Disusun Oleh:
Kelompok 11 (Sebelas)
Sampah akan terus diproduksi dan tidak pernah berhenti selama manusia tetap ada .
Bayangkan bahwa jumlah sampah yang dihasilkan oleh penghuni bumi ini akan semakin
meningkat. Sampah sendiri merupakan salah satu bentuk konsekuensi dari adanya
aktivitas manusia dan volumenya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk,
apabila tidak ditangani secara efektif dan efisien, eksistensi sampah di alam tentu akan
berbalik menghancurkan kehidupan di sekitarnya. Alam memiliki andil besar dalam
pengolahan sampah secara otomatis, terutama pada sampah organik, namun kerja keras
alam dalam mengurai sampah secara natural sangat tidak berimbang dibanding berjuta
ton volume sampah yang diproduksi. Bagaimana pun peran serta manusia dalam
merupakan salah satu bukti tanggung jawab dari dampak aktivitas manusia sendiri .
Setiap dalam kehidupan manusia, sebagian besar jumlah sampah berasal dari aktivitas
industri, seperti konsumsi, pertambangan, dan manufaktur. Seiring waktu berjalan,
hampir semua produk industri akan menjadi sampah. Jenis sampah yang banyak dijumpai
dalam jumlah besar pun beragam. Sampah berupa kemasan makanan atau minuman yang
terbuat dari kertas, alumunium, atau pun plastik berlapis semakin mendominasi. Sampah
elektronik pun, termasuk sampah jenis baru, semakin marak di tempat pembuangan
sampah.
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum Rekayasa Limbah Padat I tentang Teknik
Sampling, Pengukuran Berat, Pengukuran Volume, dan Komposisi Timbulan Sampah,
yaitu:
1. Mengetahui hasil pengukuran dan faktor yang mempengaruhi berat timbulan sampah
yang ada di Jalan Kemakmuran, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai,
Samarinda, Kalimantan Timur.
2. Mengetahui hasil perhitungan nilai volume timbulan sampah yang ada di Jalan
Kemakmuran, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai, Samarinda,
Kalimantan Timur.
3. Mengetahui hubungan pengukuran berat timbulan sampah, volume timbulan sampah,
dan densitas sampah terhadap timbulan sampah yang ada di Jalan Kemakmuran,
Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai, Samarinda, Kalimantan Timur.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Sampah atau waste (Inggris) memiliki banyak pengertian dalam batasan ilmu
pengetahuan, namun pada prinsipnya, sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau
dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai
ekonomis. Bentuk sampah bisa berada dalam setiap fase materi, yaitu padat, cair, dan gas.
Jenis sampah dapat dibagi berdasarkan sifatnya. Sampah dipilah menjadi sampah organik
dan anorganik. Sampah organik atau sampah basah ialah sampah yang berasal dari
makhluk hidup, seperti dedaunan dan sampah dapur. Sampah jenis ini sangat mudah
terurai secara alami (degradable), sementara itu sampah anorganik atau sampah kering
adalah sampah yang tidak dapat terurai (undegradable), karet, plastik, kaleng, dan logam
merupakan bagian dari sampah kering (Hartono, 2008).
Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik (rumah tangga). Sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses
alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat
dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang
ke lingkungan. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang
berbentuk padat (UU No. 18 Tahun 2008). Sampah adalah suatu benda padat yang sudah
tidak dipakai lagi oleh pemiliknya atau sudah tidak dimanfaatkan lagi. Sampah dapat
berupa senyawa organik maupun senyawa anorganik, berbentuk logam maupun bukan
logam, berbentuk bahan yang berasal dari makhluk hayati maupun non hayati yang oleh
pemiliknya dianggap tidak diperlukan lagi, kemudian dibuang karena dianggap tidak
berguna dan tidak memiliki nilai ekonomi (Purwiningsih, 2021).
Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Pada
proses-proses alam tidak dikenal adanya sampah, yang ada hanyalah produk-produk tidak
bergerak. Sampah bagi setiap orang memang memiliki pengertian yang relatif berbeda
dan subjektif. Sampah bagi kalangan tertentu bisa saja menjadi harta berharga, hal ini
merupakan hal yang cukup wajar mengingat setiap orang juga memiliki standar hidup
dan kebutuhan yang tidak sama (Hartono, 2008).
Sampah merupakan produk samping dari aktivitas masyarakat. Pengertian sampah adalah
hasil sisa dari produk atau sesuatu yang dihasilkan dari sisa-sisa penggunaan yang
manfaatnya lebih kecil dari pada produk yang digunakan oleh penggunanya, sehingga
hasil dari sisa ini dibuang atau tidak digunakan kembali. Solid Waste atau sampah padat
terbagi dua jenis, yaitu sampah organik dan non-organik. Sampah organik adalah sampah
yang dapat diurai, seperti sisa-sisa makanan, daun, dan lain-lain, sedangkan non-organik
adalah sampah yang tidak dapat diurai namun dapat didaur ulang kembali seperti plastik,
kaca, dan lain-lain. Sampah ini akan menjadi bencana bagi kehidupan manusia dan
lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik (Widawati, 2014).
Menurut Juniarti (2020), secara prinsip segala bentuk tindakan sederhana dalam
menyikapi permasalahan sampah berujung pada 5 langkah besar yang disebut dengan 5R
(sebelumnya biasa disebut reduce, reuse, recycle), yaitu :
1. Reduce (mengurangi): mulai untuk mengurangi produksi sampah yang dihasilkan oleh
diri sendiri, dalam prakteknya seperti membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi
sampah kantong plastik atau membawa botol minuman daripada membeli minuman
dalam kemasan.
2. Reuse (memakai): menggunakan kembali barang yang sudah tidak terpakai, contohnya
seperti menggunakan plastik bekas belanja untuk pembungkus di kemudian hari,
memakai kaleng bekas sebagai pot tanaman, atau memakai pakaian bekas sebagai lap,
kerajinan tangan, dan lainnya.
3. Recycle (daur ulang): penanganan khusus dalam memanfaatkan inovasi teknologi
dalam mengolah atau mendaur ulang sampah tertentu menjadi benda yang dapat
digunakan kembali, contohnya kertas dari majalah dan surat kabar bekas, logam dari
kaleng dan sendok bekas, kaca dari botol dan gelas bekas, serta lainnya.
4. Replace (mengganti): yaitu mengusahakan untuk menggunakan barang ramah
lingkungan yang bisa digunakan lebih dari sekali pemakaian, misalnya mengganti
kantong plastik kresek dengan tas belanja lainnya sehingga dapat digunakan berulang
kali, menghindari kemasan styrofoam dengan alternatif lain.
5. Repair (memperbaiki): memperbaiki barang yang rusak, dengan demikian barang
tersebut dapat digunakan kembali, misalnya barang elektronik yang rusak diperbaiki
dengan komponen yang sesuai untuk perbaikannya, namun ini memerlukan
kemampuan keahlian khusus.
Menurut Juniarti (2020), mekanisme pengelolaan sampah dalam UU No.18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah meliputi kegiatan-kegiatan berikut :
1. Pengurangan sampah, yaitu kegiatan untuk mengatasi timbulnya sampah sejak dari
produsen sampah (rumah tangga, pasar, dan lainnya), menggunakan ulang sampah dari
sumbernya dan di tempat pengolahan, atau daur ulang sampah di sumbernya dan di
tempat pengolahan. Pengurangan sampah akan diatur dalam Peraturan Menteri
tersendiri.
2. Penanganan sampah, yaitu rangkaian kegiatan penaganan sampah yang mencakup
pemilahan (pengelompokan dan pemisahan sampah menurut jenis dan sifatnya),
pengumpulan (memindahkan sampah dari sumber sampah ke tempat pengolahan
sampah terpadu), pengangkutan, pengolahan hasil akhir (mengubah bentuk,
komposisi, karateristik, dan juga jumlah sampah agar diproses lebih lanjut,
dimanfaatkan atau dikembalikan alam dan pemprosesan aktif kegiatan pengolahan
sampah atau residu hasil pengolahan sebelumnya agar dapat dikembalikan ke media
lingkungan).
Menurut Sahil (2016), menyatakan bahwa sampah dapat dikelompokan atas dasar sifat-
sifat biologis dan kimianya, sehingga mempermudah dalam pengelolaannya
Pengelompokan sampah sebagai berikut:
1. Sampah yang dapat membusuk, seperti sisa makanan daun, sampah kebun, pertanian,
dan lainnya.
2. Sampah yang tidak dapat membusuk seperti kertas plastik, karet, gelas, logam, dan
lainnya.
3. Sampah yang berupa debu atau abu.
4. Sampah yang berbahaya bagi kesehatan, seperti sampah-sampah yang berasal dari
kegiatan Industri yang mengandung zat kimia maupun zat fisik berbahaya.
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
5. Suryati, Teti., 2009, Bijak & Cerdas mengolah Sampah, PT Agromedia Pustaka,
Jakarta.