Anda di halaman 1dari 50

Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023

Kecamatan Pangkalan Kerinci

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengelolaan sampah kota di Indonesia menjadi masalah penting seiring
dengan semakin meningkatnya tingkat pertumbuhan penduduk yang berdampak
pada semakin banyak jumlah sampah yang dihasilkan. Beberapa penelitian
menganalisis penyebab masalah-masalah yang terjadi pada pengelolaan sampah di
Indonesia. Hal yang dihadapi dalam pengelolaan sampah di Indonesia,
diantaranya kurangnya dasar hukum yang tegas, tempat pembuangan sampah
yang tidak memadai, kurangnya usaha dalam melakukan pengomposan, dan
kurangnya pengelolaan TPA dengan sistem yang tepat mengatakan bahwa
permasalahan pengelolaan sampah yang ada di Indonesia dilihat dari beberapa
indikator berikut, yaitu tingginya jumlah sampah yang dihasilkan, tingkat
pelayanan pengelolaan sampah masih rendah, tempat pembuangan sampah akhir
yang terbatas jumlahnya, institusi pengelola sampah dan masalah biaya
(Mahyudin, 2017).
Sampah merupakan bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan baik
skala industri, rumah tangga, dan instansi yang dilakukan oleh manusia (Soemirat,
2014). Dalam Undang-Undang No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang
berbentuk padat dan sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat,
konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus. Berdasarkan
data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), volume timbulan sampah di
Indonesia pada 2022 mencapai 19,45 juta ton. Permasalahan sampah erat
kaitannya dengan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah, sebab
masyarakat merupakan sumber utama sampah itu sendiri. Berdasarkan UU No. 18
tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Pengelolaan sampah meliputi kegiatan
pengurangan dan penanganan sampah. Yang termasuk dalam kegiatan
pengurangan sampah adalah kegiatan pembatasan timbulan sampah, pendauran
ulang sampah dan pemanfaatan kembali sampah (sering disebut dengan kegiatan
3R). Sedangkan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah. Agar pengelolaan
sampah memperoleh hasil maksimal maka kegiatan pengurangan dan penanganan
sampah harus berjalan beriringan (Yuliani, 2016).
Kabupaten Pelalawan terletak di Pesisir Pantai Timur Pulau Sumatera,
Kabupaten Pelalawan terdiri dari 12 kecamatan dengan Jarak lurus ibukota
kecamatan yang terdekat dengan ibukota kabupaten adalah ibukota Kecamatan

AHMAD IHSANDI (2107112775) 1


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

Pangkalan Kerinci, Sedangkan jarak yang terjauh adalah ibukota Kecamatan


Kuala Kampar (BPS Pelalawan 2022).
Pengelolaan sampah di Kabupaten Pelalawan saat ini belum dikelola secara
maksimal, pengelolaan yang ada pada saat ini hanya terbatas pada pengelolaan
sampah secara konvensional di karenakan kurangnya sarana dan prasarana
kebersihan. Tempat pembuangan sementara (TPS) belum di sediakan oleh
pemerintah sehingga masyarakat sulit untuk menemukan tempat pembuangan
sampah, masyarakat terpaksa membuang sampah di pekarangan yang tidak di
tunggu oleh pemiliknya. Hal ini terjadi karena tidak pekanya pemerintah daerah
dalam hal kebersihan di wilayah yang ada di Kabupaten Pelalawan (Athiyah,
2014).
Pelalawan merupakan kabupaten di Riau yang sedang berkembang.
Gencarnya pembangunan didaerah ini ditandai dengan pembangunan sarana dan
prasarana infrastruktur seperti gedung pemerintahan, ekonomi dan jalan
menjadikan Ibu Kota Kabupaten Pelalawan ini menjadi lokasi yang strategis.
Diharapkan gerak laju pertumbuhan daerah kian dinamis pula, disertai dengan
terbukanya akses kota ini dengan daerah-daerah lainnya baik antar wilayah, antar
kabupaten dan pusat provinsi. Dalam penelitian kali ini penulis mengambil salah
satu tempat di kabupaten Pelalawan yaitu kecamatan pangkalan kerinci. Dengan
maksud untuk meneliti tentang pengelolaan sampah perkotaan pada kecamatan
pangkalan kerinci.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan Tugas Besar ini adalah:
1. Mengetahui dalam pengelolaan persampahan di Kecamatan Pangkalan
Kerinci Kota selama 20 tahun yang akan datang. Serta Mengetahui timbulan
sampah yang dihasilkan di Kecamatan Pangkalan Kerinci sesuai dengan
jumlah penduduk dalam 20 tahun yang akan datang.
2. Merencanakan sistem pengelolaan sampah di Kecamatan Pangkalan Kerinci
selama 20 tahun mendatang.
3. Merencanakan pengolahan sampah yang tepat yang disesuaikan dengan
kondisi kecamatan pangkalan kerinci.
4. Memenuhi kewajiban dalam penyelesaian mata kuliah Tugas Besar
Pengelolaan Sampah Perkotaan.

1.3 Manfaat
Manfaat penulisan dari Tugas Besar Pengelolaan Sampah ini adalah agar
Mahasiswa dapat mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu yang didapat di
perkuliahan berkaitan dengan pengelolaan sampah perkotaan, menciptakan suatu
system pengeloaan sampah yang baik dalam lingkup kecamatan sesuai dengan
kondisi lingkungan nya, mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbahh

AHMAD IHSANDI (2107112775) 2


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

sampah serta menggunakan sumber daya alam semaksimal mungkin dalam


penanganan lingkungan.

AHMAD IHSANDI (2107112775) 3


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jenis jenis Sampah


Dalam Undang- Undang No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
jenis dan sumber sampah yang diatur adalah :
1. Sampah rumah tangga sampah rumah
Tangga yaitu sampah yang berbentuk padat yang berasal dari sisa kegiatan
seharihari di rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik dan
dari proses alam yang berasal dari lingkungan rumah tangga. Sampah ini
bersumber dari rumah atau dari komplek perumahan.
2. Sampah sejenis sampah rumah tangga
Sampah sejenis sampah rumah tangga yaitu sampah rumah tangga yang
bersala bukan dari rumah tangga dan lingkungan rumah tangga melainkan
berasal dari sumber lain seperti pasar, pusat perdagangan, kantor, sekolah,
rumah sakit, rumah makan, hotel, terminal, pelabuhan, industri, taman kota,
dan lainnya.
3. Sampah spesifik
Sampah spesifik yaitu sampah rumah tangga atau sampah sejenis rumah
tangga yang karena sifat,konsentrasi dan/atau jumlahnya memerlukan
penanganan khusus, meliputi, sampah yang mengandung B3 (bahan
berbahaya dan beracun seperti batere bekas, bekas toner, dan sebagainya).

2.1.1 Berdasarkan Sumbernya


Menurut Damanhuri (2010), di negara industri jenis sampah atau yang
dianggap sejenis sampah, dikelompokkan berdasarkan sumbernya seperti :
1. Pemukiman: biasanya berupa rumah atau apartemen. Jenis sampah yang
ditimbulkan antara lain sisa makanan, kertas, kardus, plastik, tekstil, kulit,
sampah kebun, kayu, kaca, logam, barang bekas rumah tangga, limbah
berbahaya dan sebagainya
2. Daerah komersial: yang meliputi pertokoan, rumah makan, pasar,
perkantoran, hotel, dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain
kertas, kardus, plastik, kayu, sisa makanan, kaca, logam, limbah berbahaya
dan beracun, dan sebagainya
3. Institusi: yaitu sekolah, rumah sakit, penjara, pusat pemerintahan, dan lan-
lain. Jenis sampah yang ditimbulkan sama dengan jenis sampah pada daerah
komersial
4. Konstruksi dan pembongkaran bangunan: meliputi pembuatan konstruksi
baru, perbaikan jalan, dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara
lain kayu, baja, beton, debu, dan lain-lain

AHMAD IHSANDI (2107112775) 4


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

5. Fasilitas umum: seperti penyapuan jalan, taman, pantai, tempat rekreasi, dan
lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain rubbish, sampah taman,
ranting, daun, dan sebagainya
6. Pengolah limbah domestik seperti Instalasi pengolahan air minum, Instalasi
pengolahan air buangan, dan insinerator. Jenis sampah yang ditimbulkan
antara lain lumpur hasil pengolahan, debu, dan sebagainya
7. Kawasan Industri: jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa proses
produksi, buangan non industri, dan sebagainya
8. Pertanian: jenis sampah yang dihasilkan antara lain sisa makanan busuk,
sisa pertanian.

2.1.2 Berdasarkan Sifatnya


Menurut Damanhuri (2010), Adapun Pengelompokan sampah berdasarkan
dengan sifat tertentu sampah tersebut untuk mempermudah proses pengelolaan,
sifat tersebut terbagi antara lain:
1. Sampah mudah terurai: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa
terurai secara alamiah/biologis, seperti sisa makanan dan guguran daun.
Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah basah.
2. Sampah sulit terurai: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit
terurai secara biologis. Proses penghancurannya membutuhkan penanganan
lebih lanjut di tempat khusus, misalnya plastik, kaleng dan styrofoam.
Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah kering.
3. Sampah B3: limbah dari bahan-bahan berbahaya dan beracun seperti limbah
rumah sakit, limbah pabrik dan lain-lain.

AHMAD IHSANDI (2107112775) 5


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

2.1.3 Komposisi Sampah


Menurut Damanhuri (2010), pada suatu kegiatan dapat dihasilkan jenis
sampah yang sama, sehingga komponen penyusunnya juga akan sama. Misalnya
sampah yang hanya terdiri atas kertas, logam, atau daun-daunan saja. Apabila
tidak tercampur dengan bahan-bahan lain, maka sebagian besar komponennya
adalah seragam. Karena itu berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan
menjadi dua macam :
1. Sampah yang seragam. Sampah dari kegiatan industri pada umumnya
termasuk dalam golongan ini. Sampah dari kantor sering hanya terdiri atas
kertas, karton dan masih dapat digolongkan dalam golongan sampah yang
seragam
2. Sampah yang tidak seragam (campuran) Contohnya sampah yang berasal
dari pasar atau sampah dari tempat-tempat umum.
3. Menurut Damanhuri dan Padmi (2016), seperti halnya timbulan, maka
komposisi sampah juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sebagai
berikut:
1. Cuaca, di daerah yang kandungan airnya tinggi, kelembaban sampah juga
akan cukup tinggi;
2. Frekuensi pengumpulan, semakin sering sampah dikumpulkan maka
semakin tinggi tumpukan sampah. Tetapi bila sampah tersebut tidak
diangkutdan dibiarkan di TPS, sampah organik akan berkurang karena
membusuk dan yang akan terus bertambah adalah kertas dan sampah kering
lainnya yang sulit terdegradasi;
3. Musim, jenis sampah akan ditentukan oleh musim buah-buahan yang
sedang berlangsung;
4. Tingkat sosial ekonomi, masyarakat atau daerah dengan ekonomi lebih
tinggi menghasilkan sampah dengan komponen kertas dan plastik yang
lebih tinggi dan sampah organik yang lebih rendah dibandingkan dengan
daerah dengan ekonomi lebih rendah;
5. Kemasan produk, kemasan produk bahan kebutuhan sehari-hari juga akan
mempengaruhi. Negara maju semakin banyak yang menggunakan kertas
sebagai pengemas, sedangkan negara berkembang banyak menggunakan
plastik sebagai pengemas.
Tabel 2. 1 Komposisi Sampah di Setiap Kota atau Negara
No Komposisi Sampah Persentase Volume
sampah
1 Kertas dan Karton 35 %
2 Logam 7%
3 Gelas 5%
4 Sampah halaman dan dapur 37 %
5 Kayu 3%
6 Plastik, karet dan kulit 7%

AHMAD IHSANDI (2107112775) 6


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

7 Lain-lain 6%
Sumber : Damanhuri, 2010

2.2 Timbulan Sampah Domestik dan Non Domestik


Menurut SNI 19-2454-2002, sampah adalah limbah yang bersifat padat
terdiri dari bahan organik dan bahan anorganik yang di anggap tidak berguna lagi
dan harus di kelola agar tidak membahayakan lingkungan. Sedangkan sampah
perkotaaan adalah sampah yang timbul dari perkotaaan. Sumber sampah adalah
asal timbulan sampah. menurut (Tchobanoglous 1997:51), sumber sampah antara
lain berasal dari daerah permukiman, perdagangan, perkantoran/pemerintahan,
industri, lapangan terbuka/taman, pertanian dan perkebunan. Ada pula sumber
sampah yang dihasilkan, menurut (Damanhuri, 2010) Sumber sampah dibagi
menjadi 2 kelompok besar, yaitu sampah domestik dan non-domestik Sampah
domestik sendiri terbagi dari 2 (dua) jenis yaitu sampah pemukiman dan sampah
non pemukiman.
1. Sampah dari pemukiman, sampah rumah tangga Sampah dari rumah tinggal
merupakan sampah yang dihasilkan dari kegiatan atau lingkungan rumah
tangga. Dari kelompok sumber ini umumnya dihasilkan sampah berupa sisa
makanan, plastik, kertas, karton / dos, kain, kayu, kaca, daun, logam, dan
kadang-kadang sampah berukuran besar seperti dahan pohon. Praktis tidak
terdapat sampah yang biasa dijumpai di negara industri, seperti mebel, TV
bekas, kasur dll. Kelompok ini dapat meliputi rumah tinggal yang ditempati
oleh sebuah keluarga, atau 7 sekelompok rumah yang berada dalam suatu
kawasan permukiman, maupun unit rumah tinggal yang berupa rumah
susun. Dari rumah tinggal juga dapat dihasilkan sampah golongan B3
(bahan berbahaya dan beracun), seperti misalnya baterai, lampu , sisa obat-
obatan, oli bekas, dll.
2. Sampah dari non pemukiman yang sejenis sampah rumah tangga, misalnya
seperti dari pasar, daerah komersil dsb. Sampah dari daerah komersial:
sumber sampah dari kelompok ini berasal dari pertokoan, pusat
perdagangan, pasar, hotel, perkantoran, dll. Dari sumber ini umumnya
dihasilkan sampah berupa kertas, plastik, kayu, kaca, logam, dan juga sisa
makanan. Khusus dari pasar tradisional, banyak dihasilkan sisa sayur, buah,
makanan yang mudah membusuk. Secara umum sampah dari sumber ini
adalah mirip dengan sampah domestik tetapi dengan komposisi yang
berbeda (Damanhuri, 2010)
Tabel 2. 2 Besarnya Timbulan Sampah Berdasarkan Sumbernya
Sumber sampah di Volume
No. lingkungan Satuan Berat (kg)
(Liter)
1. Rumah permanen /orang/hari 2,25 - 2,50 0,350 - 0,400
2. Rumah semi permanen /orang/hari 2,00 - 2,25 0,100 - 0,300
3. Rumah non-permanen /orang/hari 1,75 - 2,00 0,005 - 0,025

AHMAD IHSANDI (2107112775) 7


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

4. Kantor /pegawai/ 0,50 - 0,75 0,300 - 0,350


hari
5. Toko/ruko /petugas/ 2,50 - 3,00 0,250 - 0,300
hari
6. Sekolah /murid/hari 0,10 - 0,15 0,025 - 0,100
7. Jalan arteri sekunder /m/hari 0,10 - 0,15 0,150 - 0,350
8. Jalan kolektor sekunder /m/hari 0,10 - 0,15 0,010 - 0,020
9. Jalan local /m/hari 0,05 - 0,10 0,020 - 0,100
10 Pasar /m2/hari 0,20 - 0,60 0,010 - 0,050
Sumber : SNI 19-3983-1995

Data mengenai timbulan, komposisi, dan karakteristik sampah merupakan


hal yang sangat menunjang dalam menyusun sistem pengelolaan persampahan di
suatu wilayah. Data tersebut harus tersedia agar dapat disusun suatu alternatif
sistem pengelolaan sampah yang baik. Jumlah timbulan sampah ini biasanya akan
berhubungan dengan elemen pengelolaan sampah antara lain (Damanhuri, 2010) :
1. Pemilihan peralatan, misalnya wadah, alat pengumpulan, dan pengangkutan
Perencanaan rute pengangkutan
2. Fasilitas untuk daur ulang
3. Luas dan jenis TPA.
Bagi negara berkembang dan beriklim tropis seperti Indonesia, faktor
musim sangat besar pengaruhnya terhadap berat sampah. Dalam hal ini, musim
dalam satu tahun. Timbulan sampah ini dinyatakan sebagai
1. Satuan berat: kg/o/hari, kg/m2 /hari, kg/bed/hari dan sebagainya
2. Satuan volume: L/o/hari, L/m2 /hari, L/bed/hari dan sebagainya.
Di Indonesia umumnya menerapkan satuan volume. Penggunaan satuan
volume dapat menimbulkan kesalahan dalam interpretasi karena terdapat faktor
kompaksi yang harus diperhitungkan. Sebagai ilustrasi, 10 unit wadah yang berisi
air masing-masing 100 liter, bila air tersebut disatukan dalam wadah yang besar,
maka akan tetap berisi 1000 liter air. Namun 10 unit wadah yang berisi sampah
100 liter, bila sampah tersebut disatukan dalam sebuah wadah, maka volume
sampah akan berkurang karena mengalami kompaksi. Berat sampah akan tetap.
Terdapat faktor kompaksi yaitu densitas.bisa terkait musim hujan dan kemarau,
tetapi dapat juga berarti musim buah-buahan tertentu. Di samping itu, berat
sampah juga sangat dipengaruhi oleh faktor sosial budaya lainnya. Oleh
karenanya, sebaiknya evaluasi timbulan sampah dilakukan beberapa kali.
(Damanhuri, 2010)
Prakiraan timbulan sampah baik untuk saat sekarang maupun di masa
mendatang merupakan dasar dari perencanaan, perancangan, dan pengkajian
sistem pengelolaan persampahan. Prakiraan rerata timbulan sampah akan
merupakan langkah awal yang biasa dilakukan dalam pengelolaan persampahan.
Satuan timbulan sampah ini biasanya dinyatakan sebagai satuan skala kuantitas

AHMAD IHSANDI (2107112775) 8


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

per orang atau per unit bangunan dan sebagainya. Bagi kota-kota di negara
berkembang, dalam hal mengkaji besaran timbulan sampah, agaknya perlu
diperhitungkan adanya faktor pendaurulangan sampah mulai dari sumbernya
sampai di TPA. Rata-rata timbulan sampah biasanya akan bervariasi dari hari ke
hari, antara satu daerah dengan daerah lainnya, dan antara satu negara dengan
negara lainnya.
Metode pengukuran timbulan sampah yang dihasilkan dari suatu kota dapat
diperoleh dengan survei pengukuran atau analisa langsung di lapangan, yaitu
(Damanhuri, 2010):
a. Mengukur langsung satuan timbulan sampah dari sejumlah sampel (rumah
tangga dan non-rumah tangga) yang ditentukan secara random-proporsional
di sumber selama 8 hari berturut-turut.

b. Load-Count Analysis
Didasarkan atas jumlah kendaraan pengangkutan yang masuk dilokasi
TransferStation atau Recycling Center atau TPA, bisa berdasarkan jumlah, volume
dan berat. Dengan melacak jumlah dan jenis penghasil sampah yang dilayani oleh
gerobak yang mengumpulkan sampah tersebut, sehingga akan diperoleh satuan
timbulan sampah per-ekivalensi penduduk.
c. Weight-Volume Analysis
Pengukuran langsung pada kendaraan pengangkut, bisa berdasarkan berat
atau volume. Bila tersedia jembatan timbang, maka jumlah sampah yang masuk
ke fasilitas penerima sampah akan dapat diketahui dengan mudah dari waktu ke
waktu. Jumlah sampah-sampah harian kemudian digabung dengan perkiraan area
yang layanan, dimana data penduduk dan sarana umum terlayani dapat dicari,
maka akan diperoleh satuan timbulan sampah per-ekivalensi penduduk.
d. Material Balance Analysis
Merupakan analisa yang lebih mendasar, dengan menganalisa secara cermat
aliran bahan masuk, aliran bahan yang hilang dalam sistem dan aliran bahan yang
menjadi sampah dari sebuah sistem yang ditentukan batas-batasnya (System
Boundary).
Faktor yang penting dalam menghitung laju timbulan sampah adalah jumlah
penduduk.Oleh karena itu, sebelum jumlah timbulan sampah dapat dihitung maka
perhitungan terhadap proyeksi penduduk hingga tahun perencanaan harus
dilakukan terlebih dahulu.
Penentuan perhitungan dalam timbulan sampah dapat digunakan Rumus yang
digunakan dalam memprediksi timbulan sampah (SNI M 36- 1991- 03):
Qn=Qt ( 1+ Cs ) n
1+Ci+Cp+Cqn/3
Cs= (2.1)
(1+ P)
Keterangan:

AHMAD IHSANDI (2107112775) 9


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

Qn = Timbulan sampah pada n tahun mendatang


Qt = Timbulan sampah pada tahun awal perhitungan
Cs = Peningkatan / pertumbuhan kota
Ci = Laju pertumbuhan sektor industri
Cp = Laju pertumbuhan sektor pertanian
Cqn = Laju peningkatan pendapatan perkapita
P = Laju pertumbuhan penduduk

2.3 Pewadahan Sampah


Pewadahan sampah adalah aktivitas menampung sampah sementara dalam
suatu wadah individual atau komunal di tempat sumber sampah. Pewadahan
individual adalah aktivitas penanganan penampungan sampah sementara dalam
suatu wadah khusus untuk sampah individu. Pewadahan komunal adalah aktivitas
penangan penampungan sampah sementara dalam suatu wadah bersama baik dan
berbagai sumber maupun sumber umum (SNI 19-2454-2002). Tujuan utama dari
pewadahan adalah (Damanhuri & Padmi, 2010):
1. Untuk menghindari terjadinya sampah yang berserakan sehingga
mengganggu lingkungan dari kesehatan, kebersihan dan estetika.
2. Memudahkan proses pengumpulan sampah dan tidak membahayakan
petugas pengumpulan sampah, baik petugas kota maupun dari lingkungan
setempat. Berdasarkan letak dan kebutuhan dalam lasti penanganan sampah,
maka pewadahan sampah dapat dibagi menjadi beberapa tingkat (level),
yaitu (Damanhuri dan Padmi, 2010):
a. Level-1 Wadah sampah yang menampung sampah langsung dari
sumbernya. Pada umumnya wadah sampah pertama ini diletakkan di
tempat-tempat yang terlihat dan mudah dicapai oleh pemakai, misalnya
diletakkan di dapur, di ruang kerja, dan sebagainya. Biasanya wadah
sampah jenis ini adalah tidak statis, tetapi mudah diangkat dan dibawa
ke wadah sampah level–2.
b. Level–2 Wadah sampah level–2 bersifat sebagai pengumpul sementara,
merupakan wadah yang menampung sampah dari wadah level–1
maupun langsung dari sumbernya. Wadah sampah level–2 ini diletakkan
di luar kantor, sekolah, rumah, atau tepi jalan. Melihat perannya yang
berfungsi sebagai titik temu antara sumber sampah dan lasti pengumpul,
maka guna kemudahan dalam pemindahannya, wadah sampah ini
seharusnya tidak bersifat permanen.
c. Level–3 Wadah sampah level-3 merupakan wadah sentral, biasanya
bervolume besar yang akan menampung sampah dari wadah level–2,
bila lasti memang membutuhkan. Wadah sampah ini sebaiknya terbuat
dari konstruksi khusus dan ditempatkan sesuai dengan lasti
pengangkutan sampahnya. Wadah sampah yang digunakan sebaiknya

AHMAD IHSANDI (2107112775) 10


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

memenuhi persyaratan sebagai berikut: kuat dan tahan terhadap korosi,


kedap air, tidak mengeluarkan bau, tidak dapat dimasuki serangga dan
binatang, serta kapasitas sesuai dengan sampah yang akan ditampung.
Pewadahan sebagai kegiatan awal pengelolaan sampah memiliki peranan
penting guna menunjang teknis operasional kedepannya. Terdapat dua jenis
pewadahan yaitu pewadahan individual dan pewadahan komunal. Wadah
individual ditempatkan di halaman muka, sedangkan untuk sumber sampah dari
hotel dan restoran, wadah sampah ditempatkan di halaman belakang. Untuk
wadah komunal, wadah ditempatkan dengan ketentuan sedekat mungkin dari
sumber sampah, tidak mengganggu pemakai jalan atau sarana umum Iainnya, di
luar jalur lalu lintas, pada lokasi yang mudah untuk pengoperasiannya, di ujung
gang kecil, di sekitar taman dan di pusat keramaian. Persyaratan bahan yang dapat
digunakan untuk pewadahan diantaranya tidak mudah rusak dan tahan air,
ekonomis, mudah didapatkan atau dibuat oleh masyarakat, dan mudah digunakan.
Pengadaan wadah individual dilakukan oleh pribadi/instansi/pengelola, sedangkan
untuk wadah komunal pengadaan dilakukan oleh instansi pengelola (Afifaldi,
2019).
Tabel 2. 3 Jenis Pewadahan dan Sumber Sampahnya
Sumber Sampah Jenis Pewadahan
Kantong plastik/kertas, volume sesuai
yang tersedia dipasaran
Bak sampah permanen, ukuran
Daerah Perumahan bervariasi, biasanya dari
pasangan.
Bin plastik/tong, volume 40-60 L,
dengan tutup, khususnya permukiman
yang pernah dibina oleh Dinas
Kebersihan.
Bin/tong sampah, volume 50–60 L.
Bin plastik, volume 120-140 L dengan
Pasar tutup dan memakai roda.
Gerobak sampah, volume 1,0 m3.
Kontainer dari arm roll kapasitas 6–10
m3. Bak sampah.
Kantong plastik, volume bervariasi.
Pertokoan Bin plastik/tong, volume 50-60 L.
Bin plastik, volume 140-160 L dengan
roda
Perkantoran / Hotel Kontainer volume 1 m3 beroda.
Kontainer besar volume 6-10 m3.
Tempat umum, jalan, dan Bin plastik/tong volume 50-60 L, yang
taman dipasang secara permanen. Tempat
umum, jalan dan taman.
Bin plastik, volume 120 – 140 L

AHMAD IHSANDI (2107112775) 11


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

dengan roda.
Sumber: Departemen Pekerjaan Umum, 1990

2.3.1 Sarana Dan Kriteria Pewadahan Sampah


Pemilihan sarana pewadahan sampah mempertimbangkan :
1. Volume sampah;
2. Jenis sampah;
3. Penempatan;
4. Jadwal pengumpulan;
5. Jenis sarana pengumpulan dan pengangkutan.
Kriteria sarana pewadahan sampah dengan pola pewadahan individual adalah :
1. Kedap air dan udara;
2. Mudah dibersihkan;
3. Harga terjangkau;
4. Ringan dan mudah diangkat;
5. Bentuk dan warna estetis;
6. Memiliki tutup supaya higienis;
7. Mudah diperoleh; dan
8. Volume pewadahan untuk sampah yang dapat digunakan ulang, untuk
sampah yang dapat didaur ulang, dan untuk sampah lainnya minimal 3 hari
serta 1 hari untuk sampah yang mudah terurai.

2.3.2 Persyaratan Pewadahan Sampah


Persyaratan Wadah Sampah dapat dilakukan dengan system pewadahan
secara terpilah Terpilah Pemilahan sampah di sumbernya merupakan cara yang
paling efektif guna mereduksi volume dan memanfaatkan kembali sampah. Dalam
hal ini sampah yang masih memiliki nilai ekonomis dipilah berdasarkan jenisnya
dari sampah organik yang mudah membusuk. Sampah yang telah dipilah
selanjutnya dapat digunakan kembali secara langsung (reuse), diolah lebih lanjut,
atau dijual kepada pihak pemanfaat. Dalam hal pemilahan sampah telah dilakukan
oleh masyarakat, maka wadah komunal sebaiknya dibedakan berdasarkan jenis
sampah yang dipilah. 6 Cara pengangkutan/pengambilan wadah dapat dilakukan
secara manual dan mekanis. Ukuran dan bentuk wadah harus disesuaikan dengan
kondisi alat pengangkutan/ pengambilnya. Jika pengangkutan secara manual maka
ukuran dan bentuk wadah harus disesuaikan dengan kemampuan orang yang akan
mengangkatnya. Sedangkan jika pengangkutan dilakukan secara mekanis maka
ukuran dan bentuk wadah harus disesuaikan dengan spesifikasi teknis kendaraan
pengangkutnya (PermenPU, 2013).
Menurut Damanhuri (2010), Sistem pewadahan sampah pada dasar nya
diperlukan beberapa ketentuan agar sistem pewadahan yang dibuat memenuhi
kebutuhan pengelolaan sampah suatu wilayah, berikut merupakan cara cara dalam
pewadahan sampah:

AHMAD IHSANDI (2107112775) 12


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

a. Cara Pewadahan Sampah Rumah Tangga


Sampah rumah tangga hendaknya dimasukkan kedalam tempat sampah
yang tertutup, apalagi untuk sampah dari sisa-sisa makanan karena akan cepat
membusuk yang dapat menimbulkan bau dan mengundang lalat serta menjadi
media perkembangan. Tempat sampah pada pola pengumpulan individual.
Pewadahan pada pola pengumpulan individual (langsung / tidak langsung),
kapasitas wadah minimal dapat menampung sampah untuk 3 hari (±40-60L), hal
ini berkaitan dengan waktu pembusukan dan perkembangan lalat, masih cukup
ringan untuk diangkat oleh orang dewasa sendirian (dirumah atau petugas
kebersihan) serta efisiensi pengumpulan (pengumpulan dilakukan 2-3 hari sekali
secara regular). Bila tempat sampah menggunakan kantong plastik bekas ukuran
dapat bervariasi kecuali dibuat standar.
b. Cara Pewadahan Sampah Non Rumah Tangga
Prinsip kesehatan tetap dipertahankan (tertutup dan lain-lain), sedangkan
kapasitasnya tergantung aktifitas sumber sampah serta jenis/komposisi
sampahnya. Perkantoran misalnya, sampah umumnya didominasi oleh kertas yang
tidak mudah membusuk dan tidak berbau busuk. Kapasitas penyimpanan sampah
dari perkantoran dapat diperhitungkan untuk menampung sampah sampai 1
minggu. Untuk jumlah sampahnya, pemakaian bin atau container besar dapat
dipertimbangkan dan harus memperhatikan peralatan pengumpulan yang
digunakan. Bila jumlah sampahnya dapat mencapai 6 - 10 m 3 perhari atau setelah
1 minggu, maka pemakaian container dari Arm roll truck lebih dianjurkan untuk
sampah dari pasar, yang setiap harinya berjumlah besar dan cepat membusuk, oleh
karena itu pemakaian tempat sampah komunal dari container arm roll dianjurkan,
sedangkan masing - masing toko atau kios dapat menggunakan kantong plastik,
bin plastik atau keranjang dengan kapasitas 50-120 L tergantung jumlah sampah
yang diproduksi setiap harinya.
c. Cara Pewadahan Sampah Bagi Pejalan Kaki
Sepanjang daerah pertokoan atau taman dan tempat-tempat umum dapat
dilakukan dengan menempatkan bin-bin sampah plastik. Sampah dari pejalan kaki
ini umumnya terdiri dari pembungkus makanan atau lainnya yang tidak cepat
membusuk. Kapasitas tempat sampah ini berkisar 50-120 L.
Pewadahan sampah memiliki beberapa poin yang berlaku pada Penetapan
kapasitas (ukuran/volume) pewadahan sampah biasanya ditentukan berdasarkan
(Damanhuri, 2010) :
1. Jumlah penghuni dalam suatu rumah.
2. Tingkat hidup masyarakat.
3. Frekuensi pengambilan/pengumpulan sampah.
4. Cara pengumpulan (manual atau mekanis).
5. Sistem pelayanan, individual atau komunal

AHMAD IHSANDI (2107112775) 13


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

2.4 Rute Dan Pengangkutan Sampah


2.4.1 Metode Pengangkutan Sampah
Pengangkutan sampah dapat dilakukan dengan dua metode bila mengacu
pada system di negara maju, yaitu (Damanhuri, 2010) :
1. Hauled Container System (HCS)
Hauled Container System adalah system pengumpulan sampah yang wadah
pengumpulannya dapat dipindah-pindah dan ikut dibawa ke tempat
pembuangan akhir. HCS ini merupakan sistem wadah angkut untuk daerah
komersial. Untuk menghitung waktu ritasi dari sumber TPS atau ke TPA :
THCS=(PHCS +S +h) 2. 2
Keterangan:
THCS = waktu per ritasi (jam/rit)
PHCS = waktu pengambilan (jam/rit).
S = waktu bongkar-muat di TPS atau TPA (jam/rit).
h = waktu angkut dari sumber ke TPS atau TPA.
P dan S relatif konstan, h bergantung pada kecepatan dan jarak, dapat
dihitung dengan rumus:
h=a+bx 2. 3
Keterangan:
a dan b = konstanta empiris.
A = jam/ritasi.
B = jam/jarak.
X = jarak pulang pergi (km).
Sedangkan untuk menghitung waktu pengambilan sampah dari sumber ke
TPS atau ke TPA dalam ritasi tertentu, dapat menggunakan rumus:
PHCS=pc +uc +dbc 2. 4
Keterangan:
PHCS = waktu pengambilan/rit.
Pc = waktu untuk mengangkut kontainer isi (jam/rit).
Uc = waktu untuk mengosongkan kontainer.
Dbc = waktu untuk menempuh jarak dari kontainer ke kontainer lain
(jam/rit).
PHCS = waktu mengambil sampai mengembalikan bin kosong di TPS.
Untuk mengetahui jumlah ritasi per kendaraan per hari untuk sistem HCS
dapat digunakan rumus :
H ( 1−w )−(t 1+t 2 ) 2. 5
Nd=
THCS

Keterangan:
Nd = jumlah ritasi/hari (rit/hari).
H = waktu kerja (jam/hari).

AHMAD IHSANDI (2107112775) 14


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

W = off route faktor (waktu hambatan sebagai friksi).


t1 = waktu dari pool kendaraan (garasi) ke kontainer 1 pada hari kerja
tersebut (jam).
t2 = waktu dari kontainer terakhir ke garasi (jam).
THCS = waktu pengambilan/ritasi (jam/rit).
Untuk menghitung jumlah ritasi/hari, dapat juga didapatkan dari
perbandingan dengan perhitungan jumlah sampah yang terkumpul/hari, dengan
persamaan :
Vd 2. 6
Nd =
cf
Keterangan:
Vd = jumlah sampah terkumpul (volume/hari).
c = ukuran rata-rata kontainer (volume/hari).
f = faktor penggunaan kontainer.

Hauled Container System dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :


a. Konvensional: wadah sampah yang telah terisi penuh akan diangkut ke
tempat pembongkaran, kemudian setelah dikosongkan wadah sampah
tersebut dikembalikan ke tempatnya semula.
b. Stationary Container System (SCS) : wadah sampah yang telah terisi penuh
akan diangkut dan tempatnya akan langsung diganti oleh wadah kosong
yang telah dibawa.
2. Stationary Container System (SCS)
Sistem pengumpulan sampah yang wadah pengumpulannya tidak dibawa
berpindah-pindah (tetap). Wadah pengumpulan ini dapat berupa wadah yang
dapat diangkat atau yang tidak dapat diangkat. SCS merupakan sistem
wadah tinggal yang ditujukan untuk melayani daerah pemukiman. Untuk
Stationary Container System (dengan mechanical loaded collection
vehicles) perhitungannya yaitu :
𝑇𝑆𝐶𝑆 = (𝑃𝑆𝐶𝑆 + 𝑠 + 𝑎 + 𝑏𝑥) 2. 7
𝑃𝑆𝐶𝑆 = 𝐶𝑇 (Uc) + (np – 1)(dbc)
Keterangan:
CT = Jumlah kontainer yang dikosongkan/rit (kontainer/rit).
Uc = Waktu pengosongan kontainer (jam/rit).
Np = Jumlah lokasi kontainer yang diambil per rit (lokasi/rit).
Dbc = Waktu terbuang untuk bergerak dari satu lokasi ke lokasi container
lain (jam/lokasi).
Untuk menentukan jumlah kontainer yang dapat dikosongkan per ritasi
pengumpulan, dapat menggunakan rumus :
V .r 2. 8
𝐶𝑇 =
c.f

AHMAD IHSANDI (2107112775) 15


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

Keterangan :
CT = Jumlah kontainer yang dikosongkan/rit (kontainer/rit).
V = Volume mobil pengumpul (m3 /rit).
R = Rasio kompaksi.
C = Volume kontainer (m3/kontainer).
f = Faktor penggunaan kontainer.
Untuk menghitung jumlah ritasi per hari, digunakan rumus:
Vd 2. 9
Nd =
Vr
Keterangan :
Vd = Jumlah sampah yang dikumpulkan/hari (m3 /hari).
Sedangkan untuk menentukan waktu yang diperlukan per hari, dapat
menggunakan rumus:
(t 1+t 2)+ ND(TSCS ) 2. 10
H=[ ]
( 1−w)

2.4.2 Pola Pengangkutan Sampah


Untuk mendapatkan sistem pengangkutan yang efisien dan efektif maka
operasional pengangkutan sampah sebaiknya mengikuti prosedur sebagai berikut:
1. Menggunakan rute pengangkutan yang sependek mungkin dan dengan
hambatan yang sekecil mungkin.
2. Menggunakan kendaraan angkut dengan kapasitas/daya angkut yang
semaksimal mungkin.
3. Menggunakan kendaraan angkut yang hemat bahan bakar.
4. Dapat memanfaatkan waktu kerja semaksimal mungkin dengan
meningkatkan jumlah beban kerja semaksimal mungkin dengan
meningkatkan jumlah beban kerja/ritasi pengangkutan. Untuk sistem door-
to-door, yaitu pengumpulan sekaligus pengangkutan sampah.
5. Kendaraan keluar dari pool dan langsung menuju ke jalur pengumpulan
sampah.
6. Truk sampah berhenti di pinggir jalan di setiap rumah yang akan dilayani,
dan pekerjamengambil sampah serta mengisi bak truk sampah sampai
penuh.
7. Setelah terisi penuh truk langsung menuju ke tempat pemerosesan atau ke
TPA
8. Dari lokasi pemerosesan tersebut, kendaraan kembali ke jalur pelayanan
berikutnya sampai shift terakhir, kemudian kembali ke Pool.
Untuk sistem pengumpulan secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan
Transfer Depo/TD), maka pola pengangkutan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:

AHMAD IHSANDI (2107112775) 16


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

1. Kendaraan keluar dari pool langsung menuju lokasi TD, dan dari TD
sampah-sampah tersebut langsung diangkut ke pemerosesan akhir
2. Dari pemerosesan tersebut, kendaraan kembali ke TD untuk pengangkutan
ritasi berikutnya. Dan pada ritasi terakhir sesuai dengan yang ditentukan,
kendaraan tersebut langsung kembali ke pool.

2.4.3 Cara Pengangkutan Sampah


1. Sistem kontainer angkat (Hauled Kontainer Sistem = HCS)
Untuk pengumpulan sampah dengan sistem kontainer angkat (Hauled
Kontainer Sistem = HCS), pola pengangkutan yang digunakan ada tiga cara:
1. Sistem pengosongan kontainer cara 1 dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 2. 1 Sistem kontainer angkat


Sumber: Damanhuri 2004

Proses pengangkutan:
 Kendaraan dari pool menuju kontainer isi pertama untuk mengangkut
sampah ke TPA.
 Kontainer kosong dikembalikan ke tempat semula.
 Menuju kontainer isi berikutnya untuk diangkut ke TPA.
 Kontainer kosong dikembalikan ke tempat semula Demikian seterusnya
sampai rit akhir (Damanhuri, 2004).

2. Sistem pengosongan kontainer cara 2

AHMAD IHSANDI (2107112775) 17

Gambar 2. 2 Pola container angkat 2


Sumber: Damanhuri, 2004
Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

Proses pengangkutan:
 Kendaraan dari poll menuju kontainer isi pertama untuk mengangkut
sampah ke TPA.
 Dari TPA kendaraan tersebut dengan kontainer kosong menuju lokasi kedua
untuk menurunkan kontainer kosong dan membawa kontainer isi untuk
diangkut ke TPA.
 Demikian seterusnya sampai rit terakhir. Pada rit terakhir dengan kontainer
kosong dari TPA menuju lokasi kontainer pertama, kemudian kendaraan
tanpa kontainer menuju pool (Damanhuri, 2004).

3. Sistem pengosongan kontainer cara 3

Gambar 2. 3 Pola container angkat 3


Sumber: Damanhuri 2004
Proses pengangkutan:

AHMAD IHSANDI (2107112775) 18


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

 Kendaraan dari poll dengan membawa kontainer kosong menuju lokasi


kontainer isi untuk mengganti atau mengambil dan langsung membawanya
ke TPA.
 Kendaraan dengan membawa kontainer kosong dari TPA menuju kontainer
isi berikutnya.
 Demikian seterusnya sampai rit terakhir (Damanhuri, 2004).

2. Sistem pengakutan dengan kontainer tetap (Stationary Kontainer


Sistem = SCS)
Sistem ini biasanya digunakan untuk kontainer kecil serta alat angkut
berupa trukkompaktor secara mekanis (gambar ) atau manual (gambar ).Pola
pengakutan dengan cara mekanis yaitu :
 Kendaraan dari pool menuju kontainer pertama, sampah dituangkan
kedalam truk kompaktor dan meletakkan kembali kontainer yang kosong.
 Kendaraan menuju kontainer berikutnya sampai truk penuh untuk kemudian
menuju TPA.
 Demikian seterusnya sampai rit terakhir.

Gambar 2. 4 Pengangkutan dengan SCS mekanis


Sumber: Damanhuri 2004

AHMAD IHSANDI (2107112775) 19


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

Gambar 2. 5 Pengangkutan dengan SCS mekanis


Sumber: Damanhuri 2004

Proses pengangkutan dengan manual adalah:


 Kendaraan dari poll menuju TPS pertama, sampah dimuat ke dalam truk
kompaktor atau truk biasa.
 Kendaraan menuju TPS berikutnya sampai truk penuh untuk kemudian
menuju TPA.
 Demikian seterusnya sampai rit terakhir (Damanhuri, 2004).
Pengangkutan sampah dapat dilakukan dengan berbagai cara, contoh nya
ada dua cara efektif dalam pengangkutan sampah dalam jumlah yang besar yaitu
sistem pengangkutan sampah secara langsung dan tidak langsung:
1. Sistem pengangkutan sampah secara langsung
Pengangkutan sampah dengan sistem pengumpulan individual langsung
(door to door) adalah seperti terlihat pada sekema,

AHMAD IHSANDI (2107112775) 20


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

Gambar 2. 6 Skema Pengangkutan Sampah Secara Langsung


Sumber: Damanhuri, 2010

Penjelasan ringkas dalam sistem tersebut, antara lain adalah:


1. Truk pengangkut sampah berangkat dari pool menuju titik sumber sampah
pertama untuk mengambil sampah
2. Selanjutnya truk tersebut mengambil sampah pada titik-titik sumber sampah
berikutnya sampai truk penuh sesuai dengan kapasitasnya.
3. Sampah diangkut ke lokasi pemerosesan atau ke TPA
4. Setelah pengosongan sampah di lokasi tersebut, truk menuju kembali ke
lokasi sumber sampah berikutnya sampai terpenuhi ritasi yang telah
ditetapkan.
5. Setelah pengangkutan sampah selesai truk Kembali ke pool.

2. Sistem pengangkutan sampah secara tidak langsung


Sistem pengumpulan secara tidak langsung Sistem pengumpulan secara
tidak langsung yaitu dengan menggunakan (TransferDepo/TD), maka pola
pengangkutan yang dilakukan adalah:

Gambar 2. 7 Sistem secara tidak langsung


Sumber: Damanhuri, 2010

Penjelasan ringkas dalam sistem tersebut, antara lain adalah:


1. Kendaraan keluar dari pool langsung menuju lokasi TD
2. Dari TD, sampah tersebut langsung diangkut ke pemerosesan akhir
3. Dari pemerosesan tersebut, kendaraan kembali ke TD untuk pengangkutan
ritasi berikutnya

AHMAD IHSANDI (2107112775) 21


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

4. Dan pada ritasi terakhir sesuai dengan yang ditentukan, kendaraan tersebut
langsung kembali ke pool.
Tabel 2. 4 Peralatan subsistem pengangkutan

Jenis Konstruksi/ Kelebihan Kelemahan Catatan


Peralatan bahan
n
Truck biasa - Bak - Harga - Kurang sehat. - Banyak
terbuka konstru relatif -Memerlukan dipakai di
ksi murah. waktu Indonesia
kayu. - Perawatan pengoperasian .
- Bak relatif lebih lebih lama. Diperlu
konstruksi mudah dan - Estetika kan
plat besi murah. kurang. tenaga
lebih
Dump - Bak plat - Tidak - Perawatan - Perlu
Truck / baja. diperlukan lebih sulit. modifikasi
Tiper - Dump truck banyak - Kurang sehat bak.
Truck dengan tenaga kerja -Kurang estetis.
peninggian pada saat - Relatif lebih
bak pembongkar mudah
pengangku an. berkarat.
tnya. -Pengoperasian - Sulit
Multi Loader - Truk lebih efisien
- Praktis dan - untuk
Hidrolis sering -Cocok
untuk cepat dalam rusak. pada
mengan pengoperasia - Diperlukan lokasi-
gkat / n. lokasi lokasi
memba - Tidak (areal) dengan
wa diperlukan untuk produks
kontainer- banyak penempatan i
kontainer tenaga kerja. dan sampah
secara - Penempatan pengangkat yang
hidrolis. lebih an. relatif
fleksibel. banyak.

AHMAD IHSANDI (2107112775) 22


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

Compactor - Truk - Volume - Harga relatif - Cocok


truck dilengkap sampah mahal. untuk
i dengan terangkut - Biaya pengu
alat lebih investasi dan mpula
pemadat banyak. pemeliharaan n dan
sampah - Lebih bersih lebih mahal. angkut
dan hygienis. - Waktu an
- Estetika baik. pengumpulan secara
- Praktis dalam lama bila komun
pengoperasi untuk sistem nal
Arm roll - Truk - Praktis dan - Hidrolis sering - Cocok
truck untuk cepat dalam rusak. pada
menga pengoperasia - Harga relatif lokasi-
ngkut n. mahal. lokasi
memb - Tidak - Biaya dengan
awa diperlukan perawatan jumlah
kontainer- tenaga kerja lebih mahal. sampah
kontainer yang banyak. - Diperlukan yang
hidrolis - Lebih bersih lokasi relatif
dan sehat. (areal) banyak.
- Estetika baik. untuk
Truck with - Truk - Tidak - Hidrolis sering - Telah
crane dilengka memerlukan rusak. digunakan
pi banyak tenaga - Sulit di
dengan untuk digunakan di DKI
alat menaikkan daerah yang Jakarta.
pengang sampah ke jalannya
kat truk. sempit dan
sampah. - Cocok tidak teratur.
untuk
Mobil - Truck - - Harga lebih - Baik
penyapu yang Pengoperasi mahal. untuk
jalan dilengkapi an lebih - Perawatan jalan-
(street dengan cepat. lebih jalan
sweeper) alat - Sesuai untuk mahal. protokol
penghisap jalan- jalan - Belum : yang
sampah. protokol yang memungkinkan rata,
memerlukan untuk kondisi tidak
pekerjaan jalan di berbatu.
cepat. Indonesia.
.
Sumber: (SNI 19-2454-2002)

AHMAD IHSANDI (2107112775) 23


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

2.5 Mass balance dan daur ulang sampah


Menurut UU-18/2008 tentang Pengelolaan Sampah, terdapat 2 kelompok
utama pengelolaan sampah, yaitu:
1. Pengurangan sampah (waste minimization), yang terdiri dari pembatasan
terjadinya sampah R1), guna-ulang (R2), daur-ulang (R3) dan penanaman
Kembali (R4).
2. Penanganan sampah (waste handling), yang terdiri dari:
a. Pemilahan: dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai
dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah
b. Pengumpulan: dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari
sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat
pengolahan sampah terpadu
c. Pengangkutan: dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau
dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat
pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir
d. Pengolahan: dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan
jumlah sampah
e. Pemrosesan akhir sampah: dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau
residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
UU-18/2008 ini menekankan bahwa prioritas utama yang harus dilakukan oleh
semua fihak adalah bagaimana agar mengurangi sampah semaksimal mungkin.
Pengelolaan sampah dimulai dengan memilah-milah sampah. Kegiatan
pemilahan sampah dilakukan di tingkat rumah tangga. Sampah dipilah-pilah
menurut jenisnya. Pemilahan ini penting agar sampah dapat ditangani lebih lanjut.
Manfaat yang didapatkan adalah lingkungan yang bersih dan sehat, bahkan
manfaat ekonomi dari pengolahan sampah lebih lanjut. Sampah organik dapat
diubah menjadi kompos dan sampah plastik dapat dijadikan barang-barang
kerajinan. Selama ini dikenal “Metode 4R” untuk mengurangi volume sampah
terutama yang dapat diterapkan pada rumah tangga. Dengan semakin
bertambahnya jumlah penduduk maka masalah sampah yang tidak dikelola
dengan baik menjadi hal yang sangat penting diperhatikan. Berikut merupakan
contoh penerapan prinsip 4R:
1. Reduce, mengurangi atau menghemat pemakaian barang, misalnya dengan
cara membawa kantong plastik sendiri dari rumah ketika akan berbelanja
sehingga ketika pulang tidak menambah volume sampah.
2. Reuse, menggunakan atau memakai kembali, memanfaatkan barang-barang
yang dianggap sudah tidak berguna, misalnya memanfaatkan gelas plastik
bekas air mineral untuk pot tanaman, bekas kemasan minyak goreng atau
pewangi pakaian untuk bahan dasar pembuatan payung, dll.
3. Recycle, mendaur ulang, misalnya mendaur ulang kertas, mengolah sampah
menjadi pupuk organik atau kompos dan mendirikan bank sampah untuk

AHMAD IHSANDI (2107112775) 24


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

menampung sampah plastik atau sampah dengan nilai jual agar dapat didaur
ulang oleh produsen.
4. Replant, menanam kembali, memanfaatkan sisa bahan pangan terutama
sayuran yang bisa ditanam untuk keperluan sehari-hari sehingga dapat
menghemat pengeluaran, menanam tanaman langka, tanaman obat, dll
( Lestari dkk, 2020).
Daur ulang sampah di Indonesia banyak dilakukan oleh sektor informal,
terutama oleh pemulung, mulai dari rumah tangga sampai ke TPA. Barang-
barang buangan yang dikumpulkan oleh para pemulung adalah yang dapat
digunakan sebagai bahan baku primer maupun sekunder bagi industri tertentu.
Bahan-bahan anorganik yang biasa dipungut oleh para pemulung mencakup jenis
kertas, plastik, metal/logam, kaca/gelas, karet, dan lain-lain. Sampah yang
dipisahkan umumnya adalah sampah yang dapat dimanfaatkan kembali secara
langsung, misalnya sampah botol, kardus, koran, barang-barang plastik, dan
sebagainya. Terdapat pula aktivitas pemilahan sampah sisa makanan dan/atau
sampah dapur yang dapat digunakan sebagai makanan ternak, bahan kompos dan
sebagainya (Damanhuri, 2010).

2.5.1 Metode Daur Ulang Sampah


Daur ulang dilakukan untuk menjadikan sampah sebagai keluaran yang
berguna, dan dapat dimanfaatkan sebagai masukan bagi proses lainnya. Untuk
mengetahui lebih lanjut potensi pemanfaatan sampah untuk daur ulang,
sebelumnya perlu diketahui jenis sampah yang terdapat didalam campuran
sampah kota yang masih dapat dimanfaatkan. Aktifitas yang dilakukan dalam
rangka daur ulang pada dasarnya bertujuan mengurangi kemungkinan terjadinya
penumpukan sampah yang tak terkendali. Konteks minimalisasi limbah, daur
ulang masih merupakan upaya penanggulangan, sehingga upaya pengurangan
(reduce) pada prinsipnya. Kegiatan daur ulang meliputi: pemilahan sampah untuk
memperoleh barang-barang yang masih berguna dan dapat di daur ulang, dan
pengolahan guna menjadikan barang-barang hasil pemilahan diatas memiliki nilai
manfaat (anggela dkk, 2020).
Sampah sampah yang dapat daur ulang akan memiliki nilai ekonomis yang
tinggi, berikut ada beberapa contoh sampah ataupun limbah yang dapat di daur
ulang baik di lakukan proses daur ulang sendiri ataupun daur ulang di tempat
pengelolaan sampah antara lain:
1. Plastik
2. Kaca atau berbagai benda berbahan dasar kaca 
3. Kaleng logam atau metal
4. Berbagai jenis kertas
5. Minyak jelantah atau minyak bekas pakai
6. Sampah organic

AHMAD IHSANDI (2107112775) 25


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

Pengolahan sampah daur ulang terbagi lagi menjadi dua bagian yaitu
pengolahan secara fisik dan biologis, Berikut penjelasan dua bagian pengolahan
daur ulang sampah:
1. Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu
mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang,
contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan untuk digunakan
kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah
dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus) atau dari
sampah yang sudah tercampur (Damanhuri, 2010).
2. Pengolahan biologis/pengkomposan
Material sampah (organik) seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas,
bisa diolah dengan menggunakan proses biologi untuk kompos atau
dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa
digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk
membangkitkan listrik. (Tchobagnolous, 1993).
2.6 Pemrosesan akhir
2.6.1 Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah, berdasarkan Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, adalah tempat untuk
memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi
manusia dan lingkungan. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa TPA merupakan
tempat terakhir sampah mengalami pengolahan untuk nantinya dikembalikan ke
lingkungan secara aman atau dengan kata lain TPA bukan hanya menjadi tempat
pembuangan terakhir bagi sampah tetapi juga menjadi tempat terakhir sampah
diproses untuk nantinya dikembalikan ke alam. Hal ini tidak sesuai dengan
keadaan yang terjadi di Indonesia. TPA di Indonesia banyak yang masih menjadi
tempat untuk sekedar membuang sampah secara terbuka (open dumping).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 dan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03/PRT/M/2013 tentang
Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah
Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, TPA dengan metode
open dumping harus ditutup dan diganti dengan metode yang ramah lingkungan,
yakni dengan metode lahan urug saniter/sanitary landfill untuk kota besar dan
kota metropolitan, dan metode lahan urug terkendali/controlled landfill untuk kota
sedang dan kota kecil. Penentuan lokasi TPA di Indonesia diatur dalam SNI-03-
3241-1994. Selain SNI, terdapat beberapa faktor dalam menentukan lokasi TPA ,
yaitu :
1. Ketersediaan lahan, sekurang-kurangnya dapat digunakan selama satu tahun
2. Kondisi tanah dan topografi, harus sedemikian rupa dapatmenjamin
ketersediaan tanah untuk penutup dalam jumlah yang besar

AHMAD IHSANDI (2107112775) 26


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

3. Hidrologi air permukaan, perlu dipertimbangkan untuk mengetahui arah


aliran air tanah dan pengaruhnya terhadap pengisian air permukaan yang ada
di sekitar sanitary landfill
4. Kondisi hidrologi dan hidrogeologi, yang, yang merupakan faktor cukup
menentukan dalam proses pemilihan lokasi untuk menghindarkan
pencemaran dari air lindi dan gas yang dihasilkan sampah
5. Kondisi lingkungan setempat, untuk menghindarkan konflik dengan
masyarakat sekitarnya, karena sanitary landfill harus dijauhkan dari lokasi
permukiman dan industri
6. Potensi yang diharapkan setelah selesai, dimaksudkan untuk memastikan
tata guna lahan jangka panjang setelah sanitary landfill penuh dan berakhir
7. Jarak angkut, dipertimbangkan sedekat mungkin dengan bangkitan sampah
agar meminimalisasi biaya operasi
Dalam melakukan kegiatan pengelolaan sampah di TPA, terdapat dampak
kesehatan yang mungkin terjadi bagi masyarakat yang tinggal di sekitar TPA.
Penyakit yang mungkin terjadi yaitu penyakit seperti ISPA, diare dan pusing-
pusing. Penyakit yang dapat menyebar melalui vektor penyakit yang mungkin
muncul akibat TPA juga dapat menjangkit masyarakat yang tinggal sekitar TPA .
Harga lahan, curah hujan serta jarak terhadap perbatasan daerah juga perlu
dipertimbangkan agar didapat lokasi TPA yang paling optimal.

2.6.2 Tempat Pemrosesan Akhir Ramah Lingkungan


Dalam menentukan lokasi untuk TPA yang ramah lingkungan, terdapat
beberapa kriteria tempat yang tidak sesuai untuk dijadikan lokasi TPA yang ramah
lingkungan , yakni:
1. Situs dalam area yang memiliki nilai lingkungan yang signifikan, yang
dapat diidentifikasi dalam undangundang atau peraturan yang berlaku
2. Situs yang teridentifikasi dalam cakupan sumber air bersih
3. Situs yang memiliki nilai keindahan, ilmiah, budaya, warisan ataupun
lingkungan dan berada dalam zona yang diperuntukkan untuk dilindungi
4. Situs yang dilindungi oleh peraturan yang ada
5. Situs yang berada dalam aliran air atau berjarak 40 m dari aliran air
permanen
6. Situs yang berada di atas tanah alluvial yang teridentifikasi memiliki air
tanah yang sangat rentan
7. Situs yang berada dalam wilayah karst
8. Situs yang berada di jalur banjir
9. Situs yang berada dalam 250 m dari zona perumahan atau tempat tinggal
Pengeloaan sampah dapat di bagi menjadi 3 yaitu composting, sanitary, dan
iniserasi yang dimana masing masing metode ini memiliki proses yang berbeda

AHMAD IHSANDI (2107112775) 27


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

beda dalam pengelolaan nya, berikut merupakan penjelasan masing masing


metode:
1. Proses komposting, (menurut Biroinfrasda jawa tengah, 2018) merupakan
proses dengan memanfaatkan proses biologis yaitu pengembangan massa
mikroba yang dapat tumbuh selama proses terjadi. Metoda ini adalah proses
biologi yang mendekomposisi sampah (terutama sampah organic yang
basah) menjadi kompos karena adanya interaksi kompleks dari organisme
yang terdapat secara alami. Berdasarkan prinsip proses biologis ini, maka
karakteristik dari mikroba menjadi penting untuk diperhatikan. Proses
komposting merupakan suatu proses yang paling relatif mudah dan murah,
serta menimbulkan dampak lingkungan yang paling rendah. Proses ini
hampir sama dengan pembusukan secara lamiah, dimana berbagai jenis
mikroorganisme berperan secara serentak dalam habitatnya masing-masing.
Makanan untuk mikorooganisme adalah sampah, sedangkan suplai udara
dan air diatur dalam proses komposting ini.
2. Sanitary Landfill, Sistem Pengelolaan Sanitary Landfill merupakan sistem
yang banyak digunakan di Indonesia. Karena, sistem tersebut dilakukan
dengan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkan dan kemudian
menimbunnya dengan tanah. Sistem Zonasi TPA pada Pengelolaan Sanitary
Landfill ini harus jauh dari pemukiman karena untuk menghindari masalah
sosial seperti AMDAL dan pencemaran lainnya. Dalam sistem ini
penggunaan alat berat sangat dibutuhkan seperti bulldozer maupun track
loader untuk memdatkan sampah tersebut kemudian ditutup dengan tanah
sebagai lapisan penutup setiap hari pada setiap akhir kegiatan (Izharsyah,
2020).
3. Iniserasi, Insinerasi atau pembakaran sampah adalah teknologi pengolahan
sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik. Hasil dari insinerasi
adalah abu, gas hasil pembakaran, panas, dan partikel-partikel padat .
Pentingnya metode insinerasi dengan alat insinerator ini yaitu dapat
mereduksi atau menurunkan volume sampah. Ada dua tipe insinerator jika
dilihat dari segi pemanfaatannya, yang pertama sebagai pemusnah sampah
dengan membuang begitu saja panas yang dihasilkan, kedua memanfaatkan
panas yang dihasilkan dari pembakaran sampah untuk dikonversikan
menjadi energi lainnya. Insinerator sangat cocok untuk pengolahan sampah
yang membutuhkan waktu yang cepat, dan dapat membersihkan atau
menurunkan kandungan bakteri yang dapat menimbulkan pencemaran
lingkungan ( Fitriyadi & purwanto, 2021).

2.6.3 Sanitary Landfill Dan Luas Tempat Pemrosesan Sampah


Menurut Litbang PU (2009), Proses sanitary landfill yang dikenal umum
adalah sampah dimasukkan ke dalam lubang, lalu bagian atas sampah ditimbun

AHMAD IHSANDI (2107112775) 28


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

tanah dan selanjutnya bagian atas timbunan tanah tersebut ditimbun lagi dengan
sampah dan ditutup lagi oleh tanah dan seterusnya. Namun, dalam penelitian ini,
sanitary landfill yang dimaksud adalah sanitary landfill dengan modifikasi, yakni
dengan melakukan penimbunan area landfill yang berada di atas tanah dengan
sampah untuk dibuat kompos . Dengan cara demikian, areal tanah akan lebih
efisien karena biogas akan dihasilkan dari landfill yang berada di bawah tanah
serta kompos dari landfill yang berada di permukaan tanah. Biogas yang
dihasilkan nantinya dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk
menghidupkan listrik. Terdapat beberapa syarat dalam mengaplikasikan landfill
ini , yaitu:
1. Harus memiliki potensi 1 – 2 juta ton sampah
2. Lingkungan menyetujui untuk mengaplikasikan teknologi landfill
3. Kapasitas produksi minimum adalah intake 400 ton sampah per hari
4. Minimal kedalaman lahan 13 meter
5. Luas lahan aktif minimal 16 hektar
6. Lokasi harus tertutup dari kegiatan lain atau tidak ada masalah
7. Pengubahan gas menjadi listrik menggunakan gas engine atau gas turbin
Selain itu, dalam mengaplikasikan landfill ini perlu juga memperhatikan
kedekatan dengan sumber air, karena air merupakan salah satu unsur penting
dalam pengolahan sampah pada landfill ini.
Dalam menentukan lokasi TPA yang baru, perlu untuk meninjau luas lahan
yang dibutuhkan. Perhitungan luas TPA dilakukan dengan menggunakan rumus :
𝐿𝑇𝑃𝐴 = 𝑉+𝑆𝐶 𝑇 2. 11
dengan keterangan:
LTPA = Luas tempat pemrosesan akhir (m2 )
V = Volume sampah (m3 )
SC = Soil cover/lapisan tanah penutup (m3 ) = 15% dari volume sampah
T = Tinggi penimbunan sampah dan lapisan penutup (m) = Di Indonesia
penimbunan sampah antara 10 – 15 m
Berdasarkan rumus tersebut, diketahui bahwa penentuan luas TPA dipengaruhi
oleh volume sampah yang dihasilkan suatu wilayah, lapisan tanah penutup yang
akan digunakan serta tinggi dari kegiatan penimbunan sampah dengan lapisan
penutup.

2.6.4 Metode Pembuatan Lokasi Pembuangan Sampah


Metode pengurungan sampah berdasarkan kondisi topografi, sumber materi
penutup dan kedalaman air tanah dibedakan menjadi metode trench, area, dan
kombinasi keduanya.
1. Metode trench atau ditch

AHMAD IHSANDI (2107112775) 29


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

Metode ini diterapkan ditanah yang datar.Dilakukan penggalian tanah


secara berkala untuk membuat parit sedalam dua sampai 3 meter. Tanah
disimpan untuk dipakai sabagai bahan penutup.Sampah diletakan di di
dalam parit, disebarkan, dipadatkan dan ditutup dengan tanah.

Gambar 2. 8 Pengurungan Metode Trench atau Ditch


Sumber : Damanhuri, 2010

2. Metode area
Untuk area yang datar dimana parit tidak bisa dibuat, sampah disimpan
langsung diatas tanah asli smapai ketinggian beberapa meter. Tanah penutup
bisa diambil dari luar TPA atau diambil dari bagian atas tanah.

Gambar
Gambar2.2.1 9Pengurugan MetodeArea
Gambar Metode Area
Sumber: Damanhuri 2010

AHMAD IHSANDI (2107112775) 30


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

Dikarenakan kedua cara ini sama dalam pengurugannya, maka keduanya


dapat dikombinasikan agar pemanfaatan tanah dan bahan penutup yang baik
serta meningkatkan kinerja operasi.

Gambar 2. 10 Pengurungan Metode Kombinasi


Sumber : Damanhuri, 2010

1. Lahan Efektif
Lahan efektif untuk pengurugan sampah dibagi menjadi beberapa area atau zone
yang merupakan penahapan pemanfaatan lahan. Zone operasi merupakan bagian
dari lahan TPA yang digunakan untuk jangka waktu panjang misal 1-3 tahun.

2. Pengaturan Sel
Sel merupakan bagian dari TPA yang digunakan untuk menampung sampah satu
periode operasi terpendek sebelum ditutup dengan tanah. Pada sistem sanitary
landfill, periode operasi terpendek adalah harian; yang berarti bahwa satu sel
adalah bagian dari lahan yang digunakan untuk menampung sampah selama satu
hari.

Gambar 2. 11 Pembagian Sel Sampah


Sumber : Damanhuri, 2010

AHMAD IHSANDI (2107112775) 31


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

3. Blok Operasi
Blok operasi merupakan bagian dari lahan TPA yang digunakan untuk
penimbunan sampah selama periode operasi menengah misalnya 1 atau 2 bulan.
Luas blok operasi sama dengan luas sel dikalikan perbandingan periode operasi
menengah dan pendek, pengurugan sampah terbagi menjadi berikut:
1. Sanitary landfill
Sampah disebar dan dipadatkan lapis per-lapis sampai ketebalan sekitar 1,50
m yang terdiri dari lapisan-lapisan sampah setebal sekitar 0,5 m yang digilas
dengan steel wheel compactor atau dozer paling tidak sebanyak 4 sampai 6
gilasan, dan setiap hari ditutup oleh tanah penutup setebal minimum 15 cm,
sehingga menjadi sel- sel sampah. Setelah terbentuk 3 (tiga) lapisan,
timbunan tersebut kemudian ditutup dengan tanah penutup antara setebal
minimum 30 cm. Tinggi lapisan, setinggi sekitar 5 m, disebut sebagi 1 lift,
dengan kemiringan talud sel maksimum 1:3.
2. Controlled landfill
Sampah disebar dan dipadatkan lapis per-lapis sampai ketebalan sekitar 4,50
m yang terdiri dari lapisan-lapisan sampah setebal sekitar 0,5 m yang digilas
dengan steel wheel compactor atau dozer paling tidak sebanyak 3 sampai 5
gilasan, sehingga menjadi sel-sel sampah. Setelah terbentuk ketinggian
tersebut, timbunan kemudian ditutup dengan tanah penutup antara setebal
minimum 20 cm. Tinggi lapisan, setinggi sekitar 5 m, disebut sebagi 1 lift.
Di atas timbunan sampah dalam bentuk lift tersebut kemudian diurug
sampah baru, membentuk ketinggian seperti dijelaskan di muka. Bila
pengurugan sampah dilakukan dengan metode area, untuk memperkuat
kestabilan timbunan, maka batas antara 2 lift tersebut dibuat terasering
selebar 3–5 m.

Gambar 2. 12 Denah TPA Gambar 2. 13 Areal Efektif Pegunungan


Sumber : Damanhuri, 2010

Berdasarkan UU Nomor 18 Tahun 2008, penanganan sampah di TPA yang


selama ini umum diterapkan di Indonesia yaitu dengan open dumping harus
diubah secara keseluruhan. Bab XVI (Peralihan) Pasal 44 dari UU tersebut
mengamanatkan bahwa :
1. Pemerintah daerah harus membuat perencanaan penutupan TPA sampah

AHMAD IHSANDI (2107112775) 32


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

yang menggunakan sistem pembuangan terbuka paling lama 1 (satu) tahun


terhitung sejak berlakunya UU tersebut.
2. Pemerintah daerah harus menutup TPA sampah yang menggunakan sistem
pembuangan terbuka paling lama 5 (lima) tahun terhitung sejak berlakunya
UU tersebut.
Jarak yang dipersyaratkan antara dasar landfill dengan muka air tanah
adalah 3,0meter atau lebih, sehingga memungkinkan adanya zona penyangga dari
tanah tersebut apabila lindi dari sampah di atasnya merembes ke bawah. Ada
berbagai dampak merugikan yang dapat ditimbulkan oleh landfilling ini, yaitu :
1. Pencemaran air tanah yang disebabkan oleh lindi (leachate). Tidak adanya
lapisan dasar dan tanah penutup akan menyebabkan leachate yang semakin
banyak dan akan dapat mencemari air tanah.
2. Pencemaran udara akibat gas, bau dan debu. Ketiadaan tanah penutup akan
menyebabkan polusi udara tidak teredam. Produksi gas yang timbul dari
degradasi materi sampah akan menyebabkan bau yang tidak sedap.
3. Resiko kebakaran cukup besar. Degradasi materi organik yang terdapat
dalam sampah akan menimbulkan gas yang mudah terbakar seperti metan.
Tanpa penanganan yang baik gas ini dapat memicu kebakaran di TPA
4. Berkembangnya berbagai vektor penyakit seperti tikus, lalat dan nyamuk.
Berbagai vektor penyakit senang bersarang ditimbunan sampah karena
merupakan sumber makanan mereka. Salah satu fungsi dari penutupan
sampah dengan tanah adalah mencegah tumbuh dan berkembang biaknya
vektor penyakit tersebut.
5. Berkurangnya nilai estetika lingkungan. Karena lahan tidak dikelola secara
baik, maka dalam jangka panjang lahan tidak dapat digunakan kembali
secara baik.

BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

3.1 Luas dan Batas Wilayah Administratif


Provinsi Riau memiliki luas wilayah 12.758,45 km2 yang terbagi ke
dalam 12 Kabupaten/Kota. Wilayah Riau membentang di lereng Bukit Barisan
sampai dengan Selat Malaka, Kabupaten Pelalawan terletak di Pesisir Pantai
Timur Pulau Sumatera antara 1,25’ Lintang Utara sampai 0,20’ Lintang Selatan
dan antara 100,42’ Bujur Timur sampai 103,28’ Bujur Timur dengan batas-batas
wilayah :
1. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Siak
2. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Indragiri Hulu dan
Kabupaten Indragiri Hilir
3. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kota Pekanbaru dan Kabupaten
Kampar
4. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan Riau

AHMAD IHSANDI (2107112775) 33


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

Luas kabupaten Pelalawan adalah 1.392.494 Ha atau 14,73 % dari luas wilayah


Provinsi Riau (9.456.160 Ha ). Kabupaten Pelalawan pada dasarnya terdiri dari
daratan, dan perairan. Adapun daratan merupakan perbukitan dan dataran,
sedangkan perairan terdiri dari Sungai, dan laut ( Pelalawan dalam angka, 2022).

3.1.1 Batas Administratif


Batas administrative biasanya di sajikan dalam bentuk berupa batas batas
suatu wilayah pemerintahan seperti kecamatan, kabupaten ataupun provinsi Batas,
Adapun luas per kecamatan Kabupaten Pelalawan yang terdiri dari 12 kecamatan:
Tabel 3. 1 Luas kecamatan Disekitar pangkalan kerinci
No Kabupaten/ kota Luas
1. Langgam 144.245,09 Ha
2. Bunut 140.802,77 Ha
3. Pangkalan kuras 118.388,79 Ha
4. Kuala Kampar 150.265,19 Ha
5. Pangkalan kerinci 19.355,53 Ha
6. Ukui 129.956,06 Ha
7. Pelalawan 149.811,31 Ha
8. Pangkalan lesung 50.485,12 Ha
9. Kerumutan 96.003,66 Ha
10 Teluk meranti 423.984,41 Ha
.
11. Bandar petalangan 37.255,16 Ha
12 Bandar sei kijang 31.941,2 Ha
.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Pelalawan

AHMAD IHSANDI (2107112775) 34


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

Gambar 3. 1 Peta Administrasi Kecamatan Pangkalan Kerinci


Sumber: Arcgis 10.8

3.2 Keadaan Fisik, Topografi, dan Geografi


Sebagian besar dataran wilayah Kabupaten Pelalawan merupakan dataran
rendah dan sebagian lagi merupakan daerah perbukitan yang bergelombang.
Secara fisik sebagian wilayah ini merupakan daerah konservasi dengan
karakteristik tanah pada bagian tertentu bersifat asam dan merupakan tanah
organik, air tanahnya payau, kelembaban dan temperatur udara agak tinggi. Di
wilayah Kabupaten Pelalawan dialiri sebuah Sungai Kampar dengan ratusan anak
sungai. Panjang Sungai Kampar ± 413,5 km, dengan kedalaman rata-rata ± 7,7
meter, lebar ratarata 143 meter. Sungai ini dan anak-anak sungainya berfungsi
sebagai prasarana perhubungan,sumber air bersih,budidaya perikanan dan irigasi.
Wilayah dataran rendah kabupaten Pelalawan pada umumnya merupakan dataran
rawa gambut, dataran aluvium sungai dengan daerah dataran banjirnya. Dataran
ini dibentuk oleh endapan aluvium muda dan aluvium tua terdiri dari endapan
pasar,danau,lempung,sisa tumbuhan dan gambut ( Hendra dkk, 2013).
Pangkalan Kerinci adalah sebuah kecamatan yang juga merupakan ibu kota
Kabupaten Pelalawan, Riau. Kecamatan ini memiliki potensi pengembangan
karena terletak di Jalan Raya Lintas Sumatera dan terletak lebih kurang 75 Km
dari Pusat Ibukota Provinsi Riau. Kecamatan Pangkalan Kerinci dibentuk
berdasarkan Perda Nomor 10 Tahun 2001, dengan Wilayah terletak 25 M di atas
permukaan laut, dengan Suhu Maksimum 33ºC dan Suhu Minimum 30ºC.
Kecamatan Pangkalan Kerinci terbagi atas 3 Kelurahan meliputi Kelurahan

AHMAD IHSANDI (2107112775) 35


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

Kerinci Barat, Kelurahan Kerinci Kota dan Kelurahan Kerinci Timur, selain itu
juga terdiri dari 4 Desa yaitu desa Bukit Agung, desa Kuala Terusan, desa
Makmur dan desa Rantau Baru. Luas wilayah Kecamatan Pangkalan Kerinci
Kabupaten Pelalawan kurang lebih 19,335,53 Ha. Kecamatan Pangkalan Kerinci
ini berbatasan dengan beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Pelalawan
yaitu, sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Bandar Seikijang, Kecamatan
Kerinci Kanan dan Kabupaten Siak, Sebelah Selatan berbatasan dengan
Kecamatan Pangkalan Kuras, Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan
Langgam dan Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pelalawan (BPS
Pangkalan kerinci, 2022)

3.3 Demografi
Berikut merupakan data jumlah kependudukan per kecamatan di kabupaten
pelalawan serta luas daerah per kelurahan,
Tabel 3. 2 Jumlah penduduk dari tahun 2022- 2023 per kecamatan

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di


Kecamatan Kabupaten Pelalawan (Jiwa)
2020 2021 2022
Langgam 32.997 34.256 37.315
Pangkalan
94.585 97.269 103.968
Kerinci
Bandar Sei
21.481 21.909 23.035
Kijang
Pangkalan Kuras 61.123 62.831 67.101
Ukui 40.298 41.092 43.184
Pangkalan
29.832 30.259 31.464
Lesung
Bunut 15.465 15.851 16 .829
Pelalawan 19.120 19.489 20.464
Bandar
16.447 16.840 17.842
Petalangan
Kuala Kampar 17.837 17.856 18.086
Kerumutan 24.420 24.958 26.348
Teluk Meranti 16.441 16.654 17.271
Kabupaten
390.046 399.264 422.907
Pelalawan
Sumber: BPS Kecamatan pelalawan

3.4 Fasilitas Umum


Adapun data fasilitas umum yang di sajikan dalam bentuk tabel berdasarkan
data kecamatan pangkalan kerinci yang berisikan

AHMAD IHSANDI (2107112775) 36


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

3.4.1 Layanan Kesehatan


Tujuan dari pelayanan kesehatan adalah untuk memenuhi kebutuhan
individu atau masyarakat untuk mengatasi, menetralisasi atau menormalisasi
semua masalah atau semua penyimpangan tentang kesehatan yang ada dalam
masyarakat. Dengan meningkatnya tingkat pendidikan dan keadaan sosial
ekonomi masyarakat, maka kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan kesehatan
semakin meningkat sehingga tidak ada lagi upaya yang dapat dilakukan selain
meningkatkan kinerja petugas kesehatan dan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dengan sebaik baiknya (Nopiani dkk, 2018).

Tabel 3. 3 layanan Kesehatan kecamatan pangkalan kerinci

Desa/Kelurahan Rumah Sakit Rumah Sakit Bersalin Poliklinik/Balai


Pengobatan
Rantau Baru - - -
Kuala Terusan - - -
Pangkalan Kerinci Kota 1 - 8
Mekar Jaya - - -
Makmur 1 - 1
Pangkalan Kerinci Barat - - -
Pangkalan Kerinci Timur 1 - 4
Pangkalan Kerinci 3 - 13
Sumber: BPS pangkalan kerinci dalam angka 2022

3.4.2 Tempat Ibadah


Tempat peribadatan merupakan hal penting yang harus ada di setiap kota.
Sarana tempat peribadatan tersebut dibangun untuk memenuhi kebutuhan spiritual
umat beragama dalam melaksanakan kewajiban beribadah kepada Tuhan yang
Maha Esa. Hal ini berlaku juga untuk kota Semarang yang selain banyak
dikunjungi karena tempat tempat wisatanya juga dikenal akan ketaatan beribadah
para penduduknya sehingga di kota Semarang banyak terdapat tempat-tempat
peribadatan seperti masjid, gereja, pura, vihara dan kelenteng ( Saprillah, 2017).
Tabel 3. 4 Data tempat Ibadah kecamatan pangkalan kerinci

Desa/Kelurahan Masjid Mushollah Gereja Lainnya

Rantau Baru 1 4 - -
Kuala Terusan 1 1 - -
Pangkalan Kerinci Kota 20 12 3 -
Mekar Jaya 5 1 3 -
Makmur 6 14 1 -
Pangkalan Kerinci Barat 6 6 2 -

AHMAD IHSANDI (2107112775) 37


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

Pangkalan Kerinci Timur 19 6 11 1


Pangkalan Kerinci 58 44 18 1
Sumber: BPS pangkalan kerinci dalam angka 2022

3.4.3 Bangunan Ekonomi


Pembangunan manusia menjadi penting karena apabila suatu daerah tidak
memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang potensial maka dapat menggunakan
Sumber Daya Manusia (SDM) untuk membangun dan memajukan daerahnya.
Jadi, sumber daya manusia sangat berperan penting dalam pembangunan suatu
daerah. Indeks pembangunan manusia (IPM) bermanfaat untuk membandingkan
kinerja pembangunan manusia baik antarnegara maupun antar daerah ( Wardana,
2016)
Tabel 3. 5 Bangunan ekonomi kecamatan pangkalan kerinci

Desa/Kelurahan Pasar dengan Pasar dengan


Kelompok Pasar
Bangunan Bangunan Semi
Pertokoan Tanpa
Permanen Permanen Banguna
n
Rantau Baru - - - -
Kuala Terusan - - - -
Pangkalan Kerinci Kota 6 - 1 1
Mekar Jaya 1 - - -
Makmur - - - 1
Pangkalan Kerinci Barat 1 - - -
Pangkalan Kerinci Timur 13 1 - 1
Pangkalan Kerinci 21 1 1 3
Sumber: BPS pangkalan kerinci dalam angka 2022

Tabel 3. 6 Bangunan ekonomi kecamatan pangkalan kerinci

Desa/Kelurahan Minimarket/ Toko/Warung Restoran/


Swalayan Kelontong Rumah
Makan
Rantau Baru - 14 -
Kuala Terusan - 14 -
Pangkalan Kerinci Kota 17 186 14
Mekar Jaya 1 33 -
Makmur 3 10 2
Pangkalan Kerinci Barat 4 21 6
Pangkalan Kerinci Timur 10 182 21
Pangkalan Kerinci 35 460 43
Sumber: BPS Pangkalan kerinci dalam angka 2022

AHMAD IHSANDI (2107112775) 38


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

Tabel 3. 7 Bangunan ekonomi kecamatan pangkalan kerinci

Desa/Kelurahan Warung/Kedai Hotel Hostel/Motel/


Makanan Losmen/Wisma
Rantau Baru - - -
Kuala Terusan 2 - -
Pangkalan Kerinci Kota 195 - 3
Mekar Jaya 10 - -
Makmur 15 - -
Pangkalan Kerinci Barat 34 - 1
Pangkalan Kerinci Timur 47 7 2
Pangkalan Kerinci 303 7 6
Sumber: BPS pangkalan kerinci dalam angka 2022

Tabel 3. 8 Jumlah bank dalam kecamatan pangkalan kerinci

Desa/Kelurahan Bank Umum Bank Umum Bank kredit


Pemerintah Swasta
Rantau Baru - - -
Kuala Terusan - - -
Pangkalan Kerinci Kota 8 2 2
Mekar Jaya - - -
Makmur - - -
Pangkalan Kerinci Barat - - -
Pangkalan Kerinci Timur 4 - -
Pangkalan Kerinci 12 2 2
Sumber: BPS pangkalan kerinci dalam angka 2022

3.4.4 Layanan Pendidikan


Pendidikan merupakan elemen utama dalam meningkatkan kualitas diri
seseorang (Goldberg et al., 2010). Melalui proses pendidikan seseorang yang tidak
mengetahui manjadi tahu. Selain dalam aspek individu, pendidikan merupakan
motor dalam meningkatkan kualitas suatu bangsa. Sehingga pendidikan
merupakan investasi masa depan suatu bangsa. Pendidikan yang baik adalah
pendidikan yang berkualitas, namun untuk menjadi investasi masa depan suatu
bangsa, pendidikan juga harus diberikan dan dirasakan oleh seluruh warga negara.
Dalam kecamatan pangkalan kerinci tersedia layanan Pendidikan bagi warga nya,
berikut data tabel layanan Pendidikan di pangkalan kerinci antara lain:

AHMAD IHSANDI (2107112775) 39


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

Tabel 3. 9 Data Jumlah SD pada kecamatan pangkalan kerinci

Desa/Kelurahan Negeri Swasta Jumlah

Rantau Baru 1 - 1
Kuala Terusan 1 - 1
Pangkalan Kerinci Kota 5 3 8
Mekar Jaya 1 - 1
Makmur 1 2 3
Pangkalan Kerinci Barat 5 1 6
Pangkalan Kerinci Timur 1 6 7
Pangkalan Kerinci 15 12 27
Sumber: Pangkalan kerinci dalam angka 2022

Tabel 3. 10 Data Jumlah SMP pada kecamatan pangkalan kerinci

Desa/Kelurahan Negeri Swast Jumla


a h
Rantau Baru - - -
Kuala Terusan - - -
Pangkalan Kerinci Kota - 2 2
Mekar Jaya - - -
Makmur 1 1 2
Pangkalan Kerinci Barat 2 1 3
Pangkalan Kerinci Timur 1 6 7
Pangkalan Kerinci 4 10 14
Sumber: Pangkalan kerinci dalam angka 2022

Tabel 3. 11 Data Jumlah SMA pada kecamatan pangkalan kerinci

Desa/Kelurahan Negeri Swast Jumla


a h
Rantau Baru - - -
Kuala Terusan - - -
Pangkalan Kerinci Kota - 1 1
Mekar Jaya - - -
Makmur - - -
Pangkalan Kerinci Barat 2 1 4
Pangkalan Kerinci Timur 1 2 2
Pangkalan Kerinci 3 4 7
Sumber: Pangkalan kerinci dalam angka 2022

AHMAD IHSANDI (2107112775) 40


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

Tabel 3. 12 Data Jumlah SMK pada kecamatan pangkalan kerinci

Desa/Kelurahan Negeri Swasta Jumlah

Rantau Baru - - -
Kuala Terusan - - -
Pangkalan Kerinci Kota - 1 1
Mekar Jaya - - -
Makmur 1 - 1
Pangkalan Kerinci Barat - 2 2
Pangkalan Kerinci Timur - 1 1
Pangkalan Kerinci 1 4 5
Sumber: Pangkalan kerinci dalam angka 2022

Tabel 3. 13 Data Jumlah perguruan tinggi kecamatan pangkalan kerinci

Desa/Kelurahan Negeri Swasta Jumlah

Rantau Baru - - -
Kuala Terusan - - -
Pangkalan Kerinci Kota - - -
Mekar Jaya - - -
Makmur - - -
Pangkalan Kerinci Bara - 1 1
Pangkalan Kerinci Timur 1 - 1
Pangkalan Kerinci 1 1 2
Sumber: Pangkalan kerinci dalam angka 2022

AHMAD IHSANDI (2107112775) 41


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

BAB IV
PROYEKSI PENDUDUK KECAMATAN PANGKALAN
KERINCI
4.1 Latar Belakang dan Pentingnya Proyeksi
Proyeksi penduduk merupakan cara penggambaran jumlah penduduk
berdasarkan perhitungan tertentu yang didasarkan pada asumsi komponen yang
bekerja di dalamnya yang meliputi kelahiran, kematian, dan migrasi. Proyeksi
memegang peranan penting dalam tujuannya sebagai sebuah sistem perencanaan
di masa yang akan datang. Dalam melakukan perencanaan pengelolaan sampah
untuk perencanaan hingga 20 tahun kedepan diperlukan data-data yang akurat
agar dapat mendukung dan kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai
yang diharapkan. Tentunya untuk dapat melakukan pengelolaan sampah disuatu
daerah perlu diketahui timbulan sampah daerah tersebut.
Faktor penting dalam menghitung jumlah timbulan sampah adalah jumlah
penduduk. Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan proyeksi penduduk di
Kecamatan Pangkalan Kerinci hingga 20 tahun kedepan. Selain untuk mengetahui
jumlah timbulan sampah disuatu tempat, proyeksi penduduk dapat bermanfaat
untuk mendapatkan gambaran kasar seberapa besar masalah yang akan dihadapi
dimasa yang akan datang. Hasil proyeksi penduduk juga sangat bermanfaat untuk
perencanaan penyediaan pangan, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas
perumahan, dan fasilitas kesempatan kerja.

4.2 Metode Proyeksi


Ada beberapa cara untuk memproyeksikan jumlah penduduk di masa yang
akan datang, salah satunya adalah metode matematik. Metode ini dapat digunakan
ketika:
a. Hanya jumlah penduduk total yang diketahui
b. Data tentang komponen pertumbuhan penduduk tidak tersedia
c. Kelemahannya: tidak terlalu akurat Menurut Rumbia (2008),
metode proyeksi penduduk dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Metode Aritmatika
Proyeksi penduduk dengan metode aritmatika mengasumsikan bahwa jumlah
penduduk pada masa depan akan bertambah dengan jumlah yang sama setiap
tahun. Model linear (aritmatika) adalah teknik proyeksi yang paling sederhana
dari seluruh model trend. Model ini menggunakan persamaan derajat pertama
(first degree equation). Model ini hanya digunakan jika data yang tersedia relatif
terbatas, sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan model lain. Model
ini hanya dapat diaplikasikan untuk wilayah kecil dengan pertumbuhan yang

AHMAD IHSANDI (2107112775) 42


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

lambat, dan tidak tepat untuk proyeksi pada wilayah-wilayah yang lebih luas
dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi.
Pn = Po + Ka (Tn – To) 4. 1
Dimana:
P 2−P 1 4. 2
K a=
T 2−T 1
Keterangan:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n
Po = jumlah penduduk pda tahun dasar
Tn = tahun ke n
To = tahun dasar
Ka = konstanta arithmatik
P1 = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun ke I
P2 = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun terakhir
T1 = tahun ke I yang diketahui
T2 = tahunke II yang diketahui

2. Metode Geometri
Asumsi dalam model ini adalah penduduk akan bertambah/berkurang pada suatu
tingkat pertumbuhan (persentase) yang tetap. Proyeksi dengan tingkat
pertumbuhan yang tetap ini umumnya dapat diterapkan pada wilayah dimana pada
tahun-tahun awal observasi pertambahan absolut penduduknya sedikit dan
menjadi semakin banyak pada tahun-tahun akhir. Proyeksi penduduk dengan
metode geometrik menggunakan asumsi bahwa jumlah penduduk akan bertambah
secara geometrik menggunakan dasar perhitungan bunga majemuk (Adioetomo
dan Samosir, 2010). Laju pertumbuhan penduduk (rate of growth) dianggap sama
untuk setiap tahun.
P n=P o (1+r )n 4. 3
Keterangan:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar
r = laju pertumbuhan penduduk
n = jumlah interval

3. Metode Least Square


Least Square merupakan metode yang paling umum digunakan dalam peramalan
untuk data time series. Metoda ini dilakukan untuk mendapatkan hubungan antara
sumbu Y (jumlah penduduk) dengan sumbu X (tahun) dengan cara menarik garis
linear antara data-data tersebut, dan meminimkan jumlah pangkat dua dari
masing-masing penyimpangan jarak data-data dengan garis yang dibuat. Rumus
yang digunakan ialah:
Y =a+bX 4. 4

AHMAD IHSANDI (2107112775) 43


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

Dimana:
ΣYi 4.5
a=
n

ΣXi . Yi 4. 6
b=
ΣXi 2

4. Metode Logaritma
Metode logaritma ini kurang populer digunakan untuk perhitungan proyeksi
jumlah penduduk. Pada umumnya metode ini hanya digunakan untuk proyeksi
populasi Binatang karena lebih sesuai. Secara metematis, metode ini dapat
dituliskan sebagai berikut:
Jumlah Penduduk=a+b∈X 4. 7
Dimana:

( jumla h data x ΣY . LnX )−( ΣX x ΣLnX ) 4. 8


b=
( jumla h data x Σ ( YLn Xi ) 2 ) −( ΣLn Xi ) 2

ΣY −(b x ΣInX ) 4. 9
a=
jumlah data

4.3 Data Jumlah Penduduk


Pada perhitungan kali ini Data jumlah penduduk yang digunakan untuk
perhitungan proyeksi penduduk di Kecamatan Pangkalan Kerinci adalah data
penduduk dari tahun 2013 sampai 2022, berikut data yang disajikan dalam tabel

Tahun Penduduk
2013 94955
2014 102926
2015 111385
2016 115764
2017 124974
2018 134672
2019 144915
2020 94585
2021 97269
2022 103968

AHMAD IHSANDI (2107112775) 44


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

AHMAD IHSANDI (2107112775) 45


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

4.4 Data Hasil Perhitungan Penduduk


4.3.1 Metode Aritmatika

4.3.2 Metode Logaritma

AHMAD IHSANDI (2107112775) 46


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

4.3.3 Metode Least Square

4.3.4 Metode Geometri

AHMAD IHSANDI (2107112775) 47


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

4.5 Proyeksi Penduduk


Berdasarkan hasil perhitungan yang telah didapatkan, maka diperoleh nilai
satandar deviasi (S) dan nilai koefisien korelasi (R). Metode yang digunakan
untuk menghitung proyeksi penduduk adalah metode yang memiliki nilai S
terkecil dan nilai R yang paling mendekati 1 atau -1. Nilai S dan R, Hasil
perhitungan disajikan dalam tabel berikut,

Metode r s
Aritmatika 0.3063248 349837
Logaritma 0.18 17432.5
Least Square 0.39 210905
Geometri 17.361 5783.3

Metode Geometri merupakan metode yang paling tepat digunakan


untuk mengetahui jumlah penduduk di Kecamatan Pangkalan kerinci,
dikarenakan memiliki nilai S yang lebih kecil dari metode lain yaitu bernilai
5783.3. Setelah dilakukan perhitungan menggunakan metode geometri,
maka didapatkan jumlah penduduk dari tahun 2023 sampai 2042, berikut
hasil proyeksi yang di sajikan dalam bentuk tabel,

No Tahun Proyeksi
1 2023 108025
2 2024 109087
3 2025 110159
4 2026 111242
5 2027 112335
6 2028 113439
7 2029 114554
8 2030 115679
9 2031 116816
10 2032 117964
11 2033 119124
12 2034 120294
13 2035 121476
14 2036 122670
15 2037 123876
16 2038 125093
17 2039 126323

AHMAD IHSANDI (2107112775) 48


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

18 2040 127564
19 2041 128818
20 2042 130084

DAFTAR PUSTAKA
Afifaldi, m. (2019). Teknis pewadahan sampah. Jakarta: universitas
Anggela, R., Rina, R., Rosanti, R., & Eviliyanto, E. (2020). Sosialisasi daur ulang
sampah sebagai upaya peningkatan kesadaran lingkungan pada masyarakat
bantaran sungai kapuas. GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada
Masyarakat, 4(2), 228-238.
Athiyah, U. (2014). Peranan dinas tata kota pertamanan dan kebersihan dalam
meningkatkan kebersihan di kecamatan pangkalan kerinci kabupaten
pelalawan. Fakultas ekonomi dan ilmu sosial universitas islam negeri sultan
syarif kasim riau pekanbaru
Dobiki, j. (2018). Analisis ketersedian prasarana persampahan di pulau kumo dan
pulau kakara di kabupaten halmahera utara. Spasial, 5(2), 220-
228.kecamatan pangkalan kerinci dalam angka.
Damanhuri, e. (1995). Teknik pembuangan akhir (tpa). Diktat kuliah.
Damanhuri, E., et, all. (2004). Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah TL-3150.
Teknik Lingkungan ITB Edisi Semester I 2004/2005
Damanhuri, erni dan tri padmi. 2010. Diktat kuliah pengelolaan sampah, institut
teknologi bandung. Bandung.
Damanhuri, e., & padmi, t. (2016). Penegelolaan sampah terpadu.
Diktat kementrian pu tahun 2013 tentang materi bidang sampah.
Fitriyadi, R. H., & Purwanto, T. S. (2021). Perancangan sistem insinerator skala
tps. Fti.
Izharsyah, J. R. (2020). Analisis strategis Pemko Medan dalam melakukan sistem
pengelolaan sampah berbasis open dumping menjadi sanitary
landfill. Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan
Hummanioramaniora, 4(2), 109-117.
kecamatan tegallalang kabupaten gianyar tahun 2022. Jurnal Kesehatan
lingkungan (jkl), 12(1), 7-16.
Manurung, d. W., & santoso, e. B. (2020). Penentuan lokasi tempat pemrosesan

AHMAD IHSANDI (2107112775) 49


Tugas Besar Pengeloaan Sampah Perkotaan 2023
Kecamatan Pangkalan Kerinci

akhir (tpa) sampah yang ramah lingkungan di kabupaten bekasi. Jurnal


Teknikits, 8(2), c123-c130.
Nim, a. (2016). Kualitas pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas simpang
tiga kecamatan banyuke hulu kabupaten landak. Publika jurnal ilmu
administrasi negara (e-journal), 4(4).
Sampang, m. Analisis pengelolaan sampah pada masyarakat desa disanah
kecamatan sreseh kabupaten sampang.
Saprillah, s. (2017). Rumah ibadah sebagai medan kontestasi
beragama. Harmoni, 16(2), 357-373.
Sonia, n. K. H., aryana, i. K. K., & jana, i. W. W. (2022). Hubungan tingkat
pengetahuan dan pekerjaan kepala keluarga dengan tingkat partisipasi dalam
pelaksanaan program bank sampah (studi dilaksanakan di desa sebatu.
SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
Perkotaan.
SNI 19-3964-1994 tentang Metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan
dan komposisi sampah perkotaan.
Tchobanoglous, George. 1993. Integrated Solid Waste Management Engineering
Principles and Management Issues. Mc Graw Hill.Inc: Singapore.
trisakti.wardana, d. P. (2016). Pengaruh pembangunan ekonomi terhadap
pembangunan manusia di kalimantan timur. Inovasi, 12(2), 179-191.
Undang-undang nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah.

AHMAD IHSANDI (2107112775) 50

Anda mungkin juga menyukai