PENDAHULUAN
Permasalahan dalam pengelolaan sampah yang sering terjadi antara lain perilaku dan pola hidup
masyarakat masih cenderung mengarah pada peningkatan laju timbulan sampah yang sangat
membebani pengelola kebersihan, keterbatasan sumber daya, anggaran, kendaraan personil
sehingga pengelola kebersihan belum mampu melayani seluruh sampah yang
dihasilkan. Sampah dapat menimbulkan permasalahan yang cukup serius bila tidak ditangani
dengan tepat, karena dapat merusak keseimbangan lingkungan dan mencemari ekosistem tanah,
air, dan udara (Wibowo, 2011).
Pelayanan pengelolaan sampah adalah pelayanan publik dengan bertujuan untuk melayani
masyarakat dalam pengelolaan sampah. Dalam pelayanan pengelolaan sampah sangat
dibutuhkan kinerja atau performance yang baik sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan
efektif dan efisien serta dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat. Namun demikian,
seringkali terjadi penanganan sampah menjadi tidak efektif akibat keterbatasan Pemerintah baik
dalam pembiayaan, jumlah personil maupun sarana prasarana yang tersedia (Hartanto, 2006).
1.4 Tujuan
1. Mengetahui sistem pengelolaan sampah Kabupaten Cianjur.
2. Mengetahui bagaimana pengelolaan sampah oleh masyarakat di Kabupaten Cianjur.
PEMBAHASAN
4. Timbulan Sampah
Timbulan sampah adalah banyaknya sampah yang timbul dari masyarakat dalam satuan
volume sampah atau berat sampah per kapita per hari (SNI 19-2452-2002). Timbulan
sampah bisa dinyatakan dengan satuan volume (L/o/hari, L/m2/hari, L/bed/hari) atau
satuan berat (Kg/o/hari, Kg/m2/hari, Kg/bed/hari). Namun lebih baik menggunakan satuan
berat karena ketelitiannya lebih tinggi.
Besaran timbulan sampah ditentukan berdasarkan klasifikasi kota yaitu untuk kota sedang
volume sampah yang dihasilkan berkisar antara 2 - 2,5 L/org/hari dengan berat 0,4 - 0,5
kg/org/hari. Untuk kota kecil volume sampah yang dihasilkan berkisar 1,5 – 2 L/org/hari
dengan berat 0,3 - 0,4 kg/org/hari (SNI 19 – 3964 - 1994).
Menurut Hartono (1993), jumlah dan komposisi sampah yang dihasilkan suatu kota
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya, tingkat
pendapatan dan pola konsumen, pola penyediaan kebutuhan hidup penduduknya dan iklim
dan musim yang terkait.
5. Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah adalah proses penanganan sampah dengan cara
pengumpulan dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut ke tempat pembuangan
sementara atau langsung ke tempat pembuangan akhir tanpa melalui proses pemindahan.
TPS yang digunakan biasanya kontainer kapasitas 10 m3, 6 m3, 1 m3, transfer depo, bak
pasangan batu bata, drum bekas volume 200 liter, dan lain-lain. TPS-TPS tersebut
penempatannya disesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada (SK SNI 19-2454-2002).
Pola pengumpulan sampah terdiri dari Pola pengumpulan sampah terdiri dari:
Tata cara operasional pengumpulan (SK SNI 19-2454-2002) harus memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
Bank sampah dapat menerima sampah jenis lain dari penabung sepanjang mempunyai
nilai ekonomi.
8. Penetapan Harga
Penetapan harga setiap jenis sampah merupakan kesepakatan pengurus bank
sampah. Harga setiap jenis sampah bersifat fluktuatif tergantung harga pasaran.
Penetapan harga meliputi :
a. Untuk perorangan yang menjual langsung sampah dan mengharapkan uang
tunai, harga yang ditetapkan merupakan harga fluktuatif sesuai harga pasar.
b. Untuk penabung yang menjual secara kolektif dan sengaja untuk ditabung, harga
yang diberikan merupakan harga stabil tidak tergantung pasar dan biasanya di
atas harga pasar. Cara ini ditempuh untuk memotivasi masyarakat agar memilah,
mengumpulkan, dan menabung sampah. Cara ini juga merupakan strategi subsidi
silang untuk biaya operasional bank sampah.
9. Kondisi Sampah
Penabung didorong untuk menabung sampah dalam keadaan bersih dan utuh. Karena
harga sampah dalam keadaan bersih dan utuh memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.
Penjualan plastik dalam bentuk bijih plastik memiliki nilai ekonomi lebih tinggi karena
harga plastik dalam bentuk bijih plastik dapat bernilai 3 (tiga) kali lebih tinggi dibanding
dalam bentuk asli.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah,
yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase
materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir,
terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal
juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir
semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang
kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
Solusi yang diterapkan dalam hal sistem penanganan sampah sangat memerlukan dukungan
dan komitmen pemerintah. Tanpa kedua hal tersebut, sistem penanganan sampah tidak akan
lagi berkesinambungan. Tetapi dalam pelaksanaannya banyak terdapat benturan, di satu sisi,
pemerintah memiliki keterbatasan pembiayaan dalam sistem penanganan sampah.
Namun di sisi lain, masyarakat akan membayar biaya sosial yang tinggi akibat rendahnya kinerja
sistem penanganan sampah. Sebagai contoh, akibat tidak tertanganinya sampah, tentu dapat
dihitung berapa besar biaya pengelolaan lingkungan yang harus dikeluarkan akibat pencemaran
udara (akibat bau) dan air lindi, berapa besar biaya pengobatan masyarakat karena penyakit
bawaan sampah (municipal solid waste borne disease), hingga menurunnya tingkat produktifitas
masyarakat akibat gangguan bau sampah.
3.2 Saran
Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran
dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga
kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun kadang harus
dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan
karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya.
Juga perlu ada upaya yang mendasar dan mudah dipahami oleh Masyarakat diantaranya :
1. Perlu perubahan paradigma dari tujuan membuang menjadi memanfaatkan kembali untuk
mendapatkan keuntungan;
https://gudangmakalah.blogspot.com/2012/12/makalah-pengelolaan-sampah-dan-limbah.html
Agus Maulana, 1998 Sistem Akunting dan Informasi, Edisi Keempat, Jakarta : Binarupa Aksara.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132309678/pengabdian/PPM+PEMILAHAN+SAMPAH.pdf
Djuarnani N, Kristian, Setiawan BS. 2005. Cara Cepat Membuat kompos. Cet.1. PT. Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Hadisuwito S. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. Cet. 1. PT. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Moerdjoko S, Widyatmoko. 2002. Menghindari, Mengolah dan Menyingkirkan Sampah. Cet.1. PT.
Dinastindo Adiperkasa Internasional. Jakarta.
Musnamar EI. 2006. Pembuatan Aplikasi Pupuk Organik Padat. Cet.3. Penebar Swadaya. Jakarta.