Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL KOMUNITAS

MATA KULIAH : KEPERAWATAN KOMUNITAS II


Dosen Pengampu : Ns. Bachtiar Safrudin, M.Kep., Sp.Kom

Disusun Oleh :
1. Annisa Muliani : 1811102411065
2. Bayu Putra Perdana : 1811102411070
3. Devi Paradela : 1811102411078
4. Dini Ruliyani : 1811102411079
5. Lukmanul Hakim : 1811102411100
6. Nitha Widiya Ningrum : 1811102411128
7. Puspa Sari Rahayu : 1811102411139
8. Siti Nur Aisyah : 17111024110109

Kelas : B – Semester 7

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2021
A. JUDUL
Pengelolaan Sampah Di Desa Teluk Dalam, Kec Tenggarong,
Kalimantan Timur.

B. ANALISIS SITUASI
Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga,
pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri, atau
aktivitas manusia lainnya. Bahkan sampah bisa berasal dari puing-puing
bahan bangunan dan besi-besi tua bekas kendaraan bermotor. Sampah
merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah tidak dipakai
lagi (Nurhidayat, 2010).
Sampah dan pengelolaannya kini menjadi masalah yang kian mendesak
di kota maupun di desa di Indonesia, sebab apabila tidak dilakukan
penanganan yang baik akan mengakibatkan terjadinya perubahan
keseimbangan lingkungan yang merugikan atau tidak diharapkan sehingga
dapat mencemari lingkungan, baik terhadap tanah, air dan udara. Oleh
karena itu untuk mengatasi masalah pencemaran tersebut diperlukan
penanganan dan pengendalian terhadap sampah. Penanganan dan
pengendalian akan menjadi semakin kompleks dan rumit dengan semakin
kompleksnya jenis maupun kompisisi dari sampah sejalan dengan majunya
kebudayaan (Chandra, 2006).
Masalah yang sering muncul dalam penanganan sampah desa adalah
masalah biaya operasional yang tinggi dan sulitnya ruang yang pantas untuk
pembuangan. Sebagai akibat biaya operasional yang tinggi, kebanyakan
desa – desa di Indonesia hanya mampu mengumpulkan dan membuang
sekitar 60% dari seluruh produksi sampahnya. Dari 60% ini, sebagian besar
ditangani dan dibuang dengan cara yang tidak saniter, boros dan mencemari
(Notoatmodjo, 2003).
Untuk mendapatkan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi dalam
penanganan sampah di desa, maka dalam pengelolaannya harus cukup layak
diterapkan yang sekaligus disertai upaya pemanfaatannya sehingga
diharapkan mempunyai keuntungan berupa nilai tambah. Untuk mencapai
hal tersebut, maka perlu pemilihan cara clan teknologi yang tepat, perlu
partisipasi aktif dari masyarakat dari mana sumber sampah berasal dan perlu
dilakukan kerjasama antar lembaga pemerintah yang terkait. Disamping itu
juga perlu aspek legal untuk dijadikan pedoman berupa peraturan-peraturan
mengenai lingkungan demi menanggulangi pencemaran lingkungan yang
diakibatkan oleh sampah (R.I, 1996).
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Kalimantan Timur ikut mengambil peran dalam pengendalian penyakit
menular. Salah satu penyakit menular yang banyak terjadi di masyarakat
adalah penyakit yang disebabkan oleh pengelolaan sampah yang kurang
memenuhi syarat kesehatan. Penyakit yang dapat timbul diantaranya adalah
Diare, Thypoid, Kolera, dll. Beberapa kegiatan rutin dalam bentuk
pengabdian kepada masyarakat yang diintegrasikan dengan kegiatan
program profesi stase keperawatan komunitas juga telah direncanakan.
Pemerintah daerah setempat bekerjasama dengan mahasiswa program S1
Keperawatan UMKT melaksanakan pembinaan program Desa Sehat di
Desa Teluk Dalam.
Hasil survei kesehatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa program S1
Keperawatan UMKT menunjukkan bahwa jumlah penduduk Desa Teluk
Dalam tersebut sebanyak 5667 KK. Masalah sampah menjadi salah satu
masalah kesehatan yang ditemui di Desa Teluk Dalam. Teridentifikasi
bahwa 95% pengelolaan sampah masih belum memenuhi kesehatan.
Diantaranya jumlah masyarakat yang membuang sampah dengan cara
ditimbun sebanyak 1350 KK, selain itu membuang sampah dengan dibakar
sebanyak 400 KK. Selebihnya sebanyak 3917 KK membuang disembarang
tempat termasuk dibuang ke sungai atau di pinggir jalan.
Kebiasaan membuang sampah yang sembarangan juga berbanding
lurus dengan kejadian beberapa penyakit yang ditemui pada bayi dan
Masyarakat. Berdasarkan data yang ada bahwa angka kejadian Diare dalam
kurun waktu 6 bulan (Januari-Juli 2021) pada bayi sebanyak 75 bayi
sedangkan pada Masyarakat sebanyak 277 anak. Kondisi ini diperparah
dengan kondisi lingkungan yang buruk sehingga mendukung untuk
terjadinya penyakit di masyarakat Desa Teluk Dalam.
Berdasarkan uraian diatas maka diperlukan adanya perhatian dan
pemahaman yang berkelanjutan tentang kebersihan dan kesehatan
lingkungan melalui kegiatan pendidikan kesehatan tentang pengelolaan
sampah. Pengelolaan sampah yang memenuhi syarat kesehatan sehingga
menjadi salah satu kegiatan di masyarakat dalam upaya pencegahan dari
berbagai penyakit akibat tidak berperilaku hidup bersih dan sehat.

C. TINJAUAN PUSTAKA
Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses
alam yang berbentuk padat (UU Nomor 81, 2012). Sedangkan menurut
Sucipto (2012) sampah merupakan sisa dari kegiatan manusia yang sudah
terpakai. Menurut Tim Penulis (Slamet, 2004), bentuk sampah bisa berada
dalam setiap fase materi, yaitu padat, cair, dan gas. Jika diurai lebih rinci,
sampah dibagi sebagai berikut:
1. Human Erecta
Merupakan bahan buangan yang dikeluarkan oleh tubuh manusia
sebagai hasil pencernaan, seperti tinja dan air seni.
2. Sewage
Merupakan air limbah buangan rumah tangga maupun pabrik.
3. Refuse
Merupakan bahan sisa proses industri atau hasil sampingan kegiatan
rumah tangga. Sampah ini dibagi menjadi garbage (sampah lapuk) yaitu
sampah sisa pengolahan rumah tangga dan rubbish (sampah tidak lapuk
dan tidak mudah lapuk).
4. Industrial Waste
Merupakan bahan-bahan buangan dari sisa proses industry.

1. Faktor Jumlah Sampah


Menurut Sumantri (2015), terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi jumlah sampah antara lain:
a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk bergantung pada aktivitas dan kepadatan
penduduk. Semakin padat penduduk, maka sampah semakin
menumpuk karena tempat atau ruang untuk menampung sampah
kurang. Semakin meningkat aktivitas penduduk, sampah yang
dihasilkan semakin banyak.
b. Sistem Pengumpulan atau Pembuangan yang dipakai
Pengumpulan sampah dengan menggunakan gerobak lebih lambat
jika dibandingkan dengan truk.
c. Pengambilan Bahan-Bahan yang Ada pada Sampah untuk dipakai
Kembali
Metode ini dilakukan karena bahan tersebut masih memiliki nilai
ekonomi bagi golongan tertentu. Frekuensi pengambilan
dipengaruhi oleh keadaan, jika harganya tinggi maka sampah yang
tertinggal sedikit.
d. Faktor Geografis
Lokasi tempat pembuangan sampah apakah di daerah pegunungan,
lembah, pantai, atau di dataran rendah.
e. Faktor Waktu
Bergantung pada faktor harian, mingguan, bulanan, atau tahunan.
Jumlah sampah per hari bervariasi menurut waktu. Contoh, jumlah
sampah pada siang hari lebih banyak daripada jumlah di pagi hari,
Sedangkan sampah di daerah pedesaan tidak begitu bergantung
pada faktor waktu.
f. Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya
Contoh dari faktor ini adalah adat istiadat serta taraf hidup dan
mental masyarakat.
g. Faktor Musim
Pada musim hujan sampah mungkin akan tersangkut pada selokan
pintu air atau penyaringan limbah.
h. Kebiasaan Masyarakat
Contoh faktor ini adalah jika seseorang suka mengonsumsi satu
jenis makanan atau tanaman, sampah makanan tersebut akan
meningkat.
i. Kemajuan Teknologi
Akibat kemajuan teknologi, jumlah sampah dapat meningkat.
Contohnya sampah plastik, kardus, rongsokan, televisi, kulkas.
j. Jenis Sampah
Makin maju tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin
kompleks pula macam dan jenis sampah.

2. Bahan Asal Sampah


Menurut Sucipto (2012), berdasarkan bahan asalnya, sampah
dibagi menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Namun, dalam
pemilahan sampah dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sampah organik,
sampah anorganik, dan sampah B3.
a. Sampah Organik Sampah organik merupakan sampah yang berasal
dari makhluk hidup dan dibagi menjadi sampah organik basah serta
sampah organik kering. Sampah organik basah mempunyai
kandungan air yang cukup tinggi, seperti kulit buah dan sisa
sayuran. Sedangkan sampah organik kering mempunyai
kandungan air yang rendah, seperti kayu dan dedaunan.
b. Sampah Anorganik Sampah anorganik merupakan sampah yang
berasal dari selain makhluk hidup (bukan makhluk hidup), seperti
plastik dan logam.
c. Sampah B3 Sampah B3 merupakan sampah yang dikategorikan
beracun dan berbahaya bagi manusia yang mengandung merkuri
pada umumnya ataupun mengandung jenis racun lain yang
berbahaya. Contoh dari sampah ini adalah kaleng bekas cat
semprot atau minyak wangi.

3. Pengelolaan Sampah
Menurut Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah dalam Pasal 1, pengelolaan sampah adalah
kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang
meliputi pengurangan dan penanganan sampah untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan
sampah sebagai sumber daya. Pasal 2 menyebutkan bahwa sampah
yang dikelola terdiri atas:
a. Sampah rumah tangga yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam
rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.
b. Sampah sejenis sampah rumah tangga yang berasal dari kawasan
komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial,
fasilitas umum, dan fasilitas lainnya.
c. Sampah spesifik, meliputi sampah yang mengandung B3,
mengandung limbah B3, sampah yang timbul akibat bencana,
puing bongkaran bangunan, sampah yang secara ekologi belum
dapat dikelola, dan sampah yang timbul secara tidak periodic.

4. Pemilahan Sampah
Menurut Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah pada pasal 22, pemilahan sampah yang dimaksud
merupakan kegiatan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan
sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan atau sifat sampah. Sedangkan
menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun
2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga pada pasal 16, pemilahan adalah
pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai jenis. Pasal 17
menyebutkan bahwa, pemilahan sampah yang dimaksud dalam pasal 16
tersebut harus dilakukan oleh:
a. Setiap orang pada sumbernya
b. Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan
industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan
fasilitas lainnya.
c. Pemerintah kabupaten atau kota
5. Dampak Sampah yang Tidak Dikelola
a. Dampak terhadap kesehatan
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah berbagai
macam penyakit seperti diare, tifus, muntaber, demam berdarah
dan sebagainya yang 23 dapat menyebar dengan sangat cepat
karena virus dari sampah.
b. Dampak terhadap lingkungan
Sampah yang berasal dari berbagai sumber dan tidak dikelola
dengan baik berpotensi mencemari lingkungan, baik lingkungan
darat, udara, maupun air.
1) Pencemaran Lingkungan Darat
Pencemaran lingkungan darat merupakan dampak langsung
dari timbunan sampah atau sampah yang berserakan di
lingkungan sehingga menjadi tempat bersarang dan
menyebarnya bibit penyakit. Selain itu, sampah yang
menumpuk atau berserakan menimbulkan kesan kotor dan
kumuh sehingga nilai estetika di kawasan sekitar sampah
terlihat rendah.
2) Pencemaran Udara
Menurut Tobing (2005), sampah yang membusuk umumnya
mengeluarkan gas seperti methan (CH4) dan karbon dioksida
(CO2) serta senyawa lainnya. Secara global gas-gas ini
merupakan salah satu penyebab menurunnya kualitas udara
kerana memiliki efek rumah kaca (green house effect) yang
menyebabkan peningkatan suhu dan menyebabkan hujan asam.
Sedangkan secara lokal, gas-gas ini menimbulkan bau tidak
sedap dan dapat mengganggu kesehatan manusia.
3) Pencemaran Air
Pencemaran perairan yang ditimbulkan adalah perubahan
warna dan bau sungai akibat pembuangan sampah ke sungai,
penyebaran bahan kimia dan mikroorganisme dari sampah
yang tidak dikelola terbawa air hujan, serta meresapnya bahan-
bahan berbahaya sehingga mencemari sumur dan sumber air
lainnya. Selain itu, sampah yang berada di lingkungan tanpa
adanya pengelolaan akan terbawa ke got atau sungai saat turun
hujan.
Pengabdian masyarakat yang bertemakan Pengelolaan Sampah Di Desa
Teluk Dalam,diharapkan mampu mencapai kualitas hidup yang optimal.
Sehingga dapat membuktikan bahwa pengelolaan terhadap sampah di Desa
Teluk Dalam masih perlu ditingkatkan kembali. Dimana masalah tersebut
merupakan intergrasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

D. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH


Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah melihat sampah
sebagai konsekuensi dari adanya aktifitas manusia, maka volume sampah
yang dihasilkan suatu daerah sebanding dengan jumlah penduduk, jenis
aktivitas, dan tingkat konsumsi penduduk tersebut terhadap barang/material
Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan permasalahan
pada lingkungan dan gangguan bagi kesehatan manusia antara lain
gangguan estetika, pencemaran lingkungan yang meliputi tercemarnya
permukaan tanah, air, maupun udara, tersumbatnya saluran air yang dapat
menyebabkan banjir, hingga meningkatnya penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui vektor penyakit. Pengelolaan sampah harus dilakukan
dengan baik dimulai dari sumbernya hingga ke tempat pembuangan akhir
(TPA) sampah agar tidak menimbulkan dampak yang berbahaya bagi
masyarakat.
Sesuai batasan masalah, maka dalam penelitian ini dirumuskan masalah
dalam bagaimana dalam melakukan pengelolaan sampah dilingkungan
masyarakat tepatnya di desa Teluk Dalam Kec. Tenggarong, Kalimantan
Timur

E. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan umum
Kegiatan pendidikan kesehatan ini bertujuan untuk memberi
pengetahuan tentang pengelolaan sampah di Desa Teluk Dalam.
2. Tujuan Khusus
a. Anak usia sekolah di Desa Teluk Dalam mengetahui tentang
pengertian sampah
b. Anak usia sekolah di Desa Teluk Dalam mengetahui manfaat
membuang sampah yang benar
c. Anak usia sekolah di Desa Teluk Dalam mengetahui jenis-jenis
sampah
d. Anak usia sekolah di Desa Teluk Dalam mengetahui bahaya sampah
bagi kesehatan
e. Anak usia sekolah di Desa Teluk Dalam mengetahui pengelolaan
sampah yang memenuhi syarat Kesehatan
F. MANFAAT KEGIATAN
Kegiatan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu khususnya
untuk anak usia sekolah dalam pengelolaan sampah, diharapkan dapat
memberikan informasi pada anak usia sekolah terkait pengelolaan sampah
dan kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pada anak usia
sekolah akan pentingnya menjaga kesehatan lingkungan dan minimalkan
adanya penyebaran penyakit di Desa Teluk Dalam.

G. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

Identifikasi terhadap perilaku Masyarakat dalam


mengelola sampah di Desa Teluk Dalam

Bekerja sama dengan pihak


sekolah dan keluarga untuk
meningkatkan kesadaran tentang
kebersihan lingkungan

Memberikan kesempatan pada


Masyarakat untuk bertanya

Berikan reinforcement positif pada


Masyarakat
Masyarakat mampu mengelola
sampah disekitar tempat tinggalnya

H. KHALAYAK SASARAN ANTARA YANG STRATEGI


Pelaksanaan kegiatan dilakukan dilakukan di Desa Teluk
Dalam.

I. KETERKAITAN
Kegiatan pengabdian masyarakat ini memiliki keterkaitan
dengan mata ajar Keperawatan Komunitas sebagai bahan ajar bagi
mahasiswa Keperawatan, khususnya untuk mata kuliah komunitas.
Sehingga pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini
melibatkan mahasiswa yang sedang menempuh mata ajar
Keperawatan Komunitas.

J. METODE KEGIATAN
Jenis model pembelajaran menggunakan metode diskusi dan
landasan teori secara konstruktivisme. Tempat pengabdian
dilakukan di Desa Teluk Dalam kepada Masyarakat. Adapun
langkah pokok yang akan dilakukan diantaranya :

Persiapan

Identifikasi Perilaku Masyarakat

Pelaksanaan

1. Tahap Persiapan
a. Melakukan observasi lokasi
b. Menyusun proposal
c. Perijinan lokasi
2. Tahap Identifikasi Masyarakat
a. Mengidentifikasi pilihan tindakan
b. Mengajukan masalah
c. Menetapkan tindak lanjut
3. Tahap Pelaksanaan
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Melakukan diskusi
c. Memecahkan masalah

K. RANCANGAN EVALUASI
Pelaksanaan evaluasi dilakukan secara intensif oleh tim pelaksana
setiap kegiatan berlangsung untuk memastikan agar pelaksanaan kegiatan
dapat berjalan sesuai rencana. Evaluasi dilakukan sejalan dengan
monitoring, sehingga jika ada kendala akan segera diselesaikan. Evaluasi
dilakukan setiap tahap kegiatan. Untuk indicator pencapaian tujuannya
adalah bahwa pengabdian dinyatakan berhasil apabila masyarakat atau
peserta mampu mencapai kualitas hidup yang optimal dan dapat mengelola
sampah dengan baik dan benar.
Memberikan bimbingan kepada mitra agar pelaksanaan kegiatan
pengabdian masyarakat tetap terus berjalan dengan tujuan agar
permasalahan di Desa Teluk Dalam dapat teratasi dan dapat meningkatkan
kesehatan dan kepedulian pada komunitas, dengan begitu dapat
meningkatkan kinerja mitra dan mendukung program pemerintah dalam
meningkatkan angka harapan hidup.

L. RANCANGAN JADWAL KEGIATAN


Waktu Kegiatan (Bulan)
No. Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Pengajuan proposal dan revisi
2 Survey lapangan
3 Persiapan pelaksanaan
4 Pelaksanaan kegiatan
5 Evaluasi pelaksanaan
6 Penyusunan laporan
M. ORGANISASI PELAKSANA
1. Ketua Pelaksana
a. Nama : Bayu Putra Perdana
b. NIM : 1811102411070
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Fakultas/Program Studi : Ilmu Keperawatan/S1 Keperawatan
e. Waktu untuk kegiatan ini : 8 jam/minggu

2. Anggota Pelaksana 1
a. Nama : Lukmanul Hakim
b. NIM : 1811102411100
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Fakultas/Program Studi : Ilmu Keperawatan/S1 Keperawatan
e. Waktu untuk kegiatan ini : 8 jam/minggu

3. Anggota Pelaksana 2
a. Nama : Annisa Muliani
b. NIM : 1811102411065
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Fakultas/Program Studi : Ilmu Keperawatan/S1 Keperawatan
e. Waktu untuk kegiatan ini : 8 jam/minggu

4. Anggota Pelaksana 3
a. Nama : Devi Paradela
b. NIM : 1811102411078
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Fakultas/Program Studi : Ilmu Keperawatan/S1 Keperawatan
e. Waktu untuk kegiatan ini : 8 jam/minggu

5. Tenaga Pembantu 1
a. Nama : Dini Ruliyani
b. NIM : 1811102411079
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Fakultas/Program Studi : Ilmu Keperawatan/S1 Keperawatan
e. Waktu untuk kegiatan ini : 8 jam/minggu
f. Pembantu Bidang : Teknis pelaksanaan kegiatan

6. Tenaga Pembantu 2
a. Nama : Nitha Widiya Ningrum
b. NIM : 1811102411128
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Fakultas/Program Studi : Ilmu Keperawatan/S1 Keperawatan
e. Waktu untuk kegiatan ini : 8 jam/minggu
f. Pembantu Bidang : Teknis pelaksanaan kegiatan

7. Tenaga Administrasi 1
a. Nama : Puspa Sari Rahayu
b. NIM : 1811102411139
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Fakultas/Program Studi : Ilmu Keperawatan/S1 Keperawatan
e. Waktu untuk kegiatan ini : 8 jam/minggu
f. Pembantu Bidang : Administrasi

8. Tenaga Administrasi
a. Nama : Siti Nur Aisyah
b. NIM : 17111024110109
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Fakultas/Program Studi : Ilmu Keperawatan/S1 Keperawatan
e. Waktu untuk kegiatan ini : 8 jam/minggu
f. Pembantu Bidang : Administrasi

N. RENCANA BIAYA

Jumlah/Satua Biaya/Satu Jumlah


No. Kegiatan
n an (Rp) Biaya(Rp)
1. Honorarium None
Total
2. Bahan dan Peralatan Pengabdian :
a. Kertas A4 2 rim Rp. 50.000 Rp. 100.000
b. Jilid 3 rangkap Rp. 2.000 Rp. 6.000
c. Dokumentasi 1 Rp. 150.000 Rp. 150.000
d. Publikasi 1 Rp. 750.000 Rp. 750.000
e. Pulsa dan
2 Rp. 200.000 Rp. 200.000
Internet
Rp.
Total
1.206.000
3. Biaya Perjalanan
a. Survey/
2 kali Rp. 20.000 Rp. 40.000
observasi
b. Pelaksaaan 6 kali (3
Rp. 30.000 Rp. 540.000
orang)
c. Akomodasi Rp.
40 (6 laga) Rp.10.000
konsumsi 2.400.000
Rp.
Total
2.980.000
4. Lain-lain
a. Penyusunan
1 Rp. 50.000 Rp. 50.000
laporan
Total Rp. 50.000
Rp.
Jumlah Total
4.236.000
Terbilang :
Empat Juta Dua Ratus Tiga Puluh Enam Ribu Rupiah

O. LUARAN PROGRAM IuM


Bentuk luaran program IuM yang akan dihasilkan ini berupa :
1. Modul panduan Pengelolaan Sampah Di Desa Teluk Dalam, Kec
Tenggarong, Kalimantan Timur
2. Video Pelaksanaan Program
3. Publikasi artikel capaian keberhasilan di jurnal UMKT.
DAFTAR PUSTAKA

Chandra, B. (2006) Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Buku Kedokteran


EGC.

Notoatmodjo, S. (2003) Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Prinsip – prinsip Dasar.


Jakarta: Cipta.

Nurhidayat, S. P. (2010) Mengelolah Sampah untuk Pupuk dan Peptisida Organik.


Jakarta: Penebar Swadaya.

R.I, D. (1996) Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian Dampak


Sampah (Aspek Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC.

Slamet, J. S. (2004) Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University


Press.

Anda mungkin juga menyukai