Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM REKAYASA LIMBAH PADAT 1


TEKNIK SAMPLING, PENGUKURAN BERAT, PENGUKURAN
VOLUME, DAN KOMPOSISI TIMBULAN SAMPAH

Disusun Oleh:
Kelompok 11 (Sebelas)

Nama : Syifa Nurhidayah Hermawan


NIM : 2109046001
Asisten : Yudistira Apta Dwipa Putra Wardhana
NIM : 2009046027

LABORATORIUM TEKNOLOGI LINGKUNGAN


PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah akan terus diproduksi dan tidak pernah berhenti selama manusia tetap ada .
Bayangkan bahwa jumlah sampah yang dihasilkan oleh penghuni bumi ini akan semakin
meningkat. Sampah sendiri merupakan salah satu bentuk konsekuensi dari adanya
aktivitas manusia dan volumenya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk,
apabila tidak ditangani secara efektif dan efisien, eksistensi sampah di alam tentu akan
berbalik menghancurkan kehidupan di sekitarnya. Alam memiliki andil besar dalam
pengolahan sampah secara otomatis, terutama pada sampah organik, namun kerja keras
alam dalam mengurai sampah secara natural sangat tidak berimbang dibanding berjuta
ton volume sampah yang diproduksi. Bagaimana pun peran serta manusia dalam

penanganan dan pengolahan sampah sangat penting. Upaya pengendalian sampah

merupakan salah satu bukti tanggung jawab dari dampak aktivitas manusia sendiri .

Setiap dalam kehidupan manusia, sebagian besar jumlah sampah berasal dari aktivitas
industri, seperti konsumsi, pertambangan, dan manufaktur. Seiring waktu berjalan,
hampir semua produk industri akan menjadi sampah. Jenis sampah yang banyak dijumpai
dalam jumlah besar pun beragam. Sampah berupa kemasan makanan atau minuman yang
terbuat dari kertas, alumunium, atau pun plastik berlapis semakin mendominasi. Sampah
elektronik pun, termasuk sampah jenis baru, semakin marak di tempat pembuangan
sampah.

Volume tumpukan sampah memiliki nilai sebanding dengan tingkat konsumsi


masyarakat terhadap material yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Output jenis
sampah sendiri sangat tergantung pada jenis material yang dikonsumsi. Secara umum bisa
ditarik benang merah bahwa peningkatan jumlah penduduk dan gaya hidup masyarakat
akan sangat berpengaruh terhadap volume sampah beserta komposisinya.
Oleh karena itu, praktikum Rekayasa Limbah Padat I tentang Teknik Sampling,
Pengukuran Berat, Pengukuran Volume, dan Komposisi Timbulan Sampah ini
dilaksanakan untuk mengetahui hasil pengukuran dan faktor yang mempengaruhi berat
timbulan sampah yang ada di Jalan Kemakmuran, Kelurahan Sungai Pinang Dalam,
Kecamatan Sungai, Samarinda, Kalimantan Timur. Mengetahui hasil perhitungan nilai
volume timbulan sampah yang ada di Jalan Kemakmuran, Kelurahan Sungai Pinang
Dalam, Kecamatan Sungai, Samarinda, Kalimantan Timur. Mengetahui hubungan
pengukuran berat timbulan sampah, volume timbulan sampah, dan densitas sampah
terhadap timbulan sampah yang ada di Jalan Kemakmuran, Kelurahan Sungai Pinang
Dalam, Kecamatan Sungai, Samarinda, Kalimantan Timur.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum Rekayasa Limbah Padat I tentang Teknik
Sampling, Pengukuran Berat, Pengukuran Volume, dan Komposisi Timbulan Sampah,
yaitu:
1. Mengetahui hasil pengukuran dan faktor yang mempengaruhi berat timbulan sampah
yang ada di Jalan Kemakmuran, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai,
Samarinda, Kalimantan Timur.
2. Mengetahui hasil perhitungan nilai volume timbulan sampah yang ada di Jalan
Kemakmuran, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai, Samarinda,
Kalimantan Timur.
3. Mengetahui hubungan pengukuran berat timbulan sampah, volume timbulan sampah,
dan densitas sampah terhadap timbulan sampah yang ada di Jalan Kemakmuran,
Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai, Samarinda, Kalimantan Timur.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sampah

Sampah atau waste (Inggris) memiliki banyak pengertian dalam batasan ilmu
pengetahuan, namun pada prinsipnya, sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau
dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai
ekonomis. Bentuk sampah bisa berada dalam setiap fase materi, yaitu padat, cair, dan gas.
Jenis sampah dapat dibagi berdasarkan sifatnya. Sampah dipilah menjadi sampah organik
dan anorganik. Sampah organik atau sampah basah ialah sampah yang berasal dari
makhluk hidup, seperti dedaunan dan sampah dapur. Sampah jenis ini sangat mudah
terurai secara alami (degradable), sementara itu sampah anorganik atau sampah kering
adalah sampah yang tidak dapat terurai (undegradable), karet, plastik, kaleng, dan logam
merupakan bagian dari sampah kering (Hartono, 2008).

Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik (rumah tangga). Sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses
alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat
dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang
ke lingkungan. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang
berbentuk padat (UU No. 18 Tahun 2008). Sampah adalah suatu benda padat yang sudah
tidak dipakai lagi oleh pemiliknya atau sudah tidak dimanfaatkan lagi. Sampah dapat
berupa senyawa organik maupun senyawa anorganik, berbentuk logam maupun bukan
logam, berbentuk bahan yang berasal dari makhluk hayati maupun non hayati yang oleh
pemiliknya dianggap tidak diperlukan lagi, kemudian dibuang karena dianggap tidak
berguna dan tidak memiliki nilai ekonomi (Purwiningsih, 2021).

Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Pada
proses-proses alam tidak dikenal adanya sampah, yang ada hanyalah produk-produk tidak
bergerak. Sampah bagi setiap orang memang memiliki pengertian yang relatif berbeda
dan subjektif. Sampah bagi kalangan tertentu bisa saja menjadi harta berharga, hal ini
merupakan hal yang cukup wajar mengingat setiap orang juga memiliki standar hidup
dan kebutuhan yang tidak sama (Hartono, 2008).

Sampah merupakan produk samping dari aktivitas masyarakat. Pengertian sampah adalah
hasil sisa dari produk atau sesuatu yang dihasilkan dari sisa-sisa penggunaan yang
manfaatnya lebih kecil dari pada produk yang digunakan oleh penggunanya, sehingga
hasil dari sisa ini dibuang atau tidak digunakan kembali. Solid Waste atau sampah padat
terbagi dua jenis, yaitu sampah organik dan non-organik. Sampah organik adalah sampah
yang dapat diurai, seperti sisa-sisa makanan, daun, dan lain-lain, sedangkan non-organik
adalah sampah yang tidak dapat diurai namun dapat didaur ulang kembali seperti plastik,
kaca, dan lain-lain. Sampah ini akan menjadi bencana bagi kehidupan manusia dan
lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik (Widawati, 2014).

2.2 Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas


lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Berdasarkan sudut pandang
kesehatan lingkungan, pengelolaan sampah dipandang baik jika sampah tersebut tidak
menjadi media berkembang biaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi
medium perantara menyebar luasnya suatu penyakit. Syarat lainnya yang harus dipenuhi,
yaitu tidak mencemari udara, air dan tanah, tidak menimbulkan bau (tidak mengganggu
nilai estetis), tidak menimbulkan kebakaran, dan yang lainnya (Hartono, 2008).

Menurut Juniarti (2020), secara prinsip segala bentuk tindakan sederhana dalam
menyikapi permasalahan sampah berujung pada 5 langkah besar yang disebut dengan 5R
(sebelumnya biasa disebut reduce, reuse, recycle), yaitu :
1. Reduce (mengurangi): mulai untuk mengurangi produksi sampah yang dihasilkan oleh
diri sendiri, dalam prakteknya seperti membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi
sampah kantong plastik atau membawa botol minuman daripada membeli minuman
dalam kemasan.
2. Reuse (memakai): menggunakan kembali barang yang sudah tidak terpakai, contohnya
seperti menggunakan plastik bekas belanja untuk pembungkus di kemudian hari,
memakai kaleng bekas sebagai pot tanaman, atau memakai pakaian bekas sebagai lap,
kerajinan tangan, dan lainnya.
3. Recycle (daur ulang): penanganan khusus dalam memanfaatkan inovasi teknologi
dalam mengolah atau mendaur ulang sampah tertentu menjadi benda yang dapat
digunakan kembali, contohnya kertas dari majalah dan surat kabar bekas, logam dari
kaleng dan sendok bekas, kaca dari botol dan gelas bekas, serta lainnya.
4. Replace (mengganti): yaitu mengusahakan untuk menggunakan barang ramah
lingkungan yang bisa digunakan lebih dari sekali pemakaian, misalnya mengganti
kantong plastik kresek dengan tas belanja lainnya sehingga dapat digunakan berulang
kali, menghindari kemasan styrofoam dengan alternatif lain.
5. Repair (memperbaiki): memperbaiki barang yang rusak, dengan demikian barang
tersebut dapat digunakan kembali, misalnya barang elektronik yang rusak diperbaiki
dengan komponen yang sesuai untuk perbaikannya, namun ini memerlukan
kemampuan keahlian khusus.

Menurut Suryati (2009), secara umum pengelolaan sampah meliputi pemilahan,


pengumpulan, pengangkutan ke tempat penampungan sementara, lalu pengangkutan ke
tempat pembuangan akhir, namun melalui program (pilah, kumpul, ambil manfaatnya,
buang sisanya yang dilakukan sejak sampah berada di rumah, pengelolaan sampah skala
rumah tangga dapat dilaksanakan secara mandiri dan efektif . Pengelolaan sampah dapat
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
1. Pemilahan Sampah.
Langkah pertama mengolah sampah adalah pemilahan sampah, sebelum memilah
sampah, kita harus mengenali jenis jenis sampah yang ada di rumah terlebih dahulu.
Secara umum, jenis sampah rumah tangga terdiri dari sampah organik, sampah
anorganik, dan sampah berbahaya. Bahan organik yang dapat diolah menjadi kompos,
seperti sisa sayuran, sisa buah-buahan, dan daun-daunan, harus dicacah 2 sampai 5 cm
sebelum diproses. Sisa makanan yang berkuah diriskan terlebih dahulu. Sampah kertas
dan kayu dapat disusun menjadi tumpukan, untuk sampah kertas sebaiknya tidak
diremas atau disobek, agar masih dapat dimanfaatkan atau dijual. Bahan anorganik
dari sampah rumah. tangga, seperti plastik atau botol kemasan, kaca, dan besi, dapat
dibersihkan untuk dimanfaatkan kembali atau dijual ke penampung barang bekas.
Sampah yang mengandung bahan-bahan berbahaya, seperti paku, bekas lampu neon,
sisa racun tikus atau serangga, obat kadaluarsa, baterai, dan sejenisnya harus
dipisahkan, dikumpulkan, dan dimasukkan ke dalam kotak atau bungkus rapi .
2. Pengumpulan Sampah
Sampah yang sudah dipilah, baik di dalam plastik maupun keranjang. Sampah,
dikumpulkan dan dirapikan ke dalam wadah penampungan. Sampah organik bisa
dikumpulkan atau ditumpuk dalam satu wadah penampungan khusus terlebih dahulu
agar terjadi pelapukan, kemudian diolah menjadi kompos, untuk sampah anorganik,
seperti plastik atau botol kemasan sebaiknya dibersihkan untuk diolah atau
dimanfaatkan kembali, namun jika tidak dapat mengolah sampah tersebut, sebaiknya
pisahkan dan berikan kepada pengumpul barang bekas untuk didaur ulang.
3. Pengolahan sampah
Sampah yang sudah dikumpulkan dan masih dapat dimanfaatkan dapat diolah
langsung, misalnya sampah anorganik berupa botol atau gelas mineral, sedotan
minuman, kemasan atau bungkusan makanan kecil bisa dibuat berbagai kerajinan
tangan, jika tidak sempat diolah sendiri, jual kepada pengumpul .

Menurut Juniarti (2020), mekanisme pengelolaan sampah dalam UU No.18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah meliputi kegiatan-kegiatan berikut :
1. Pengurangan sampah, yaitu kegiatan untuk mengatasi timbulnya sampah sejak dari
produsen sampah (rumah tangga, pasar, dan lainnya), menggunakan ulang sampah dari
sumbernya dan di tempat pengolahan, atau daur ulang sampah di sumbernya dan di
tempat pengolahan. Pengurangan sampah akan diatur dalam Peraturan Menteri
tersendiri.
2. Penanganan sampah, yaitu rangkaian kegiatan penaganan sampah yang mencakup
pemilahan (pengelompokan dan pemisahan sampah menurut jenis dan sifatnya),
pengumpulan (memindahkan sampah dari sumber sampah ke tempat pengolahan
sampah terpadu), pengangkutan, pengolahan hasil akhir (mengubah bentuk,
komposisi, karateristik, dan juga jumlah sampah agar diproses lebih lanjut,
dimanfaatkan atau dikembalikan alam dan pemprosesan aktif kegiatan pengolahan
sampah atau residu hasil pengolahan sebelumnya agar dapat dikembalikan ke media
lingkungan).

2.3 Penggolongan Sampah

Menurut Sahil (2016), menyatakan bahwa sampah dapat dikelompokan atas dasar sifat-
sifat biologis dan kimianya, sehingga mempermudah dalam pengelolaannya
Pengelompokan sampah sebagai berikut:
1. Sampah yang dapat membusuk, seperti sisa makanan daun, sampah kebun, pertanian,
dan lainnya.
2. Sampah yang tidak dapat membusuk seperti kertas plastik, karet, gelas, logam, dan
lainnya.
3. Sampah yang berupa debu atau abu.
4. Sampah yang berbahaya bagi kesehatan, seperti sampah-sampah yang berasal dari
kegiatan Industri yang mengandung zat kimia maupun zat fisik berbahaya.

Menurut Purwiningsih (2021), sampah diklasifikasikan berdasarkan keadaan fisiknya


dalam beberapa jenis yaitu :
1. Sampah basah (porbage), yaitu sampah yang terdiri dari bahan bahan organik dan
mempunyai sifat mudah membusuk, biasanya berasal dari sisa makanan, buah dan
sayuran. Sifat utama dari sampah basah ialah banyak mengandung air dan cepat selalu
membusuk terutama di daerah tropis.
2. Sampah kering (rubbish), yaitu sampah yang susunannya terdiri dari bahan organik
maupun anorganik yang sifatnya lambat atau tidak membusuk . Sampah kering terdiri
dari 2 golongan, yaitu sampah kering logam (metalic rubbish), misalnya pipa besi tua
kaleng bekas dan sebagainya, serta sampah kering bukan logam (non metalic rubbish),
seperti kertas kayu, sisa-sisa kain, kaca, mika, keramik dan batu batu.
3. Sampah berbahaya (hazardous waste), baik terhadap manusia, hewan maupun
tanaman terdiri dari sampah patogen, yaitu sampah yang berasal dari rumah sakit dan
klinik, sampah beracun yaitu sisa-sisa pestisida, insektisida, kertas bekas bungkus
bahan racun dan sebagainya, sampah radioaktif yaitu sampah bahan nuklir, sampah
ledakan yaitu berasal dari petasan, sampah perang dan sebagainya.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum praktikum Rekayasa Limbah Padat 1 tentang Teknik Sampling.


Pengukuran Berat Timbulan Sampah, Pengukuran Volume Timbulan Sampah, dan
Pengukuran komposisi Timbulan Sampah yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan berat timbulan sampah sisa makanan
yaitu 0,1944 kg/hari/jiwa, sampah kertas yaitu 0,0093 kg/hari/jiwa, sampah
karton/kardus yaitu 0,0212 kg/hari/jiwa, sampah plastik total yaitu 0,0647
kg/hari/jiwa, sampah logam total yaitu 0,0024 kg/hari/jiwa, sampah kayu yaitu 0,0004
kg/hari/jiwa, sampah karet yaitu 0,0018 kg/hari/jiwa, sampah kulit yaitu 0,0002
kg/hari/jiwa, sampah tekstil yaitu 0,0040 kg/hari/jiwa, sampah kaca yaitu 0,0024
kg/hari/jiwa, sampah B3 rumah tangga yaitu 0,0006 kg/hari/jiwa, sampah klinis yaitu
0,0208 kg/hari/jiwa, dan sampah lain - lain yaitu 0,0023 kg/hari/jiwa. Adapun faktor
yang mempengaruhi berat timbulan sampah di lokasi pengambilan sampel dalam satu
hari yaitu jenis pemukiman yang memiliki banyak gang, merupakan pemukiman yang
padat penduduk dilihat dari tata letak bangunan yang berdekatan, cara hidup dan
aktivitas penduduk yang padat, dan penanganan sampah yang masih dicampur dari
sumbernya.
2. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, diperoleh nilai volume timbulan
sampah sisa makanan dan sayuran sebesar 0,001600 m3/jiwa sampah kertas sebesar
0,000369 m3/jiwa, sampah karton/kardus sebesar 0,001477 m3/jiwa, sampah plastik
total sebesar 0,002523 m3/jiwa, sampah logam total sebesar 0,000283 m3/jiwa, sampah
kayu sebesar 0,000049 m3/jiwa, sampah karet sebesar 0,000049 m3/jiwa, sampah
tekstil sebesar 0,000049 m3/jiwa, sampah kaca sebesar 0,000049 m3/jiwa, sampah B3
rumah tangga sebesar 0,000049 m3/jiwa, sampah klinis sebesar 0,000209 m3/jiwa, dan
sampah lain-lain sebesar 0,000049 m3/jiwa. Hasil tersebut diketahui bahwa volume
timbulan tertinggi dari total berat sampah 162,5 kg adalah sampah plastik total dengan
volume 0,002523 m3/jiwa. Jenis sampah dengan nilai volume terbesar adalah sampah
sisa makanan dan sayuran.
3. Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat diketahui pengaruh berat dan
densitas sampah terhadap volume sampah. Volume timbulan sampah yang dihasilkan
per jenis dipengaruhi oleh berat timbulan sampah dan densitas sampah yang mana jika
nilai densitas sampah semakin tinggi maka volume timbulan sampah semakin kecil,
dan berat timbulan sampah berbanding lurus dengan volume timbulan sampah perjenis
yang dihasilkan dan berbanding terbalik dengan densitas sampah yang dihasilkan.
Pembuktian ini dapat dilihat pada berat komponen sampah sisa makanan sebesar
0,1944 kg/hari/jiwa, volume komponen sampah kulit sebesar 0,00160000 m3/jiwa, dan
nilai densitas sampah sisa sebesar 376,923 kg/hari/m3.

5.2 Saran

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, sebaiknya untuk praktikum selanjutnya


dapat dilakukan di lokasi yang berbeda. Pada saat melakukan pemilahan, penimbangan
dan pengukuran volume sampah, praktikan dapat lebih teliti lagi. Serta pengukuran dapat
dilakukan di dua kawasan berbeda yaitu kawasan padat penduduk dengan kawasan yang
tidak padat penduduk agar praktikan dapat melakukan perbandingan antara dua kawasan
tersebut untuk dilakukan pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hartono, Rudi, 2008,Penanganan dan Pengolahan Sampah, Penebar Swadaya,


Bogor.

2. Juniarti, Ni Putu., 2020, Pengelolaan Sampah dari Lingkup Terkecil dan


Pemberdayaan Masyarakat sebagai Bentuk Tindakan Peduli Lingkungan, Jurnal
Bali Membangun Bali, Vol 1 No 1. Tim Fasilitator Lapangan (TFL) SNVT PUPR,
Bali (Diakses pada hari Senin 20 Maret 2023 pukul 19.20 WITA).

3. Purwiningsih, Dwi., 2021, Pengelolaan Sampah Daerah Pesisir, Penerbit


Perkumpulan Rumah Cermelang Indonesia, Tasikmalaya

4. Sahil, Jailan., 2016, Sistem Pengelolaan dan Upaya Penanggulangan Sampah di


Kelurahan Dufa–Dufa Kota Ternate, Jurnal BioEdukasi, Vol. 4 No. 2, Universitas
Muhammadiyah Malang, Malang. (Diakses pada hari Senin 20 Maret 2023 pukul
21.00 WITA).

5. Suryati, Teti., 2009, Bijak & Cerdas mengolah Sampah, PT Agromedia Pustaka,
Jakarta.

6. Widawati, Enny., 2014, Kajian Potensi Pengelolaan Sampah (Studi Kasus :


Kampung Banjarsari), Vol. 6 No. 1, Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, Jakarta
(Diakses pada hari Senin 20 Maret 2023 pukul 22.43 WITA).
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai