PENDAHULUAN
1.3 SASARAN
Sasaran laporan periodik sampah harian Kabupaten Banyumas
Tahun 2018 yang dituju adalah tersusunnya informasi volume sampah
harian di Kabupaten Banyumas Tahun 2018 dalam upaya
peningkatan kualitas lingkungan hidup khususnya dalam pengelolaan
persampahan di Kabupaten Banyumas untuk memberikan dukungan
pada keberlanjutan keberadaan, kehidupan dan kesejahteraan
masyarakat di wilayah Kabupaten Banyumas pada khususnya dan
masyarakat umum pada umumnya. Walaupun sampah merupakan
sesuatu yang mengganggu sanitasi, namun upaya pengelolaannya
justru akan membantu perekonomian masyarakat.
2.1 SAMPAH
2.1.1. Pengertian Sampah
Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses
produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Sementara di
dalam Undang Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia
atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat
organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai
yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.
Menurut Ruslinda (2006), komposisi sampah dipengaruhi oleh cuaca,
frekuensi pengumpulan sampah, musim, tingkat sosial ekonomi,
pendapatan per kapita masyarakat dan pengemasan produk. Jika
sampah tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai
estetika, vektor penyakit, dan timbulan pencemaran pada air tanah.
2.1.2. Jenis Sampah
Pada prinsipnya sampah dibagi sesuai dengan bentuknya dibagi
menjadi sampah padat, sampah cair, sampah dalam bentuk gas (fume,
smoke). Sampah padat menurut Dainur (1995) dapat dibagi menjadi
beberapa jenis yaitu :
a. Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya
1) Sampah anorganik misalnya : logam-logam, pecahan kaca, dan
plastik
2) Sampah organik misalnya : sisa makanan, bangkai hewan, dan
kertas
b. Berdasarkan dapat tidaknya dibakar
1) Mudah terbakar misalnya : plastik, kertas, kayu, kain
2) Tidak mudah terbakar misalnya : besi, baja, kaca, kaleng
3.2. PELAKSANAAN
1. Mengamati perilaku pengelolaan sampah
Pengamatan sebagai data primer dilakukan langsung dilapangan
dengan mengamati perilaku pengelolaan sampah oleh masyarakat sejak
dari timbulan sampah hingga Tempat Pemrosesan Akhir sampah (TPA).
Pengamatan tersebut dilakukan di permukiman, kantor, sekolah, rumah
makan, pasar, terminal, Bank Sampah dan lainnya. Dilakukan pula
pengumpulan data sekunder dilakukan ke instansi yang mengelola
sampah.
2. Pengambilan sampel timbulan sampah
4.2. TOPOGRAFI
Wilayah Kabupaten Banyumas lebih dari 45 % merupakan daerah
dataran yang tersebar di bagian tengah dan selatan serta membujur dari
barat ke timur dengan karakteristik topografi yang bervariasi berupa
dataran rendah, dataran tinggi dan perbukitan. Daerah dataran rendah
terutama berada di bagian selatan yang merupakan daerah pertanian,
selebihnya merupakan daerah dataran tinggi dan perbukitan di sebelah
utara yang merupakan kaki Gunung Slamet, dengan ketinggian sebagian
besar berada pada kisaran 25 - 100 meter di atas permukaan laut yaitu
42.310,3 Ha dan 100 - 500 meter di atas permukaan laut yaitu seluas
40.385,3 Ha, sisanya pada ketinggian lebih dari 500 meter di atas
permukaan laut.
Wilayah Kabupaten Banyumas berdasarkan ketinggian tempatnya
dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Dataran rendah dengan ketinggian 0 – 25 meter di atas
permukaan laut (dpl) mempunyai luas 26.724,4 Ha atau 23,13% dari
3 PICK UP 4 2 1 7 Berfungsi
4 RODA 3 1 12 1 14 Berfungsi
GEROBAK
5 - 2 15 17 Berfungsi
SAMPAH
JUMLAH 19 23 20 62 Berfungsi
1. Pewadahan
Sampah, sebelum dikelola, pertama kalinya materi sampah akan
singgah di suatu tempat yang disebut tempat sampah atau wadah sampah.
Individu atau setiap pribadi dalam masyarakat yang kesehariannya
menyelenggarakan aktivitas, akan menghasilkan sampah yang akan
dibuang ke wadah sampah. Individu atau pribadi dalam masyarakat telah
membuang sampah melalui berbagai cara. Sampah dibuang ke wadah
tempat sampah yang meliputi berbagai bentuk yakni dalam bentuk galian
tanah, wadah atau tempat yang berasal dari berbagai bahan seperti plastik,
anyaman bambu, ban mobil bekas, kaleng, drum, tembok dan lain
sebagainya sesuai kondisi masing-masing.
Galian tanah sebagai bentuk wadah, merupakan cara lama yang masih
dikembangkan oleh masyarakat. Dampak positif dan negatif bentuk
tersebut, bagaimanapun juga telah membantu dalam pengurangi volume
sampah. Walaupun demikian, bentuk sampah tersebut akan dapat
terdegradasi langsung menghasilkan bentuk akhir kembali ke tanah.
Namun pada materi yang tidak mampu didekomposisi oleh alam, akan
tetap terwujud seperti semula dan justru akan berpengaruh negatif
terhadap struktur dan tekstur tanah, sehingga tetap saja harus
JUMLAH KETUA
NO NAMA BANK SAMPAH BANK BANK SK KET
SAMPAH SAMPAH
I OPD DINAS JAJARAN KABUPATEN
1 Sekretaris DPRD 1
2 Sekretaris Daerah 1
3 Dinas PMPPTSP 1
4 Dinas Perumahan & Permukiman 1
5 Dinas Lingkungan Hidup 1
6 Dindukcapil 1
7 Dinpertan 1
8 Dinporabudpar 1
9 Dinas Komunikasi & Informatika 1
10 Dinkanak 1
11 Dinas Tenaga Kerja Koperasi 1
12 Dinas Pekerjaan Umum 1
13 Dinas PPKBP3A 1
14 Dinas Perindag 1
15 Dinas Perhubungan 1
16 Satpol PP 1
17 Dinsospermades 1
NAMA
JUMLAH BANK
NO OPD KETUA BANK SAMPAH SK KET
SAMPAH
WILAYAH
SELENGKAPNYA DILAMPIRAN 4
2. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah menjadi masalah di banyak tempat, bahkan
sampah sempat dijadikan komuditas untuk kepentingan tertentu.
Meski setiap hari manusia selalu menghasilkan sampah, manusia pula
yang paling menghindari sampah. Sampah dikelola dengan konsep
buang begitu saja (open dumping), buang bakar (dengan incenerator
atau dibakar begitu saja), gali tutup (sanitary landfill), ternyata tidak
memberikan solusi yang baik, terlebih jika pelaksanaannya tidak
disiplin.
Adanya pengelolaan sampah sejak dari timbulan sampah hingga
akhir, tidak ada yang semakin baik, justru masyarakat semakin
menjauh dari sampah. Pada kondisi tersebut menjadi sebuah
kenyataan bahwa warga menolak kehadiran TPA (Tempat Pemrosesan
Akhir Sampah). Sementara beberapa jenis sampah seperti sampah
organik, plastik, atau kaleng-kaleng yang sulit terurai perlu mendapat
perhatian untuk di daur ulang. Dalam konteks tersebut perlu
didapatkan solusi penanganan sampah yang tepat, yang mampu
mengeliminir menumpuknya timbunan sampah.
Pada umumnya jenis dan komposisi sampah di perkotaan terdiri
atas sampah organik sebanyak 52,88%, sampah kertas dan plastik
masing-masing 11,24 % dan 26,08 %, kaca dan logam masing-masing
3,86 % dan 2,66% dari total sampah yang diproduksi setiap harinya,
menunjukkan bahwa sampah semakin harus dikelola dengan baik,
atau bahkan harus ada cara untuk penanganan yang lebih baik.
Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang pesat di
Pasar Banyumas
Pasar Cermai
Keterangan;
Sampah pasar di angkut setiap hari dari TPS ke TPA
Tidak ada tempat sampah di lingkungan pasar
Area depan pasar digunakan sebagai TPS
Sampah di sekitar pasar di bersihkan 2 kali dalam 1 hari
Keterangan;
Sampah pasar di angkut setiap hari kecuali hari kamis dari TPS ke
TPA
Pasar Kalisalak
Keterangan;
Sampah pasar dibakar di TPS
Tidak ada tempat sampah di lingkungan pasar
Sampah di amgkut ke tps setiap jam 11
Keterangan;
Pasar sedang di renovasi
Setiap kios pedagang menyediakan tempat sampah sendiri
TPS berada 100 meter dari pasar
Sampah di angkut ke tps setiap jam 10
Sampah dari TPS di angkut Setiap hari
Keterangan;
Tidak ada tempat sampah di lingkungan pasar
Sampah di angkut ke tps setiap jam 10
Pasar Kemukusan
Keterangan;
Sampah dari TPS ke TPA di angkut 1 minggu sekali
Sampah pasar di bersihkan dan di angkut ke TPS setiap jam 11
Tidak ada tempat sampah di lingkungan pasar
Pasar Kliwon
Keterangan;
Terdapat beberapa tempat sampah di lingkungan pasar namun tidak
di pergunakan dengan maksimal
TPS berupa gerobak sampah dan kotak sampah kecil yang berada di
depan pasar
Pasar di bersihkan setiap jam 2 siang
Keterangan;
Terdapat beberapa tempat sampah
Pasar terlihat bersih
Sampah di TPS di angkut seminggu sekali, jika sudah penuh sebelum
di angkut terkadang di bakar
Pasar Manis
Keterangan;
Pasar terlihat nyaman dan bersih
Sudah terdapat tempat sampah di setiap sudut pasar
Pasar Pahing
Keterangan;
Pasar sementara di pindah 100 meter ke utara dikarenakan sedang
renovasi
Sampah di TPS di ambil sekitar ½ bulan sekali paling lama
Sampah di TPS banyak bukan dari sampah pasar
melainkan warga sekitar yang membuang sampah juga di TPS pasar
Keterangan;
TPS berada jauh dari pasar
Sampah dari pasar di bersihkan dan di angkut sekitar jam 1
Sampah sayuran di biarkan di buang di area pasar
Pasar Pon
Keterangan;
Tidak terdapat tempat sampah di lingkugan pasar
Sampah di dalam pasar akan di angkut ke TPS setiap jam 12 siang
Kemudian akan di angkut Ke TPA jam 9 malam setiap harinya
Pasar Rawalo
Keterangan;
Sampah di TPS setiap 2 hari sekali di ambil
TPS menggunakan ruko tidak terpakai
Sudah di buatkan TPS khusus untuk pasar namun tidak berkenan
karena jauh dari pasar
Keterangan;
Sampah di ambil setiap hari sesudah pasaran
Keterangan;
TPS berada sekitar 200 meter dari pasar
Setiap hari setelah pasaran sampah di angkut ke TPS
Kemudian setiap 1 minggu sekali sampah di angkut ke TPA
Pasar Sokaraja
Keterangan;
Lahan kosong di gunakan sebagai TPS
Setiap harinya di ambil
kurangnya kepedulian pedagang untuk membuang sampah pada
tempatnya sehingga terlihat kotor
Keterangan;
tidak tersedianya tempat sampah di lingkugan pasar sehingga
pedagang membuang sampah kedepan atau sekitar kios
sampah di bersihkan setiap jam 12 dan di angkut ke TPA seminggu
sekali
Pasar Somagede
Keterangan;
Pasar berupa ruko sehingga pedagang sayur berdagang di depan ruko
ruko yang ada
Sampah di bakar
Pasar Tambaksogra
Keterangan;
Sampah di TPS di ambil tidak tentu harinya, paling lama 1 minggu
sekali
Sampah pasar di bersihkan jam 11 siang
Keterangan;
Pedagang menyediakan tempat sampah sendiri berupa keranjang
bambu
Sampah di TPS di angkut tidak menentu harinya pling lama 3 hari
sekali
8.1 KESIMPULAN
Berdasarkan data yang didapat dan pembahasan yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Timbulan sampah harian di Kabupaten Banyumas berdasarkan
jumlah penduduk dan konstanta yang telah ditentukan sebesar =
4.226.288/hari atau 4.226 m3/hari. Timbulan sampah yang dapat
diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir sampah (TPA) atas fasilitas
dari Dinas Lingkungan Hidup, serta dari masyarakat sebanyak
491,44 m3 /hari atau sekitar 12 persen. Sebagian besar timbulan
sampah tidak terbawa ke TPA. TPA di Kabupaten Banyumas yakni
di TPA Kaliori untuk wilayah Banyumas Timur.
2. Komposisi sampah rata-rata di Kabupaten Banyumas adalah:
1. Kertas = 11,24%
2. Kayu = 0,63%
3. Kain = 0,76%
4. Karet/Kulit = 0,66%
5. Plastik = 26,08%
6. Metal/Logam = 2,66%
7. Gelas/Kaca = 3,86%
8. Organik = 52,88%
9. Lain – Lain = 1,23%