Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PROGRAM KEGIATAN MAHASISWA

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
JUDUL PROGRAM:
PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI BANK SAMPAH DI DESA
METESEH RT 01 RW 02

Disusun oleh:
1. Eka Ratna Sari (P1337420615008)
2. Fadhilah Rosyid P (P1337420615031)
3. Elvera Dwi Andini (P1337420615034)
4. Diah Ayu Ratnasari (P1337420615035)
5. Nahfi Lutfiati (P1337420615037)
6. Fira Dewi Cahyani (P1337420615042)
7. Devi Novitasari (P1337420615046)

JURUSAN S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2017

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber
hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.
Masalah sampah timbul dengan adanya peningkatan timbulan sampah sebesar 2-
4% per tahun, namun tak diimbangi dengan dukungan sarana dan prasarana
penunjang yang memenuhi persyaratan teknis, sehingga banyak sampah yang
tidak ditangani dengan maksimal. Selain sarana dan prasarana, kesadaran
manusia juga memegang peranan penting dalam mengelola sampah. Jika dilihat
kondisi saat ini masyarakat belum banyak mengetahui bagaimana mengelola dan
memanfaatkan sampah. Sampah masih dianggap sebagai barang yang tidak
berguna.
Sampah memiliki nilai negatif jika tidak dilakukan penanganan sejak awal,
dampak negatif yang ditimbulkan sampah antara lain: Gangguan kesehatan,
seperti jamur, diare, kolera tifus dan sebagainya, berkurangnya kualitas
lingkungan karena terjadi pencemaran seperti pencemaran air oleh lindi (cairan
yang dihasilkan dari pembusukan sampah organik yang masuk kedalam air
tanah), menurunnya nilai estetika dan terhambatnya pembangunan negara.
Sampah biasanya dikelola dengan dengan konsep buang begitu saja (open
dumping), buang bakar (dengan incenerator atau dibakar begitu saja), gali tutup
(sanitarylandfill), ternyata pengelolaan seperti ini tidak memberikan solusi yang
baik, ditambah pula oleh faktor pelaksanaannya yang tidak disiplin.
Undang - Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
menjelaskan tentang prinsip dalam mengelola sampah adalah reduce, reuse dan
recycle yang artinya adalah mengurangi, menggunakan kembali, dan mengolah.
Sedangkan pola hidup masyarakat saat ini, dalam pengelolaan sampah jarang
sekali dikelola dan digunakan kembali. Masyarakat hanya melakukan
pengumpulan sampah di rumah masing-masing, kemudiansampah di ambil oleh
tukang pengumpul sampah (petugas sampah) sesudah itu tukang pengumpul

2
sampah membawa sampah tersebut ke TPS (Tempat Penyimpanan Sementara),
dari TPS sampah di angkut oleh tukang sampah kemudian dibuang ke TPA
(Tempat Pembuangan Akhir).
Desa Meteseh RT 01 RW 02 saat ini melakukan pengelolaan sampah dengan
sistem pengambilan sampah oleh tukang sampah di Tempat Pembuangan Akhir.
Namun, sampah yang diambil oleh tukang sampah tersebut tidak dipilah dan
tidak dibedakan menurut jenis sampah. Dengan terus meningkatnya produksi
sampah perhari di Desa Meteseh RT 01 RW 02 sangat berpotensi untuk
menimbulkan permasalahan tentang penanganan persampahan di Desa Meteseh
RT 01 RW 02 terkait dengan sampah anorganik yang tidak dapat terurai. Selain
itu, pembayaran untuk tukang sampah diambil dari uang kas RT dan terkadang
iuran per KK. Oleh karena itu, terdapat beberapa KK yang tidak ikut program
pengambilan sampah oleh tukang sampah tersebut dan mereka mengumpulkan
sampah kemudian di buang di daerah Rowosari.
Dari latar belakang diatas dapat ditarik suatu permasalahan, yaitu perlunya
dirancang sistem pengelolaan sampah yang terintegritas dan memenuhi syarat
kesehatan lingkungan di Desa Meteseh RT 01 RW 02. Jika sampah dapat
dikelola dengan baik, selain daerah menjadi bersih dan kondisi lingkungan
menjadi lebih baik dan masyarakatnyapun lebih sehat, sampah juga
mendatangkan lapangan kerja baru yang cukup besar dan meningkatkan
pendapatan masyarakat. Salah satu bentuk pengelolaan tersebut adalah melalui
Program Bank Sampah di Desa Meteseh RT 01 RW 02.

1.2 Rumusan masalah


Dari Latar Belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah:

a. Bagaimana manfat Bank Sampah untuk Desa Meteseh RT 01 RW 02?

b. Bagaimana menumbuh kembangkan warga di Desa Meteseh RT 01 RW 02

dengan dibekali sosialisasi mengenai Bank Sampah?

3
c. Bagaimana cara memberikan penghasilan tambahan bagi warga di Desa

Meteseh RT 01 RW 02?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya pemberdayaan ini adalah

a. Mengetahui manfaat Bank Sampah,

b. Memberikan sosialisasi Bank Sampah dan membantu proses pengelolaan

sampah untuk warga Desa Meteseh RT 01 RW 02

c. Memberdayakan warga Desa Meteseh RT 01 RW 02 untuk hidup sehat dan

dapat memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat.

1.4 Luaran
Luaran yang diharapkan nantinya adalah masyarakat di desa Desa Meteseh
RT 01 RW 02 mengetahui pengetahuan akan pentingnya pengelolaan sampah
bagi kehidupan, serta dapat memberikan masukan pendapatan yang sedikit
membantu untuk keluarga yang kurang mampu maupun masyarakat di Desa
Meteseh RT 01 RW 02 itu sendiri.

1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari pendampingan masyarakat secara langsung yaitu:
a. Menambah pengetahuan masyarakat mengenai Bank Sampah dan manfaatnya,

b. Mengetahui teknik dan proses pengelolaan sampah untuk warga desa Desa

Meteseh RT 01 RW 02

c. Memberdayakan warga Desa Meteseh RT 01 RW 02 untuk hidup sehat dan

dapat memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sampah


Menurut Chairil Nizar dikutip dari beberapa sumber, ada beberapa pengertian
sampah yaitu antara lain:
1. Sampah (waste) adalah zat-zat / benda-benda tidak berfungsi atau tidak terpakai
lagi, baik yang berasal dari rumah-rumah maupun dari sisa-sisa proses industri.
2. Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk
maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau
bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau
buangan (Kamus Istilah Lingkungan, 1994).
3. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. (Istilah
Lingkungan uyntuk Manajemen, Ecolink, 1996).
4. Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau
pemakai semula. Sampah adlah sumberdaya yang tidak siap pakai. Sampah adalah
limbah yang bersifat padat, yang terdiri dari zat organic dan zat anorganik, yang
dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. (DPU. 1990).
5. Sampah adalah semua buangan padat yang dihasilkan dari seluruh kegiatan manusia
dan hewan yang tidak berguna atau tidak diinginkan (Tchobanoglous, Theiseen dan
Eliassen, 1993).
2.2 Pengertian Bank Sampah

Definisi Bank Sampah menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor


13 Tahun 2012 adalah tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat didaur
ulang dan/atau diguna ulang yang memiliki nilai ekonomi. Sedangkan menurut
Greenand Clean Kota Bandung mendefinisikan bank sampah sebagai upaya
memaksimalkan nilai sampah dengan tujuan menciptakan lingkungan yang sehat,
bersih,hijau dan asri, mengurangi sampah ke TPA, mengubah perilaku masyarakat,
mendidik masyarakat peduli lingkungan dan berorganisasi, meningkatkan kreatifitas,
dan memberikan keuntungan bagi penghasil sampah. Dari pengertian diatas

5
menunjukkan bahwasanya Bank Sampah merupakan suatu institusi ataupun tempat
pemilahan/pengumpulan sampah yang dibentuk untuk mengelola dan memaksimalkan
nilai sampah dengan prinsip 3R melalui pendekatan berbasiskan masyarakat (Rustanto,
Bambang. 2013).

Menurut Astuti, N.A. 2013 menyatakan bahwa pengertian bank sampah yaitu
suatu unit kerja yang melakukan pengelolaan sampah dimana kegiatannya meliputi
pemilahan sampah dari sumbernya yang kemudian dikumpulkan pada suatu tempat
kemudian dijual ke pihak ketiga. Bank Sampah dibuat dengan menerapkan Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah bahwa prinsip pengelolaan
sampah adalah reduce, reuse, dan recycle yaitu mengurangi, menggunakan kembali dan
mengolah sampah.

2.3 Proses Pengelolaan Bank Sampah

Bank sampah sesungguhnya mudah untuk dikelola. Untuk membentuk suatu


bank untuk menabung sampah-sampah di lingkungan Anda, Anda dan warga sekitar
dapat menunjuk beberapa orang sebagai petugas pengelola. Dibutuhkan minimal satu
orang untuk menjadi petugas pencatat administrasi keuangan, satu orang untuk menjadi
petugas pengelola tabungan, dan satu orang sebagai petugas pengelola sampah
(perantara pengepul). Selanjutnya, masing-masing petugas memiliki peran tersendiri.
Perantara pengepul bertugas melakukan negosiasi dengan pengepul dan mengawasi
proses pengepulan sampah. Pengelola administrasi keuangan akan bekerja sama dengan
perantara pengepul untuk mencatat hasil sampah masing-masing warga. Sedangkan
pengelola tabungan bertugas untuk menyetorkan tabungan masing-masing warga ke

6
bank dan nantinya dia jugalah yang bertugas untuk mengambil uangnya di bank jika ada
warga yang hendak mengambil tabungannya.
Dalam pengaplikasiannya, bank sampah akan lebih mudah dikelola jika proses
pengepulan sampah terjadwal dengan baik. Misalnya, warga dapat atau diwajibkan
menyetorkan sampah anorganik yang telah dikumpulkannya dari sisa-sisa atau sampah
rumah tangga setiap satu minggu sekali. Dengan begitu, sampah yang terkumpul akan
lebih banyak dan uang yang didapat pun lebih banyak. Jika bank sampah yang ada
dilingkungan Anda sudah memiliki administrasi yang baik dan sudah mampu bekerja
dengan baik, kualitasnya dapat ditambahkan dengan adanya kepemilikan badan hukum
dan buku tabungan sendiri. Dengan demikian, bank pengelola sampah di lingkungan
Anda akan lebih berprospek secara ekonomi.
Keberadaan bank sampah dinilai akan lebih meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah di lingkungannya masing-masing.
Sampah terutama sampah anorganik sejatinya dapat dijadikan sumber rupiah. Dengan
adanya fasilitas pengelolaan sampah mandiri, diharapkan masyarakat akan lebih giat
untuk mengelola sampahnya masing-masing dan mau menjaga kebersihan
lingkungannya dengan baik.
Pengelolaan sampah tidak melulu harus dilakukan oleh pihak-pihak yang
berwenang. Pengelolaan sampah dapat dan wajib dilakukan oleh kita semua. Mengelola
sampah secara mandiri akan mendatangkan banyak manfaat bagi diri kita sendiri
maupun lingkungan sekitar kita.

Pengelolaan Bank sampah mirip dengan pada bank umum lainnya. Setiap
nasabah datang dengan lima kantong sampah yang berbeda.Kantong yang berisi :

1. Kantong 1 berisi sampah organik


2. Kantong 2 berisi sampah plastic
3. Kantong 3 berisi sampah kertas
4. Kantong 4 berisi sampah botol
5. Kantong 5 berisi sampah kaleng
Pengelolaan Bank Sampah juga mengikuti kaidah-kaidah yang terdapat dalam
Undang-undang nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, bahwa prinsip
dalam mengelola sampah adalah reduce, reuse dan recycle (3R).

7
Cara pengelolaan bank sampah, yaitu:
1. Membentuk sebuah bank sampah untuk menabung sampah-sampah yang
dikumpulkan di lingkungan Anda.
2. Kemudian menunjuk beberapa orang yang ada di lingkungan Anda sebagai petugas
pengelola, yaitu minimal satu orang sebagai pencatat administrasi keuangan, satu
orang sebagai petugas pengelola tabungan, dan satu orang petugas untuk pengelola
sampah (perantara pengepul).
3. Masing-masing petugas tersebut memiliki peran sesuai tugasnya. Yaitu, perantara
pengepul melakukan negosiasi dengan para pengepul serta mengawasi proses
pengepulan sampah. Sedangkan petugas administrasi keuangan bekerja dengan
perantara pengepul akan mencatat hasil sampah yang terkumpul dari masing-
masing warga. Dan pengelola tabungan akan menyetorkan tabungan dari masing-
masing warga pada sebuah bank dan tentu saja bertugas juga untuk mengambilkan
uang di bank jika ada warga yang ingin mengambil tabungannya.
4. Proses pengepulan sampah harus terjadwal dengan baik, agar kerja bank sampah
bisa lebih mudah dan efektif. Misalnya, warga dijadwalkan menyetorkan sampah
anorganik setiap satu minggu sekali. Dengan begitu, akan lebih banyak sampah
yang terkumpul dan uang yang dihasilkan pun akan lenih banyak.
5. Jika bank sampah tersebut sudah memiliki administrasi yang baik, cara kerja
pengelolaan yang baik, maka kualitas bank sampah dapat ditingkatkan dengan
menambahkan kepemilikan badan hukum dan pembuatan buku tabungan sendiri.
Sehingga, bank pengelola sampah tersebut akan lebih berprospek secara ekonomi
(Anonim, 2014).
Berikut ini merupakan gambar skema pengelolaan bank sampah yaitu sebagai
berikut:

8
2.4 Mekanisme dan Cara Kerja Bank Sampah
1. Mekanisme Menabung Bank Sampah
Menurut Astuti, N.A. 2013 dalam (Suwerda, 2009).Mekanisme dalam
menabung sampah di bank sampah ada dua, yaitu menabung sampah secara
individual dan menabung sampah secara komunal. Mekanisme menabung sampah
secara individual, warga memilah sampah kertas, plastik, kaleng/botol, dari rumah
dan secara berkala ditabung ke bank sampah, sedangkan mekanisme menabung
sampah secara komunal, warga memilah sampah kertas, plastik, kaleng/botol, dari
rumah dan secara berkala ditabung di TPS (Tempat Penampungan Sementara) yang
ada di tiap RT atau kelompok masyarakat (POKMAS), kemudian petugas bank
sampah mengambil sampah di tiap TPS.

9
2.5 Cara Kerja Bank Sampah
Bank sampah adalah sebuah istilah yang diperuntukan bagi suatu paguyuban
atau perkumpulan warga sadar sampah yang memiliki tujuan untuk mengurangi volume
sampah, memanfaatkan sampah, dan menge-lolanya untuk dijadikan sumber penghasilan
tambahan.
Cara kerja bank sampah adalah dengan mengumpulkan sampah anorganik
sebanyak-banyaknya dari lingkungan Anda sendiri. Kemudian sampah tersebut
dikumpulkan ke petugas atau pengepul yang ditunjuk di lingkungan tempat tinggal Anda.
Sampah tersebut nantinya akan dipilah sesuai jenisnya lalu kemudian ditimbang.
Selanjutnya, sampah yang telah dipilah menurut jenisnya dan yang telah ditimbang
tersebut akan ditukar dengan sejumlah uang. Nantinya Anda dapat mengambil uangnya
langsung atau dapat juga ditabungkan langsung ke petugas tertunjuk di lingkungan
tempat Anda tinggal.
Namun, ada beberapa jenis bank sampah yang membuatkan buku tabungan
untuk masing-masing anggotanya, sehingga administrasi keuangannya pun lebih
transparan dan terorganisir. Bank sampah yang baik memiliki kriteria seperti memiliki
badan hukum, memiliki sistem administrasi, memiliki pengepul tetap, memiliki buku
tabungan, dan memiliki pihak penanggung jawab dan petugas lainnya (Juju. 2012).

10
a) Cara kerja bank sampah untuk lingkungan warga
 Nasabah datang ke cabang.
 Nasabah datang dan langsung menuju meja taller, di sana nanti teller kami
akan memberikan lembaran kualifikasi sampah bagi calon nasabah baru.
 Setelah nasabah berminat maka nasabah bisa mengisi formulir yang diberikan
oleh teller, sebagai berikut: Aplikasi pembukaan rekening sampah dana
perorangan.
 Sambil nasabah mengisi form tadi, teller akan meminta KTP atau kartu pelajar
yang akan dicocokan atau disamakan dengan form yang nasabah isi.
 sambil menunggu buku tabungan jadi, nasabah akan diminta tanda tangannya
oleh teller pada form tanda tangan nasabah.
 Setelah itu teller akan menjelaskan tentang peraturan di bank sampah.
 Setelah mendengarkan penjelasan pegawai bank secara singkat, lalu teller akan
memberi buku tabungan kepada nasabah dengan warna buku tabungan yang
berbeda sesuai dengan RT-nya.
b) Cara kerja bank sampah untuk perusahaan
 Karyawan bank sampah datang ke perusahaan untuk menjelaskan kerjasama
tentang manajemen pengelolaan bank sampah, dimana kami akan menjelaskan
tentang kwalifikasi sampah yang bisa di tabung di bank sampah.

11
 Selanjutnya apabila pihak perusahaan setuju dengan kerjasama yang
ditawarkan, bank sampah dan perusahaan akan membuat nota perjanjiaan,
yang nantinya akan dibuat nota persetujuan bersama.
 Karyawan bank sampah akan memberikan sejumlah form yang harus diisi dari
pihak perwakilan perusaan, sebagai berikut.
 Setelah persyaratan dan kerjasama telah dipahami bersama.
 Untuk kwalifikasi penempatan sampah sama dengan sampah rumah tangga
dengan menggunakan plastic yang berbeda. Yang nantinya perusahaan akan
menambatkan bukti penyetoran sampah dari bank sampah yang telah ditanda
tangani oleh kedua belah pihak serta disaksikan dalam penghitungan bobot
samapah oleh keduanya, selanjutnya akan didata dan dimasukan ke
komputerisasi teller bank sampah yang di kirim oleh driver bank sampah.
 Nantinya sampah yang ada dilingkungan perusahaan akan diambil langsung
oleh pegawai bank sampah dengan menggunakan mobil pick-up.
 Masalah pembayaran akan dibayar sesuai dengan perjanjiaan yang ada.
2.6 Contoh dan Struktur Organisasi Bank Sampah
 Contoh hasil pengolahan daur ulang sampah

Hasil sampah plastik yang sudah di daur ulang menjadi sebuah kerajinan tangan

berupa tas dan dompet.

12
Hasil daur ulang dari sampah batok kelapa menjadi kerajinan tangan Berupa

asbak,kancing baju, dan centong sayur.

 Struktur Organisasi Bank Sampah


Struktur organisasi bank sampah terdiri atas pengurus dan bagian pengurus.
a. Pengurus
Pengurus adalah pengelola system bank sampah dari wilayah hasil dari
kesepakatan fasilitator dan juga beberapa pihak. Tugas dan tanggung
jawab pengurus bank sampah adalah :
1) Menjalankan mekanisme system bank sampah sesuai dengan prosedur dan
keseragaman pelaksanaan.
2) Meningkatkan kondisi wilayah di 6 PILAR POKOK (Pilar Sosial, Pilar
Lingkungan, Pilar Kesehatan, Pilar Pendidikan, Pilar Ekonomi dan Pilar
Informasi dan Teknologi).
3) Menjamin kesejahteraan pengurus bank sampah dan juga kenyamanan
nasabah.
4) Melaporkan pada pihak pendamping dalah hal pelaksanaan kegiatan.
5) Mengatur secara tersendiri aturan dan cara kerja PBS.
b. Bagian Pengurus
Bagian-bagian pelaksanaan dan juga kinerja pengurus adalah sebagai berikut :
1) Manager bank sampah: adalah Fasilitator atau Kader lingkungan yang
memiliki pengetahuan tentang green and clean, cekatan dan ulet
memantau kondisi bank sampah. Tugas dan tanggung jawabnya adalah
memberi dan mengeluarkan kebijakan untuk pengembangan bank sampah
dalam rapat pengurus.

13
2) Bendahara bank sampah: adalah kader lingkungan yang memiliki
pengetahuan tentang arus keuangan dan dapat diberi amanah. Tugas dan
tanggung jawabnya adalah mengetahui arus keuangan dan pelaporan
keuangan.
3) Divisi pencatatan: adalah kader lingkungan yang memiliki kemampuan
dan pengetahuan pencatatan secara sistematis dan rapi. Tugas dan
tanggung jawabnya adalah pencatatan kegiatan, agenda dan membantu
langsung bendahara.
4) Divisi penimbangan: adalah kader lingkungan yang memiliki kemampuan
dan pengetahuan dalam menimbang dan membagi jenis-jenis sampah.
Tugas dan tanggung jawabnya adalah melakukan pemilahan dan
penimbangan sampah yang ada di bank sampah.
5) Divisi pengepakan: adalah kader lingkungan yang memiliki kemampuan
pengepak dan mengemas sampah sesuia dengan jenis serta kelompoknya.
Tugas dan tanggung jawabnya adalah meminimalisir penumpukan sampah
yang berhamburan pada waktu yang lama, menjaga keamanan dan
penyusutan sampah yang ada.
6) Divisi umum: adalah kader lingkungan yang memiliki waktu banyak
untuk membantu para pengurus dalam kinerja jika diperlukan.

Struktur bagan organisasi bank sampah

Struktur Organisasi
Bank Sampah

bagian
pengurus pengurus

Manager Bendahara Divisi


Divisi Divisi Divisi
Bank Bank pegepakan
pencatatan penimbangan umum
Sampah Sampah
14
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu
Lokasi akan dilaksanakan di Desa Meteseh RT 01 RW 02 pada tanggal 13
Agustus 2017 pukul 08.00 WIB
3.2 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Survei Analitik dengan rancangan
Cross Sectional (Cross Sectional Study) dimana variabel independen dan variable
dependen diteliti dalam waktu yang bersamaan (point time approach).

3.3 Target
a. Menambah pengetahuan masyarakat mengenai Bank Sampah dan
manfaatnya,
a. Mengetahui teknik dan proses pengelolaan sampah untuk warga desa
Bandungrejo,
b. Memberdayakan warga Desa Meteseh RT 01 RW 02 untuk hidup sehat dan
dapat memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat.

3.4 Pendampingan Masyarakat


Dilakukan dengan turun langsung ke Desa Meteseh RT 01 RW 02 untuk
diberikan arahan dalam proses pengelolaan sampah melalui kegiatan Bank
Sampah di masyarakat.

3.5 Evaluasi
Dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan sosialisasi Bank Sampah guna
mengetahui berhasil tidaknya kegiatan ini.

3.6 Penulisan Laporan


Setelah tahap evaluasi selesai maka dibuat laporan untuk memberikan
gambaran jelas tentang hasil penelitian dan untuk mempermudah penelitian
selanjutnya.

15
BAB IV
ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Biaya Jasa Perlengkapan

Justifikasi Harga Jumlah


No Penunjang Kuantitas
Peralatan Satuan (Rp)
Mencetak
1. Jasa Print 4 buah Rp 10.000 Rp 40.000
proposal
Sewa Tempat Tempat
2. 1 bulan Rp 0 Rp 0
Pemasaran pemasaran
SUB TOTAL Rp 40.000

4.2 Biaya Alat yang diperlukan

Justifikasi Harga
No Penunjang Kuantitas Jumlah (Rp)
Peralatan Satuan
Seragam
1. Jas/kaos 7 buah Rp 0 Rp 0
anggota
2. Sewa Kamera Dokumentasi 1 buah Rp 0 Rp 0
Karung
3. Perlengkapan
sampah 80 Rp 0 Rp 0
SUB TOTAL Rp 0

4.3 Biaya Publikasi


Justifikasi Harga Jumlah
No Penunjang Kuantitas
Peralatan Satuan (Rp)
1. Brosur Sosialisasi 85 buah Rp 200 Rp 17.000
SUB TOTAL Rp 17.000

16
4.4 Biaya Lain – lain
Justifikasi Harga Jumlah
No Penunjang Kuantitas
Peralatan Satuan (Rp)
Air mineral +
1. Konsumsi 85 Rp 2000 Rp 170.000
snack
SUB TOTAL Rp 170.000

4.5 Total Anggaran Biaya


No Penunjang Jumlah
1. Biaya jasa perlengkapan Rp 40.000

2. Biaya alat yang diperlukan Rp 0

3. Biaya Publikasi Rp 17.000

4. Biaya lain-lain Rp 170.000


TOTAL Rp 227.000

4.6 Jadwal Kegiatan


NO JENIS KEGIATAN Agustus
3 7 13 16
Kamis Senin Minggu Rabu
1 Survei lokasi
2 Pengumpulan data
3 Analisis data
4 Menghubuungi pihak terkait
5 Sosialisasi ke masyarakat
6 Pelaksanaan program
7 Penulisan Laporan dan
Monev

17
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
EGC.

18

Anda mungkin juga menyukai