Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL PENELITIAN

Pengaruh Pengetahuan Masyarakat Terhadap Perilaku Membuang Sampah Pada Tempatnya


di Kabupaten Majalengka

Disusun sebagai syarat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Metlit


Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indramayu

Oleh:
Isma Khotimatul Adawiyah
NIM. R.20.02.010

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
2022
Pengaruh Pengetahuan Masyarakat Terhadap Perilaku Membuang Sampah Pada
Tempatnya di Kabupaten Majalengka

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial (sulit terselesaikan). Dapat
diartikan sebagai masalah kultural atau kebiasaan karena dampaknya mengenai
berbagai sisi kehidupan sehingga keberadaan sampah perlu adanya pengelolaan
sampah yang benar (Wahdatunnisa, 2016).
Sampah selalu timbul menjadi persoalan rumit dalam masyarakat yang
kurang memiliki kepekaan terhadap lingkungan. Ketidak disipilinan mengenai
kebersihan dapat menciptakan suasana semrawut akibat timbunan sampah. Begitu
banyak kondisi tidak menyenangkan akan muncul. Bau tidak sedap, lalat
berterbangan, dan gangguan berbagai penyakit siap menghadang di depan mata.
Tidak cuma itu, peluang pencemaran lingkungan disertai penurunan kualitas
estetikapun akan menjadi santapan sehari-hari bagi masyarakat. Bahkan sampah bisa
menjadi persoalan besar, jika tidak ditangani serius, karena dampaknya bisa
mengganggu infrakstruktur kota, termasuk kerawanan kesehatan masyarakat dan
lingkungan hidup (Purwaningsih, 2015).
Dampak sampah bagi Kesehatan sampah memiliki dampak buruk bagi
kehidupan manusia. Pada sampah yang menumpuk dan membusuk, terdapat banyak
penyakit dari bakteri dan virus seperti diare, tifus, disentri, jamur, kolera, dan
berbagai macam penyakit kulit.
Dampak sampah bagi lingkungan, selain mencemari air sungai, pembuangan
limbah atau sampah juga dapat menghambat proses air tanah dan tentu saja ini
merupakan sebuah kabar buruk mengingat air tanah sangatlah penting bagi manusia.
Selain mencemari sungai dan menghambat proses air tanah, sampah juga dapat
mencemari tanah dan menjadikannya tidak sehat.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat,
Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 21,88 juta ton pada 2021. Jumlah itu
menurun 33,33% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebanyak 32,82 juta
ton.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sepanjang
tahun 2021 Provinsi Jawa Barat menghasilkan sekitar 1,07 juta ton timbulan sampah.
Kabupaten Sukabumi memiliki timbulan sampah tahunan paling banyak di Jawa
Barat, yakni 397,9 ribu ton per tahun 2021.
Sebagai salah satu bagian dari Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Majalengka
juga turut menyumbangkan timbunan sampah sebanyak 136.23 ton per hari pada
tahun 2018. Hal ini selaras dengan ditemukan banyaknya sampah di beberapa jalan
di Majalengka.
B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sampah
1. Pengertian Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak dibutuhkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi dari adanya
aktivitas manusia. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang oleh sumber hasil
kegiatan manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Bentuk
sampah bisa berada dalam setiap fase materi, yaitu padat, cair, dan gas (Penebar
Swadaya, 2008).
Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai,
tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak
terjadi dengan sendirinya. Menurut kamus lingkungan, sampah merupakan bahan
yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau
khusus dalam produksi atau pemakaian, barang rusak atau cacat selama manufaktur,
atau materi berlebihan atau buangan.
Sampah (waste) dalam pengertian yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh
Kuncaro, yaitu sebagai bahan yang dibuang atau terbuang merupakan hasil aktivitas
manusia atau alam yang sudah tidak digunakan lagi karena sudah diambil unsur atau
fungsi utamanya. Sebagai hasil dari aktivitas manusia, maka besar kecil atau banyak
tidaknya, timbulan sampah akan tetap ada selama manusia masih beraktifitas, akan
tetapi menurut Anwar, aktifitas yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri)
bukanlah aktifitas biologis karena kotoran manusia (human waste) tidak termasuk ke
dalam kategori sampah.
2. Jenis-jenis Sampah
Berdasarkan bahan sampah dibagi menjadi dua jenis, yaitu sampah organik
dan anorganik. Di negara yang sudah menerapkan pengolahan sampah secara terpadu
, tiap jenis sampah ditempatkan sesuai dengan jenisnya untuk mempermudah
pengangkutan sampah menuju TPA (tempat pembuangan sampah akhir), sampah
dipilah berdasarkan klasifikasinya. Kegiatan pemilahan sampah harus dilaksanakan
pada tingkat penghasil sampah pertama, yaitu perumahan maupun perhotelan
(Sucipto,2012).
Menurut Sucipto (2012) sampah dipilah menjadi tiga, yaitu sampah organik,
sampah noorganik, dan sampah B3.
1. Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun
tumbuhan.
2. Sampah anorganik bukan berasal dari makhluk hidup. Sampah ini bisa berasal dari
bahan yang bisa diperbaharui dan bahan yang berbahaya serta beracun. Jenis yang
termasuk bisa didaur ulang (recycle) ini misalnya bahan yang terbuat dari plastik dan
logam
3. Sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) Sampah B3 merupakan jenis sampah
dikategorikan beracun dan berbahaya bagi manusia. Umumnya, sampah jenis ini
mengandung merkuri seperti kaleng bekas cat semprot atau minyak wangi. Namun,
tidak menutup kemungkinan sampah mengandung racun lain yang berbahaya.
3. Sumber-sumber sampah
a. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes)
Sampah ini terdiri dari bahan bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah
tangga yang sudah dipakai dan dibuang, seperti: sisa-sisa makanan baik yang
sudah dimasak atau yang belum, bekas pembungkus seperti kertas, plastic,
daun dan sebagainya.
b. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum
Sampah ini berasal dari tempat tempat umum, seperti pasar, tempat-tempat
hiburan, terminal bus, kereta api dan sebgainya.
c. Sampah yang berasal dari perkantoran
Sampah dari perkantoran baik perkantoran Pendidikan, perdagangan,
departemen, perusahaan, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas,
plastic, karbon, klip dan sebagainya.
d. Sampah yang berasal dari jalan raya
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri dari kertas-
kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, daun-daunan, plastic dan
sebagainya.
e. Sampah yang berasal dari industri
Sampah ini berasal dari Kawasan industry, termasuk sampah yang berasal
dari pembangunan industry, dan segala sampah yang berasal dari proses
produksi, misalnya sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastic, kayu,
potongan tekstil, kaleng dan sebagainya.
f. Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan
Sampah inu berasal dari pertanian/perkebunan, misalnya jerami, sisa sayur-
mayur, batang padi, batang jagung, dan sebagainya.
g. Sampah yang berasal dari pertambangan
Sampah ini berasal dari pertambangan, dan jenisnya tergantung dari jenis
usaha pertambangan, misalnya batu-batuan, tanah/cadas, pasir, sisa-sisa
pembakaran (arang), dan sebagainya.
h. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan
Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan ini, berupa ktoran-
kotoran ternak, sisa-sisa makanan, bangkai binatang dan sebagainya.
4. Pengelolaan Sampah
Sampah erat kaitanya dengan Kesehatan masyarakat, karena dari sampah
tersebut akan hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit (bacteri pathogen),
dan juga binatang serangga sebagai pemindah/penyebar penyakit (vector). Oleh
sebab itu, sampah harus dikelola dengan baik, sampai sekecil mungkin agar tidak
menganggu atau mengancam Kesehatan masyarakat. Pengelolaan sampah yang baik,
bukan untuk kepentingan Kesehatan saja, tetapi juga untuk keindahan lingkungan.
Yang dimaksud dengan pengelolaan sampah disini yaitu meliputi pengumpulan,
pengangkutan sampai dengan pemusnahan atau pengolahan sampah sedemikian rupa
sehingga sampah tidak menganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup.
Pengelolaan sampah dibagi menjadi tiga hal yaitu penyimpanan sampah,
pengumpulan sampah dan pembuangan sampah dimana pada prosesnya terdapat
pengangkutan sampah dan pemusnahan sampah (Garini, 2012).
Ada beberapa tahapan dalam pengelolaan sampah yang dapat mebgurangi
timbulan sampah yaitu :
1. Tahap pengumpulan dan penyimpanan di tempat sumber
Penyimpanan sampah merupakan sebagai tempat sampah sementara
sebelum sampah tersebut dikumpulkan, diangkut dan dibuang untuk dimusnahkan.
Oleh karena itu diperlukan tempat sampah yang biasa ditemukan dirumah,
tempattempat umum, kantor dan lain-lain. Penyimpanan sebaiknya dipisahkan agar
dapat mempermudah pemusnahannya. Adapun syarat-syarat tempat sampah yang
dianjurkan adalah konstuksinya kuat, tidak mudah bocor, mempunyai tutup yang
mudah dibuka, dikosongkan isinya setelah dibersihkan, ukuran sampah mudah
diangkat oleh satu orang (Garini, 2012).
Penyimpanan sampah adalah pengumpuan sampah untuk kemudian
diangkut dan dibuang atau dimusnahkan. Tempat pengumpulan sampah tentunya
harus pula memiliki syarat kesehatan yang terdiri dari pembangunannya harus diatas
permukaan setinggi kendaraan pengangkut sampah, harus mempunyai dua buah
pintu (satu sebagai tempat masuk sampah dan satu lagi untuk tempat keluar sampah)
(Azwar, 2010).
2. Tahap pengangkutan
Mekanisme sistem atau cara pengangkutannya didaerah perkotaan adalah
tanggung jawab pemerintah daerah setempat yang didukung oleh pastisian
masyarakat produksi sampah, khususnya dalam hal pendanaan. Sedangkan untuk
daerah pedesaan pada umumnya sampah dapat dikelola oleh masing-masing keluarga
tanpa memerlukan TPS maupun TPA. Sampah rumah tangga pedesaan pada
umumnya dibakar atau dijadikan pupuk (Riyanda,2017).
3. Tahap pemusnahan
Pemusnahan sampah padat ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara
lain :
a. Ditanam (landfill), yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang ditanah
kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah.
b. Dibakar (inceneration), yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar
dalam tungku pembakaran (incinerator)
c. Dijadikan pupuk (composting), yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk
(kompos), khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa makanan dan sampah
lain yang dapat membusuk (Notoadmodjo, 2003)

2. Konsep Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan. Jadi, perilaku manusia padaa hakikatnya adalah suatu
aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia mempunyai
bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian dan
lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi
dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Dapat dikatakan bahwa perilaku adalah
apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik yang diamati secara langsung
maupun tidak langsung.
Menurut Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan
reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi
apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut
rangsangan. Dengan demikian, maka tentu rangsangan tertentu akan menghasilkan
reaksi atau perilaku tertentu.
Robert Kwick (1974) menyatakan bahwa perilaku adalah Tindakan atau
perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari.
3. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini gterjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra
manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya Tindakan
seseorang (overt behavior).

Anda mungkin juga menyukai