BAB III
KONSEP PENGELOLAAN SAMPAH
a. Pemilihan
Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai
dengan jenis, jumlah dan atau karakteristik sampah
b. Pengumpulan
Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah
dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat
pengolahan sampah terpadu
c. Pengangkatan
Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan atau dari
tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan
sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir
d. Pengolahan
Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah
sampah dan atau,
e. Pemprosesan akhir sampah
Sumber Diktat Kuliah Enri Damanhuri - Tri Padmi TL-3104 (Versi 2010)
Sumber Diktat Kuliah Enri Damanhuri - Tri Padmi TL-3104 (Versi 2010)
Kekhasan sampah dari berbagai sampah/ daerah serta jenisnya yang berbeda-
beda memungkinkan sifat- sifat yang berbeda pula. Sampah kota di negara-
negara yang sedang berkembang akan berbeda susunannya dengan sampah
kota di negara- negara.
- Karakteristik fisika: yang paling penting adalah densitas, kadar air, kadar
volatil, kadar abu, nilai kalor, dan distribusi ukuran.
- Karakteristik kimia: khususnya yang menggambarkan susunan kimia
sampah tersebut yang terdiri dari unsur C, N, O, P, H, S dan sebagainya.
A. Jenis Pelayanan
Berdasarkan penentuan skala kepentingan daerah pelayanan, frekuensi
pelayanan dapat dibagi dalam beberapa kondisi sebagai berikut :
Ø Kondisi-1 : wilayah dengan pelayanan intensif, adalah daerah di
jalan protokol, pusat kota, kawasan pemukiman tidak teratur, dan
daerah komersial
Ø Kondisi-2 : wilayang dengan pelayanan menengah adalah kawasan
pemukiman teratur
Ø Kondisi-3 : wilayah dengan pelayanan rendah adalah daerah
pinggiran kota
Ø Kondisi-4 : wilayah tanpa pelayanan, misalnya karena lokasinya
terlalu jauh, dan belum terjangkau oleh truk pengangkut sampah.
B. Frekuensi Pelayanan
Berdasarkan hasil penentuan skala kepentingan pelayanan, frekuensi
pelayanan dapat dibagi dalam beberapa kondisi sebagai berikut:
1. Pelayanan intensif antara lain untuk jalan protokol, pusat kota, dan
daerah komersial
2. Pelayanan menengah antara lain untuk kawasan pemukiman teratur
3. Pelayanan rendah antara lain untuk daerah pinggiran kota.
1. Tipe kota
2. Sampah terangkut dari lingkungan
3. Frekuensi pelayanan
4. Jenis dan jumlah peralatan
5. Peran aktif masyarakat
6. Retribusi
7. Timbulan sampah
Proporsi Pelayanan Sampah di Indonesia
Sumber Diktat Kuliah Enri Damanhuri - Tri Padmi TL-3104 (Versi 2010)
A. Jenis Kontainer
Pemilihan jenis dan kapasitas kontainer sampah ditentukan
oleh karakteristik dan jenis sampah, sistem dan frekuensi pengumpulan
sampah, serta lokasi di mana tempat sampah akan diletakkan. Jenis dan
kapasitas tempat sampah yang umum digunakan dapat dilihat pada
Tabel 3.1.
Kapasitas (L)
Jenis Dimensi (cm)
Range Tipikal
Ukuran kecil
- Kantung kertas
Kapasitas (L)
Jenis Dimensi (cm)
Range Tipikal
Ukuran kecil
Ukuran medium
Ukuran besar
- Kontainer
- Kontainer trailer
B. Klasifikasi Wadah
a. Tetap
Model ini disarankan untuk tidak dipergunakan lagi karena
menghambat kecepatan operasional, sulit dikontrol tingkat
kebersihannya dan dari segi estetika kurang baik.
Contoh : bak sampah dari pasangan batu bata.
b. Semi tetap
C. Pola Penampungan
Pola penampungan sampah dapat berbentuk :
1. Individual
Setiap rumah/toko dan bangunan penghasil sampah lainnya
yang mempunyai wadah sendiri. Untuk daerah pemukiman kelas
menengah dan kelas atas, pertokoan, perkantoran dan bangunan
besar lainnya. Pola individual ini terbagi lagi menjadi dua, yaitu
individual langsung dan individual tidak langsung. Pada individual
langsung oleh truk pengangkutan menuju ke pemprosesan
sedangkan pada pola individual tidak langsung dimana dengan
enggunakan pengumpul sejenis gerobak sampah.
2. Komunal
Tersedia satu wadah yang dapat dimanfaatkan oleh
beberapa rumah/bangunan, cocok untuk daerah pemukiman kumuh
dengan tingkat ekonomi rendah, rumah susun, pemukiman padat
sekali (yang menyulitkan proses operasi pengumpulan). Sama
halnya dengan pola pengumpulan sampah individual, maka pola
pengumpulan sampah komunal itu terbagi menjadi dua yaitu
roda.
• Perkantoran/Hotel • Kontainer volume 1m3 beroda.
• Kontainer besar volume 6-10 m3.
• Tempat umum, jalan dan taman • Bin plastik/tong volume 50-60 lt,
yang dipasangsecara permanen.
• Bin plastik, volume 120-140 lt
dengan roda
Berdasarkan jenis wadah atau kontainer di sumber sampah ada
beberapa keterbatasan dalam penggunaan dari wadah maupun kontainer
tersebut.
Kantung kertas Di rumah tunggal atau rusun Mahal, dapat sobek karena
rendah dan medium, dapat
gangguan hewan selama
digunakan langsung atau
sebagai pelapis tempat sampah penyimpanan, bahan kertasnya
rumah tangga. menambah volume sampah
§ Mudah dibersihkan
§ Kedap air dan udara, tidak rembes
§ Bentuk dan warna estetis
§ Mudah diperoleh
§ Harga terjangkau
§ Volume mampu menampung sampah sampai 3 hari
Tabel 3.4 Pola dan karakteristik pewadahan sampah menurut SNI T-13-1990-F
F. Perencanaan Pewadahan
Dimana :
JW = Jumlah Wadah
G. Penempatan Kontainer
1. Kontainer individual :
§ di halaman muka (tidak di luar pagar)
§ di halaman belakang (untuk sumber sampah dari hotel dan
restoran)
2. Kontainer komunal:
§ tidak mengambil lahan trotoar (kecuali kontainer pejalan
kaki)
§ tidak di pinggir jalan protocol
§ sedekat mungkin dengan sumber sampah
§ tidak mengganggu pemakai jalan atau sarana umum lainnya
I. Pembiayaan
J. Pelaksanaan
E. Penyapuan Jalan
3.4.4 Peralatan
Kombinasi peralatan agar pengangkutan sampah dapat berlangsung
secara efisien:
1. Peralatan sistem pelayanan komunal. Terdapat beberapa kombinasi
yang dapat dipergunakan seperti:
§ Sistem komunal dengan bak sampah permanen dari
pasangan batu bata. Pewadahan di sumber sampah
sebaiknya yang mudah dibawa dengan volume tidak terlalu
besar karena penghasil sampah harus membawa sendiri
sampahnya ke transfer depo. Masyarakat sebaiknya
memasukkan sampahnya kedalam kantong plastik yang
telah dipilah untuk mempercepat dan memudahkan
pemuatan ke truk sebelum ke pengumpulan komunal.
§ Transfer depo berupa peralatan terbuka disudut/ mulut
gang/ jalan lingkungan, tetapi sampah dari rumah tangga
tersebut harus dimasukkan dalam kantong plastik (dapat
menggunakan kantong plastik bekas belanja atau kantong
plastik yang sekali pakai) supaya tidak berserakan. Namun
bila menggunakan peralatan, waktu meletakkan kantong
sampah ini harus tetap jadwalnya, 2 atau 3 kali seminggu.
Demikian pula waktu pengambilan oleh petugas kebersihan
juga harus tepat waktunya dan dalam hari tersebut rumah
tangga hanya boleh membuang sampahnya sekali saja pada
jam yang telah ditentukan. Tujuannya agar tidak ada kesan
B. Operasi pengangkutan
3.5.1 Lokasi
• TPS3R dengan luas < 500 𝑚O hanya dapat menampung sampah dalam
keadaan terpilah (50%) dan sampah campur 50 %.
• TPS3R dengan luas < 200 𝑚O sebaiknya hanya menampung
sampahtercampur 20 %, sedangkan sampah yang sudah terpilah 80 %.