Disusun oleh :
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan bisa terjadi secara fisiologis maupun patologis. Persalinan patologis
kadang membutuhkan tindakan pembedahan (sectio caesarea). Sectio caesarea
didefinisikan sebagai lahirnya janin melalui insisi di dinding abdomen (laparatomi)
dan dinding uterus (histerektomi).Persalinan dengan sectio caesarea membutuhkan
pengawasan yang baik, karena tanpa pengawasan yang baik dan cermat akan
berdampak pada kematian ibu, oleh karena itu pemeriksaan dan monitoring dilakukan
beberapa kali sampai tubuh ibu dinyatakan dalam kondisi baik.
Badan Kesehatan Dunia merekomendasikan bahwa angka persalinan dengan
tindakan Sectio Caesarea (S.C) tidak boleh lebih dari 10-15%. (5) Di negara-negara
maju frekuensi sectio caesarea berkisar antara 1,5 – 7%. (6) Angka kejadian sectio
caesarea di Indonesia menurut SDKI tahun 2007 adalah 921.000 dari 4.039.000
persalinan atau sekitar 22,8% dari seluruh persalinan, angka ini lebih tinggi dari angka
yang direkomendasikan oleh WHO dan meningkat drastis bila dibandingkan dengan
SDKI tahun 1997 yang hanya 4,1% persalinan yang berakhir dengan sectio caesarea,
yaitu sebanyak 695 kasus dari 16.217 persalinan.
Ibu yang mengalami persalinan dengan sectio caesarea dengan adanya luka di
perut harus dirawat dengan baik untuk mencegah kemungkinan terjadinya infeksi.
Seringkali ibu membatasi pergerakan tubuhnya karena adanya luka operasi sehingga
proses penyembuhan luka dan pengeluaran cairan atau bekuan darah kotor dari rahim
ibu akan terpengaruh. Dalam membantu jalannya penyembuhan ibu post sectio
caesarea disarankan untuk melakukan mobilisasi dini, tetapi kadang sulit untuk
melakukan mobilisasi karena ibu merasa letih dan sakit. Salah satu penyebabnya
adalah ketidaktahuan ibu tentang mobilisasi dini. Untuk itu diperlukan pendidikan
kesehatan tentang mobilisasi dini pasca operasi sectio caesarea sehingga pelaksanaan
mobilisasi dini lebih maksimal dilakukan. Mobilisasi dini adalah suatu upaya untuk
mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing penderita
untuk mempertahankan fungsi fisiologis. Mobilisasi dini merupakan faktor yang
mendukung dalam mempercepat pemulihan pasca bedah dan dapat mencegah
komplikasi pasca bedah. Dengan mobilisasi dini vaskularisasi menjadi lebih baik
sehingga akan mempengaruhi penyembuhan luka post operasi karena luka
membutuhkanperedaran darah yang baik untuk pertumbuhan atau perbaikan sel.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Mengetahui tahapan mobilisasi yang harus dilakukan oleh klien post Sectio
Caesarea.
Tujuan Khusus
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi dini adalah pergerakan yang dilakukan sedini mungkin di tempat
tidur dengan melatih bagian-bagian tubuh untuk peregangan atau belajar berjalan
(Soelaiman, 2000).
Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing
penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan.
Menurut Carpenito (2000), mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting
pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian.
Dari kedua defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini adalah upaya
mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing penderita
untuk mempertahankan fungsi fisiologis.
B. Rentang Gerak dalam Mobilisasi
Menurut Carpenito,(2000) mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu :
METODOLOGI
A. Topik
Mobilisasi post operasi sectio caesarea
B. Sub Topik
Tahapan mobilisasi pada klien post operasi sectio
C. Nama Anggota Kelompok
Nahfi Lutfiati
Novia Putri Utami
Fira Dewi Cahyani
Ika Ratna Sari
Hayyan Nazri Adlani Muhammad
D. Waktu
Selasa, 24 Oktober 2017
E. Tempat
Ruang Flamboyan RSUD Ungaran
F. Pengorganisasian
1. Leader : Nahfi Lutfiati
2. Co leader : Novia Putri Utami
3. Observer : Fira Dewi Cahyani
4. Fasilitator : Ika Ratna Sari
Hayyan Nazri Adlani Muhammad
G. Media / Alat yang digunakan
LAPORAN KEGIATAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan mobilisasi post SC dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1. Tahap Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan Peserta
Setelah memberi salam dan perkenalan perawat terlebih dahulu
menyampaikan maksud dan tujuan diberikan tindakan mobilisasi post SC sebelum
materi disampaikan dan diterapkan kepada pasien. Kemudian perawat memberi
pertanyaan pembuka untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta tentang materi
yang akan diberikan.
Pertanyaan yang diberikan, sebagai berikut:
Apa yang Ibu ketahui tentang mobilisasi dini post SC?
Menurut Ibu, apa saja yang harus dilakukan dalam mobilisasi dini post SC?
Menurut Ibu, apa saja manfaat dari melakukan mobilisasi post SC?
Pasien mampu menjawab pertanyaan dari perawat dengan bahasa pasien
sendiri. Peserta dapat menjawab 2 pertanyaan dengan benar, akan tetapi untuk
manfaat dari mobilisasi post SC masih belum tepat. Setelah itu perawat
menjelaskan secara singkat seputar mobilisasi dini post SC.
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/39058/Chapter%20ll.pdf;jsessionid=3
4F054D054E4EC9BA54BA3F28BB4E9FD?sequence=4