terbit

No Revisi :
A

Halaman :
1/1

Ditetapkan
Direktur

12 Agustus 2016

dr Netty Herawati,Sp.OG
Jadwal penyajian makan adalah waktu/jam makan pasien
baik makan pagi,makan siang, makan sore dan snack
pasien diruang rawat inap.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pelaksanaan jadwal penyajian makanan di ruang rawat
inap.
SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman
Pelayanan Gizi
A. Sajikan makan di ruang rawat inap sesuai jadwal
sebagai berikut:
1. Makan pagi jam 06.30 07.30
2. Snack pagi jam 10.00
3. Makan siang jam 11.30 12.30
4. Snack sore jam 15.00
5. Makan sore jam 17.00 17.30
B. Layani permintaan makan pasien baru pada jam
sebagai berikut:
1. Makan pagi sampai jam 08.00
2. Snack pagi sampai jam 10.30
3. Makan siang sampai jam 13.00
4. Snack sore sampai jam 15.30
5. Makan sore sampai jam 18.00
C. Ambil alat makan kotor di ruang perawatan pada jam
sebagai berikut :
1. Makan pagi jam 09.00
2. Makan siang jam 14.00
3. Makan sore 19.00
27

Unit Terkait

Instalasi Gizi
Ruang Perawatan

PENDISTRIBUSIAN MAKANAN / MINUMAN

NO DOKUMEN :

No Revisi :
A

Halaman :
1/1

01/GIZI/VIII/29

STANDAR

Tanggal Terbit

Ditetapkan
Direktur

PROSEDUR
OPERASIONAL

12 Agustus 2016

dr Netty Herawati,Sp.OG

Pengertian

Kegiatan pendistribusian makanan / minuman ke ruang


perawatan

Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah


kegiatan pendistribusian makanan

Kebijakan

SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman


Pelayanan Gizi
1. Distribusi makanan dilakukan dengan 2 sistem yaitu :
a. Sentralisasi : yaitu makanan ditata dan langsung
dibagikan dari dapur sentral
b. Desentralisasi : yaitu untuk bangsal yang letaknya
jauh maka penataan makanan dilakukan di dapur
pantry masing masing
2. Makanan didistribusikan
dalam baki dengan
menggunakan trolley bersih tertutup
3. Jumlah baki makanan sesuaikan dengan jumlah pasien
masing- masing ruang dan terdapat cukup ruang
kosong agar tidak terlalu pengap
4. Distribusikan makanan ke ruang perawatan sesuai
dengan identitas dan jenis diet pasien.
5. Gunakan trolley kotor tertutup untuk pengambilan alat
makan kotor

Prosedur

dalam

28

Unit Terkait

6. Untuk keluar masuk, gunakan pintu yang berbeda


untuk trolley bersih dan trolley kotor.
1. Instalasi Gizi
2. Ruang Perawatan

MONITORING DAN EVALUASI


PELAYANAN GIZI
NO DOKUMEN :

No Revisi :
A

Halaman :
1/2

01/GIZI/VIII/30

STANDAR

Ditetapkan
Direktur

Tanggal Terbit

PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian

12 Agustus 2016

dr Netty Herawati,Sp.OG

Upaya pengawasan yang dilakukan secara terus menerus


ataupun periodik dalam rangka mengusahakan agar
pelayanan gizi berjalan dengan baik.

Tujuan

Sebagai

acuan

penerapan

langkah-langkah

dalam

pelaksanaan monitoring dan evaluasi.


Kebijakan
Prosedur

SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman


Pelayanan Gizi
1. Catat pelayanan gizi setiap hari yang meliputi :
a. Rencana

pemesanan

dan

penerimaan

bahan

makanan basah dan kering


b. Penggunaan bahan makanan basah dan kering setiap
hari ,Jumlah porsi makan berdasarkan kelas dan
dietnya setiap shift makan
c. Distribusi snack pasien dan pegawai (dokter jaga,
dokter tindakan, karyawan malam,
29

d. Pelayanan gizi di ruang rawat inap (Konseling Gizi,


Kunjungan Ahli Gizi)
2. Lakukan rekap data dan analisa data laporan.
3. Lakukan pelaporan secara periodik (bulanan, triwulan,
tahunan )
4. Lakukan evaluasi pelayanan gizi meliputi :
a. Evaluasi pemasok gizi setiap 1 tahun sekali.
b. Evaluasi siklus menu 10 hari setiap 1 tahun sekali.
c. Evaluasi standar minimal pelayanan ( ketepatan
jam makan pasien, ketepatan diet pasien) setiap 3
bulan sekali.
d. Evaluasi kualitas makanan (daya terima pasien
terhadap makanan yang disajikan Instalasi gizi )
Unit Terkait

e. Evaluasi biaya makan pasien dan pegawai


Instalasi Gizi

30

PEMBERIAN MAKAN PASIEN


PINDAH BANGSAL
NO DOKUMEN :

No Revisi :
A

Halaman :
1/1

01/GIZI/VIII/32

STANDAR

Tanggal Terbit

Ditetapkan
Direktur

PROSEDUR
OPERASIONAL

12 Agustus 2016

dr Netty Herawati,Sp.OG

Pengertian

Pemberian makan untuk pasien yang pindah bangsal


dijam makan

Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam


pelaksanaan pelayanan pemberian makan pasien pindah
bangsal

Kebijakan

SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman


Pelayanan Gizi

Prosedur

1. Perawat bangsal memberitahu ke instalasi Gizi


lewat telephone bahwa ada pasien pindah bangsal
dengan menyebutkan nama,ruang,kelas dan diit .
2. Petugas gizi akan mengganti sesuai ketentuan
sebagai berikut:
a.Apabila perawat memberitahu pada saat jam
tata hidang berlangsung,makan pasien tersebut
langsung
dipindah
ketroly
makan
yang
bersangkutan sesuai kelasnya.
b.Apabila perawat memberitahu pada saat jam
distribusi
makan
dibangsal
sedang
berlangsung,petugas gizi dibangsal awal pasien
dirawat mengantar ke bangsal yang baru dengan
diserahkan ke petugas gizi di ruang tersebut.Bila
pasien ganti kelas,petugas gizi mengganti alat
makan dulu.
3. Yang bertanggung jawab adalah petugas bangsal
31

Instalasi Terkait

yang akan ditempati pasien ,pastikan foodingnya


diterima pasien.
Instalasi Gizi

PEMBATALAN MAKAN
PASIEN PULANG / PINDAH RUANG

NO DOKUMEN :

No Revisi :
A

Halaman :
1/1

01/GIZI/VIII/33

STANDAR

Tanggal Terbit

Ditetapkan
Direktur

PROSEDUR
OPERASIONAL

12 Agustus 2016

dr Netty Herawati,Sp.OG

Pengertian

Setiap pasien pulang maka diadakan pembatalan pesanan


makan

Tujuan

Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
dalam
pelaksanaan pelayanan pembatalan pasien pulang/pindah
ruang

Kebijakan
Prosedur

Unit Terkait

SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman Pelayanan


Gizi
a. Jika pasien pulang
1. Catat identitas pasien yang pulang melalui telepon
dari perawat.
2. Coret identitas dan jenis diet pasien di bon makan
pada pasien yang pulang.
b. Jika pasien pindah ruang
1. Catat identitas dan jenis diet pasien yang pindah
ruangl di bon makan ruang yang baru.
2. Coret identitas dan jenis diet pasien di bon makan
ruang yang lama
c. Jika pasien meninggal
1. Catat identitas pasien yang meninggal melalui
telepon dari perawat.
2. Coret identitas dan jenis diet pasien di bon makan
pada pasien yang meninggal berdasarkan telepon
dari perawat.
Ruang perawatan

32

Instalasi gizi
Pekarya

PERMINTAAN MAKAN DOKTER IBS

NO DOKUMEN :

No Revisi :
A

Halaman :
1/1

01/GIZI/VIII/34

STANDAR

Ditetapkan
Direktur

Tanggal Terbit

PROSEDUR
OPERASIONAL

12 Agustus 2016

dr Netty Herawati,Sp.OG

Pengertian

Suatu kegiatan yang meliputi penyediaan makanan dan


minuman untuk dokter yang melaksanakan tindakan
operasi di Instalasi Bedah Sentral.

Tujuan

Tersedianya makanan
tindakan operasi.

Kebijakan

SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman


Pelayanan Gizi
1. Pemesanan makanan ke Instalasi Gizi dilaksanakan
oleh petugas IBS. Satu jam sebelum operasi dimulai
dengan menyerahkan bon makan yang telah diisi
lengkap (identitas pasien,nama tim dokter operasi,jam
operasi)
2. Bila terjadi cito operasi petugas IBS memesan
makanan melalui telepon ke Instalasi Gizi dan bon
makan diserahkan kemudian.
3. Ketentuan yang berlaku sbb :
a. A. Untuk dokter operator diberikan nasi
b. Untuk asisten operasi diberikan snack
c. Jika terjadi operasi berurutan diberikan tambahan
cemilan kering.
4. Instalasi Gizi mengirim makanan satu jam sesudah
bon pemesanan diterima oleh petugas Instalasi gizi,
disertai buku pengiriman yang ditanda tangani oleh
petugas IBS.
1. Ruang IBS

Prosedur

Unit Terkait

bagi

dokter

yang

melakukan

33

2. Instalasi Gizi.

PEMBERIAN MAKAN PASIEN DAN


KARYAWAN BULAN RAMADHAN
NO DOKUMEN :

No Revisi :
A

Halaman :
1/1

01/GIZI/VIII/35

STANDAR

Tanggal Terbit

Ditetapkan
Direktur

PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian
:
Tujuan
:

12 Agustus 2016

dr Netty Herawati,Sp.OG

Pemberian makan untuk Pasien yang diet puasa dan


pegawai pada bulan Ramadhan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pelaksanaan pelayanan pemberian makan pasien dan
karyawan Bulan Ramadhan

Kebijakan

SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman


Pelayanan Gizi

Prosedur

1. Berikan makan sahur dan buka untuk penunggu


pasien puasa sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan
2. Berikan makan sahur dan buka dari catering
untuk pegawai sesuai dengan kebijakan yang
telah ditetapkan
3. Berikan makan sahur dan buka dari catering
untuk dokter jaga ICU dan IGD sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan
Instalasi gizi

Unit terkait

34

PELAYANAN PASIEN BARU


KELAS VVIP DAN VIP
No Revisi :
A

NO DOKUMEN :

Halaman :
1/1

01/GIZI/VIII/36

STANDAR

Ditetapkan
Direktur

Tanggal Terbit

PROSEDUR
12 Agustus 2016

OPERASIONAL
Pengertian

dr Netty Herawati,Sp.OG

Serangkaian kegiatan pelayanan kepada pasien baru,


kelas

VVIP

dengan

welcome

fruit

welcome

drink

pemberian

serta
pada

pasien
saat

VIP

welcome
dengan

pasien

drink

dan

pemberian

masuk

kamar

langkah-langkah

dalam

perawatan.
Tujuan

Sebagai

acuan

penerapan

pelaksanaan pelayanan pasien baru kelas VVIP dan VIP


Kebijakan
Prosedur

SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman


Pelayanan Gizi
1. Catat pemesanan paket untuk pasien baru melalui
telepon perawat
2. Siapkan paket dan kirim ke ruang perawatan VVIP atau
VIP baru
3. Ganti tea set pasien VVIP setiap pagi dan sore hari dan
antar bersama makan pasien, untuk pasien VIP
penggantian termos dilakukan sekali pada pagi hari

Unit Terkait

saja.
Instalasi Gizi
Ruang perawatan
Pekarya

35

PENGGANTIAN AIR GALON

NO DOKUMEN :

No Revisi :
A

Halaman :
1/1

01/GIZI/VIII/37

STANDAR

Ditetapkan
Direktur

Tanggal Terbit

PROSEDUR
12 Agustus 2016

OPERASIONAL
Pengertian

dr Netty Herawati,Sp.OG

Kegiatan penyediaan air galon untuk pegawai rumah


sakit

Tujuan

Memenuhi ketersediaan air minum karyawan/pegawai RS

Kebijakan

SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman


Pelayanan Gizi
1. Pemberitahuan penggantian galon dilakukan

Prosedur

ke

Instalasi Gizi
2. Penggantian air galon dilakukan oleh petugascleaning
service
3. Penggantian

galon

untuk

ruangan

pasien

SVIP

dilakukan setiap pasien baru masuk jika air galon


Unit Terkait

sudah habis
1. Instalasi Gizi
2. Petugas CS

36

PERMINTAAN TAMBAHAN MAKAN


DAN SNACK PASIEN BARU
NO DOKUMEN :

No Revisi :
A

Halaman :
1/1

01/GIZI/VIII/38

STANDAR

Ditetapkan
Direktur

Tanggal Terbit

PROSEDUR
OPERASIONAL

12 Agustus 2016

dr Netty Herawati,Sp.OG

Pengertian

Suatu kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi


pasien baru.

Tujuan

Pasien terpenuhi kebutuhan zat gizi sesuai diit

Kebijakan

SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016
Pelayanan Gizi

Prosedur

1. Perawat bangsal memberitahukan ke Instalasi Gizi bila


ada pasien baru melalui telepon dengan memberikan
data : nama ruang, nama pasien, kelas perawatan dan
diit pasien.
2. Petugas Instalasi Gizi melakukan pencatatan pasien
baru di buku pencatatan pasien baru sesuai dengan
data dari perawat bangsal : nama ruang, nama pasien,
kelas perawatan dan diit pasien.
3. Pasien baru dilayani pada jam pelayanan sebagai
berikut :
a. Makan pagi : sebelum jam 08.00 WIB
b. Snack pagi : sebelum jam 10.00 WIB
c. Makan siang : sebelum jam 13.00 WIB
d. Snack sore : sebelum jam 16.00 WIB
e. Makan sore : sebelum jam 18.00 WIB
f. Pelayanan gizi sesudah jam 21.00 pasien baru
mendapat pelayanan susu box
4. Makan/snack pasien baru akan diantar petugas
pekarya
1. Ruang Perawatan
2. Instalasi Gizi

Unit Terkait

tentang

Pedoman

37

SPO PERENCANAAN TERAPI NUTRISI

RUMAH SAKIT CAKRA


HUSADA

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

NO DOKUMEN :
01/GIZI/VIII/39

TANGGAL
TERBIT :

12 Agustus 2016
Pengertian
Tujuan

Kebijakan
Prosedur

Unit terkait

NO REVISI :A

HALAMAN :38 / 1

Ditetapkan Direktur

dr Netty Herawati,Sp.OG

Suatu kegiatan perencanaan dalam upaya pemenuhan gizi pasien


1. Meningkatkan kesehatan pasien rawat inap
2. Pasien rawat inapmendapatkan konsultasi mengenai makanan
yang dianjurkan dan tidak dianjurkan sesuai dengan penyakit
yang dideritanya.
SK 343 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Panduan Terapi Nutrisi
1 Ahli gizi menerima laporan dari perawat akan adanya pasien
baru atau pasien lama yang memerlukan penanganan diit atau
secara aktif ahli gizi dating ke ruangan untuk menskrining
pasien yang perlu diit
2 Mempersiapkan alat tulis dan lembar asuhan gizi
3 Membaca rekam medis pasien
4 Mencariketerangan yang terkait melalui perawat
5 Mendatangi pasien untuk melihat kondisinya dan melakukan
pengukuran athropometri yang meliputi berat badan (BB),
tinggi badan (TB),lingkar lengan (LLA)
6 Melakukan anamnesa gizi pada pasien, bila pasien tidak bias
berkomunikasi maka informasi yang dibutuhkan dapat digali
dari keluarga pasien
7 Menentukan status gizi berdasarkan data anthropometri dan
data biokimia
8 Memberikan konsultasi gizi kepada pasien mengenai
pengaturan makan bagi pasien dengan penyakit tertentu
Ahli gizi

38

SPO PEMBERIAN TERAPI NUTRISI

RUMAH SAKIT CAKRA


HUSADA

NO DOKUMEN :
01/GIZI/VIII/40

NO REVISI :A

HALAMAN :
1/1

Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur

Unit terkait

TANGGAL
TERBIT :
12 Agustus 2016

dr Netty Herawati,Sp.OG

Merupakan sarana dalampemenuhan zat gizi pasien


Memberikan makanan yang tepat kepada pasien sesuai dengan
penyakit dan kondisi umum maupun kondisi saluran cerna pasien
SK 343 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Panduan Terapi Nutrisi
1. Dari hasil skrening selanjutnya ditentukan status gizi pasien
2. Jika status gizi pasien kurang bahkan gizi buruk maka
dilakukan assessmen gizi lebih lanjut dan dilakukan
konsultasi gizi
3. Jika status gizi pasien adalah normal maka diet yang
diberikan adalah biasa / normal sesuai dengan kondisi dan
penyakit
pasien
dengan
bentukmakanan
cair,
saring,lunak,biasa dan makanan diberikan secara per oral.
Makanan untuk pasien dengan pembedahan dengan diit
TKTP ( tinngi kalori tinggi protein).
4. Perhitungan kebutuhan kalori perhari pada pasien yang
memerlukan terapi
5. Ahli gizi melakukan edukasi pada pasien dan keluarga pasien
6. Monitoring meliputi keadaan pasien,hasil laboratorium, pola
makan dan kepatuhan pasien menjalani diit
7. Evaluasi meliputi perubahan pola makan, status gizi
mendekati normal
Ahli gizi

39

SPO MONITORING PEMBERIAN TERAPI NUTRISI

RUMAH SAKIT CAKRA


HUSADA

NO DOKUMEN :
01/GIZI/VIII/41

NO REVISI : A

HALAMAN :
1/1

Ditetapkan Direktur

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

TANGGAL
TERBIT :
12 Agustus 2016

Pengertian

Monitoring terapi gizi adalah kegiatan memantau terapi gizi yang


sudah diberikan kepada pasien
1. Untuk mengetahui respon pasien terhadap terapi gizi yang
diberikan
2. Untuk melakukan evaluasi pencapaian terapi gizi
SK 343 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Panduan Terapi Nutrisi

Tujuan

Kebijakan
Prosedur

dr Netty Herawati,Sp.OG

1. Ahli gizi melakukan monitoring atau kunjungan ulang


kepada pasien yang mendapat terapi gizi untuk mendapatkan
data respon pasien terhadap terapi gizi meliputi:
a. Asupan total energy, persentase asupan karbohidrat,
protein,lemak dari total energy dan asupan zat gizi terkait
dengan diagnosis gizi pasien
b. Riwayat diet dan perubahan berat badan /status gizi
c. Biokimia : kadar gula darah, ureum, lipida darah,
elektrolit, Hb dan lain lain
d. Perilaku pasien yang terkait dengan diagnosis gizi
e. Kepatuhan terhadap anjuran gizi
2.
Ahli gizi mencatat respon pasien pada catatan
perkembangan pasien terintegrasi
3. Apabila respon pasien terhadap terapi gizi belum mencapai
target yang diharapkan,ahli gizi melakukan pengkajian ulang
40

dan revisi asuhan gizi


Ahli gizi

Unit terkait

SPO PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN

NO DOKUMEN :
RUMAH SAKIT CAKRA

NO REVISI : A

01/GIZI/VI/42

HALAMAN :
1/1

HUSADA
Ditetapkan Direktur
STANDAR PROSEDUR

TANGGAL

OPERASIONAL

TERBIT :
20Juni 2016

Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur

Unit terkait

dr Netty Herawati,Sp.OG
Adalah mengambil sampel makanan setiap setiapkali masak untuk
disimpan di suhu dingin/kulkas selama 1x24 jam
Agar bias dilakukan pengecekan apabila terjadi insiden keracunan
SK 275 / Dirut.RSCH/VI/2016 tentang Panduan Sanitasi Makanan
1
2
3
4

Ambil sampel setiap jenis masakan setiap kali masak


Simpan pada suhu dingin /di kulkas selama 1x24 jam
Lakukan pengecekan jika terjadi keracunan
Catat setiap pengamatan setiap kali sampel pada form pencatatan

meskipun tidak terjadi insiden


Instalasi gizi

41

PENCUCIAN ALAT MINUM


NO DOKUMEN :
01/GIZI/VI/43

NO REVISI : A

HALAMAN :
1/1

Ditetapkan Direktur

STANDAR
TANGGAL TERBIT :

PROSEDUR
OPERASIONAL

20 Juni 2016
dr Netty Herawati,Sp.OG

Pengertian

Kegiatanmencuci alat minum agar sesuai standar

Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam kegiatan


pencucian alat minum

Kebijakan

SK 275 / Dirut.RSCH/VI/2016 tentang Panduan Sanitasi Makanan

Prosedur

1. Buang sisa minuman dalam wadah khusus.


2. Siapkan bak pencucian yang bersih dengan cara disikat
dan diguyur air panas
Bak air I untuk bak pencucian
Bak air II untuk bak pembilasan
Bak air III untuk bak pembilasan terakhir dengan air
panas
3. Bersihkan alat minum di bak I dengan sabun cair dan
sabut, gosok seluruh bagian gelas. masukkan empat
jari tangan untuk membersihkan bagian dalam gelas.
4. Bilas alat minum di dalam bak I sambil gosok sampai
bersih.
5. Bilas alat minum di dalam bak II dengan air mengalir
6. Rendam air panas dalam bak III selama 2 menit.
7. Tiriskan alat minum di rak gelas dalam posisi
telungkup , dengan dipegang bagian bawah gelas, tidak
di bagian bibir gelas.
8. Bersihkan bak pencucian bila proses pencucian selesai,
dengan cara disikat dan diguyur dengan air panas.
42

Unit Terkait

9. Simpan gelas yang sudah bersih di dalam penyimpanan


gelas bila tidak digunakan.
Instalasi gizi

PENCUCIAN PERALATAN MAKANAN

NO DOKUMEN :
01/GIZI/VI/44

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

TANGGAL TERBIT :
20 Juni 2016

NO REVISI : A

HALAMAN :
1/1

Ditetapkan Direktur
dr Netty Herawati,Sp.OG

Pengertian

Rangkaian kegiatan pencucian alat makan pasien

Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam


kegiatan pencucian peralatan makanan
SK 275 / Dirut.RSCH/VI/2016 tentang Panduan Sanitasi Makanan
a. Pisahkan / buang segala kotoran dan sisa makanan
pada alat makan ke dalam wadah khusus
b. Tempatkan alat makan dalam wadah alat makan
kotor
c. Siapkan bak pencucian.yang bersih dengan cara
disikat dan diguyur air panas
Bak air I untuk bak pencucian
Bak air II untuk bak pembilasan
Bak air III untuk bak pembilasan terakhir dengan
air panas
d. Rendam
alat
makan
pada
bak
I
untuk
mempermudah pencucian alat makan
e. Bersihkan alat makan dengan sabun cair dan sabut
dengan gosok secara rata di seluruh bagian alat
makan
f. Bilas alat makan di bak I sambil gosok dan terasa
tidak licin.
g. Bilas alat makan di di bak II dengan air bersih dan
disenfektan sambil digosok sampai bersih
h. Bilas alat makan atau rendam di bak III yang berisi
air panas pada suhu 80 derajat celciuc selama 2
menit.

Kebijakan
Prosedur

43

i.

Unit Terkait

Tiriskan alat makan pada rak penirisan sampai


kering.
j. Ganti air bilasan paling sedikit 2-3x dalam setiap
pencucian.
k. Alat makan infeksius dilakukandengantahapan
yang sama hanya saja dilakukan diakhir
l. Bersihkan bak pencucian dengan cara disikat dan
diguyur air panas setelah proses pencucian selesai.
Instalasi Gizi

PENCUCIAN PERLENGKAPAN
ALAT MASAK

NO DOKUMEN :
01/GIZI/VI/45

STANDAR

NO REVISI : A

HALAMAN :
1/1

Ditetapkan Direktur
TANGGAL TERBIT :

PROSEDUR
OPERASIONAL

20 Juni 2016
dr Netty Herawati,Sp.OG

Pengertian

Kegiatan pencucian perlengkapan dan alat masak setelah


proses produksi.

Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah


kegiatan pencucian perlengkapan alat masak

Kebijakan

SK 275 / Dirut.RSCH/VI/2016 tentang Panduan Sanitasi Makanan

Prosedur

1. Bersihkan bak pencucian dengan cara disikat bersih


dan diguyur air panas
2. Buang sisa makanan yang melekat pada perlengkapan
dan alat masak, bila perlu rendam air panas
3. Bersihkan perlengkapan dan alat masak dengan
detergen dan sabut, gosok sampai bersih
4. Bilas perlengkapan dan alat masak sampai bersih,
5. Ganti air bilasan paling sedikit 2-3x dalam setiap
pencucian
6. Rendam perlengkapan dan alat masak dalam air
panas pada suhu 80 derajat celcius selama 2 menit
7. Tiriskan perlengkapan dan alat masak dalam rak
penirisan, terhindar dari debu,serangga dan sirkulasi
udara yang baik
8. Bersihkan bak pencucian dengan cara disikat dan

dalam

44

Unit Terkait

diguyur dengan air panas setelah proses pencucian.


Instalasi Gizi

PEMBUANGAN SAMPAH
NO DOKUMEN :

NO REVISI : A

01/GIZI/VI/46

HALAMAN :
1/1

Ditetapkan Direktur

STANDAR
TANGGAL TERBIT :

PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian

20 Juni 2016
dr Netty Herawati,Sp.OG
Usaha penanganan sampah (limbah padat dan cair) agar
tidak berdampak negatif terhadap makanan.

Tujuan

Sebagai

acuan

penerapan

langkah-langkah

dalam

pelaksanaan pembuangan sampah


Kebijakan

SK 275 / Dirut.RSCH/VI/2016 tentang Panduan Sanitasi Makanan

Prosedur

1. Masukkan limbah padat (sisa potongan sayur, beras,


sisa sisa makanan) ke dalam bak sampah kecil
bertutup dan beralas plastik hitam.
2. Segera buang sampah setelah selesai dinas
3. Cuci bak sampah kecil 3x sehari dan bak sampah
besar 2x seminggu
4. Petugas yang membuang sampah dari bak sampah

Unit Terkait

besar ke TPS adalah petugas Cleaning Service


Instalasi Gizi
Cleaning Service

45

PENGENDALIAN
PEST KONTROL

NO DOKUMEN :

NO REVISI : A

01/GIZI/VI/47

HALAMAN :
1/1

Ditetapkan Direktur

STANDAR
TANGGAL TERBIT :

PROSEDUR
20 Juni 2016

OPERASIONAL
Pengertian

dr Netty Herawati,Sp.OG
Upaya

untuk

menurunkan

maupun

menghilangkan

populasi serangga vektor penyakit secara fisik, elektronik


maupun kimia.
Tujuan

1. Ruangan bebas dari serangga dan binatang sebagai


vektor penyakit
2. Makanan bebas dari serangga dan binatang sebagai

Kebijakan

vektor penyakit.
SK 275 / Dirut.RSCH/VI/2016 tentang Panduan Sanitasi Makanan

Prosedur

1. Selalu menutup pintu dan jendela setiap sore setelah


selesai bekerja.
2. Setiap sore selalu menyimpan makanan ke dalam
almari pendingin
3. Pemasangan alat penangkap tikus dan juga serangga
seperti

lalat,

nyamuk,

pada

tempat

yang

teridentifikasi memungkinkan terdapat banyak hewan


tersebut
4. Pengecekkan secara rutin fungsi alat pengusir tikus
dan serangga setiap 2 minggu sekali
5. Kemudian dibersihkan dan alat dipasang lagi untuk
Unit Terkait

menjebak serangga lagi


1. Instalasi Gizi

46

PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI


(APD)
DI INSTALASI GIZI
NO DOKUMEN :

NO REVISI : A

HALAMAN
:

01/GIZI/VI/48

1/1
Ditetapkan Direktur

STANDAR
TANGGAL TERBIT :

PROSEDUR
20 Juni 2016

OPERASIONAL

dr Netty Herawati,Sp.OG

Pengertian

Merupakan upaya untuk melindungi diri resiko


kontaminasi dan bahaya yang mungkin terjadi pada
saat bekerja

Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam


kegiatan pemakaian alat pelindung diri

Kebijakan

SK 275 / Dirut.RSCH/VI/2016 tentang Panduan Sanitasi Makanan

Prosedur

1. Cuci tangan setelah masuk Instalasi Gizi


2. Jika akan masuk ke Area Bersih (Persiapan dan
Pengolahan) :
a. Memakai baju kerja /seragam bersih
b. Pakai tutup kepala bersih setiap hari ganti
c. Pakai celemek bersih setiap hari ganti
d. Gunakan masker disposable (sekali pakai)
e. Gunakan

alas

tangan

saat

memegang

makanan
f.

Gunakan alas kaki tertutup dan tidak licin

3. Jika akan masuk ke Area Kotor (Pencucian)


a. Gunakan celemek plastik bersih
Unit Terkait

b. Gunakan sepatu boot


Instalasi Gizi

47

PEMBERSIHAN TEMPAT/RUANG PENYIMPANAN


BAHAN MAKANAN
NO DOKUMEN :
01/GIZI/VI/49

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur

TANGGAL TERBIT :
20 Juni 2016

NO REVISI : A

HALAMAN :
1/1

Ditetapkan Direktur
dr Netty Herawati,Sp.OG

Suatu tindakan pembersihan tempat/ruang penyimpanan


bahan makanan secara berkala.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pelaksanaan pembersihan tempat/ruang penyimpanan
bahan makanan.
SK 275 / Dirut.RSCH/VI/2016 tentang Panduan Sanitasi Makanan
1. FREZER
a. Cabut stop kontak 5 jam sebelum dibersihkan
bunga esnya.
b. Setelah es mencair, buang air es melalui
saluran air di bagian bawah dan bersihkan.
c. Pencairan espada lemari es harus segera
dilakukan setelah terjadi pengerasan.
d. Bersihkan wadah-wadah penyimpanan bahan
makanan setiap bahan makanan datang
2. KULKAS
Bersihkan
kulkas
setiap
hari
sebelum
memasukkan sayur/buah.
3. RUANG BAHAN MAKANAN KERING
a. Bersihkan ruangan secara periodik, 1 x
seminggu, untuk pembersihan lantai ruangan
dilakukan 3x sehari
b. Semprot ruangan dengan insektisida secara
periodik, 1x seminggu
c. Segera buang sampah dari kertas,plastik
d. Segera bersihkan bahan makanan yang jatuh
atau tumpah
e. Bahan makanan ditempatkan teratur
f. Menggunakan
bahan
makanan
yang
diterimaterlebih dahulu (FIFO + first in first
out )untuk mngetahuibahan makanan yang
diterima diberi tanggalpnerimaan
g. Suhu ruangan harus kering , sehinggadimonitor
suhu dan kelembabannya setiaphari
48

Unit Terkait

Instalasi Gizi

PEMBERSIHAN
TROLLEY MAKAN/MINUM
NO DOKUMEN :
01/GIZI/VI/50

NO REVISI : A

STANDAR
PROSEDUR

HALAMAN :
1/1

Ditetapkan Direktur
TANGGAL TERBIT :
20 Juni 2016

OPERASIONAL

dr Netty Herawati,Sp.OG

Pengertian

Suatu kegiatan pembersihan troly makan/minum.

Tujuan

Sebagai

acuan

penerapan

langkah-langkah

dalam

pelaksanaan pembersihan trolley makan/minum


SK 275 / Dirut.RSCH/VI/2016 tentang Panduan Sanitasi Makanan
Prosedur

1. Bersihkan trolley makan/minum di seluruh bagian


trolley
2. Bersihkan roda trolley dari rambut/kotoran

Unit Terkait

3. Bersihan trolley makan/minum 3x sehari,


Pekarya

49

KONTROL AIR BERSIH


NO DOKUMEN :
01/GIZI/VI/51

NO REVISI : A

STANDAR
PROSEDUR

Ditetapkan Direktur
TANGGAL TERBIT :
20 Juni 2016

OPERASIONAL
Pengertian

HALAMAN :
1/1

dr Netty Herawati,Sp.OG
Upaya pengecekan / evaluasi tingkat kualitas penyediaan
air bersih

Tujuan

Sebagai

acuan

penerapan

langkah-langkah

dalam

pelaksanaan kontrol air bersih


Kebijakan

SK 275 / Dirut.RSCH/VI/2016 tentang Panduan Sanitasi Makanan

Prosedur

1. Beri label pada botol sampel yang meliputi : pengirim,


lokasi, tanggal, jenis pemeriksaan, nomor sampel
2. Alirkan kran selama 2-3 menit sampai air yang
mengalir berasal dari sumbernya
3. Tutup kran, sterilkan mulut kran dengan Bunsen.
4. Buka tutup botol, sterilkan mulut botol dengan Bunsen
5. Alirkan air kran dalam botol sampel sampai volume air
2/3 botol.
6. Steril mulut botol dan tutup.
7. Kirim sampel botol ke laboratorium lingkungan

Unit Terkait

8. Laporkan hasil pemeriksaan


Instalasi Gizi

50

MONITORING ALAT PENDINGIN


NO DOKUMEN :
01/GIZI/VI/52

NO REVISI : A

STANDAR
PROSEDUR

Ditetapkan Direktur
TANGGAL TERBIT :
20 Juni 2016

OPERASIONAL
Pengertian

HALAMAN :
1/1

dr Netty Herawati,Sp.OG
Tata cara untuk memonitor suhu alat pendingin sehingga
suhunya sesuai dengan bahan makanan yang disimpan.

Tujuan

Sebagai

acuan

penerapan

langkah-langkah

dalam

pelaksanaan monitoring alat pendingin


Kebijakan
Prosedur

SK 275 / Dirut.RSCH/VI/2016 tentang Panduan Sanitasi Makanan


1. Cek suhu di tempat pendingin ( kulkas dan freezer ) 2
x sehari, pada jam 08.00 dan 14.00 WIB
2. Cek kelembaban di ruang penyimpanan dan ruang
pengolahan 2 x sehari pada jam 08.00 14.00 WIB
3. Tulis hasil pengecekan pada form monitor suhu.
4. Rekap hasil monitor selama sebulan dan dibuat ratarata
5. Buat laporan monitor suhu dan kelembaban.

Unit Terkait

Instalasi Gizi
IPSRS

51

PEMERIKSAAN SAMPEL MAKANAN


DAN PERALATAN MAKAN

NO DOKUMEN :
01/GIZI/VI/53

NO REVISI : A

STANDAR
PROSEDUR

Ditetapkan Direktur
TANGGAL TERBIT :
20 Juni 2016

OPERASIONAL
Pengertian

HALAMAN :
1/1

dr Netty Herawati,Sp.OG
Serangkain proses kegiatan pemeriksaan angka kuman
pada sampel makanan dan peralatan makan.

Tujuan

Sebagai

acuan

penerapan

langkah-langkah

dalam

kegiatan pemeriksaan sampel makanan dan peralatan


makan.
Kebijakan
Prosedur

SK 275 / Dirut.RSCH/VI/2016 tentang Panduan Sanitasi Makanan


1. Lakukan Pemeriksaan meliputi :
a. Peralatan

Makan

Pasien

(termos

nasi,

piring

makan , piring lauk, tempat sayur, sendok, garpu,


gelas) yang sudah dicuci bersih.
b. Sampel Makanan olahan Instalasi Gizi (nasi, lauk
hewani, lauk nabati, sayur, teh) sesuai siklus menu
hari itu.
2. Siapkan sampel makanan dalam cawan tertutup dan
berikan sampel makanan kepada Petugas Sanitasi
RSST
3. Berikan peralatan makan yang akan diuji usap oleh
Petugas
4. Ambil
Unit Terkait

hasil

pemeriksaan

ke

RSST

dengan

menyelesaikan pembayaran.
Instalasi Gizi

52

Laboratorium RSST

PEMERIKSAAN KESEHATAN
PENJAMAH MAKANAN

NO DOKUMEN :
01/GIZI/VI/54

NO REVISI : A

STANDAR
PROSEDUR

Ditetapkan Direktur
TANGGAL TERBIT :
20 Juni 2016

OPERASIONAL
Pengertian

HALAMAN :
1/1

dr Netty Herawati,Sp.OG
Upaya mengetahui kondisi kesehatan pegawai sehingga
dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri
sendiri dan masyarakat sekelilingnya.

Tujuan

Sebagai

acuan

penerapan

langkah-langkah

dalam

kegiatan pemeriksaan kesehatan penjamah makanan.


Kebijakan

SK 275 / Dirut.RSCH/VI/2016 tentang Panduan Sanitasi Makanan

Prosedur

1. Periksa kesehatan secara berkala setiap tahun untuk


semua penjamah makanan meliputi : HB, Hematologi
Rutin, Foto Thorax dan obat cacing.
2. Simpan hasil pemeriksaan di rekam medis masingmasing penjamah makanan.
3. Lakukan
kelainan

Unit Terkait

pemeriksaan
dari

hasil

lanjut

apabila

pemeriksaan

ditemukan

sehingga

dapat

dipulihkan kesehatannya.
Instalasi Gizi
Instalasi Laboratorium
Instalasi Radiologi
Dokter Karyawan

53

MONITORING SUHU DAN KELEMBABAN UDARA


RUANG PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN
NO DOKUMEN :
01/GIZI/VI/55

NO REVISI : A

STANDAR
PROSEDUR

Ditetapkan Direktur
TANGGAL TERBIT :
20 Juni 2016

OPERASIONAL
Pengertian

HALAMAN :
1/1

dr Netty Herawati,Sp.OG
Tata cara untuk memonitor suhu dan kelembaban udara
di ruang penyimpanan bahan makanan

Tujuan

Agar sesuai dengan standarduhu dan kelembaban di


ruang penyimpanan bahan makanan

Kebijakan
Prosedur

SK 275 / Dirut.RSCH/VI/2016 tentang Panduan Sanitasi Makanan


1. Cek suhu dan

kelembaban di ruang penyimpanan

dan ruang pengolahan 2 x sehari pada pagi hari dan


sore hari
2. Tulis hasil pengecekan pada form monitor suhu dan
kelembaban.
3. Rekap hasil monitor selama sebulan dan dibuat ratarata
Unit Terkait

4. Buat laporan monitor suhu dan kelembaban.


Instalasi Gizi
PSRS

54

PENGGUNAAN ALAT MESIN

NO DOKUMEN :
01/GIZI/VI/56

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian

NO REVISI : A

HALAMAN :
1/1

Ditetapkan Direktur
TANGGAL TERBIT :
20 Juni 2016
dr Netty Herawati,Sp.OG
Serangkaian petunjuk cara penggunaaan alat mesin
secara benar agar terhindar dari kecelakaan kerja.

Tujuan

Menghindari kecelakaan kerja akibat cara penggunaan


alat mesin yang tidak benar.

Kebijakan

SK 275 / Dirut.RSCH/VI/2016 tentang Panduan Sanitasi Makanan

Prosedur

BLENDER

a. Pastikan alat yang akan digunakan sudah bersih


b. Masukkan steker ke stop kontak
c. Masukkan makanan yang akan dihaluskan ke dalam
gelas
blender kemudian ditutup (makanan tidak
boleh terlalu penuh)
d. Letakkan gelas blender diatas mesin blender (posisi
harus pas, tidak boleh miring, karena tidak akan
berjalan)
e. Tekan tombol on/start untuk menghidupkan mesin
blender
f. Tekan tombol off untuk mematikan mesin blender
g. Bersihkan alat setelah dipakai dan disimpanpada
tempatnya
Unit Terkait

Instalasi gizi
55

MONITOR SUHU PEMASAKAN MAKANAN

NO DOKUMEN :
01/GIZI/VI/57

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Pengertian

NO REVISI : A

HALAMAN :
1/1

Ditetapkan Direktur
TANGGAL TERBIT :
20 Juni 2016
dr Netty Herawati,Sp.OG

Adalah memonitor suhu pengolahan makanan agar


sesuai dengan standar yang seharusnya

Tujuan

Agar makanan diolah dengan standar suhu yang


seharusnya sehingga bebas dari bakteri pathogen
danmencapai kematangan yang sempurna

Kebijakan

SK 275 / Dirut.RSCH/VI/2016 tentang Panduan Sanitasi Makanan

Prosedur

1 Cek suhu pengolahan makanan minimal90 drajat

Unit Terkait

celcius
2 Catat hasil pengamatan pada form pengamatan
Instalasi Gizi

56

MONITOR SUHU MAKANAN SEBELUM DISAJIKAN

NO DOKUMEN :
01/GIZI/VI/58

NO REVISI : A

STANDAR
PROSEDUR

Ditetapkan Direktur
TANGGAL TERBIT :
20 Juni 2016

OPERASIONAL
Pengertian

HALAMAN :
1/1

dr Netty Herawati,Sp.OG

Adalah

memonitor

suhu

pmakanan

sebelum

makanan disajikan
Tujuan

Agar makanan yang disajikan sesuai dengan standar


suhu yang seharusnya

Kebijakan

SK 275 / Dirut.RSCH/VI/2016 tentang Panduan Sanitasi Makanan

Prosedur

1. Cek suhu makanan basah / berkuah yang akan


segera disajikan agar suhunya 60 C
2. Cek suhu makanan cepat basi (santan, telur,

Unit Terkait

susu) 65 C
3. Catat hasilnya dalam form pengamatan
Instalasi Gizi

57

MONITOR SUHU PERENDAMAN ALAT UNTUK


DESINFEKSI
NO DOKUMEN :
01/GIZI/VI/59

STANDAR
PROSEDUR

NO REVISI : A

HALAMAN :
1/1

Ditetapkan Direktur
TANGGAL TERBIT :
20 Juni 2016

OPERASIONAL

dr Netty Herawati,Sp.OG

Pengertian

Adalah memonitor suhu pada pencucian alat makan

Tujuan

Agar alat makan benar benar bersih bebas dari


bakteri pathogen

Kebijakan

SK 275 / Dirut.RSCH/VI/2016 tentang Panduan Sanitasi Makanan

Prosedur

1. Siapkan 3 bak pada pencucian yaitu :


a.bak pencucian dengan suhu 150 F atau 65,5
C
b. bak pembilasan dengan suhu 160 F atau 71
C
c. bak perendaman dengan suhu 180 F atau 82

Unit Terkait

C
2. Catat hasilnya dalam form pengamatan
Instalasi Gizi

58

MONITOR KEAMANAN PANGAN

NO DOKUMEN :
01/GIZI/VI/60

STANDAR
PROSEDUR

HALAMAN :
1/1

Ditetapkan Direktur
TANGGAL TERBIT :
20 Juni 2016

OPERASIONAL
Pengertian

NO REVISI : A

dr Netty Herawati,Sp.OG

Adalah memnentukan tingkat keamanan makanan


dengan mengidentifikasi faktor- faktorkomponennya

Tujuan

Untuk mengetahui tingkat keamanan makanan yang


dihasilkan

Kebijakan

SK 275 / Dirut.RSCH/VI/2016 tentang Panduan Sanitasi Makanan

Prosedur

1. Siapkan form penilaian skor keamanan makanan


dengan melihat factor
a Pemilihan dan penyimpanan bahan
makanan
b Hygiene pemasak
c Pengolahan makanan
d Distribusi makanan

Unit Terkait

2.lakukan penilaian untuk tiap jenis menu


Instalasi Gizi

59

FORM PENILAIAN SKOR KEAMANAN PANGAN (SKP)


NO
KOMPONEN & SUB KOMPONEN

A.
1. *

NILAI
(1)

(2)

3
3

0
0

3
3

0
0

Pemilihan dan Penyimpanan Bahan makanan (PPB)


Bahan makanan yang digunakan masih segar

2.
3.

Bahan makanan yang digunakan tidak rusak


Bahan makanan yang digunakan tidak busuk

4.
5.

Tidak menggunakan wadah / kotak bekas pupuk atau pestisida untuk menyimpan dan membawa bm
Bahan makanan disimpan jauh dari bahan beracun / berbahaya

6.*
7.
8.

Bahan makanan disimpan pada tempat tertutup


Bahan makanan disimpan pada tempat bersih
Bahan makanan disimpan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung
JUMLAH NILAI MAKSIMUM UNTUK PPB

3
3
3
22

0
0
0

B.
1.
2.
3.*
4.*
5.
6.*
7.
8.

HIGIENE PEMASAK (HGP)


Pemasak harus berbadan sehat
Pemasak harus berpakaian bersih
Pemasak memakai tutup kepala selama memasak
Pemasak memakai alas kaki selama memasak
Mencuci tangan sebelum dan sesudah memasak
Mencuci tangan menggunakan sabun sesudah dari WC (buang air)
Ketika bersin tidak menghadap ke makanan
Kuku pemasak selalu bersih dan tidak panjang

3
3
1
1
3
3
3
3

0
0
0
0
0
0
0
0

60

JUMLAH NILAI MAKSIMUM UNTUK HGP


C.
1.

20

PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN (PBM)


3

3
3
3
3

0
0
0
0

3
3
3
3

0
0
0
0

3
2

0
0

3
3
3
3
3
3
3
3
2

0
0
0
0
0
0
0
0
0

Peralatan memasak yang digunakan harus bersih dan kering


2.*
3.*
4.
5.

Peralatan memasak harus dicucui sebelum dan sesudah dipakai memasak


Peralatan memasak dikeringkan terlebih dahulu setelah dicuci
Peralatan memasak disimpan di tempat yang bersih
Peralatan memasak disimpan di tempat yang jauh dari bahan beracun atau bahan berbahaya

6.
7.*
8.*
9.

Dapur tempat memasak harus dalam keadaan bersih


Dapur tempat memasak harus dalam keadaan kering
Dapur tempat memasak harus mempunyai ventilasi yang cukup
Dapur terletak jauh dari kandang ternak

10.*
11.*

Selalu tersedia air bersih dalam wadah tertutup


Di dapur tersedia tempat sampah yang tertutup

12.*
13.
14.*
15.
16.*
17.
18.
19.*
20.*

Pembuangan air limbah harus lancar


Bahan beracun / berbahaya tidak boleh disimpan di dapur
Jarak tempat memasak ke tempat distribusi (sekolah) tidak lebih dari satu jam
Pisau dan telenan yang digunakan harus bersih
Bagian makanan yang tidak dimakan tidak ikut dimasak
Bahan makanan dicusi dengan air bersih
Meracik / membuat adonan menggunakan alat yang bersih
Adonan / bahan makanan yang telah diracik harus segera di masak
Makanan segera diangkat setelah matang

21.

Makanan yang telah matang ditempatkan pada wadah bersih dan terhindar dari debu dan serangga

61

22.*
23.

Makanan tidak dibungkus dengan menggunakan pembungkus dari kertas koran dan kertas ketikan

1
3

0
0

Makanan dibungkus dgan pembungkus yg bersih, tdak menggunakan bekas pembungkus bhn beracun
24.*
Memegang makanan yang telah matang menggunakan sendok, garpu, alat penjepit, sarung tangan
25.
Tidak menyimpan makanan yang matang lebih dari 4 jam terutama makanan berkuah dan bersantan
26.
Untuk makanan goreng, minyak goreng tidak boleh digunakan jika sudah berwarna coklat tua, atau sudah dipakai
setelah 4 kali
27.
Untuk makanan basah, merebus dan mengukus makanan dalam wadah tertutup
74
JUMLAH NILAI MAKSIMUM UNTUK PBM
D.
1.

DISTRIBUSI MAKANAN (DPM)


3

3
1
3
3

0
0
0
0

3
3
19

0
0

Selama distribusi, makanan ditempatkan dalam wadah yang bersih dan tertutup
2.
3.*
4.
5.

Pembawa makanan berpakaian bersih dan mencuci tangan


Tangan dicuci dengan sabun sebelum membagikan makanan
Makanan tidak boleh berlendir, berubah rasa, atau berbau basi sebelum dibagikan
Makanan ditempatkan dalam tempat yang bersih dan kering

6.*
7.*

Mencuci tangan sebelum makan


Makanan tidak dipegang langsung, enggunakan alat untuk memegang makanan saat membagikan
JUMLAH NILAI MAKSIMUM UNTUK DMP

62

Sumber : Mudjajanto, 1999.


Keterangan : (1) Nilai, jika kriteria terpenuhi ; (2) Nilai, tika kriteria tidak terpenuhi (0)
* dapat ditolerir untuk katagori keamanan pangan tertentu
PENERAPAN PERHITUNGAN HASIL PENILAIAN SKP
1.

SKP MAKSIMAL (JIKA SEMUA KRITERIA TERPENUHI)


KOMPONEN NILAI YANG DITOLERIR
NILAI HARUS
DIPENUHI
(1)
(2)
(3)
PPB
HGP
PBM
DMP

0
0
0
0

22 0 = 22
20 0 = 20
74 0 = 74
19 0 = 19

NILAI KOMPONEN

SKOR

(4) SKALA 0 1,00

(5)= (BOBOT) x (4)

22 : 22 = 1,0000
20 : 20 = 1,0000
74 : 74 = 1,0000
19 : 19 = 1,0000

0,16 x 1,0000 = 0,1600


0,15 x 1,0000 = 0,1500
0,55 x 1,0000 = 0,5500
0,14 x 1,0000 = 0,1400

SKP Maks = 1,0000

2.

SKP MINIMUM UNTUK KATAGORI BAIK


KOMPONEN NILAI YANG DITOLERIR
(1)

(2)

NILAI HARUS
DIPENUHI
(3)

PPB
HGP
PBM
DMP

0
0
4
0

22 0 = 22
20 0 = 20
74 4 = 70
19 0 = 19

NILAI KOMPONEN

SKOR

(4) SKALA 0 1,00

(5)=(BOBOT) x (4)

22 : 22 = 1,0000
20 : 20 = 1,0000
70 : 74 = 0,9459
19 : 19 = 1,0000

0,16 x 1,0000 = 0,1600


0,15 x 1,0000 = 0,1500
0,55 x 0,9459 = 0,5203
0,14 x 1,0000 = 0,1400

SKP Minimal= 0,9703

63

SKP Maks = 1,0000

3.

SKP MINIMUM UNTUK KATAGORI SEDANG


KOMPONEN NILAI YANG DITOLERIR
(1)

(2)

NILAI HARUS
DIPENUHI
(3)

PPB
HGP
PBM
DMP

1
2
5
1

22 1 = 21
20 2 = 18
74 5 = 69
19 1 = 18

NILAI KOMPONEN

SKOR

(4) SKALA 0 1,00

(5)=(BOBOT) x (4)

21 : 22 = 0,9545
18 : 20 = 0,9000
69 : 74 = 0,9324
18 : 19 = 0,9474

0,16 x 0,9545 = 0,1527


0,15 x 0,9000 = 0,1350
0,55 x 0,9324 = 0,5128
0,14 x 0,9474 = 0,1327

SKP Minimal= 0,9332

SKP Maks = 0,9702

4.

SKP MINIMUM UNTUK KATAGORI RAWAN, TETAPI AMAN DIKONSUMSI


KOMPONEN NILAI YANG DITOLERIR
NILAI HARUS
NILAI KOMPONEN
DIPENUHI
(1)
(2)
(3)
(4) SKALA 0 1,00
PPB
HGP
PBM
DMP

4
5
35
7

22 4 = 18
20 5 = 15
74 35 = 39
19 7 = 12

18 : 22 = 0,8182
15 : 20 = 0,7500
39 : 74 = 0,5270
12 : 19 = 0,6316

SKOR
(5)=(BOBOT) x (4)
0,16 x 0,8182 = 0,1309
0,15 x 0,7500 = 0,1125
0,55 x 0,5270 = 0,2899
0,14 x 0,6316 = 0,0884

SKP Minimal= 0,6217

64

SKP Maks = 0,9331

5. SKP < 0,6217 (atau < 62,17 %) RAWAN, TIDAK AMAN UNTUK DIKONSUMSI

65

PENGGUNAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN


NO DOKUMEN :
01/GIZI/VI/65

STANDAR

Pengertian

HALAMAN :
1/1

Ditetapkan Direktur

PROSEDUR
OPERASIONAL

NO REVISI : A

TANGGAL TERBIT :
20 Juni 2016
dr Netty Herawati,Sp.OG
Suatu kegiatan untuk menganti sipasi terjadinya
kebakaran di Instalasi Gizi RS Cakra Husada

Tujuan

Agar semua petugas gizi dapat menggunakan alat


pemadam kebakaran pada saat terjadi kebakaran di
Instalasi gizi.

Kebijakan

Kebijakan K3 meliputi kesehatan kerja, kecelakaan kerja


dan penyakit akibat kerja.

Prosedur

1 Lepaskan tabung dari pengait yang ada di dinding.


2
3
4
5
6

7
Unit Terkait

1
2

Kunci pengaman dilepas, Pegang corong penyemprot


pada bagian leher ujungnya
Arahkan pada titik api kebakaran kurang lebih 1 meter
Semprotkan gas pada titik api, usahakan mengikuti
arah angin sehingga api tidak mengarah pada tubuh
kita
Semprotkaqn sampai padam
Kembalikan corong penyemprot pada tabung, kunci
pengaman dipasang kembali
Pasang kembali tabung gas di dinding pada
pengaitnya.
Semua petugas Instalasi Gizi
K3 RS.

66

PENYELENGGARAAN MAKANAN DALAM KONDISI


BENCANA
NO DOKUMEN :
01/GIZI/VIII/66

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

NO REVISI : A

HALAMAN :
1/1

Ditetapkan Direktur
Tanggal Terbit

12 Agustus 2016

dr Netty Herawati,Sp.OG

Pengertian

Adalah kegiatan penyelenggaraan


kondisi terjadi bencana

makanan

dalam

Tujuan

Agar semuapasien dalam kondisi darurat mendapat


asupan makanan

Kebijakan

SK 342 / Dirut.RSCH/VIII/2016 tentang Pedoman Pelayanan Gizi

Prosedur

1 Berikan makanan yang cepat,praktis,tidak banyak


menghasilkan
sampah,
perncanaan
menu
berdasarkan bahan yang ada
2 Pemberian makanan ada 2 fase :
a Fase I
Belum ada perencanaan menu dan semua
menerima bahan makanan yang sama
b Fase Ii
Telah tersedia rincian menu harian karena
bahan makanan cukup tersedia

Unit Terkait

Instalasi Gizi

67

Anda mungkin juga menyukai