DI SUSUN OLEH :
KELAS : MH-6
TRINIA HAQQINI BUSMAN 006002522020
NUR FADILLAH MUSFIRA 006802522020
NUR FADILLAH JUANDA 006402522020
MARIANY ML. 006702522020
DEVI Y. RANTE 006602522020
MARIANY ML. 006702522020
MILDA RAMADHANA JAYA 006502522020
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER HUKUM
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
D. MANFAAT
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGELOLAAN SAMPAH
1. Pengertian Sampah
2. Jenis-jenis Sampah
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Sampah
4. Dampak yang Di Timbulkan Oleh Sampah
5. Metode Pengelolaan Sampah
6. Pengaturan Pengelolaan Sampah
B. PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP
1. Pengertian Pencemaran Lingkungan Hidup
2. Unsur-Unsur Pencemaran Lingkungan Hidup
C. DAMPAK ATAS KEBERADAAN TPA TAMANGAPA DIKAWASAN
PEMUKIMAN PENDUDUK
1. Sampah Sebagai Bahan Pencemar Lingkungan
2. Sampah Sebagai Sumber Penyakit
3. Sampah Sebagai Perubahan Sosial
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehadiran sampah merupakan salah satu persoalan yang dihadapi
oleh masyarakat. Keberadaan sampah tidak diinginkan bila dihubungkan
dengan faktor kebersihan, kesehatan. Kenyamanan dan keindahan
(estetika). Tumpukan Onggokan sampah yang mengganggu kesehatan
dan keindahan lingkungan merupakan jenis pencemaran yang dapat
digolongkan dalam degradasi lingkungan yang bersitat sosial (Bintarto
1997:57).
Salah Satu faktor yang mempengaruhi lingkungan adalah masalah
pembuangan dan pengelolaan sampah. Sampah adalah bahan buangan
sebgai akibat dari aktivitas manusia yang merupakan bahan yang sudah
tidak dapat dipergunakan lagi.
Meningkatnya jumlah penduduk secara signifikan serta adanya
perubahan pola konsumsi masyarakat secara tidak langsung menambah
volume, jenis, dan karakteristik sampah, bahkan semakin beragam.
Permasalahan sampah yang timbul hakikatnya juga menjadi
permasalahan nasional, yang perlu di lakukan penanganan secara
komprehensif dan terpadu. Pengolahan sampah secara ekonomi, sehat
bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah
perilaku masyarakat. Hal ini sesuai dengan undang–undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 28H ayat (1), setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal, dan mendapat
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan. (Beraja Niti 2013).
Pengolahan sampah merupakan salah satu masalah besar yang
selalu dihadapi di daerah perkotaan, terutama pada daerah yang padat
jumlah penduduknya. Setiap pemerintah kota tentunya telah melakukan
berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan ini. Akan tetapi masalah
sampah ini tidak pernah selesai karena aktivitas kehidupan masyarakat di
perkotaan yang sangat besar. Hal inilah yang mengakibatkan
penangangan masalah sampah, baik dari segi kuantitas maupun
kualitasnya cenderung tidak seimbang.
Gagasan pengelolaan sampah terpadu diterapkan untuk
mengurangi limbah pada sumbernya. Ini berarti bahwa limbah yang
dihasilkan harus dipulihkan untuk digunakan kembali dan daur ulang,
sehingga hanya residu yang dibuang di TPA (Tempat Pemrosesan Akhir).
Output dari pengolahan yang digunakan sebagai bahan masukan dalam
proses atau dikonversi menjadi nilai tambah masukan bagi proses lainnya,
memaksimalkan konsumsi sumber daya dan meningkatkan eko-efisien.
Berdasarkan UU RI Nomor 18 Tahun 2008 dan PP RI Nomor 81
Tahun 2012 mengamanatkan perlunya perubahan paradigma yang
mendasar dalam pengelolaan sampah yang bertumpu pada pengurangan
dan penanganan sampah. Kegiatan pengurangan sampah bermakna agar
seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, dunia usaha maupun
masyarakat luas melaksanakan kegiatan pembatasan timbulan sampah.
Permasalahan sampah merupakan hal genting yang memerlukan
perhatian serius, karena dampaknya berimbas pada berbagai sisi
kehidupan utamanya di kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang,
Surabaya, Bandung, Palembang, Medan juga Makassar. Di wilayah kota
kabupaten pun, masalah sampah menjadi perhatian masyarakat terutama
menyangkut kebersihan lingkungan. Menurut perkiraan, volume sampah
yang dihasilkan masyarakat rata-rata 0,5 kg/kapita/hari. Tidak tersedia
data secara pasti, berapa persisnya jumlah timbunan sampah di
Indonesia, namun berdasarkan hasil perhitungan Bappenas sebagaimana
tercantum dalam Buku Infrastruktur Indonesia, pada tahun 1995 perkiraan
timbunan sampah di Indonesia mencapai 22,5 juta ton, dan diprediksi
akan meningkat lebih dua kali lipat pada tahun 2020 menjadi 53,7 juta ton.
Sementara di kota besar Indonesia diperkirakan timbunan sampah
perkapita berkisar antara 600-830 gram per hari.
Tingkat pertumbuhan penduduk di beberapa kota besar di
Indonesia menunjukkan kenaikan yang cukup tinggi. Sebut saja Kota
Makassar, yang termasuk salah satu kota metropolitan di Indonesia juga
tidak terhindar dari hal tersebut. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
Kota Makassar tahun 2019, jumlah penduduk Kota Makassar adalah
1.511.936 jiwa.
Jumlah penduduk yang banyak tersebut merupakan faktor utama
yang memengaruhi jumlah dan jenis limbah atau sampah, di Kota
Makassar. Sampah tersebut kemudian akan berkontribusi pada
pencemaran lingkungan ketika sampah dan produk- produk turunannya
tidak dikelola dengan baik.
Kota Makassar memiliki satu area atau kawasan Tempat
pembuangan Akhir Sampah (TPA Sampah) yang terletak di Kelurahan
Tamangapa, Kecamatan Manggala, Kota Makassar. Daerah ini memiliki
luas sekitar 10 Km2 dan digunakan sejak tahun 1995. Di kawasan TPA
Sampah Tamangapa terdapat banyak pemukiman penduduk, baik di
dalam kawasan TPA Sampah maupun di sekitar TPA dengan radius
hingga 200 meter. Selain pemukiman penduduk, terdapat juga beberapa
bangunan fasilitas umum seperti tempat ibadah dan sekolah (pesantren).
Kawasan TPA Sampah Tamangapa secara sosial ekonomi
memberikan dampak negatif dan positif terhadap masyarakat sekitar. TPA
Sampah Tamangapa yang sedianya dirancang untuk kebutuhan selama
10 tahun, namun kenyataannya bahwa hingga saat ini TPA tersebut masih
digunakan, yang berarti telah berumur hampir 27 tahun dan luasnya masih
tetap sekitar 16,8 hektare. Kapasitas Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Tamangapa Antang di Kota Makassar sudah semakin memprihatinkan.
Diprediksi hanya mampu menampung sampah hingga akhir tahun 2020.
Setiap hari di lokasi ini, ada 400 truk yang membuang sampah..
Dengan melihat kenyataan ini dapat diasumsikan bahwa di daerah TPA
Sampah Tamangapa Antang Kota Makassar telah terjadi pencemaran
lingkungan yang dapat menimbulkan efek terhadap sanitasi lingkungan di
daerah ini.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2014,
disimpulkan bahwa daerah TPA Sampah Tamangapa Kota Makasssar
telah terjadi pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan yang terjadi
berupa polusi air tanah, polusi tanah dan polusi udara. Daerah yang
mengalami polusi tidak hanya di kawasan TPA Sampah Tamangapa saja,
tetapi daerah sekitarnya juga mengalami polusi. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah sistem TPA Sampah yang
menggunakan sistem open dumping, dimana sampah-sampah dari
masyarakat tertampung secara keseluruhan di kawasan TPA pada tanah
terbuka. Hal ini menyebabkan sampah lebih cepat membusuk dan
menghasilkan polutan yang dapat mencemari air tanah. Air yang ada pada
sampah hasil dari proses pembusukan umumnya mengandung bahan
kimia, bakteri dan kotoran lainnya yang dapat merembes masuk ke dalam
tanah dan akhirnya akan mencemari air bawah tanah di sekitar TPA
terdapat beberapa pusat aktivitas seperti tempat ibadah, sekolah,
perkantoran dan pemukiman penduduk yang berlokasi kurang dari 1 km
dari TPA. Berbagai perumahan telah didirikan sejak tahun 2000, seperti
Perumahan Antang, Perumahan TNI Angkatan Laut, Perumahan Graha
Janah, Perumahan Griya Tamangapa, dan Perumahan Taman Asri Indah
yang lokasinya berdekatan dengan TPA Tamangapa. Ada pula dua buah
rawa yang berdekatan dengan perumahan tersebut,yaitu Rawa Borong
yang berlokasi di sebelah utara dan Rawa Mangara yang bertempat di
sebelah timur. Air dari Rawa Mangara mengalir menuju Sungai Tallo dan
air dari Rawa Borong mengalir menuju saluran air Borong.
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka pokok
pembahasan utama yang hendak penulis ungkapkan dalam makalah ini
adalah tentang Dampak Sampah Terhadap Pencemaran Lingkungan
Hidup Akibat Keberadaan TPA Tamangapa Kawasan Pemukiman
Penduduk
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun Rumusan Masalah dalam makalah ini dikemukakan dan
diuraikan dibawah ini sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengelolaan sampah?
2. Apakah yang dimaksud pencemaran lingkungan hidup?
3. Apakah dampak yang ditimbulkan atas keberadaan TPA
Tamangapa di kawasan pemukiman penduduk?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam makalah ini dikemukakan dan diuraikan
dibawah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahuai apa itu pengelolaan sampah.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud pencemaran lingkungan
hidup
3. Untuk mengetahui pengertian dampak yang ditimbulkan atas
keberadaan TPA Tamangapa di kawasan pemukiman penduduk.
4. Untuk memenuhi tugas Hukum Lingkungan.
D. MANFAAT
Adapun manfaat dalam makalah ini dikemukakan dan diuraikan
dibawah ini sebagai berikut:
1. Secara teoritis makalah ini diharapkan dapat berguna bagi
krmajuan pendidikan ilmu hukum.
2. Secara praktis makalah ini diharapkan memberikan masukan bagi
pembacanya.
3. Sebagai sebagai salah satu cara syarat untuk memenuhi tugas
untuk mendapatkan nilai.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGELOLAAN SAMPAH
1. Pengertian Sampah
Sampah didefinisikan sebagai suatu benda yang sudah tidak
digunakan atau tidak dikehendaki dan harus dibuang, yang
ddihasilkanoleh kegiatan manusia. Dengan kata lain pada dasarnya
sampah merupakan suatu bahan dari sumber hasil aktivitas manusia
maupun proses-proses alam yang terbuang atau dibuang yang tidak
mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang
negatif karena dalam penanganannya baik untuk membuang maupun
membersihkannya memerlukan biaya yang relatif besar.
Dengan demikian, sampah dapat berasal dari kegiatan industri,
pertambangan, pertanian, peternakan, perikanan, transportasi, rumah
tangga, perdagangan, maupun kegiatan manusia lainnya dari beberapa
sampah yang ada mempunyai masa lapuk yang berbeda-beda. Masa
lapuk tersebut merupakan waktu dimana benda membutuhkannya untuk
hancur. Adapun beberapa manfaat sampah yang dikelola, antara lain:
a. Dapat menghemat sumber daya alam yang ada;
b. Dapat menghemat lahan pembuangan sampah;
c. Dapat menghemat penggunaan energi;
d. Lingkungan hidup terlihat bersih, sehat dan nyaman.
Selain itu, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk
mengurangi volume sampah, antara lain:
a. Mengurangi atau meminimalisir penggunaan barang atau material;
b. Menggunakan kembali barang yang bisa digunakan kembali;
c. Mendaur ulang barang yang tidak berguna lagi sehingga memiliki
manfaat dan nilai tambah;
d. Mengganti barang yang yang hanya bisa digunakan sekali dengan
barang yang lebih tahan lama
2. Jenis-jenis Sampah
Jenis sampah berdasarkan zat pembentuknya, dibedakan sebagai
sampah organik, sampah anorganik dan sampah b3 (bahaya, berbaya
dan beracun). Sampah organik, misalnya makanan, daun, sayur, dan
buah. Sedangkan sampah anorganik, misalnya logam, abu, kertas. Jenis
sampah juga sering dikelompokkan menjadi:
a. Limbah benda padat;
b. Limbah cair atau air bekas;
c. Kotoran manusia.
Secara umum, pengelompokan sampah hanya untuk benda-benda
padat dengan pembagian sebagai berikut:
a. Sampah yang mudah membusuk, misalnya sisa makanan;
b. Sampah yang tidak mudah membusuk, terdiri dari:
Sampah yang mudah terbakar, misalnya kertas, kayu;
Sampah yang tidak mudah terbakar, misalnya kaca, kaleng.
c. Sampah bangkai binatang, terutama binatang besar seperti kucing,
anjing, tikus;
d. Sampah berupa abu hasil pembakaran, misalnya pembakaran kayu,
batu bara, arang.
e. Sampah padat hasil industri, misalnya potongan besi, kaleng, kaca.
f. Sampah padat yang berserakan di jalan-jalan, yaitu sampah yang
dibuang oleh penumpang atau pengemudi kendaraan bermotor atau
mobil.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan seluruh uraian sebagaimana yang telah dipaparkan
kiranya dapat ditegaskan beberapa pokok pemikiran sebagai kesimpulan
seperti berikut ini:
1. Sampah yang menumpuk dan tidak segera terangkut merupakan
sumber bau tidak sedap yang memberikan efek buruk bagi daerah
sensitif sekitarnya seperti permukiman, perbelanjaan, rekreasi, dan
lain-lain. Pembakaran sampah seringkali terjadi pada sumber dan
lokasi pengumpulan terutama bila terjadi penundaan proses
pengangkutan sehingga menyebabkan kapasitas tempat
terlampaui. Asap yang timbul sangat potensial menimbulkan
gangguan bagi lingkungan sekitarnya.
2. Keberadaan TPA ini tentunya sangat mempengaruhi lingkungan
disekitar TPA tersebut. Dampak TPA terhadap lingkungan sekitar
tersebut ada yang negatif dan ada juga yang positif. Dampak
negatifnya tentu seperti mengeluarkan gas seperti methan (CH4)
dan karbon dioksida (CO2) serta senyawa lainnya, sumur) di
daerah pemukiman yang terkontaminasi logam berat timbal, serta
sampah tersebut menyebabkan banjir. Dampak positifnya sampah
di TPA Tamangapa Antang Kota Makassar sangat memiliki potensi
ekonomi yang cukup besar.
B. SARAN
Berkaitan dengan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis
menyarankan:
1. Perlunya suatu treatment mengenai penegakan denda untuk yang
buang sampah sembarangan supaya ada efek jera.dan
membiasakan diri untuk tidak membuang sampah sembarangan.
2. Perlu reward untuk masyarakat yang telah banyak berkontribusi
untuk penanganan sampah sehingga dapat memberi pengaruh
positif kepada mereka yang belum aware terhadap kerusakan
lingkungan.
3. Kami menyadari, dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi, tata bahasa,
sistematika, maupun sumbernya. Karena kami menyadari, tak ada
gading yang tak retak.
4. Kami membuka sebesar-besarnya kritik dan saran dari para
pembaca, semoga dapat memperbaiki kesalahan penyusunan
makalah ini. Dan atas kritik dan saran yang diberikan, kami sebagai
penyusun mengucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
A Hamzah, Penegakan Hukum Lingkungan, Penerbit Arikha Media Cipta,
Jakarta, 1995.
A Tresna Sastrawijaya, Pencemaran Lingkungan, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2000).
Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan, Kencana Prenada Media Group.
2010.
Arif Zukifli, Pandangan Islam Terhadap Lingkungan, (Yogyakarta:
Ecobook, 2017).
Radhmad K. Dwi Susilo, Sosiologi Lingkungan (Cet; III, Jakarta : Rajawali
Pers), t.th.
Siahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, ( Jakarta:
Erlangga, 2004).
Suyono, Pencemaran Kesehatan Lingkungan, (Jakarta: EGC, Qurratur R.
Estu Tiar, 2013).
Peraturan Perundang-Undangan:
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Peraturan Pemerintah RI No. 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
Peraturan Daerah Kota Makassar No. 4 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Sampah
Sumber lain:
http://generasibuangsampah.blogspot.com/2018/01/dampak-positif-
sampah.html
https://brainly.co.id/tugas/4228755#:~:text=rb%20orang
%20terbantu-,Dampak%20negatif%20yang%20ditimbulkan
%20sampah,Merusak%20keindahan%20lingkungan&text=Mencemari
%20air%20sehingga%20air%20menjadi,dan%20longsor%20di%20daerah
%20pengunungan
https://www.sonora.id/read/422330752/volume-sampah-di-makassar-
capai-900-ton-perhari-begini-pengelolaannya?page=all