BAB I
PENDAHULUAN
Laporan Pendahuluan 1
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Pendahuluan 2
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Pendahuluan 3
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
BAB II
LANDASAN TEORI
Laporan Pendahuluan 4
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Pendahuluan 5
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Pendahuluan 6
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Pendahuluan 7
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
terikat dengan beton sama untuk sisi lainnya tetapi terikat pada
pelat lainnya.
4. Sambungan Memanjang
Pemasangan sambungan memanjang tergantung dari lebar
perkerasan kaku yang akan direncanakan, jika lebar perkerasan
melebihi 4,20 m maka memerlukan lebih dari satu sambungan
didesain secara tipikal posisinya terhadap pembagian lajur lalu
lintas. Tie bar dipasang untuk menghindari perbedaan lendutan
antar pelat dalam arah memanjang yang terbuat dari baja lunak.
Pada bagian tengah tebal pelat dipasang Tie bar.
5. Lapisan Pondasi Bawah
Pada umumnya material yang bersifat keras, kuat, tahan lama,
tidak mengalami reaksi kimia serta dapat dipadatkan dengan baik
seperti material berbutir menggunakan semen sebagai bahan
pengikatnya atau beton tumbuk digunakan untuk lapis pondasi
bawah.
Menurut Alamsyah (2006) tujuan dan keuntungan penggunaan
lapisan pondasi bawah pada struktur perkerasan di antaranya:
Daya dukung tanah bertambah besar. - Membuat kestabilan pada
lantai kerja.
Daya dukung permukaan yang sama.
Meminimalisir deformasi pada sambungan pelat beton untuk
menjamin pendistribusian beban melewati sambungan dalam
jangka waktu yang cukup lama.
Mencegah pemuaian atau penyusutan yang diakibatkan dari
volume lapisan tanah dasar yang berubah.
Untuk menghindari pumping, air yang keluar dari sambungan
maupun tepi pelat.
Laporan Pendahuluan 8
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Pendahuluan 9
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Pendahuluan 10
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Pendahuluan 11
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
antara lain pasangan batu dengan mortar, pasangan batu kosong, beton,
kayu dan sebagainya. Dinding penahan tanah merupakan suatu struktur
yang direncanakan dan dibangun untuk menahan tekanan tanah lateral yang
ditimbulkan oleh tanah urug atau tanah asli yang labil, sehingga dinding
penahan tanah aman terhadap pergeseran, penggulingan dan keruntuhan
kapasitas dukung tanah. Fungsi utama dari konstruksi dinding penahan
tanah ialah menahan tanah yang berada di belakangnya dari bahaya longsor
akibat:
1. Benda-benda yang berada di atas tanah (perkerasan dan konstruksi jalan,
jembatan, kendaraan dan lain-lain).
2. Berat tanah.
3. Berat air (tanah).
Menurut Hyo dkk. (2016) dinding penahan tanah adalah suatu konstruksi
penahan agar tanah tidak longsor. Konstruksi ini digunakan untuk suatu
tebing yang agak curam atau tegak yang jika tanpa dinding penahan tebing
tersebut akan longsor. Dinding penahan tanah juga digunakan bila suatu
jalan dibangun berbatasan dengan sungai, danau atau tanah rawa. Bahan
yang digunakan di belakang dinding penahan tanah disebut tanah urugan
(backfill). Tanah urugan ini sebaiknya dipilih dari bahan yang lolos air atau
tanah berbutir seperti pasir, kerikil atau batu pecah. Tanah lempung sangat
tidak disarankan untuk digunakan sebagai tanah urugan. Pemilihan macam
dinding penahan tanah tergantung dari pertimbangan teknik dan ekonomi.
Yang perlu diperhatikan adalah sifat-sifat tanah asli, kondisi tanah urugan,
kondisi lingkungan setempat dan kondisi lapangan.
Menurut Syofyan dan Frizaldi (2017), dinding penahan tanah (retaining
wall) dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Dinding penahan gravitasi (gravity wall)
Dinding penahan tanah ini biasanya dibuat dari beton murni (tanpa
tulangan) atau dari pasangan batu kali, walaupun kadang beberapa dibuat
dengan beton bertulang namun dengan tulangan yang sedikit.
Penggunaan dinding penahan ini biasanya untuk menahan tanah pada
lereng yang terlalu tinggi dan pada tepi sungai. Stabilitas konstruksinya
diperoleh hanya dengan mengandalkan berat sendiri dari konstruksinya.
Untuk mendapatkan total tekanan tanah yang bekerja, perhitungan
dilaksanakan dengan grafis, apabila digunakan cara teori Coulomb. Pada
Laporan Pendahuluan 12
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Gambar 2.3 Dinding penahan tanah gravitasi (gravity wall) (Muhyamin, 2016)
Laporan Pendahuluan 13
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Gambar 2.6 Dinding penahan tanah butters (butters wall) (Muhyamin, 2016)
Laporan Pendahuluan 14
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
5. Sampah Industri
Sampah industri terdiri dari sampah padat yang berasal dari industry-
industri, pengolahan hasil bumi.
6. Sampah Pertambangan
Sampah yang dihasilkan dari kegiatan pertambangan.
Laporan Pendahuluan 15
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Pendahuluan 16
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
1. Reduce
Reduce merupakan upaya pengelolaan sampah dengan cara mengurangi
dan menghentikan penggunaan barang-barang yang berpotensi untuk
menghasilkan material sisa setelah dipakai. Saat ini metode reduce sudah
mulai banyak digalakkan oleh masyarakat Indonesia khususnya dalam
penggunaan barang plastik.
Contoh reduce adalah memakai produk yang kemasannya bisa didaur
ulang, mengurangi pemakaian produk sekali pakai, meminimalisir
kegiatan belanja barang yang tidak dibutuhkan, dan meningkatkan
penggunaan produk isi ulang.
2. Reuse
Laporan Pendahuluan 17
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Pendahuluan 18
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Pendahuluan 19
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Pendahuluan 20
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Pendahuluan 21
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Pendahuluan 22
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
langsung ke pulley penggerak. Sabuk yang berada diatas roller akan bergerak
melintasi roller sesuai dengan kecepatan putaran dan pulley penggerak.
Peletakan tumbuhan pada jalur hijau jalan merupakan jarak tumbuhan
dengan perkerasan serta jarak antara tumbuhan di jalur tanam. Penentuan
tipe vegetasi yang hendak ditanam dalam perencanaan penanaman jalur
hijau jalan butuh memikirkan segi ekologis (iklim, tanah, sinar matahari,
drainase, keadaan lokasi), bentuk tumbuhan, khasiat, serta pertimbangan
lain. Tumbuhan yang dijadikan jalur hijau jalan hendaknya tidak cuma
memiliki satu peranan, namun pula guna lain ialah segi ekologis, segi
estetika, segi keselamatan, serta segi kenyamanan, dan bagaikan pemberi
identitas sesuatu wilayah (Menteri PU, 2012).
Menutut Arifin HS (1993) menyatakan jika ketepatan pemilihan tipe
vegetasi dengan mencermati mutu tumbuhan gunanya hendak lebih berguna
daripada hanya mengandalkan jumlah. Bagian tumbuhan yang
dipertimbangkan gunanya merupakan organ batang, daun, buah, bunga,
serta perakarannya, dan watak perkembangannya yang bisa memunculkan
kesan keelokan, menghasilkan aroma fresh, serta corak yang menarik.
Terdapat sebagian guna tumbuhan yang lebih diutamakan dalam
penyusunan jalur hijau, ialah tumbuhan buat guna penyangga, guna
keselamatan, guna identitas. serta guna estetika.
Mutu udara yang kurang baik bisa pengaruhi kesehatan warga perihal
tersebut bisa memunculkan penyakit berbentuk kendala saluran pernafasan,
kendala organ dalam, kendala syaraf, gangguang reproduksi merendahkan
kecerdasan anak dan bisa memunculkan kematian (Devianti muziansyah
dkk, 2015). Sehingga dari itu perlu terdapatnya upaya buat kurangi kasus
pencemaran tersebut, dengan metode penuhi kebutuhan jalur hijau yang
mempunyai peranan selaku penyerap emisi gas buang kendaraan.
Keberadaan tanaman ialah salah satu pemecahan yang bisa menanggulangi
pencemaran udara disebabkan sifat alamiah tanaman yang bisa mengganti
gas CO sebagai Oksigen lewat proses yang dinamakan fotosintesis tidak
hanya berperan bagaikan pemecahan untuk menanggulangi pencemaran
udara tanaman bisa berperan selaku peneduh yang bisa memperbaiki iklim
mikro, bagaikan pengarah pandang serta membagikan nilai estetika
kawasan. Berikut ini merupakan tipe tanaman yang sanggup menyerap emisi
gas buang kendaraan berbentuk gas CO serta NO2 yaitu Tumbuhan
Laporan Pendahuluan 23
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
BAB III
KONSULTAN PENGAWAS
Laporan Pendahuluan 24
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Pendahuluan 25
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Pendahuluan 26
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
1. Tenaga Ahli
Laporan Pendahuluan 27
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
2. Tenaga Pendukung
- Pengawas
Tahap Persiapan
Laporan Pendahuluan 28
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
6) Kejelasan spesifikasi;
Tahap Pemeliharaan
Laporan Pendahuluan 29
Konsultan Pengawasan Bangunan TPS-3R Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber
Laporan Pendahuluan 30