LIMBAH PADAT
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
TINGKAT/SEMESTER : II D-IV/IV
PENDAHULUAN
Juli Soemirat (1994) berpendapat bahwa sampah adalah sesuatu yang tidak
dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Azwar (1990) mengatakan yang
dimaksud dengan sampah adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan
yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri) tetapi bukan biologis karena
kotoran manusia (human waste) tidak termasuk kedalamnya. Manik (2003)
mendefinisikan sampah sebagai suatu benda yang tidak digunakan atau tidak
dikehendaki dan harus dibuang, yang dihasilkan oleh kegiatan manusia.
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai
tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan,
pemindahan/pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. TPA merupakan tempat
dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap
lingkungan disekitarnya. Karena diperlukan penyediaan fasilitas dan pengakuan
yang benar agar keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik.
Di lokasi pemrosesan akhir tidak ada proses penimbunan sampah, tetapi juga
wajib terdapat 4 (empat) aktivitas utama penangan sampah di lokasi TPA :
Pemilahan Sampah
Daur ulang sampah non-hayati (an-organik)
Pengomposan sampah hayati (organik)
Pengurugan/penimbunan sa,pah residu dari proses di atas di lokasi pengurugam
atau penimbunan (landfill).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perencanaan Pembuatan Tempat Pembuangan Akhir ( TPA )
2. Bagaimana Perhitungan kapasitas yang sesuai pada suatu wilayah
perencanaan TPA
3. Bagaimana Memperhitungkan jumlah sampah yang mungkin terkumpul
pada 20 tahun mendatang.
1.3 Tujuan Penulisan
1. Merencanakan Pembuatan Tempat Pembuangan Akhir ( TPA )
2. Memperkirakan Berapa kapasitas yang sesuai pada suatu wilayah
perencanaan TPA
3. Memperhitungkan jumlah sampah yang mungkin terkumpul pada 20 tahun
mendatang.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Penulisan ini dapat memberikan rekomendasi mengenai kapasitas yang
sesuai untuk penentuan TPA di Kecamatan Payung.
2. Menghasilkan jumlah perkiraan sampah yang mungkin dihasilkan oleh
masyarakat Kecamatan Payung Pada 20 tahun mendatang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sampah
Sampah dapat diartikan sebagai benda yang tidak terpakai, tidak diinginkan
dan dibuang atau sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau
sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia serta tidak terjadi dengan
sendirinya (Wahid Iqbal dan Nurul C., 2009: 274). Berdasarkan SK SNI 19-2454
(2002: 1), sampah adalah limbah yang padat yang terdiri dari zat organik dan
anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan terus dikelola agar tidak
membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan.
Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa sampah merupakan benda
atau zat padat baik organik maupun anorganik akibat aktivitas manusia yang tidak
digunakan lagi kemudian dibuang serta dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan.
a. Berdasarkan karakteristiknya
1) Garbage, adalah sampah yang dapat terurai, berasal dari pengolahan
makanan baik oleh restoran, rumah tangga, hotel.
2) Rubbish, adalah sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan, baik
yang mudah terbakar maupun yang tidak mudah terbakar.
3) Ashes, adalah hasil sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah terbakar
seperti hasil pembakaran padi yang sudah dipanen pada masyarakat petani,
abu rokok, hasil pembakaran sampah tebu.
4) Large wastes, yaitu berupa barang-barang hancuran dari bangunan, bahan
bangunan (seperti pipa, kayu, batu, batu bata), mobil, perabotan rumah,
kulkas, dll.
5) Dead animals, adalah bangkai binatang yang mati karena faktor alam,
tertabrak kendaraan atau sengaja dibuang orang.
6) Sewage treatment process solids misalnya pengendapan kotoran
7) Industrial solid waste, adalah sampah yang berasal dari aktivitas industri
atau hasil buangan pabrik-pabrik, seperti bahan-bahan kimia cat, bahan
ledak. Mining wastes, misalnya logam, batu bara, bijih besi.
8) Agricultur wastes, misalnnya pupuk kandang, sisa-sisa hasil panen dan
lainnya. (Laurent Hodges, 1976: 280-281)
b. Berdasarkan jenis atau zat kimia yang terkandung dalam sampah
dibedakan menjadi:
1) Sampah organik, misalnya makanan, daun, sayur dan buah.
2) Sampah anorganik, misalnya logam, pecah-belah, abu, kertas. (Wahid Iqbal
dan Nurul C, 2009: 275-276)
c. Berdasarkan sifatnya digolongkan menjadi 4 macam, yaitu:
1) Sampah yang mudah terurai atau membusuk (degradable waste) Misalnya:
sisa makanan, potongan daging dan daun.
2) Sampah yang sukar membusuk atau terurai (non-degradable waste)
Misalnya: plastik, kaleng dan kaca.
3) Sampah yang mudah terbakar (combustible) Misalnya: plastik, kertas dan
daun kering.
4) Sampah yang tidak mudah terbakar (non-combustible) Misalnya: besi,
kaleng dan gelas. (Wahid Iqbal dan Nurul C, 2009: 275-276)
Sampah berbentuk kotoran manusia terdiri atas tinja dan air seni. Senyawa
kimia yang terkandung di dalam sampah, merupakan sumber senyawa bagi
kehidupan makhluk hidup, khususnya mikroorganisme, sehingga di dalam sampah
terkandung pula kehidupan yang tersusun oleh bakteri dan jamur (paling besar),
protozoa, cacing, virus, mikroalge serta serangga. Pada umumnya kelompok
kehidupan yang didapatkan di dalam sampah tersusun oleh:
Kelompok pengurai adalah bakteri dan jamur yang mampu untuk mengurai
senyawa organik menjadi senyawa atau unsur lain yang lebih sederhana
Kelompok patogen penyebab penyakit adalah bakteria, jamur, virus dan
protozoa penyebab penyakit perut, kulit dan pernapasan;
Kelompok penghasil racun adalah bakteri dan jamur yang dapat menyebabkan
keracunan pada air ataupun bahan kimia;
Kelompok pencemar, umumnya kalau pada sampah tersebut dikenai oleh
kotoran manusia ataupun hewan, atau oleh kehadiran lumpur/ air selokan.
Kelompok pengurai di dalam sampah sangat menguntungkan, karena berfungsi
antara lain di dalam penurunan volume atau bobot sampah dalam proses
pengomposan. Sudrajat (2006) mengemukakan sumber sampah yang terbanyak
berasal dari pemukiman dan pasar tradisional. Sampah pasar khusus seperti
sayur mayur, pasar buah, dan pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian
besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah
dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75%
terdiri atas sampah.
3.2.3 Topografi
3.2.4 Hidrologi
Secara hidrologi kecamatan Payung merupakan bagian dari dua daerah
aliran sungai yakni wampu dan lawe alas renun.
Secara umum aspek hidrologi kecamatan Payung adanya penguapan air,
penguapan udara, aliran sungai kedanau, aliran air bawah tanah, penyerapan
air oleh pepohonan, turunnya hujan didaerah lereng dan pegunungan, serta
kondensasi air diawan.
3.2.5 Iklim
Curah hujan dikecamatan payung tahun 2019 tertinggi pada bulan april
sebesar 348 MM dan terendah pada bulan juli sebesar 17 MM sedangkan
jumlah dari hari hujan tertinggi pada bulan November sebanyak 23 hari dan
terendah pada bulan Januari dan Juni sebanyak 4 hari.
Kependudukan
Pekerjaan
Kependudukan Jumlah
PNS 38 Orang
Guru 45 orang
Dokter 6 orang
Perawat 12 orang
Bidan 10 orang
Umur
Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk
Laki-Laki Perempuan Total
53.640 orang 70.560 orang 124.200 orang
Fasilitas Pendidikan
FASILITAS PENDIDIKAN
SD SMP SMA SMK
Jumlah Sekolah 6 3 3 1
Jumlah Guru 138 63 111 24
Jumlah Murid Sd 1639 1209 2058 501
Fasilitas Kesehatan
FASILITAS KESEHATAN
UNIT JUMLAH
1. Rumah sakit umum 1
2. Rumah Sakit Bersalin 2
3. Poli Klinik 5
4. Puskesmas . 2
5. Puskesmas Pembantu 1
6. Apotik 10
7. Tenaga Kesehatan
- Dokter 6
- Perawat 12
- Bidan 10
8. Pelayanan Kesehatan
- Ibu Hamil 387
- Persalinan 389
- Bayi 340
- Anak 520
9. Klinik Keluarga Berencana
- Depkes 2
- Abri 1
- Swasta 1
1o. PPKBD 1
Fasilitas Peribadatan
FASILITAS PERIBADATAN
UNIT JUMLAH
Masjid 9
Gereja protestan 26
Gereja katolik 23
Fasilitas Pemerintah
FASILITAS PEMERINTAH
UNIT JUMLAH
Kantor camat 1
KUA 1
P3NTR 1
Fasilitas Perekonomian
FASILITAS PEREKONOMIAN
UNIT JUMLAH
Pasar 5
Toko 573
Terminal 4
Hotel 22