DAFTAR ISI
TENTANG
BAB
1
DEFINISI .................................................................................................................
........
3
BAB
LINGKUP
7
RUANG
............................................................................................................
BAB
3
TATA
LAKSANA ..............................................................................................................
9
BAB
4
DOKUMENTASI ........................................................................................................
...... 33
DAFTAR PUSTAKA
1. LATAR BELAKANG
Pelayanan darah merupakan bagian asensial dalam perawatan kesehatan
yang modern jika di gunakan dengan benar, transfusi dapat menyelamatkan
jiwa pasien. Penggunaan yang tidak tepat dapat membahayakan kehidupan
pasien. Keputusan untuk melakukan transfusi darah atau produk darah harus
selalu didasarkan pada pengkajian yang cermat terhadap indikasi klinis dan
laboratoris bahwa transfusi diperlukan untuk menyelamatkan jiwa pasien
atau mencegah morbiditas yang signifikan. Di lain pihak, transfusi darah
dapat membawa akibat yang di inginkan seperti penularan penyakit maupun
reaksi transfusi.
Faktor keamanan dan efektivitas pelayanan trasfusi darah sangat
dipengarui oleh dua keadaan, yaitu tersedianya darah dan komponen darah
yang aman, mudah didapat, harga terjangkau, dan jumlah yang cukup untuk
kebutuhan,serta penepatan indikasi transfusi darah dan komponen darah
yang benar oleh para klinisi. Dalam proses transfusi darah, terkait beberapa
usaha, yaitu usaha memelihara keadaan biologis (vabilitas) darah dan
komponennya, mengamankan
serta
mencocokannyadengan
resipien
sehingga tetap bermanfaat sebagai pengobatan bagi resipien.
Darah adalah materi biologis yabg bersifat multiagenik, sehingga secara
potensial dapat menimbulkan berbagai reaksi imunologik pada individu lain.
Karena itu pemberianya kepada resipian haruslah diusahakan jumlah variasi
antigen yang minimal, serta kompatibilitas yang baik. Atas dasar itu maka
pemberian whole blood (darah lengkap) yang memiliki variasi antigen yang
paling luas selayaknya di tinggalkan dan digantikan dengan pemberian
komponen darah yang secara rasional memiliki variasi antigen yang lebih
sedikit, tetapi dapat memenuhi sasaran.
Di luar tubuh, darah adalah materi biologis yang labil. Untuk
mempertahankan viabilitasnya diperlukan nutrisi dan antikoagulan serta
persyaratan suhu tertentu dalam penyimpanannya.
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Lingkup Area
1. Pelaksana panduan ini adalah tenaga kesehatarn terdiri dari :
a. Staf Medis
b. Staf Perawat
c. Staf Bidan
2. Instalasi yang terlibat dalam pelaksanaan Panduan Pelayanan Darah
adalah :
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Instalasi Rawat Jalan
c. Instalasi Intensive Care Unit
d. Instalasi Bedah Sentral
e. Instalasi Rawat Inap terdiri dari :
1. Ruang Perawatan Dewasa
2. Ruang Perawatan anak
3. Ruang Perawatan Bedah
4. Ruang Perawatan Kebidanan dan Penyakit Kandungan
5. Ruang VIP
f. Bagian Umum :
Seksi Kendaraan
B. Kewajiban dan Tanggung Jawab
1. Seluruh Staf Rumah Sakit wajib memahami tentang panduan pelayanan
Darah
2. Perawat yang bertugas (perawat penanggung jawab pasien)
Bertanggung jawab melakukan panduan pelayanan Darah
3. Kepala Instalasi / Kepala Ruangan
a. Memastikan seluruh staf instalasi memahami panduan pelayanan
darah
b. Terlibat dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Panduan
Pelayanan Darah
4. Direktur
a. Memantau dan memastikan Panduan Pelayanan Darah dikelola
dengan baik oleh Kepala instalasi
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan Panduan Pelayanan Darah
BAB 3
TATA LAKSANA
A. Waktu Pelayanan
Pelayanan darah di Rumah Sakit Umum Wonosari diberikan pelayanan selama
24 jam bekerjasama dengan Unit Donor Darah PMI Kabupaten KLATEN
B. Pendaftaran dan Pencatatan
Pendaftaran dan pencatatan permintaan darah adalah prosedur
pencatatan terhadap semua kegiatan permintaan darah yang dilayani oleh
unit-unit pelayanan di Rumah Sakit CAKRA HUSADAbekerja sama dengan Unit
Donor Darah PMI Kabupaten KLATEN, meliputi golongan darah, jenis
komponen darah dan jumlahnya (kantong/unit/cc). Tujuan pendaftaran dan
pencatatan ini adalah menyimpan darah atau komponennya
yang
dibutuhkan dan karena ada indikasi apa, memberi gambaran tentang
kebutuhan akan jumlah kantong darah / komponen darah.
Pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan darah merupakan
tanggungjawab petugas pelayanan unit masing masing peminta darah.
Pencatatan lengkap dibutuhkan dalam arsip tersendiri.
C. Penyimpanan Darah dan Komponen Darah
Pengertian penyimpanan darah dan komponen darah adalah proses
penyimpanan darah dan komponen darah sedemikian rupa untuk menjaga
agar kemampuan darah dan komponen darah tersebut dalam menjalankan
fungsinya tidak berkurang dan aman bagi penderita. Tujuannya adalah
menjaga agar kemampuan darah dan komponen darah dalam menjalankan
fungsinya masing-masing tidak berkurang, untuk mengurangi pertumbuhan
bakteri yang mengkontaminasi darah yang disimpan, dan untuk mencegah
hemolisis sel-sel darah merah.
Tata laksana penyimpanan darah mengatur cara pengoperasian dan
perawatan alat penyimpanan darah (lemari penyimpanan darah), sehingga
didapatkan produk darah atau komponennya yang aman untuk transfusi.
Tujuan tata laksana ini adalah mendapatkan produk darah atau komponen
yang aman untuk transfusi.
Tata laksana penyimpanan darah dan komponen darah sebagai berikut :
1. Lokasi lemari penyimpanan darah dipilih di bagian yang paling sejuk
dari ruangan dan jauh dari sinar matahari
2. Suhu dalam lemari penyimpanan darah di pertahankan pada suhu 2-6 0
C
3. Pengukuran dan pencatatan suhu dilakukan minimal 3xsehari (pagi
dan sore) dengan menggunakan termometer yang diletakkan
sedemikian rupa sehingga dapat dilihat hasil pengukuran suhunya dari
luar pintu lemari penyimpanan darah, tanpa harus membuka lemari
penyimpanan darah
d. Angioedema
pada
laring
dan
hipofaring
serta
bronkospasme
menyebabkan sumbatan jalan nafas.
Reaksi hemolitik akibat transfusi adalah reaksi tranfusi paling berat dan
dapat fatal, yang mengakibatkan pecahnya sel-sel darah merah, bisa terjadi
karena intravaskuler maupun ekstravakuler.
Kriteria diagnosa reaksi hemolitik mayor sebagai berikut :
a. Terjadinya cepat dan bersifat intravaskuler
b. Demam dan menggigil, nyeri punggung dan kepala
c. Bisa terjadi dyspneu, hipotensi dan koplas vaskuler
d. Pada kasus yang berat, dapat terjadi DIC atau gagal ginjal akut akibat
nekrosis tubuler atau terjadi keduanya
e. Pasien dibawah anesteri umum tak memberikan banyak gejala tapi dapat
dicurigai dari adannya pendarahan umum dan oliguria
Kriteria diagnosa reaksi hemolitik minor sebagai berikut :
a. Terjadinya lambat dan bersifat ekstravaskuler
b. Kadang muncul 5-10 hari post transfusi
c. Pemeriksaan penunjang Hematokrit gagal atau tak meningkat seperti
harapan
hemoglobinemia dan hemglobinuria, bilirubin indikirek
meningkat, rebal fuction test meningkat
Reaksi transfusi akut ringan adalah reaksi tak diinginkan yang timbul aklibat
ketidak cocokan antara darah donor dengan darah resipien atau pasien yang
terjadi selama atau setelah ( dalam waktu 24 jam) sesudah transfusi di
berikan. Kemungkinan penyebabnya adalah hipersensitif ringan. Kriteria
diagnosanya adalah didapatkan reaksi sulit yang terbatas berupa urtikaria,
ruam atau pruritus ( gatal gatal)
Reaksi transfusi akut cukup berat merupakan reaksi tak diinginkan yang
timbul akibat ketidak cocokan darah donor darah resipien atau pasien yang
bersifat akut dengan gejala cukup berat. Reaksi akut terjadi selama atau
segera ( dalam waktu 24 jam ) sesudah transfusi diberikan.
Kemungkinan penyebabnya adalah hipersensitifitas ( sedang berat )
reaksi transfusi febris non hemolitik ( Anti bodi terhadap leukosit, trombosit,
protein termaksud Ig A )
Adapun kriteria diagnosa sebagai berikut :
a. Tanda : flusing, Urikaria, Rigor, febris, gelisah, takikardia
b. Gejala : kecemasan, pruritus, palpitasi, dispnea ringan sakit kepala
Reaksi transfusi akut yang mengancam jiwa merupakan reaksi tak
diinginkan yang timbul akibat ke tidak cocokan antarah darah donor dengan
darah resipient yang bersifat akut dan dapat mengancam jiwa pasien. Reaksi
akut terjadi selama atau segera ( dalam waktu 24 jam) sesudah transfusi
diberikan. Kemungkinan penyebanya adalah hemolisis akut intravaskuler,
kontaminan bakteri dan syok septik, kelebihan mutan cairan, anfilaksis
cedera paru akut yang berkaitan berkaitan dengan cedera (TRALI).
a. Tanda : rigor, febris, gelisah, hipotensi ( penurunan saistolik sebesar 20
%). Hemoglobinuria ( urin berwarna merah) , perdarahan yang tidak dapat
dsijelaskan sebabnya (DIC).
I.
i.
Untuk menjaga kesehatan dan keamanan darah , calon donor tidak boleh
dalam kondisi atau menderita sakit seperti alkholik, penyakit hepatitis ,
diabetes malitus, epilepsim atau kelompok masyarakat resiko tinggi
mendapat AID serta mengalami seperti dema atau influinsa, baru saja
dicabut giginya kurang dari tiga hari pernah menerima transfusi kurang
dari setahun begitu juga untuk yang belum setahun menato, menindik
atau akupuntur hamil atau sedang menyusui
13.Catat pemberian darah dan produk darah, catat cairan yang digunakan
mengikuti kebijakan rumah sakit /institusi
Bila transfusi sudah selesai kembalikan kantong plastik dan selangnya ke
bank darah.
L. Prosedur transfusi darah di rumah sakit cakra husada kabupaten klaten
Adapun pelaksanaan transfusi darah dilakukan diinstalasi rawat inap, ICU,
IBS, dan unit hemodelisa serta IGD
Standar prosedur Operasional transfusi darah di rumah sakit Cakra
Husada Kabutaen Klaten sebagai berikut :
a. Petugas mencuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Ganti baju pasien dengan baju infus
d. Lihat prosedur pemasangan infus terlebih dahulu sebelum pemberian
transfusi darah
e. Sebelum transfusi dilakukan terlebih dahulu cek kelengkapan yang
meliputi :
Penandatanganan informed consent tindakan pemberian transfusi
darah yang disetujui oleh pasien, keluarga pasien yang bertanggung
jawab, perawat sebagai saksi dan diketahui oleh dokter yang merawat
Identifikasi kebenaran produk darah, sesuai nama pasien, tanggal lahir,
nomor register, komponen darah yang diperlukan, nomor kantong
darah dengan labelnya dan tanggal kadaluarsanya.
Catat jenis dan jumlah darah yang dimasukan dilembar observasi
cairan
f. Perawat memakai handrub dan sarung tangan
g. Buka kantong darah, hubungkan selang transfusi dengan IV cateter lalu
buka klime pengatur tetesannya
h. Setelah darah masuk pantau tanda vitakl setiap 5 menit selama 15 menit
pertam dan setiap 15 menit selama 1 jam sebelumnya
i. Bila terlihat gejala reaksi transfusi tutuplah saluran transfusi set segera
ganti cairan NaCl 0,9% beserta set infuse nya dan segera lapor dokter
j. Bila kondisi pasien tidak memungkinkan misalnya ada kelainan jatung dan
ginjal maka kecepatan tetesan tergantung keadaan klinis pasien
k. Bila tidak ada hipopoleneik atau kelainan jantung kecepatan transfusi
tergantung keadaan klinis pasien 1 cc, atau 2 cc perkilogram BB per jam
(20 40 tetes permenit, maksimal 1000 cc dalam 24 jam ) setelah semua
komponen darah habisbersihkan selang infus dengan NaCl 0,9% sampai
bersih
l. Satu unit darah selesai maksimal 4 jam. Catat jenis, jumlah, nomor seri
darah suhu dan tekanan darah sebelum dan sesudah ditransfusikan, obat
obatan yang diberikan sebelum darah dimasukan serta reaksi yang
ditimbulkan setelah darah dimasukan dilembar I.D.1
m. Minta tanda tangan dokter yang memberikan instruksi transfusi darah
sebagai penanggung jawab ( model A dan LD. 1)
n. Bersihkan dan rapikan alat alat yang digunakan dan mencuci tangan
Hal hal yang perlu diperhatikan
1. Dilarang memasukan obat kedalam labu merah maupun transfusion set
( atau selang transfusi
2. Transfusion set yang telah digunakan lebih dari 4 jam dapat digunakan
lagi
3. Pasien rawat jalan boleh pulang setelah 3 jam pasca transfusi. Pada
pasien yang perlu transfusi tapi masih demam sebaiknya diatasi dulu
demamnya bila selama transfusi terdapat reaksi demam dapat segera
diketahui, namum bukan suatu kontra indikasi untuk transfusi bagi
pasien tersebut bila mendesak ( pasien sepsis)
4. Pada pasien yang belum sadar dari anesteri umum jika transfusi dapat
ditunda sebaiknya ditunggu sampai pasien sadar karena beberapa
tanda dini dari transfusi harus diketahui
M. Mengolah limbah
Penangan limbah medis padat
Pengolahan limbah medis padat adalah suatu kegiatan yang
dilakukan didalam mengelola sampah medis padat yaitu bahan atau
peralatan bekas yang digunakan untuk keperluan medis limbah medis
yang dimaksud : spoit, sarung tangan, disposable, kasa, kapas, blood set,
bekas botol infuse dan limbah medis lainnya yang tercemar darah ataupun
cairan tubuh pasien. Penanganan limbah medis padat dilakukan sesuai
prosedur yang telah ditetapkan sebagai berikut :
1. Sampah medis padat dipisahkan sesuai jenisnya yaitu sampah medis
tajam seperti jarum dan sampah medis tidak tajam seperti kapas,
kertas saring, spoit( penghisap) sarung tangan sekali pakai, tabung
spesimen plastik, dan lain lain
2. Sampah medis tajam ( jarum) dibuang dalam kontainer khusus tertutup
3. Sampah medis tidak tajam dibuang dalam kontainer tertutup dengan
plastik warna kuning, khusus sampah medis tidak tajam spoit
( penghisap) tabung spesimen darah darah plastik dibuang dalam
khusus tertutup yang terpisah
4. Untuk wadah spesimen urin dan feases yang terbuat dari plastik,
setelah spesimen dibuang ke spoel hok, wadah spesimennya langsung
dibuang dalam kontainer tertutup dengan plastik warna kuning dengan
sampah medis lainnya
5. Untuk kemasan reagen, setelah dicuci bersih ditampung ditempat
tersendiri untuk selanjutnya dibuang dan dibakar didalam insenerator
rumah sakit
6. Spesimen darah dibuang dalam wadah tersendiri yang berisikan
disinfektan
7. Petugas pengangkut sampah rumah sakit mengambil sampah padat
tajam dan tidak tajam untuk dibakar diinsenerator rumah sakit
BAB IV
DOKUMENTASI
Sistem pelayanan darah dirumah sakit dilakukan / kerjasama dengan unit donor
darah PMI Kabupaten Klaten :
1. Format permintaan darah
Direktur