Anda di halaman 1dari 5

KEPEDULIAN MASYARAKAT TERHADAP

SAMPAH DI DANAU PERINTIS


Tegar Botutihe. Nurul Afaziah Malle. Silva Massi. Febrianti.
Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian
Program Studi Pendidikan Geografi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

ABSTRAK_Hampir semua kegiatan yang dilakukan manusia tidak luput dari bekas
atau sisa kegiatan atau dengan kata lain adalah sampah. Tanpa disadari, manusia
adalah penghasil sampah dan apabila pengolahannya tidak diperhatikan maka
sampah akan menimbulkan banyak masalah. Artikel ini bertujuan untuk
mengetahui kondisi sampah di wilayah wisata danau perintis, desa Huluduotamo,
kec. suwawa, kab. Bone Bolango, provinsi Gorontalo. dan bagaimana kepedulian
masyarakat terhadap sampah tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kualitatif, dimana pengambilan data menggunakan teknik purposive
sampling. Dari hasil pengamatan, menunjukkan bahwa kondisi sampah di danau
perintis di dominasi oleh sampah plastik. Hal ini dikarenakan kurangnya fasilitas
berupa tempat sampah serta kesadaran masyarakat akan sampah yang mereka
hasilkan masih rendah.
Kata Kunci: Sampah, Wisata, Lingkungan

1. Pendahuluan
Sampah adalah sisa hasil kegiatan manusia yang sudah tak terpakai.
Sampah/limbah dibedakan menjadi 3 bentuk, yaitu limbah padat, limbah cair, dan
limbah gas. Di antaranya yang paling sering banyak adalah limbah padat yang
berupa sampah, yang hampir di setiap tempat dapat dijumpai. Sampah adalah
konsekuensi dari adanya kegiatan manusia yang menghasilkan buangan
(Dwiyatmo, 2007)
Hampir semua kegiatan yang dilakukan manusia tidak luput dari bekas atau
sisa kegiatan atau dengan kata lain adalah sampah. Tanpa disadari, manusia adalah
penghasil sampah dan apabila pengolahannya tidak diperhatikan maka sampah akan
menimbulkan banyak masalah. Penyebab utama terjadinya penumpukan sampah di
berbagai tempat adalah kurangnya kesadaran masyarakat atau kepedulian
masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitar yang kedua yaitu kurangnya
pengawasan aparat pemerintahan dalam menjaga lingkungan sehingga banyak
masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Sebagai salah satu sumber
sampah, setiap warga perlu ikut berperan dalam menangani sampah.
Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita
terhadap barang atau material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan
jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Sumber-
sumber sampah diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori antara lain:
Pemukiman penduduk Sampah ini terdiri dari sampah hasil kegiatan rumah
tangga seperti hasil pengolahan makanan, dari halaman, Daerah Perdagangan
Sampah dari pusat perdagangan atau pasar biasanya terdiri dari kardus-kardus yang
besar, kertas -kertas, Industri Sampah yang berasal dari daerah industri termasuk
sampah yang berasal dari pembangunan industri tersebut dan dari segala proses
yang terjadi di dalam industri. Pertanian Sampah ini berupa sampah hasil
perkebunan atau pertanian misalnya jerami, sisa sayuran, dan lain-lain. Tempat-
tempat Umum Contohnya sampah dari tempat hiburan, sekolah, tempat-tempat
ibadah dan lain-lain. Jalan dan Taman, Pembangunan dan pemugaran gedung,
Rumah sakit dan Laboratorium.
Berdasarkan SNI19-3983-1995 tentang Spesifikasi timbulan sampah untuk
kota kecil dan kota sedang di Indonesia, maka Kota Gorontalo menggunakan
standar 0,7kg/orang/hari sehingga diperoleh total jumlah timbulan sampah
berdasarkan jumlah penduduk adalah 0,7kg x 201.728 jiwa adalah
sebesar 141.209,6 ton/hari.
Dewasa ini, kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan
sudah mulai menurun atau memudar, terutama pada wilayah danau perintis, kec.
Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Hal ini ditunjukkan dengan masih
banyaknya ditemukan masyarakat dan pengunjung yang dengan leluasanya
membuang sampah sembarang dan membuangnya ke danau tersebut. Untuk itu
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi sampah di danau
perintis dan bagaimana bentuk kepedulian masyarakat terhadap sampah di danau
perintis.

2. Metodologi penelitian
Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Untuk mendukung proses itu digunakan metode wawancara. Teknik yang
digunakan ialah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan
materi yang diteliti (interview) kepada Responden dan Informan.

Responden dan Informan


Orang-orang yang diwawancarai adalah orang-orang yang berkaitan dengan
danau perintis, dan data di ambil dengan Purposive Sampling.

Lokasi Penelitian
Wisata danau peritnis, Desa Huluduotamo, Kec. Suwawa, Kab. Bone Bolango,
Provinsi Gorontalo.

3. Pembahasan
A. Kondisi sampah di danau perintis
Wisata danau perintis merupakan wisata yang terletak di Huluduotamo,
Kec. Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, provinsi Gorontalo. Danau Perintis dapat
ditempuh dengan kendaraan dalam 25 menit, dengan jarak 10 kilometer dari pusat
Kota Gorontalo. Tempat wisata ini awalnya merupakan sebuah tanggul yang
dibangun pada tahun 1956, yang digunakan sebagai pengairan oleh masyarakat
petani di desa suwawa. Kemudian beriring berjalannya waktu, tanggul ini
dimanfaatkan oleh pemerintah daerah untuk dijadikan tempat wisata.
Namun, dewasa ini kepedulian masyarakat terhadap sampah di tempat
wisata tersebut menurun, dapat dilihat dari banyaknya sampah plastik yang tercecer
di pinggiran danau tersebut. Adapun jenis sampah yang paling banyak adalah
sampah plastik bekas kemasan makanan ringan dan juga botol minuman yang
mengapung di pinggiran danau.
Sampah plastik ini tentu saja akan menimbulkan dampak negatif bagi
manusia dan lingkungannya, beberapa diantaranya yaitu pemicu terjadinya
perubahan iklim, mencemari lingkungan dan juga berbahaya bagi kesehatan
manusia itu sendiri.
Elida (2014) Manusia dan lingkungan memiliki suatu hubungan yang saling
ketergantungan dan memiliki timbal balik. Lingkungan sendiri merupakan salah
satu unsur yang sangat penting bagi manusia dalam kehidupannya. Interaksi yang
terjadi terus menerus antar manusia dan lingkungan, akhirnya akan mempengaruhi
perilaku manusia terhadap lingkungan. Dimana yang menentukan baik atau
buruknya kondisi suatu lingkungan adalah dari sikap dan perilaku manusia itu
sendiri. Cara manusia memperlakukan lingkungannya akan berdampak pada
kualitas hidup manusia itu sendiri.
Perilaku masyarakat dan pengunjung dalam membuang sampah
sembarangan pada daerah danau tersebut merupakan perilaku yang merugikan bagi
masyarakat dan lingkungan itu sendiri.
B. Bentuk kepedulian masyarakat terhadap sampah di danau perintis
Masalah sampah merupakan fenomena sosial yang perlu mendapat
perhatian dari semua pihak karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi
lain masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah. Sampah merupakan bagian
yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan masyarakat, terutama di daerah
perkotaan. Sampah apabila tidak ditangani secara baik dan benar dari sumber
sampah, maka akan menimbulkan masalah terhadap kesehatan, sosial, ekonomi dan
keindahan (Nugroho, 2009).
Sementara itu pada daerah wisata danau perintis, masih banyak masyarakat
dan pengunjung yang membuang sampah sembarangan. Perilaku masyarakat dan
pengunjung yang membuang sampah sembarangan ini disebabkan oleh kurangnya
fasilitas berupa tempat sampah dan juga disebabkan oleh kurangnya kesadaran
masyarakat terhadap sampah yang mereka hasilkan.
(Jihan, 2017) Adapun Penyebab utama bagaimana perilaku membuang
sampah sembarangan ini bisa terbentuk dan bertahan kuat di dalam perilaku adalah:
Sistem kepercayaan masyarakat terhadap perilaku membuang sampah.
Dalam hal ini Sangatlah mungkin masyarakat merasa bahwa perilaku membuang
sampah sembarangan ini bukan suatu hal yang salah dan tidak berdosa. Selain itu,
Norma dari lingkungan sekitar seperti keluarga, tetangga, sekolah, lingkungan
kampus, atau bahkan di tempat-tempat pekerjaan. Pengaruh lingkungan merupakan
suatu faktor besar di dalam munculnya suatu perilaku. Perilaku membuang sampah
sembarangan ini tentu tidak akan pernah lepas dari pengaruh lingkungan sekitar.
Serta, Kontrol perilaku yang dirasakan seseorang akan melakukan suatu
tindakan yang dirasa lebih mudah untuk dilakukannya karena tersedianya sumber
daya. Jadi, orang tidak akan membuang sampah sembarangan bila tersedia banyak
tempat sampah di pinggir jalan.
Menurut World Health Organization (WHO) pada pusat kesehatan yang
mengaumi masyarakat Amerika membuat batasan tentang sampah, dalam hal ini
sampah merupakan sesuatu hal yang sudah tidak berguna, tidak dapat dipakai lagi
dan sesuatu yang biasanya terbuang dan tidak dapat bermanfaat bagi kehidupan
manusia ataupun pada kehidupan mahluk lain lagi. Dampak sampah bagi manusia
dan lingkungan, Pencemaran lingkungan akibat sampah industri dan sampah rumah
tangga yang dihasilkan sangatlah merugikan manusia, baik langsung dan tidak
tidak langsung. Dampak sampah tersebut berupa : Dampak bagi kesehatan seperti
lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai merupakan tempat yang
cocok bagi beberapa ornganisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat
dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit. Potensi behaya kesehatan yang dapat
di timbulkan adalah sebagai berikut :Penyakut diare, kolera, tifus, menyebar dengan
cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat
bercampur air minum, penyakit jamur dapat menyebar misalnya jamur
kulit,Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya
adalah suatu penyakitr yang dijangkitkan oleh cacing pita. Cacing ini sebenarnya
masuk ke dalam pencernaan binatang ternak melalui makananya berupa sisa
makanan/sampah, Sampah beracun seperti sampah buangan limbah pabrik yan
memproduksi bakteri dan akumulator. Selain itu memiliki dampak terhadap
lingkungan, seperti cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase/sungai
dapat mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga
beberapa spesies akan lenyap hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan
biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam
organik dan gas cair organik, seperti metaba. Selain berbau kurang sedap, gas ini
dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
Sampah dan pengelolaannya kini menjadi masalah yang kian mendesak,
sebab apabila tidak dilakukan penanganan yang baik akan mengakibatkan
terjadinya perubahan keseimbangan lingkungan yang merugikan atau tidak
diharapkan sehingga dapat mencemari lingkungan baik terhadap tanah, air dan
udara. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah pencemaran tersebut diperlukan
penanganan dan pengendalian serta kepedulian masyarakat terhadap sampah yang
mereka hasilkan.

4. Kesimpulan
1. Sampah yang banyak tercecer di danau perintis, adalah sampah yang dihasilkan
oleh masyarakat dan pengunjung di danau tersebut. Kebanyakan sampah yang ada
adalah sampah anorganik jenis plastik. Sampah-sampah tersebut berupa bungkus
makanan ringan dan botol plastik yang di bawa oleh pengunjung atau masyarakat
yang sedang berwisata di danau tersebut.
2. Adanya sampah tersebut disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat dan
pengunjung terhadap sampah yang mereka hasilkan dan juga kurangnya fasilitas
berupa tempat sampah yang disediakan oleh pengelolah tempat wisata tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Jihan Ayu Alip Pristananda.2017 Pencemaran lingkungan perairan sungai salah
satu faktor banjir di jakarta.
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=
1&ved=2ahUKEwjeiKLB88blAhVoH7cAHSFKB3QQFjAAegQIBBAC&ur
l=https%3A%2F%2Fosf.io%2Fd3xv6%2Fdownload%2F%3Fformat%3D
pdf&usg=AOvVaw1MM9x7ueCDTZrsE5cQqY9r
Nugroho,2009. Pengelolaan Sampah Secara Terpadu di Padukuhan Kelor
Bangunkerto Turi Sleman Yogyakarta, Artikel
Elida F. S. Simanjorang. 2014. DAMPAK MANAJEMEN PENGELOLAAN
SAMPAH TERHADAP MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN DI TPAS
NAMO BINTANG DELISERDANG.
Dwiyatmo,Kus., 2007. Pencemaran Lingkungan dan Penanganannya. Yogyakarta:
PT Intan Sejati.
Uud Wahyudin. 2017. STRATEGI KOMUNIKASI LINGKUNGAN DALAM
MEMBANGUN KEPEDULIAN MASYARAKAT TERHADAP
LINGKUNGAN

Anda mungkin juga menyukai