Nim : 21/491174/PMU/11029
Prodi : Magister Pengelolaan Lingkungan
Tugas : Manajemen Lingkungan
Kajian kondisi dan situasi Lingkungan Hidup yang dituangkan dalam kajian
lingkungan hidup strategis rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD)
Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018, yang tertuang pada Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS), serta hasil pelaksanaan Focus Group Discusion merumuskan 3 isu strategis dengan
mempertimbangkan kriteria antara lain, menyangkut hajat hidup orang banyak, lintas
sectoral, lintas wilayah, diantaranya :
Secara administrasi kota ini terdiri dari 14 kecamatan dan 143 kelurahan dengan 885
RW dan 4446 RT. Kota ini berada pada ketinggian antara 0-25 m dari permukaan laut. Kota
makassar diapit dua buah sungai yaitu: Sungai Tallo yang bermuara disebelah utara kota dan
Sungai Jeneberang bermuara pada bagian selatan kota.Penduduk Kota Makassar pada tahun
2000 adalah 1.130.384 jiwa yang terdiri dari laki-laki 557.050 jiwa dan perempuan 573.334
jiwa dengan pertumbuhan rata-rata 1,65 %. Masyarakat Kota Makassar terdiri dari beberapa
etnis yang hidup berdampingan secara damai seperti Etnis Bugis, Etnis Makassar, Etnis Cina,
Etnis Toraja, Etnis Mandar dll.
Adapun isu mengenai lingkungan hidup di kota makassar ialah mengenai sampah,
dimana isu pokok tersebut dianalisis menggunakana DPSIR (Driver/Pressure/State/Impact
dan Response).
A. Driver
Pengelolaan Sampah melalui system bank sampah sebagai sebuah cara yang
dianggap efektif dalam menangani sampah di Kota Makassar. Organisasi pemerintah yang
bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah di Kota Makassar adalah Dinas Lingkungan
Hidup, di mana untuk kegiatan operasionalnya dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Pengelolaan Daur Ulang Sampah (Bank Sampah Pusat) Kota Makassar. Salah satu tugas
pokok UPT Bank Sampah pada Dinas Lingkungan Hidup adalah melaksanakan pengelolaan
daur ulang sampah dengan melakukan pembelian sampah daur ulang di Bank Sampah Unit
yang keberadaannya tersebar di setiap kecamatan yang ada di Kota Makassar.
B. Pressure
Produktivitas UPTD Bank Sampah Kota Makassar diukur dari bsarnya Jumlah Sampah yang
berhasil dikumpulkan dari masyarakat melalui Bank Sampah Unit. Kalau melihat jumlah
Bank Sampah Unit dan jika semuanya aktif, maka dapat diperkirakan besarnya potensi
sampah yang bisa dikumpulkan oleh UPTD Bank Sampah Pusat. Produktivitas UPTD dalam
mengelola sampah belum sebanding dengan jumlah masyarakat Kota Makassar,
berdasarkan penelitian rata-rata produksi sampah/orang/hari adalah 0,14 kg (Ismaik, 2018).
Jumlah tersebut tidak sesuai dengan hasil yang dicapai di UPTD bank sampah pusat. Seperti
dapat dilihat pada table berikut:
C. State
Persoalan persampahan dan lingkungan sekarang ini tak luput dari berbagai sikap
atau perilaku manusia sebagai pencipta atau penghasil sampah, selain itu juga tidak kuatnya
peraturan mengenai permasalahan sampah dan lingkungan. Realitanya di suatu tempat
lingkungan mebuktikan tetap banyaknya anggota keluarga ataupun masyarakat yang tiak
melaksanakan pemeliharaan lingkungan dan pengelolaan lingkungan yang dimulai di ranah
rumah tangga dengan bagus, yaitu dari melakukan pemilahan serta pemisahan sampah,
masalah penyimpanannya dan juga membuang sampah pada tempat pembuangannya,
selain itu tidak kuatnya peraturan dan system instansi diikuti memeberikan peranan pada
persoalan itu.
D. Impact
E. Response
Program bank sampah yang awalnya untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk
lebih peduli terhadap lingkungan namun pada akhirnya program ini membawa dampak lain
pada interaksi sosial di masyarakat. Interaksi sosial yang terjadi di masyarakat semakin
instens dengan adanya program bank sampah ini, hal ini dikarenakan adanya kepentingan
Bersama yaitu menabung sampah. Program ini paling tidak mempertemukan masyarakat
seminggu sekali untuk sama-sama manabung. Adapun dampak dari program bank sampah
ini bukan hanya menambah penghasilan serta menjadikan lingkungan lebih bersih namun
juga dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat.
Program bank sampah ini sudah dapat menghasilkan perubahan dan juga perubahan
tersebut terjadi secara signifikan namun beberapa fasilitas yang dijanjikan oleh pemerintah
belum sempat dibagikan ke tiap-tiap bank samoah yang ada dan juga program bank sampah
ini belum maksimal dalam mengelola sampah yang ada di masyarakat terkhusus dalam
sampah organik. Dalam program bank sampah ini, masyarakat bukan hanya sebagai
pendukung di program ini melainkan masyarakat juga terlibat langsung dalam proses
pengelolaan sampah khususnya sampah rumah tangga. Program bank sampah ini juga dapat
dijadikan sebagai solusi untuk mencapai lingkungan yang bersih.
Strategi Kebijakan 20 Tahun kedepan untuk wilayah Kota Makassar pada bidang
lingkungan hidup
Indonesia merupakan negara yang sering terjadi bencana di mana salah satunya
bencana banjir dan salah satu wilayah yang rawan bencana adalah kota makassar
(BNPB,2016). Berdasarkan BMKG Kota Makassar kriteria curah hujan Kota Makassar
dikategorikan sangat lebat. Secara geomorfologi Makassar merupakan daerah resapan
dengan kerucut gunung api yang mengelilingi dan memanjang di sepanjang jalur utara-
selatan melewati puncak Gunung Lompobattang, sehingga daerah Makssar mempunyai
potensi air tanah yang besar. Kota Makassar tidak lepas dari permaslahan banjir. Kurangnya
area penghijauan serta area rawa yang sebagai tempat penampungan air hujan seudah
berubah alih funfsi lahan menjadi area perumahan, perdagangan dan jasa. Terkadang
pembangunan yang dilakukan memberi dampak banjir. Penanggunalangan bencana sudah
diatur dalam undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Penyelenggaraan bencana meliputi prabencana, kesiasiagaan, tanggap darurat dan pasca
bencana. Tata ruang merupakan salah satu tahapan penting dalam upaya mitigasi bencana
sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana. Mitigasi lainnya juga terdapat dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 33 Tahun 2006 tentang Pedoman Umum Mitigasi Bencana dan Peraturan
Kepala Badan Penanggulanag Bencana Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedomana
Penyususnan Rencana Penanggunalangan Bencan.