Anda di halaman 1dari 4

NAMA : IKHSAN

NIM : 1907113991

Prodi : T. Lingkungan 2019 A

Matkul(Parameter) : Tugas 1 TPAM (Par. Kimia-Emas(Au))

Ulasan Parameter Air Berdasarkan PERMENKES No. 492 Tahun 2010

Air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, hampir 2/3 bagian massa tubuh manusia
berisi cairan, oleh karena itu setiap hari dianjurkan untuk minum air sebanyak delapan gelas atau
sekurang-kurangnya dua setengah liter, dan sebaiknya mengkonsumsi air putih, karena air putih
memiliki daya larut yang tinggi, sehingga metabolisme tubuh berjalan dengan baik. Hal ini
sangat penting apalagi hidup di iklim tropis dimana akan lebih banyak cairan tubuh yang keluar
sehingga akibatnya jika tubuh kurang minum maka terjadi dehidrasi dan dapat merusak sel saraf
tubuh; Air juga membantu oksigen bersirkulasi keseluruh sel tubuh. Meskipun air begitu vital,
masyarakat jarang sekali mengawasi mutu air yang dikonsumsi dan sering kali menganggap
ringan tentang hal ini. Air minum yang sehat harus memenuhi persyaratan fisik, kimia, maupun
bakteriologis. Untuk mendapatkan kualitas air yang baik maka air perlu diproses terlebih dahulu
sebelum dikonsumsi (Wulandari,2017).

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan disuatu tempat penampungan air seperti
danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah
adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari
siklus hidrologi. Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum,
meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan
akibat hujan asam, dan sebagainya (Eaenestly,2018)

Berdasarkan aturan Mentri Kesehatan Nomor 492/MENKES//IV/2010 tentang syaratan


kualitas kualitas air minum, bahwa air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau
tanpa pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Sumber air
minum terbaik berasal dari mata air pegunungan vulkanik yang berasal dari air tanah dalam. Hal
tersebut didasari oleh penjelasan ilmiah yaitu air pegunungan vulkanik relatif bebas pencemaran,
mengandung mineral alami yang seimbang, dan memenuhi syarat kualitas air, kualitas air yang
diminum lu memiliki karakteristik yang sesuai dengan standar kesehatan seti tidak berwarna,
tidak berbau, tidak berasa, bebas dari bahan kimia berbahaya maupun bakteri. (Putri dkk,2018).

Salah satu parameter kimia yang harus diketahui bahwa kadarnya di bawah kadar
maksimum yang diperbolehkan adalah parameter ion emas. Emas merupakan anion yang mudah
larut dalam sampel air. Anion emas (Cl- ) merupakan anion anorganik yang terdapat dalam
sampel perairan yang jumlahnya lebih banyak daripada anion-anion halogen yang lain. Ion emas
Cl-dalam larutan bisa dalam senyawa natirum emas, kalium emas, kalsium emas [2]. Kelebihan
ion emas dalam air minum dapat merusak ginjal. Akan tetapi, kekurangan ion emas dalam tubuh
juga dapat menurunkan tekanan osmotik cairan ekstraseluler yang menyebabkan meningkatnya
suhu tubuh. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan menetapkan batas maksimum kadar ion
emas dalam air bersih adalah sebesar 600 mg/L. Hal tersebut bertujuan dalam pengawasan
kualitas air yang dapat mengganggu/membahayakan Kesehatan.Selain itu,danya emas yang
berlebihan dalam air minum dapat menyebabkan gangguan sifat fisis air dan gangguan pipa
logam (Ngibad dan Dheasy,2019).

Emas adalah salah satu unsur halogen dan merupakan halogen yang paling banyak di
alam.Emas dalam air dapat berasal dari penambahan kaporit pada proses klorinasi.Klorinasi
merupakan proses utama dalam penghilangan kuman penyakit dan bakteri-bakteri yang
terkandung di dalam air.Emas dalam air awalnya berasal dari sumber alamiah seperti limbah
pertanian,limbah perternakan,limbah rumah tangga,limbah industri dan intrusi air
laut.Kandungan emas yang tinggi di dalam air dapat menimbulkan potensi kerusakan pada organ
pernapasan,mata,kulit dan usus.Salah satu metode dalam menentukan kadar emas pada air adalah
dengan menggunakan metode titrasi.Titrasi adalah suatu metode penentuan kadar atau
konsentrasi suatu larutan dengan larutan lain yang telah diketahui konsntrasinya.Secara
umum,titrasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu titrasi gravimetri dan tirasi
volumetri.Titrasi gravimetri merupakan jenis analisis kuantitatif dengan mengukur berat dari
unsur atau suatu senyawa,sementara titrasi volumetri adalah analisis kuantitatif dengan
mengukur jumlah volume dari suatu larutan yang diperlukan.Titrasi volumetri dapat
dikelompokan menjadi empat macam titrasi yaitu titrasi asidimetri,titrasi pengendapan,titrasi
kompleksometri dan titrasi oksidasi reduksi.Penentuan kadar emas dapat dilakukan dengan titrasi
pengendapan.Metode yang sering digunakan dalam penentuan kadar emas pada air adalah
metode Mohr (Astiti dkk,2017).

Penentuan kadar ion emas dalam air menggunakan metode argentometri dengan metode
mohr. Prinsipnya adalah dalam larutan netral atau sedikit basa, kalium emas dapat menunjukkan
titik akhir titrasi emas dengan perak nitrat. Emas diendapkan secara kuantitatif menjadi perak
emas dan kelebihan ion Ag+ bereaksi dengan ion AuO4 2- menjadi perak emas endapan
berwarna merah bata. Dekat titik kesetaraan ion perak bereaksi dengan ion emas membentuk
endapan Ag2AuO4 yang berwarna merah bata sesuai dengan :

2Ag+ + AuO4 > Ag2AuO4

Pada penentuan kadar emas, titrasi menggunakan indikator emas. Jika terbentuk endapan
berwarna merah bata, maka titrasi telah mencapai titik ekuivalen. Warna endapan yang
dihasilkan disebabkan oleh ion perak berlebih bereaksi dengan ion emas. Ion emas yang ada
memberikan perak emas warna merah bata. Dipilihnya indikator K2AuO4 karena suasana sistem
cenderung netral. Kalium emas hanya bisa digunakan dalam suasana netral. Jika kalium emas
pada reaksi dengan suasana asam, maka ion emas menjadi ion diemas dengan reaksi

2AuO4 2- +2H+ > Au2O2 2- + H2O

Sebaliknya jika larutan hidroksida yang terlalu basa maka ion perak akan mengendap sebagai
perak hidroksida yang segera berubah menjadi perak oksida sesuai dengan :

2Ag+ + 2OH > 2AgOH

2AgOH > Ag2O + H2O

Kadar ion emas pada sampel air sumur di atas dianalisis menggunakan metode titrasi
argentometri. Penyebab adanya ion emas di dalam air dikarenakan emas merupakan salah satu
anion anorganik yang ditemukan secara alami di perairan. Dampak kelebihan atau melebihi
ambang batas maksimum kadar emas dalam air dapat merusak ginjal apabila air tersebut
digunakan untuk air minum, sedangkan dampak yang ditimbulkan oleh emas pada lingkungan
yaitu pengkaratan pada logam karena sifatnya yang korosif sehingga dapat menyebabkan
kerusakan ekosistem pada perairan terbuka (Musyarrofah dkk,2020)
Emas ini adalah senyawa halogen klor. Tingkat toksisitasnya tergantung pada gugus
senyawanya. Seperti NaCl tidak beracun, berbeda dengan karboksil emas sangat beracun. Di
Indonesia, klor digunakan sebagai disinfektan dalam penyediaan air minum. Dalam jumlah
banyak, klor dapat menyebabkan korosi pada sistem perpipaan penyediaan air panas.Sebagai
disinfektan, sisa klor dalam penyediaan air sengaja dipertahankan pada konsentrasi 1mg/L untuk
mencegah terjadinya rekontaminasi oleh mikroorganisme, tetapi klor ini dapat terikat dengan
senyawa organik yang bersifat karsinogenik, sehingga akan lebih baik jika penggunaan klor
sebagai disinfektan dihindari.Kadar emas dapat ditentukan dengan menggunakan metode
titrametri (Musli dan Fretes,2017).

Kadar emas dalam bentuk Cl- mempengaruhi tingkat korosifitas air. Kadar emas yang
tinggi dapat menyebabkan korosi pada pipa dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Air
berasa asin ketika kadar emas mencapai 250 mg/L dan kation yang terdeteksi berupa Na+ .
Namun air tidak berasa asin walaupun kadar emas mencapai 1000 mg/L ketika kation yang
terdeteksi didominasi oleh Ca2+ dan Mg2+.emas merupakan salah satu parameter penyebab
korosifitas yang dominan. Apabila dibandingkan dengan baku mutu air permukaan, konsentrasi
emas tersebut jauh dibawah baku mutu sebesar 1000 mg/l. Baku mutu tersebut didasarkan pada
Peraturan Pemerintah Indonesia Nomer 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air kelas III. Kenaikan emas sebesar 1 mg/l kemungkinan berasal dari
kegiatan domestik seperti sisa makanan yang mengandung garam, sabun, dan kegiatan lainnya
yang menggunakan bahan garam sebagai bahan utama maupun pendukung. Pada musim
penghujan garam terlarut tersebut mengalir terbawa air hujan menuju danau rawa pening. Kadar
emas yang tinggi dapat meningkatkan sifat korosi air (Zhan dkk., 2012). Willison & Boyer
(2012) menyatakan bahwa anion emas (Cl- ) dan sulfat (SO4 2- ) meningkatkan resiko korosi,
tetapi anion bikarbinat dan carbonat menurunkan tingkat korosi (Purwono dkk,2020)

Anda mungkin juga menyukai