Anda di halaman 1dari 22

PANDUAN

PELAYANAN DARAH DAN KOMPONEN DARAH


RUMAH SAKIT CAKRA HUSADA KLATEN

RUMAH SAKIT CAKRA HUSADA


KABUPATEN KLATEN
2016

DAFTAR ISI

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT CAKRA HUSADANOMOR


PANDUAN PELAYANAN DARAH DAN KOMPONEN DARAH

TENTANG

BAB
1
DEFINISI .................................................................................................................
........
3
BAB
LINGKUP
7

RUANG
............................................................................................................

BAB
3
TATA
LAKSANA ..............................................................................................................
9
BAB
4
DOKUMENTASI ........................................................................................................
...... 33

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT CAKRA HUSADA KABUPATEN


KLATEN NOMOR 116.F/KPTS/2016 TENTANG PANDUAN PELAYANAN DARAH DAN
KOMPONEN DARAH DI RUMAH SAKIT CAKRA HUSADA KABUPATEN KLATEN

PANDUAN PELAYANAN DARAH DAN KOMPONEN DARAH


RUMAH SAKIT CAKRA HUSADA
BAB 1
DEFINISI

1. LATAR BELAKANG
Pelayanan darah merupakan bagian asensial dalam perawatan kesehatan
yang modern jika di gunakan dengan benar, transfusi dapat menyelamatkan
jiwa pasien. Penggunaan yang tidak tepat dapat membahayakan kehidupan
pasien. Keputusan untuk melakukan transfusi darah atau produk darah harus
selalu didasarkan pada pengkajian yang cermat terhadap indikasi klinis dan
laboratoris bahwa transfusi diperlukan untuk menyelamatkan jiwa pasien
atau mencegah morbiditas yang signifikan. Di lain pihak, transfusi darah
dapat membawa akibat yang di inginkan seperti penularan penyakit maupun
reaksi transfusi.
Faktor keamanan dan efektivitas pelayanan trasfusi darah sangat
dipengarui oleh dua keadaan, yaitu tersedianya darah dan komponen darah
yang aman, mudah didapat, harga terjangkau, dan jumlah yang cukup untuk
kebutuhan,serta penepatan indikasi transfusi darah dan komponen darah
yang benar oleh para klinisi. Dalam proses transfusi darah, terkait beberapa
usaha, yaitu usaha memelihara keadaan biologis (vabilitas) darah dan
komponennya, mengamankan
serta
mencocokannyadengan
resipien
sehingga tetap bermanfaat sebagai pengobatan bagi resipien.
Darah adalah materi biologis yabg bersifat multiagenik, sehingga secara
potensial dapat menimbulkan berbagai reaksi imunologik pada individu lain.
Karena itu pemberianya kepada resipian haruslah diusahakan jumlah variasi
antigen yang minimal, serta kompatibilitas yang baik. Atas dasar itu maka
pemberian whole blood (darah lengkap) yang memiliki variasi antigen yang
paling luas selayaknya di tinggalkan dan digantikan dengan pemberian
komponen darah yang secara rasional memiliki variasi antigen yang lebih
sedikit, tetapi dapat memenuhi sasaran.
Di luar tubuh, darah adalah materi biologis yang labil. Untuk
mempertahankan viabilitasnya diperlukan nutrisi dan antikoagulan serta
persyaratan suhu tertentu dalam penyimpanannya.

Agar upaya pelayanan darah dapat berfungsi dengan baik, maka


dipelukan standart pelayanan darah sebagai acuan dalam pelaksanaan
pelayanan darah rumah sakit sehari-hari.
2. TUJUAN
1. Mengetahui standart permintaan darah dan komponen darah ke UDD PMI
Kabupaten KLATEN
2. Mengetahui standart fasilitas di UUD PMI Kabupaten KLATEN
3. Mengetahui tata laksana pelayanan di UDD PMI Kabupaten KLATEN
4. Mengetahui penyediaan logistik di UDD PMI Kabupaten KLATEN
5. Mengetahui keselamatan pasien dalam pelayanan darah di Rumah sakit
Cakra husada
6. Mengetahui keselamatan kerja dalam pelayanan darah di Rumah Sakit
Cakra husada
7. Mengetahui pengendalian mutu pelayanan, di pelayanan darah di Rumah
Sakit Cakra husada
3. PENGERTIAN
1. Trasfusi darah adalah tindakan medis memberikan darah kepada seorang
penderita yang darahnya telah tersedia dalam kantong plastic.
2. Usaha transfusi darah atau pelayanan darah adalah segala tindakan
yang di lakukan dengan tujuan untuk memungkinkan penggunaan darah
bagi keperluan pengobatan dan mencangkup masalah-masalah
pengadaan, pengolahan dan penyampaian darah kepada orang sakit.
3. Darah adalah darah manusia dan bagian-bagiannya yang diambil dan
diolah secara khusus untuk tujuan pengobatan dan pemulihan
kesehatan.
4. Donor darah atau penyumbang darah adalah semua orang yang
memberikan darah untuk maksud dan tujuan transfusi darah
5. Resipien atau penerima darah adalah semua orang yang mendapat
tambahan darah.
6. UDD PMI : Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia.
7. Whole blood (WB) atau darah lengkap adalah darah yang belum dipisah
menjadi komponen-komponennya, yang dikumpulkan dalam sebuah
wadah yang berisi larutan pengawet antikogulan mengandung
bermacam-macam sel darah (eritrosit, lekosit, trombosit ) yang
bergabung di dalam cairan kekuningan yang disebut plasma
8. Packed red cell (PRC)adalah sel darah merah dengan volume 150-200 ml
yang sebagian besar plasmanya sudah dikeluarkan, kadar hemoglobin
kurang lebih 20gr/100 ml (tidak kurang dari 45 gr per unit), Hematokrit
55-75 %
9. Fresh frosen plasma yang dipisahkan dari satu donor darah lengkap,
yang dikumpulkan dalam waktu 6 jam, kemudian dibekukan dengan
cepat hingga suhu 25o C atau lebih rendah lagi. Mengandung faktor
pembekunya yang stabil, albumin dan immunoglobin dengan kadar yang
normal dalam plasma
10.Trombosit konsentrat (TC) adalah unit donor darah tunggal dalam volume
50-60 ml plasma harus mengandung :
a. Paling sedikit 55x109 trombosit
b. < 1,2 x 109 sel darah merah

c. < 0,12 x 109 leukosit


11.Tes kompatibilitas adalah suatu rangkaian prosedur yang diperlukan
sebelum darah diberikan, dan lengkap dengan kecocokannya. Tujuannya
adalah untuk memastikan bahwa sedapat mungkin transfusi darah donor
tidak akan menimbulkan reaksi apapun pada pasien,serta sel-sel darah
merah bisa mencapai masa hidup maksimum setelah diberikan
12.Cross match (uji silang) mayor adalah uji antara serum pasien dan selsel darah donor
13.Cross match (uji silang) miror adalah uji antara sel-sel darah merah
pasien dengan serum donor untuk mencari setiap antibodi dalam darah
donor yang dapat bereaksi dengan darah pasien
14.Reaksi transfusi darah adalah reaksi efek samping yang merugikan
timbul akibat pemberia transfusi darah
15.Permintaan darah rutin adalah permintaan darah dimana pasien tidak
membutuhkan darah dengan segera. Misalnya dalam kasus anemua,CKD
dll
16. Permintaan darah cito(darurat) adalah permintaan darah dimana pasien
sangat membutuhkan darah segera, misalnya kasus kecelakaan dengan
pendarahan yang hebat, pada saat operasi dengan pendarahan yang
hebat dl

BAB II
RUANG LINGKUP
A. Lingkup Area
1. Pelaksana panduan ini adalah tenaga kesehatarn terdiri dari :
a. Staf Medis
b. Staf Perawat
c. Staf Bidan
2. Instalasi yang terlibat dalam pelaksanaan Panduan Pelayanan Darah
adalah :
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Instalasi Rawat Jalan
c. Instalasi Intensive Care Unit
d. Instalasi Bedah Sentral
e. Instalasi Rawat Inap terdiri dari :
1. Ruang Perawatan Dewasa
2. Ruang Perawatan anak
3. Ruang Perawatan Bedah
4. Ruang Perawatan Kebidanan dan Penyakit Kandungan
5. Ruang VIP
f. Bagian Umum :
Seksi Kendaraan
B. Kewajiban dan Tanggung Jawab
1. Seluruh Staf Rumah Sakit wajib memahami tentang panduan pelayanan
Darah
2. Perawat yang bertugas (perawat penanggung jawab pasien)
Bertanggung jawab melakukan panduan pelayanan Darah
3. Kepala Instalasi / Kepala Ruangan
a. Memastikan seluruh staf instalasi memahami panduan pelayanan
darah
b. Terlibat dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Panduan
Pelayanan Darah
4. Direktur
a. Memantau dan memastikan Panduan Pelayanan Darah dikelola
dengan baik oleh Kepala instalasi
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan Panduan Pelayanan Darah

BAB 3
TATA LAKSANA
A. Waktu Pelayanan
Pelayanan darah di Rumah Sakit Umum Wonosari diberikan pelayanan selama
24 jam bekerjasama dengan Unit Donor Darah PMI Kabupaten KLATEN
B. Pendaftaran dan Pencatatan
Pendaftaran dan pencatatan permintaan darah adalah prosedur
pencatatan terhadap semua kegiatan permintaan darah yang dilayani oleh
unit-unit pelayanan di Rumah Sakit CAKRA HUSADAbekerja sama dengan Unit
Donor Darah PMI Kabupaten KLATEN, meliputi golongan darah, jenis
komponen darah dan jumlahnya (kantong/unit/cc). Tujuan pendaftaran dan
pencatatan ini adalah menyimpan darah atau komponennya
yang
dibutuhkan dan karena ada indikasi apa, memberi gambaran tentang
kebutuhan akan jumlah kantong darah / komponen darah.
Pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan darah merupakan
tanggungjawab petugas pelayanan unit masing masing peminta darah.
Pencatatan lengkap dibutuhkan dalam arsip tersendiri.
C. Penyimpanan Darah dan Komponen Darah
Pengertian penyimpanan darah dan komponen darah adalah proses
penyimpanan darah dan komponen darah sedemikian rupa untuk menjaga
agar kemampuan darah dan komponen darah tersebut dalam menjalankan
fungsinya tidak berkurang dan aman bagi penderita. Tujuannya adalah
menjaga agar kemampuan darah dan komponen darah dalam menjalankan
fungsinya masing-masing tidak berkurang, untuk mengurangi pertumbuhan
bakteri yang mengkontaminasi darah yang disimpan, dan untuk mencegah
hemolisis sel-sel darah merah.
Tata laksana penyimpanan darah mengatur cara pengoperasian dan
perawatan alat penyimpanan darah (lemari penyimpanan darah), sehingga
didapatkan produk darah atau komponennya yang aman untuk transfusi.
Tujuan tata laksana ini adalah mendapatkan produk darah atau komponen
yang aman untuk transfusi.
Tata laksana penyimpanan darah dan komponen darah sebagai berikut :
1. Lokasi lemari penyimpanan darah dipilih di bagian yang paling sejuk
dari ruangan dan jauh dari sinar matahari
2. Suhu dalam lemari penyimpanan darah di pertahankan pada suhu 2-6 0
C
3. Pengukuran dan pencatatan suhu dilakukan minimal 3xsehari (pagi
dan sore) dengan menggunakan termometer yang diletakkan
sedemikian rupa sehingga dapat dilihat hasil pengukuran suhunya dari
luar pintu lemari penyimpanan darah, tanpa harus membuka lemari
penyimpanan darah

4. Suhu lemari penyimpanan darah dicatat dalam suhu tabel,yang


mencantumkan tanggal, jam, posisi thermometer, suhu dan tindakan
yang diambil jika suhu yang terukur diluar batas 2-6 0 C
5. Tabel pancatatan suhu ditempelkan pada pintu lemari penyimpanan
darah, untuk mambantu mengingat perlunya pencatatan suhu yang
teratur
6. Pintu lemari penyimpanan darah hanya boleh dibuka saant diperlukan
(menyimpan dan mengeluarkan darah)
7. Penenmpatan darah harus sedemikian rupa,sehingga terjadi sirkulasi
diantara kantung-kantungnya. Kantung darah dapat diposisikan berdiri
dalam keranjang atau mendatar diatas rak lemari penyimpanan
8. Periksa adanya penumpukan bunga es setiapminggu (jika ada) bila
bunga es yang terbentuk telah mencapai ketebalan lebih dari 6-10
mm, bunga es tersebut perlu dicairkan.
D. Kualitas dan Keamanan Darah
Pengertian kualitas dan keamanan darah adalah suatu kondisi produk
darah yang akan ditransfusikan dalam keadaan baik dan memenuhi standart,
mencangkup bentuk, warna maupun fungsinnya, sehingga
tidak
menimbulkan efek samping yang dapat membahayakan penderita. Oleh
karena itu penyimpanan darah harus sesuai dengan ketentuan seperti
tercantum dalam kebijakan penyimpanan darah. Pengawasan terhadap
kualitas dan keamanan yang akan mentransfusikan darah
Kualitas dan keamanan darah dimulai sejak dari dokter menuliskan
instruksi di rekam jelas medis dan mengisi formulir permintaan darah dengan
lengkap dan jelas. Kemudian dokter atau perawat myiapkan contoh darah.
Sebelum pengambilan contoh darah, spuit atau vacutainer terlebih dahulu
diberi identitas pasien (nama, nomor register dan tanggal). Pada saat akan
mengambil contoh darah, disamping pasien, cek ulang antara pasien dan
identitas yang tertulis spuit atau vacutainer. Contoh darah beserta formulir
permintaan darah dikirim ke Unit Donor Darah (PMI) Kabupaten KLATEN.
Kemudian petugas mencatat permintaan darah. Petugas Unit Donor Darah
mencarikan darah yang cocok untuk pasien (melalui pemeriksaan golongan
darah, uji cocok serasi) ke PMI yang akan di tuju.Setelah mendapatkan
kepastian di salah satu PMI yang akan di tuju ada, petugas ruangan membuat
surat permintaan pengambilan darah dan permintaan kendaraan untuk
pengambilan darah di PMI yang di tuju.
Petugas pengambilan darah ke PMI (pengendara) membawa contoh darah
dan formulir pengambilan darah ke PMI yang di tuju. Setelah drah didapat
dari PMI, Petugas (pengendara) memeriksa Jumlah kantong yang diminta,
kondisi kantong darah apakah ada taanda-tanda kerusakan darah atau
komponen darah(tanda-tanda hemolisis, tanda kontanimasi dimana sel darah
merah yang terkontanimasi umumnya berwarna lebih gelap atau ungu
kehitaman, tanda penggumpalan, tanda kebocoran pada kantong darah, atau
kemungkinan kantong itu pernah dibuka sebelumnya) Petugas (pengendara)
menyerahkan ke petugas atau parawat unit peminta, kondisi kantong
darahapakah ada tanda-tanda kerusakan darah atau komponen darah (tandatanda hemolisis, tanda kontaminasi dimana sel darah merah yang
berkontaminasi umumnya berwarna lebih gelap atau ungu kehitaman, tanda

penggumpalan, kebocoran pada kantong darah,atau kemungkinan kantung


itu pernah dibuka sebelumnya) dan menuliskan data kantong darah atau
komponen darah di status pasien.
Setiap kantung darah yang akan ditransfusikan dilakukan pemeriksaan
ulang golongan darahnya dari PMI. Pemeriksaan ini menggunakan reagen
antisera anti -A,anti- B, anti AB, dan anti rhesus menggunakan poreselin putih
atau gelas tile. Reaksi diatakan positif bila terlihat aglutinasi atau hemolisis
atau dikatakan negatif bila tidak terlihat aglutinasi hemotilis.
E. Pengambilan darah yang tidak terpakai
Pengertian pengambilan darah yang tidak terpakai adalah pengembalian
darah yang tidak di transfusikan dari runag keperawatan ke UDD PMI dan
pengembalian darah yang kadaluarsa atau tak terpakai dari unit pelayanan
ke UDD PMI Kota Klaten.
Tujuan pengembalian darah ini adalah untuk mengelola limbah medis
sesuai dengan standart pengelolahan limbah, sehingga tidak membahayakan
petugas dan lingkungan. Setiap kantong darah yang tidak jadi ditransfusikan
tetapi belum dibuka, di kembalikan ke PMI. Setiap kantong darah yang tidak
jadi ditransfusikan tetapi sudah dibuka, dikelolah oleh ruang perawatan.
Darah yang dikembalikan ke unit pelayanan tidak dapat dilayangkan kembali.
Darah yang dikembalikan tetap terkena biaya service cost.
F. Skrining darah terhadap beberapa penyakit tertentu
Skrining darah terhadap beberapa penyakit tertentu dilakukan di UUD PMI
terhadap semua kantong darah yang akan di distribusikan ke pasien atau unit
peminta darah. Skrining darah tersebut meliputi pemeriksaan untuk
mendeteksi adanya virus Hepatitis B, Hepatitis C, adanya VDRL, dan anti
boditerhadap HIV.
Unit peminta darah dapat meminta skrining ulang terhadap darah donor
apabila dikehendaki oleh pasien atau keluarga bekerjasama dengan
laboaratorium rumah sakit cakra husada klaten.
G. Pencatatan dan pelaporan hasil reaksi yang timbul dari transfusi darah
Pengertian reaksi transfusi yang timbul dari transfusi darah adalah reaksi
yang timbul akibat adanya antigen padA leukosit atau trombosit pasien, yang
tersensitisasi oleh antigen melalui transfusi sebelumnya . untuk mencatat
dan melaporkan reaksi transfusi harus dikenal kriteria diagnosa.
Adapun kriteria diagnosa sebagai berikut :
a. Sakit kepala yang disertai rasa dingin tiba tiba, lalu gemetaran disertai
kenaikan suhu badan.
b. Terjadi dalam jangka waktu 12 jam setelah transfusi dijalankan.
c. Sering bereaksi dengan pengobatan
d. Dapat menjadi berat, terjadi batuk dan sesak
e. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah memeriksa ulang uji
kecocokan dari semua pasien terhadap sel sel darah donor dan x- foto
torax.
Reaksi anafilaksis merupakan reaksi hipersensitif tipe 1 atau
hipersensitifikasi yang dimediasi oleh Ig E, yang menyebabkan lepasnya
mediator mediator dari sel mast, dan terjadi sangat cepat dan menyeluruh.
Adapun kriteria diagnosa reaksi anafilaksis sebagai berikut :
a. Hipotensi atau syok akibat vasidilatasi yang luas
b. Urtikari atau angioedema
c. Brongkospasme

d. Angioedema
pada
laring
dan
hipofaring
serta
bronkospasme
menyebabkan sumbatan jalan nafas.
Reaksi hemolitik akibat transfusi adalah reaksi tranfusi paling berat dan
dapat fatal, yang mengakibatkan pecahnya sel-sel darah merah, bisa terjadi
karena intravaskuler maupun ekstravakuler.
Kriteria diagnosa reaksi hemolitik mayor sebagai berikut :
a. Terjadinya cepat dan bersifat intravaskuler
b. Demam dan menggigil, nyeri punggung dan kepala
c. Bisa terjadi dyspneu, hipotensi dan koplas vaskuler
d. Pada kasus yang berat, dapat terjadi DIC atau gagal ginjal akut akibat
nekrosis tubuler atau terjadi keduanya
e. Pasien dibawah anesteri umum tak memberikan banyak gejala tapi dapat
dicurigai dari adannya pendarahan umum dan oliguria
Kriteria diagnosa reaksi hemolitik minor sebagai berikut :
a. Terjadinya lambat dan bersifat ekstravaskuler
b. Kadang muncul 5-10 hari post transfusi
c. Pemeriksaan penunjang Hematokrit gagal atau tak meningkat seperti
harapan
hemoglobinemia dan hemglobinuria, bilirubin indikirek
meningkat, rebal fuction test meningkat
Reaksi transfusi akut ringan adalah reaksi tak diinginkan yang timbul aklibat
ketidak cocokan antara darah donor dengan darah resipien atau pasien yang
terjadi selama atau setelah ( dalam waktu 24 jam) sesudah transfusi di
berikan. Kemungkinan penyebabnya adalah hipersensitif ringan. Kriteria
diagnosanya adalah didapatkan reaksi sulit yang terbatas berupa urtikaria,
ruam atau pruritus ( gatal gatal)
Reaksi transfusi akut cukup berat merupakan reaksi tak diinginkan yang
timbul akibat ketidak cocokan darah donor darah resipien atau pasien yang
bersifat akut dengan gejala cukup berat. Reaksi akut terjadi selama atau
segera ( dalam waktu 24 jam ) sesudah transfusi diberikan.
Kemungkinan penyebabnya adalah hipersensitifitas ( sedang berat )
reaksi transfusi febris non hemolitik ( Anti bodi terhadap leukosit, trombosit,
protein termaksud Ig A )
Adapun kriteria diagnosa sebagai berikut :
a. Tanda : flusing, Urikaria, Rigor, febris, gelisah, takikardia
b. Gejala : kecemasan, pruritus, palpitasi, dispnea ringan sakit kepala
Reaksi transfusi akut yang mengancam jiwa merupakan reaksi tak
diinginkan yang timbul akibat ke tidak cocokan antarah darah donor dengan
darah resipient yang bersifat akut dan dapat mengancam jiwa pasien. Reaksi
akut terjadi selama atau segera ( dalam waktu 24 jam) sesudah transfusi
diberikan. Kemungkinan penyebanya adalah hemolisis akut intravaskuler,
kontaminan bakteri dan syok septik, kelebihan mutan cairan, anfilaksis
cedera paru akut yang berkaitan berkaitan dengan cedera (TRALI).
a. Tanda : rigor, febris, gelisah, hipotensi ( penurunan saistolik sebesar 20
%). Hemoglobinuria ( urin berwarna merah) , perdarahan yang tidak dapat
dsijelaskan sebabnya (DIC).

b. Gejala : kecemasan, Nyeri dada, nyeri didekat tempat transfusi, gawat


pernafasan atau sesak nafas, nyeri pinggang atau punggung, sakit kepala
dispnea.
c. Pada pasien yang tidak sadar
atau dibius, keadaan hipotensi dan
pendarahan yang tidak terkendali mungkin merupakan satu satunya
tanda yang menunjukan transfusi yang tidak kompatibel.
d. Pemeriksaan penunjang, hematokrit gagal atau tidak meningka sesuai
harapan, hemoglobinemia dan hemoglobinuria, bilirubbin indirek
meningkat dan renal function test meningkat
Reaksi transfusi ini harus diberitahukan dengan segera kepada dokter yang
merawat pasien dan ke PMI. Kemudian unit dengan set transfusinya, urin yang
baru di ambil dan sampel darah ( satu sampel yang dibekukan dan satu lagi yang
diberi antikoagulan ) yang diambil dari pembuluh vena yang berlawanan dengan
tempat infus dikirimkan keunit pelayuanan darah. Pengiriman ini bersama
belangko permintaan yang sesuai dari bank darah untuk pemeriksaan
laboratorium.
Selalu dilakukan pengecekan terhadap spesimen urin yang baru untuk
menemukan tanda tanda hemoglobinuria. Kemudian untuk mengumpulkan urin
24 jam dan mengisi kartu keseimbangan cairan serta mencatat asupan dan
keluaran
urin,
serta
mempertahankan
keseimbangan
cairan,
serta
memperhatikan pendarahan yang terjadi pada tempat tusukan atau luka.
Reaksi transfusi hemolitik lambat adalah reaksi transfusi yang menyebabkan
hemolisis sel sel darah merah resipien, yang timbul 5 10 hari sesudah
transfusi.
Adapun kriteria diagnosa sebagai berikut :
a. Gejala timbul 5 10 hari pasca transfusi, berupa febris, anemia, ikterus,
kadang kadang hemogloninuria
b. Reaksi hemolitik lambat yang berat dengan disertai syok, gagal ginjal,
serta DIC yang mengancam jiwa pasien merupakan kejadian yang langka.
Purpura paska transfusi merupakan komplikasi yang jarang terjadi, tetapi
dapat berakibat fatal pada tindakan transfusi sel darah merah atau konsentrat,
komplikasi terjadi karna antibodi terhadao anti gen spesifik, trombosit yang ada
pad darah resipen. Kejadian ini paling banyak dijumpai pada pasien wanita.
Adapun kriteria diagnosa sebagai berikut :
a. Benda benda perdarahan
b. Trombositpenia akut berat terjadi 5 10 hari sesudah transfusi, disertai
dengan penurunan jumlah trombosit harus dicatat dan dilaporkan kepada
dokter yang merawat pasien dan unit pelayanan darah untuk setiap
bulannya dilaporkan kepada direktur. Direksi memberikan evaluasi dan
tindak lanjut.
H. Pengadaan darah rutin dan darurat
1. Pengadaan darah rutin

Pengertian pengadaan darah rutin adalah prosedur pengadaan


untuk keprluan transfusi yang sifatnya tidak darurat atau sudah
terencana, tujuan pengadaan darah rutin adalah agar terjamin kecocokan
donor darah yang disediakan dengan resipien atau pasien sehingga
pelayanan darah dapat berlangsung aman, cepat dan tepat saat
dibutuhkan
Darah dapat dilayani oleh UDD PMI kota Klaten darah harus
membawa formulir permintaan dan contoh darah pasien yang memenuhi
syarat. Darah dilayangkan setelah melalui pemeriksaan golongan darah
dan uji cocok serasi. Darah donor boleh diberikan bila ada kesamaan
golongan darah atau khusus donor dengan contoh darah serta reaksi
silang mayor dan minor negatif. Darah donor tidak boleh diberikan jika
hasil reaksi silang mayor dan / atau silang minor positif, darah donor yang
tidak segera ditransfusikan harus segera dititipkan atau dikembalikan ke
pmi dapat diambil seiap saat jika dibutuhkan.
2. Pengadaan Darah Darurat
Pengadaan Darah Darurat adalah pengadaan darah yang dilakukan
untuk menanggulangi keadaan klinis sangat gawat dahulu, dengan
metode konvensional pengadaan darurat dilayankan sebelum uji silang
serasi dilakukan. Pelayanan ini dapat dilakukan untuk cocok serasi metode
gel yang jauh lebih cepat dan aman, pengadaan darah darurat dilayankan
secepat mungkin(didahulukan dari permintaan yang lain) dengan prosedur
yang sama seperti pengadaan rutin.
Pelayanan darah dengan pemeriksaan darurat harus berdasar pada
permintaan dokter, dengan memakain formulir permintaan darah darurat (
dituliskan tanda khusus pada formulir permintaan darah) dan contoh
darah. Pengambilan darah sesuai dengan prosedur pengembalian darah.
Indikasi Transfusi Darah
Dalam pedoman WHO disebutkan :
1. Transfusi tidak boleh diberrikan tanpa indikasi kuat
2. Transfusi hanya diberikan berupa komponen darah peganti yang hilang
atau kurang
Berdasarkan pada tujuan diatas, maka saat ini transfusi darah cenderung
memakai komponen darah yang disesuaikan dengan kebutuhan. Misalkan
kebutuhan akan sel darah merah , granulosit, trombosit dan plasma darah
yang mengandung protein dan faktor faktor pembekuan.
Indikasi transfusi darah dan komponen komponennya adalah :

I.

1. Anemia pada pendarahan akut setelah didahului penggantian volume


dengan cairan.
2. Anemia kronis
3. Gangguan pembekuan darah karena diifensiensi komponen
4. Plasma loss atau hipoalbuminemia
5. Kehilangan sampai 30 % EBV umumnya dapat diatasi dengan cairan
elektrolit aja lebih dari pada itu, setelah diberi cairan elektrolit perlu
dilanjutkan dengan transfusi jika hb < 8gr/dl
Jenis Transfusi Darah
a. Darah lengkap

Darah lengkap mempunyai kompenen utama yaitu eritrosit, darah


lengkap juga mempunyai kandungan trombosit dan faktor pembekuan
labir ( V, VII). Volume darah sesuai dengan kantong darah yang di pakai
yaitu antara lain 250 ml, 350 ml, 450 ml. Dapat bertahan pada suhu 4 0
20 C. Darah lengkap berguna untuk untuk meningkatkan jumlah eritrosit
dan plasma secara bersamaan. 0,9 0,12 gr/dl dan ht meningkat 3 4 %
post transfusi 450 ml dan darah lengkap. Transfusi darah lengkap hanya
mengatasi perdarahan akut dan meningkat dan mempertahankan proses
pembekuan. Darah lengkap diberikan dengan golongan ABO dan Rh yang
diketahuidosis pada pediartik rata rata 20 ml/kg, diikuti dengan volume
yang diperlukan untuk stabilisasi.
b. Sel darah merah ( Packed Red Cell)
Packed red cell diperoleh dari pemisahan atau pengeluaran plasma
secara tertutup atau septik sedemikian rupa sehingga hematokrit menjadi
70 - 80 %. Volume tergantung kantong darah yang dipakai yaitu 150
300 ml. Suhu simpan 40 20 C. Lama penyimpanan 24 jam dengan sistem
terbuka.
Packed red cell merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang
telah dipekatkan dengan memisahkan komponen komponen yang lain
packed red cell banyak dipakai dalam pengobatan anemia terutama
talasemia, Anemia apalastik, leukimia dan anemia karena keganasan
lainnya. Pemberian transfusi bertujuan untuk memperbaiki iksigenasi
jaringan dan alat alat tubuh, biasanya tercapai bila kadar Hb sudah
diatas 8 gr%.
Untuk menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr/dl diperlukan PRC 4 ml/kg BB
atau 1 unit dapat menaikan kadar hematokrit 3 5% diberikan selama 2
jam sampai 4 jam dengan kecepatan 1 2 ml/menit dengan golongan
darah ABO dan Rh yang diketahui
Kebutuhan darah (ml)
3x Hb (Hb normal Hb Pasien ) x BB
Keterangan :
a. Hb Normal : Hb yang diharapkan atau Hb Normal
b. Hb Pasien : Hb pasien saat ini
Tujuan transfusi darah PRC adalah untuk menaikan Hb pasien tanpa
menaikan volume darah nyata. Keuntungan menggunakan PRC
dibandingkan dengan darah jernih adalah :
1. Mengurangi kemungkinan penularan penyakit
2. Mengurangi kemungkinan reaksi imunologis
3. Volume darah yang diberikan lebih sedikit sehingga kemungkinan
over;load berkurang
4. Komponen darah lainnya dapat diberikan pada pasien ini
Indikasi :
1. Kehilangan darah >20% dan volume darah lebih dari 1000 ml
2. Hemoglobin>8 gr/dl
3. Hemoglobin> 10 gr/dl dengan penyakit penyakit utama (Misalnya
empisema dan Penyakit jantung iskemik)
4. Hemoglobin . 12gr/dl dan tergantung pada ventilator dapat disebukan
bahwa :

a. Hb sekitar 5 adalah CRITICAL


b. Hb sekitar 8 adalah TOLERABLE
c. Hb sekitar 10 adalah OPTIMAL
Transfusi mulai diberikan pada saat Hb CRITICAL dan dihentikan setelah
mencapai batas TOLERABLE atau Optimal
1. Frozen wash concentrade rcd blood cells ( sel darah merah pekat beku
yang dicuci)
diberikan untuk penderita yang mempunyai anti bodi terhadap sel darah
merah yang menetap
2. Washed red cell
Washed red cell diperoleh dengan mencuci packed red cell 2 3 kali
dengan saline, sisa plasma terbuang habis. Berguna untuk penderita yang
tak bisa diberi human plasma, kelemahan washed red cell yaitu bahwa
infesi sekunder yang terjadi selama proses serta masa simpan yang
pendek ( 4 6 jam) Washed red cell dipakai dalam pengobatan aquired
hemolitic anemia dan exhanen transfusion. Untuk penderita yang alergi
terhadap protein plasma.
3. Darah merah pekat miskin leukosit
Kandungan utama eritrosit suhu simpan 4 0 + 20C berguna untuk
meningkatkan jumlah eritrosit pada pasien yang sering memerlukan
transfusi. Manfaat komponen darah ini untuk mengurangi reaksi panas
dan alergi
4. White blood cell ( wbc atau leukosit )
Komponen ini terdiri dari darah lengkap dengan isi seperti PRC, Plasma
dihilangkanm 80 %, Biasanya tersedia dalam volume 150 ml. Dalam
pemberian perlu diketahui golongan darah ABO dan sistem Rh. Apabila
diresepkan berikan dipenhindramin. Berikan antipiretik. Karena komponen
ini bisa menyebabkan demam dan dingin. Untuk opencegahan infeksi,
diberikan transfusi dan disambung dengan antibodi.
Indikasi :
Pasien sepsis yang tidak berespon dengan antibodi (Khususnya Untuk
pasien dengan kultur darah positif. Demam persisten/ 38.8 0C dan
granulositopemia )
5. Suspensi tronbosit
Pemberian trombosit seringkali diperlukan pada kasus perdarahan yang
disebabkan oleh kekurangan trombosit. Pemberian trombosit yang
berulang ulang menyebabkan pembentukan trombocyle antibody pada
penderita. Transfusi trombosit terbukti bermanfaat menghentikan
perdarahan karena trombositopenia. Komponen trombosit mempunyai
masa simpan sampai dengan 3 hari . indikasi pemberian komponen
trombosit adalah :
1. Setiap pendarahan spontan atau suhu operasi besar dengan jumlah
trombositnya kurang dari 50.000/mm3. Misalnya perdarahan pada
trombocutopenic, purpura, leukimia, anemia aplastik, demam
berdasar, DIC dan aplasia sumsum tulang karena pemberian sitotastika
terhadap tumor ganas.

2. Spenectomi terhadap hyperspelenisme penderita talasemia maupun


hipertensi portal juga memerlukan pemberian suspensi trombosit
prabedah.
rumus transfusi trombosit
BB X 1/13 X 0,3
Keterangan
1. plateled rich plasma ( plasma kaya trombosit )
plateled rich plasma dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah
segera penyimpanan 340C sebaiknya 24 jam
2. plateled consentrade ( trombosit pekat)
kandungan utama yaitu trombosit, volume 50 ml dengan suhu simpan
20 0C 20C berguna untuk meningkatkan jumlah trombosit.
Peningkatan post transfusi pada dewasa rata rata 50. 000
10.000/Ul. Efek samping berupa urtikaria, menggigil, demam,
aloimunisasi antigen trombosit donor.
Dibuat dengan cara melakukan pemusingan ( centripugasi) lagi pada
pletelet rich plasma, sehingga diperoleh endapan yang merupakan
platelet concentrat dan kemudian memisahkannya dari plasma yang
diatas yang berupa plateled poor plasma, masa simpan 48 72 jam.
6. Plasma
Plasma darah bermanfaat untuk memperbaiki volume dari sirkulasi darah,
menggantikan protein yang terbuang seperti albumin n pada nephorotic
syndrom dan chirosis hepatitis, mengantikan dan memperbaiki jumlah
faktor faktor tertentu dari plasma seperti globulin.
Macam macam plasma darah :
a. Plasma cair
Diperoleh dengan memisahkan plasma dari whole blood pada
pembuatan Packed red cell
b. Plasma kering
Diperoleh dengan mengeringkan plasma beku dan lebih tahan lama (3
tahun)
c. Fresh frozen plasma
Dibuat dengan cara pemisahan plasma dari darah segar dan langsung
dibekukan pada suhu 60 0C pemakaian yang paling baik untuk
menghentikan pendarahan (hemostasis)
Volume 150 220 ml. Suhu simpan -180C atau lebih rendah dengan
lama simpan 1 tahun. Berguna untuk meningkatkan faktor pembekuan
bila faktorn pekah/kriopresipitat tidak ada. Ditransfusikan dalam waktu
6 jam setelah dicairkan. Fresh frozen plasma (FFP) mengandung semua
protein plasma (faktor pembekuan), terutama faktor V dan VII. FCC
biasa diberikan setelah transfusi darah masif, setelah terapi warfain,
dan koagulopati pada penyakit hepar. Setiap unit FPP biasanya dapat
menaikan masing masing kadar faktor pembukuan sebesar 2 3%
pada orang dewasa sama dengan PRC, saat hendak diberikan pada
pasien perlu dihangatkan terlebih dahulu sesuai suhu tubuh.
Pemberian dilakukan secara cepat, pada pemberian FPP dalam
jumlah besar diperlukan koreksi adanya hypokalsemia karena sama
sutar dalam FPP mengingkat kalsium. Perlu dilakukan percocokan

golongan darah ABO dan system Rh.efek samping berupa urtukaria,


menggigil, demam, hypervolemia,
Indikasi :
Mengganti defisiensi faktor IX (hemofilia B)
Neutralisasi hemostatis setelah terapi warfain bila terdapat
pendarahan yang mengancam nyawa.
Adanya pendarahan dengan parameter koagulasi yang abnormal
setelah transfusi masif
Pasien dengan penyakit hati dan mengalami defisiensi faktor
pembekuan
7. Cryopresipitate
Komponen utama yang terdapat didalamnya adalah faktor VII,
faktor pembekuan XIII, faktor vn willbrand, fibrinogen. Penggunaannya
ialah untuk menghentikan pendarahan karena kekurangan faktor VIII
didalam darah penderita hemofilia
Cara pemberian adalah dengan menyuntikan intravena langsung,
tidak melalui tetesan infus, pemberian segera setelah komponen mencair,
sebab komponen ini tidak tahan pada suhu kamar.
Suhu simpan -180C atau lebih rendah dengan lama simpan 1 tahun,
ditransfusikan dalam waktu 6 jam setelah dicairkan, efek samping berupa
deman, alergi. Satu kantong 30 ml mengandung 75 80 unit faktor VIII,
150 200 mg fibrinogen, faktor von wilebrand faktor XIII
Indikasi : Hemophilia A
Pendarahan akibat gangguan faktor koagulasi
Penyakit con wilebrand
Rumus kebtuhan Cryopesipitate
0,5 X Hb ( Hb normal Hb Pasien) X BB
8. Albumin
Dibuat dari plasma, setelah gama globulin, AHF Dan fibrinogen
dipisahkan dari plasma, kemurnian 96 98%. Dalam pemakaian
diencerkan sampai menjadi cairan 5% atau 20 % 100 ml, albumin 20%
mempunyai osmotik sama dengan 400 ml plasma biasa.
Rumus kebutuhan albumin
albumin X BBX 0,8
J. Golongann darah dan cara pengumpulan darah
Golongan darah adalah ciri kusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel
darah merah. Dua jenid penggolongan darah yang peling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus ( Faktor Rh).
1. Sistem ABO
2. Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan
antibody yang terkandung dalam darah nya sebagai berikut
a. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah dengan
antigen A dipermukaan membran sellnya dan menghasilkan
antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya sehingga orang
dengan golongan darah A hanya bdapat menerima dari orang
dengan golongan darah A atau O
b. Individu dengan golongan darah B memiliki sel darah dengan
antigen B dipermukaan membran sellnya dan menghasilkan

antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya sehingga orang


dengan golongan darah B hanya dapat menerima dari orang
dengan golongan darah B atau O
c. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah dengan
antigen A dan B dipermukaan membran sellnya dan tidak
menghasilkan antibodi terhadap antigen ataupun B dalam serum
darahnya sehingga orang dengan golongan darah AB
dapat
menerima dari orang dengan golongan darah ABO apapundan
disebut Resipien universal. Namun orang dengan golongan darah
AB tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB.
d. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen
dipermukaan membran sellnya tetapi menghasilkan antibodi
terhadap antigen Adan B dalam serum darahnya sehingga orang
dengan golongan darah O hanya dapat menerima dari orang
dengan golongan darah O dan golongan darah O dapat
mendonorkan darahnya dengan golongan darah ABO apapun dan
disebut donor universal.
3. Sistem rhesus
Sistem rhesus ditemukan melalui menyuntikan sel sel darah merah
kera marcaco rhesus kepada marmot ( guinea-pig) untuk mendapatkan
anti serum yang didapatkan terntara beraksi dengan sel sel darah
merah, anti gen Rh yang ditemukan dalam darah kera macaca rhesus
oleh landsteiner dan wiener pada tahun 1940 itu juga ditemukan dalam
darah manusia.
Berdasarkan ada tidaknya antigen maka golongan darah manusia
dibedakan atas dua kelompok yaitu :
a. Rhesus Positif bila dalam darah merahnya terdapat Faktor Rh pada
permukaan sel darah merah
b. Rhesus negatif bila dalam darah merahnya tidak terdapat faktor Rh
dalam permukaan sel darah merahnya
Jika seorang Rh(+), maka ia dapat menerima darah dengan Rh(+) atau
Rh(-) sedangkan orang dengan Rh(-) hanya bisa menerima darah
dengan Rh(-) saja oleh karena itu Rh(-) sering disediakan untuk operasi
operasi darurat tidak ada waktu lagi untuk melakukan pengecekan
golongan darah orang
Untuk dapat menyumbang darah, seorang donor darah harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Seorang donor harus berumur 17 60 tahun


Berat badan minimal 50 kg
Kadar hemoglobin >12,5 gr%
Tekanan darah 100 150 (sistole) dan 70 100 (diastole)
Nadi 30 100x permenit teratur
Menandatangi formulir pendaftaran
Tidak mengalami gangguan pada pembeku darah
Lulus pengujian kondisi berat badan, hemoglobin, golongan darah dan
pemeriksaan oleh dokter

i.

Untuk menjaga kesehatan dan keamanan darah , calon donor tidak boleh
dalam kondisi atau menderita sakit seperti alkholik, penyakit hepatitis ,
diabetes malitus, epilepsim atau kelompok masyarakat resiko tinggi
mendapat AID serta mengalami seperti dema atau influinsa, baru saja
dicabut giginya kurang dari tiga hari pernah menerima transfusi kurang
dari setahun begitu juga untuk yang belum setahun menato, menindik
atau akupuntur hamil atau sedang menyusui

Penyumbang darah ( donor) disaring keadaan kesehatanya denyut nadi,


tekanan darah dan suhu tubuhnya diukur, dan contoh darahnya diperiksa untuk
mengetahui adanya anemia
Dinyatakan apakah pernah atau sedang menderita keadaan tertentu yang
menyebabkan darah mereka tidak memenuhi syarat untuk disumbangkan
keadaan tersebut adalah hepatitis, penyakit jantung, kanker ( kecuali bentuk
tertentu misalnya kanker kulit yang terokalisasi) asma yang berat, melaria,
kelainan perdarahan, AIDS dan kemungkinan tercemar oleh virus AIDS
Hepatitis, kehamilan perbedaan mayor yang baru saja dijalankan, tekanan
darah tinggi yang tidak terkendali, tekanan darah rendah, anemia atau
pemakaian obat tertentu untuk sementara waktu bisa menyebabkan tidak
terpenuhi syarat untuk menyumbangkan darah . biasanya donor tidak
diperbolehkan menyumbangkan darahnya lebih dari satu kali setiap 2 bulan
Untuk yang memenuhi syarat, menyumbangkan darah adalah aman.
Keseluruhan proses membutuhkan waktu sekitar 1 jam pengambilan darahnya
sendiri hanyamembutuhkan waktu 10 menit biasanya ada sedikit rasa nyeri pada
saat jarum dimasukkan, tetapi setelah itu rasa nyeri akan hilang.
Standart unit pelayanan darah hanya sekitar 0,48 liter. Darah segar yang
diambil disimpan dalam kantong plastik yang sudah mengandung pengawet dan
komponen anti pembekuan.
Karena transfusi darah yang tidak cocok kepada resipient dapat
berbahaya maka darah yang disumbangkan digolongkan berdasarkan jenisnya ,
apakah gologan darah A,B,AB,atau O Rh positif atau Rh negatif. Sebagai tindakan
pencegahan berikutnya sebelum memulai transfusi , pemeriksa mencampur
setetes darajh donor dan darah resipient untuk memastikan darah keduanya
cocok teknik ini disebut cross matching.
Cross matching adalah pemeriksaan serologis untuk menetapkan sesuai
darah donor dengan darah resipient dilakukan sebelum transfusi darah dan bila .
Terdapat dua cara pemeriksaan yaitu
1. Crossmatch mayor : mencapur eritrosit donor (aglutinogen donor) dengan
serum resipient (aglutini resipient)
2. Crossmatch Minor : mencampur resipient (aglutinogen resipient) dengan
serum donor ( aglutinin donor)
Cara menilai hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut :

a. Nbila kedua pemeriksaan crossmatch minor tidak mengakibat


aglutinasi eritrosit maka diartikan bahwa darah donor sesuai dengan
darah resipient sehingga transfusi darah boleh dilakukan. Bila
crosmatch mayor menghasilakan aglutinasi tanpa meperhatikan hasil
crostmatc minor bahwa darah donor tidak sesuai dengan darah resipiet
sehingga transfusi darah tidak dapat dilakukan dengan menggunakan
donor itu
b. Bila crostmatch tidak menghasilkan aglutinasi sedangkan dengan
crossmatch minor terjadi aglutinasi maka crossmatch minor harus
diulangi dengan mengguinakan serum donor yang diencerkan. Bila
pemeriksaan terakhir ini ternyata tidak menghasilkan aglutinasi, maka
transfusi darah masi dapat dilakukan bila pemeriksaan dengan serum
donor menghasilkan aglutinasi maka darah donor itu tidak dapat
ditrabsfusikan
K. Proses transfusi darah
1. Jelaskan prosedur kepada kline, tentukanapakah kline pernah
mendapatkan transfusi sebelumnya dan catat reaksi jika ada
2. Minta kline untuk melaporkan gejala berikut : menggigil, sakit kepala,
gatal dan kemerahan dengan segera
3. Pastikan bahwa kline telah menandatangani format persetujuan / informed
concern
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
5. Buat jalur IV dengan kateter besar
6. Gunakan selang infus yang mempunyai filter gantungkan larutan NaCl
0,9% untuk diberikan setelah mengimpus / pemberian transfusi darah
7. Ikuti protokol institusi dalam mendapatkan produk darah dari bank darah
minta darah bila siap digunakan
8. Dengan perawat yang lain identifikasi kebenaran produk darah dan kline :
a. Periksa kompatibilitas yang tertera pada kantong darah dan informasi
pada kantong itu sendiri
b. Untuk darah lengkap periksa golongan ABO dan tipe Rh pada catatan
pasien
c. Periksa ulang produk darah dengan pesanan dokter
d. Tanyakan nama klien dan periksa / cocokan dengan gelang nama
e. Dapatkan darah dasar tanda tanda vital kline
9. Mulai untuk transfusikan darah :
a. Utamakan / isi jalur IV dengan 0,9 % normal saline
b. Mulai transfusi dengan lambat melalui tetesan pertama pada filter
c. Atur kecepatan tetesan 2 ml/menit pada 15 menit pertama transfusi
dan tetap bersama kline, jika ditemukan adanya reaksi hentikan
transfusi, siram / suntik jalur IV dengan saline normal secara lambat
beritahu dokter dan bank darah
10.Monitor tanda tanda vital
a. Dapatkan tanda vital kline setiap 5 menit selama 15 menit pertama
transfusi dan setiap jarum untuk yang berikutnya mengikuti kebijakan
institusi / rumah sakit.
b. Observasi kline terhadap adanya kemerahan, ruam kulit, gatal gatal
dispenia, bintik bintik merah dikulit.
11.Lepaskan dan buang sarung tangan, Cuci tangan
12.Lanjut mengopservasi terhadap reaksi samping / efek samping transfusi

13.Catat pemberian darah dan produk darah, catat cairan yang digunakan
mengikuti kebijakan rumah sakit /institusi
Bila transfusi sudah selesai kembalikan kantong plastik dan selangnya ke
bank darah.
L. Prosedur transfusi darah di rumah sakit cakra husada kabupaten klaten
Adapun pelaksanaan transfusi darah dilakukan diinstalasi rawat inap, ICU,
IBS, dan unit hemodelisa serta IGD
Standar prosedur Operasional transfusi darah di rumah sakit Cakra
Husada Kabutaen Klaten sebagai berikut :
a. Petugas mencuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Ganti baju pasien dengan baju infus
d. Lihat prosedur pemasangan infus terlebih dahulu sebelum pemberian
transfusi darah
e. Sebelum transfusi dilakukan terlebih dahulu cek kelengkapan yang
meliputi :
Penandatanganan informed consent tindakan pemberian transfusi
darah yang disetujui oleh pasien, keluarga pasien yang bertanggung
jawab, perawat sebagai saksi dan diketahui oleh dokter yang merawat
Identifikasi kebenaran produk darah, sesuai nama pasien, tanggal lahir,
nomor register, komponen darah yang diperlukan, nomor kantong
darah dengan labelnya dan tanggal kadaluarsanya.
Catat jenis dan jumlah darah yang dimasukan dilembar observasi
cairan
f. Perawat memakai handrub dan sarung tangan
g. Buka kantong darah, hubungkan selang transfusi dengan IV cateter lalu
buka klime pengatur tetesannya
h. Setelah darah masuk pantau tanda vitakl setiap 5 menit selama 15 menit
pertam dan setiap 15 menit selama 1 jam sebelumnya
i. Bila terlihat gejala reaksi transfusi tutuplah saluran transfusi set segera
ganti cairan NaCl 0,9% beserta set infuse nya dan segera lapor dokter
j. Bila kondisi pasien tidak memungkinkan misalnya ada kelainan jatung dan
ginjal maka kecepatan tetesan tergantung keadaan klinis pasien
k. Bila tidak ada hipopoleneik atau kelainan jantung kecepatan transfusi
tergantung keadaan klinis pasien 1 cc, atau 2 cc perkilogram BB per jam
(20 40 tetes permenit, maksimal 1000 cc dalam 24 jam ) setelah semua
komponen darah habisbersihkan selang infus dengan NaCl 0,9% sampai
bersih
l. Satu unit darah selesai maksimal 4 jam. Catat jenis, jumlah, nomor seri
darah suhu dan tekanan darah sebelum dan sesudah ditransfusikan, obat
obatan yang diberikan sebelum darah dimasukan serta reaksi yang
ditimbulkan setelah darah dimasukan dilembar I.D.1
m. Minta tanda tangan dokter yang memberikan instruksi transfusi darah
sebagai penanggung jawab ( model A dan LD. 1)
n. Bersihkan dan rapikan alat alat yang digunakan dan mencuci tangan
Hal hal yang perlu diperhatikan
1. Dilarang memasukan obat kedalam labu merah maupun transfusion set
( atau selang transfusi

2. Transfusion set yang telah digunakan lebih dari 4 jam dapat digunakan
lagi
3. Pasien rawat jalan boleh pulang setelah 3 jam pasca transfusi. Pada
pasien yang perlu transfusi tapi masih demam sebaiknya diatasi dulu
demamnya bila selama transfusi terdapat reaksi demam dapat segera
diketahui, namum bukan suatu kontra indikasi untuk transfusi bagi
pasien tersebut bila mendesak ( pasien sepsis)
4. Pada pasien yang belum sadar dari anesteri umum jika transfusi dapat
ditunda sebaiknya ditunggu sampai pasien sadar karena beberapa
tanda dini dari transfusi harus diketahui
M. Mengolah limbah
Penangan limbah medis padat
Pengolahan limbah medis padat adalah suatu kegiatan yang
dilakukan didalam mengelola sampah medis padat yaitu bahan atau
peralatan bekas yang digunakan untuk keperluan medis limbah medis
yang dimaksud : spoit, sarung tangan, disposable, kasa, kapas, blood set,
bekas botol infuse dan limbah medis lainnya yang tercemar darah ataupun
cairan tubuh pasien. Penanganan limbah medis padat dilakukan sesuai
prosedur yang telah ditetapkan sebagai berikut :
1. Sampah medis padat dipisahkan sesuai jenisnya yaitu sampah medis
tajam seperti jarum dan sampah medis tidak tajam seperti kapas,
kertas saring, spoit( penghisap) sarung tangan sekali pakai, tabung
spesimen plastik, dan lain lain
2. Sampah medis tajam ( jarum) dibuang dalam kontainer khusus tertutup
3. Sampah medis tidak tajam dibuang dalam kontainer tertutup dengan
plastik warna kuning, khusus sampah medis tidak tajam spoit
( penghisap) tabung spesimen darah darah plastik dibuang dalam
khusus tertutup yang terpisah
4. Untuk wadah spesimen urin dan feases yang terbuat dari plastik,
setelah spesimen dibuang ke spoel hok, wadah spesimennya langsung
dibuang dalam kontainer tertutup dengan plastik warna kuning dengan
sampah medis lainnya
5. Untuk kemasan reagen, setelah dicuci bersih ditampung ditempat
tersendiri untuk selanjutnya dibuang dan dibakar didalam insenerator
rumah sakit
6. Spesimen darah dibuang dalam wadah tersendiri yang berisikan
disinfektan
7. Petugas pengangkut sampah rumah sakit mengambil sampah padat
tajam dan tidak tajam untuk dibakar diinsenerator rumah sakit

BAB IV
DOKUMENTASI
Sistem pelayanan darah dirumah sakit dilakukan / kerjasama dengan unit donor
darah PMI Kabupaten Klaten :
1. Format permintaan darah

Direktur

Anda mungkin juga menyukai