Anda di halaman 1dari 29

Pertemuan : Unsur Pokok

dalam Pengelolaan
Persampahan

Pengelolaan Persampahan
Nur Ilman Ilyas, ST., MM
Teknik Lingkungan – S1
Fakultas Teknik
Universitas Pelita Bangsa
UNSUR-UNSUR POKOK DALAM
PENGELOLAAN SAMPAH
Beberapa unsur pokok yang perlu dilakukan
dalam pengelolaan sampah antara lain:
a) Penimbulan sampah (waste generation)
Meliputi aktivitas-aktivitas pembuangan
barang-barang yang tidak lama bergunanya
baik yang dilempar begitu saja oleh
pemiliknya maupun yang dikumpulkan lebih
dahulu.
b) Penyimpanan setempat (on site storage)
 Elemen ini sangat penting sebab melibatkan nilai-nilai
keindahan, kesehatan masyarakat dan ekonomi. Tempat
penyimpanan setempat yang memenuhi syarat adalah: 1)
Kedap air, 2) Mempunyai tutup yang sesuai dengan
bagian badannya, 3) Mempunyai alat pegangan jika
tempat sampah itu berupa tong.
c) Pengumpulan
 Elemen ini menyangkut tidak hanya pengumpulan sampah
(gathering) saja tetapi juga termasuk pengangkutannya
setelah sampah dikumpulkan untuk selanjutnya dibawa ke
suatu tempat sampai alat pengangkutan dikosongkan.
d). Pengangkutan
 Kegiatan elemen ini terdiri dari dua langkah: 1). Pemindahan
alat angkut yang lebih kecil ke alat angkut yang lebih besar
dan 2). Tahap berikutnya, biasanya pada jarak yang jauh
ketempat pembuangan akhir. Pemindahan ini dilaksanakan
ditempat pemindahan (transfer station).

e). Pengolahan dan pemanfaatan kembali


 Elemen ini termasuk penggunaan semua teknik alat-alat dan
fasilitas untuk mempertinggi efisiensi elemen-elemen
fungsional lain dan untuk mendapatkan material-material yang
masih berguna, pengubahan produk atau energi yang berasal
dari sampah.
f). Pembuangan
Disposal adalah tumpuan akhir dari semua proses
pengelolaan sampah, apakah sampah dari tempat-
tempat pemukiman, dari tempat-tempat umum dan
komersial, institusi, industri maupun sampah hasil
penyapuan jalan yang dikumpulkan dan diangkut
langsung ke tempat landfill. TPA sampah merupakan
salah satu unsur pokok di dalam pengelolaan sampah.
 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang
direkomendasikan oleh para ahli dengan
menggunakan sistem sanitary landfill dapat
dilengkapi dengan sarana pengomposan dan
pemanfaatan sampah menjadi bahan baku
daur ulang. Sisa sampah yang tidak dapat
didaur ulang ataupun dibuat menjadi kompos
kemudian dibakar dan dimasukkan ke tempat
sanitary landfill.
 Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu
(IPST). Proses daur ulang, produksi kompos
dan pembakaran tersebut bertujuan untuk
memperkecil volume sampah yang
dihasilkan, sehingga pembuangan sampah
pada lokasi sanitary landfill dapat diperkecil
dan akhirnya dapat menghemat
penggunaan lahan TPA
Beberapa aspek yang perlu didekati dalam
pengelolaan persampahan;

1. Aspek teknik
Hal pertama yang perlu diketahui dalam mengelola
persampahan adalah karakter dari sampah yang
ditimbulkan oleh masyarakat perkotaan.Berbagai
karakter sampah perlu dikenali, dimengerti dan
difahami agar dalam menyusun sistem pengelolaan
yang dimulai dari perencanaan strategi dan
kebijakan serta pelaksanaan penanganan sampah
dapat dilakukan secara benar.
Karakter sampah dapat dikenali sebagai
berikut;
1) tingkat produksi sampah,
2) komposisi dan kandungan sampah,
3) kecenderungan perubahannya dari waktu
ke waktu.
Karakter sampah tersebut sangat
dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan
penduduk, pertumbuhan ekonomi dan
kemakmuran serta gaya hidup dari
masyarakat perkotaan.
2. Aspek Kelembagaan
Pada beberapa kota umumnya pengelolaan
persampahan dilakukan oleh Dinas Kebersihan
Kota. Keterlibatan masyarakat maupun pihak
swasta dalam menangani persampahan pada
beberapa kota sudah dilakukan untuk beberapa
jenis kegiatan. Swasta umumnya mengelola
persampahan pada kawasan elit dimana
kemampuan membayar dari konsumen sudah
cukup tinggi.
3. Aspek Keuangan dan Manajemen
Hasil retribusi yang diperoleh dari pelayanan
pengelolaan sampah akan semakin kecil
karena banyak retribusi yang tidak tertagih,
hal ini menjadi semakin sulit karena
enforcement terhadap penunggak retribusi
tersebut tidak ada sangsi. Pada kawasan
perkotaan dimana dinas kebersihan menjadi
pengelola persampahan, dana untuk
pengelolaan tersebut berasal dari pemerintah
daerah dan retribusi jasa pelayanan
persampahan yang berasal dari konsumen.
Pengelolaan Persampahan Secara
Terpadu
Untuk mengelola persampahan hal pertama
yang harus diperhatikan adalah kebijakan dari
pemerintah yang dibuat dengan pendekatan
menyeluruh sehingga dapat dijadikan payung
bagi penyusunan kebijakan ditingkat pusat
maupun daerah. Belum adanya Peraturan
Pemerintah tersebut menyulitkan pengelolaan
persampahan. Kebijakan strategis yang telah
ditetapkan oleh pemerintah baru pada tahap
aspek teknis yaitu dengan melakukan
pengurangan timbulan sampah dengan
menerapkan Reduce, Reuse dan Recycle ( 3
R ), dengan harapan pada tahun 2025
tercapai “zero waste“.
Berbagai prinsip yang perlu dilakukan dalam
menerapkan pengelolaan persampahan secara
regional ini adalah sebagai berikut;

pelaksanaan
 Membuat peraturan daerah bersama yang mengatur
pengelolaan persampahan. Peraturan tersebut berisi
berbagai hal dengan mempertimbangkan aspek hukum dan
kelembagaan, teknik, serta aspek keuangan.
 Dari aspek kelembagaan telah ada pemisahan peran yang
jelas antara pembuat peraturan, pengatur / pembina dan
pelaksana (operator). Dengan adanya pemisahan yang jelas
ini, diharapkan penerapan peraturan dapat dilakukan
dengan optimal termasuk unsur pembinaan yang berupa
sangsi-sangsi yang tegas.
 Dari aspek teknis telah diterapkan beberapa indikator
pelayanan yang meliputi antara lain :
 Tidak terdapat timbunan sampah pada tempat
terbuka;
 Pengumpulan sampah harus dilakukan secepat
mungkin dan menjangkau seluruh kawasan
perkotaan termasuk kawasan rumah tinggal,
niaga, fasilitas umum dan tempat-tempat
wisata;
 Sampah hanya dikumpulkan pada TPS atau
kontainer sampah yang telah ditentukan;
 yang terkumpul pada TPS harus sudah diangkut
ke TPA Sampah dalam waktu kurang dari 24 jam;
 Pengangkutan dari TPS dan dibuang ke TPA
harus tidak menyebabkan kemacetan lalulintas
serta tidak menimbulkan ceceran sampah maupun
cairannya di sepanjang jalan;
 Pengoperasian TPA dilakukan dengan sistem
sanitary landfill;
 Mengoptimalkan manfaat nilai tambah dari
sampah dengan menerapkan daur ulang atau
melakukan pengomposan.
Pengolahan Sampah
Yang dimaksud dengan pengolahan
sampah adalah suatu upaya yang sering
dilakukan dalam sistem manajemen
persampahan dengan tujuan untuk:
1. Meningkatkan efisiensi operasional,
2. Mendaur ulang material atau bahan-
bahan yang kurang bermanfaat untuk
ditingkatkan kembali manfaatnya,
3. Mendaur ulang material atau bahan-
bahan buangan untuk diubah menjadi
produk lain atau energi
Secara proses ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, diantaranya adalah :

1. Pemadatan (compaction), merupakan


upaya mengurangi volume sampah secara
mekanis.
2. Pembakaran (incineration), merupakan
upaya mengurangi volume sampah secara
kimiawi.
3. Penghancuran (shredding), merupakan
upaya mengurangi volume sampah dengan
cara memotong-motong atau mengiris-iris.
4. Pemisahan, merupakan upaya mendaur
ulang meterial atau bahan-bahan untuk
ditingkatkan manfaatnya atau diubah
menjadi produk lain atau energi.
Produksi Bersih dan Prinsip 4 R

 Replace (mengganti)
 Reduce (mengurangi)
 Re-use (gunakan kembali)
 Recycle (daur ulang)
Penentuan Komposisi Sampah
 Campur seluruh sampah dari kotak sampling
sebanyak 40 liter
 Lakukan pemilahan sampah berdasarkan
komposisinya (organik, kertas, kaleng, kayu,
kaca dan lain-lain)
 Timbang masing-masing komponen tersebut.
Penentuan Karakteristik Sampah
 Setiap komponen tersebut diatas diambil lebih kurang 10%
dan disatukan, kemudian dicacah sehingga homogen,
 Sampel yang telah homogen diambil kira-kira 5 – 10 kg dan
dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk secepatnya
dianalisa di laboratorium,
 Analisa tersebut meliputi :

- analisa kadar air


- analisa kadar abu
- analisa nilai kalor
(analisa ini disarankan untuk dilakukan di Kota besar dan
Metropolitan).
POLA TEKNIS OPERASIONAL
- Pola pewadahan terdiri dari :
1. Individual
2. Komunal

- Pengumpulan
a. Pola Pengumpulan
- Individual langsung
- Individual tidak langsung
- Komunal langsung
- Komunal tidak langsung
Pengumpulan sampah
Pengumpulan sampah : cara atau proses
pengambilan sampah mulai dari tempat
pewadahan / penampungan sampah dari
sumber timbulan sampah sampai ke tempat
pengumpulan sementara / stasiun pemindah
atau sekaligus diangkut ke tempat
pembuangan akhir.
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah
 TPA sampah adalah tempat untuk
pembuangan akhir sampah yang berasal dari
berbagai sumber penghasil sampah. TPA
sampah biasanya terletak didaerah tertentu
dan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu kesehatan lingkungan dan
manusia. TPA sampah merupakan salah satu
unsur pokok di dalam pengelolaan sampah
Menurut Azwar (1996), lazimnya syarat yang harus dipenuhi
dalam membangun TPA sampah adalah :

 Tidak dibangun berdekatan dengan sumber air minum atau


sumber air lainnya yang dipergunakan oleh manusia seperti
mandi, mencuci, kakus, dan sebagainya. Adapun jarak yang
sering dipakai sebagai pedoman ialah lebih dari 200 meter
dari sumber air.
 Tidak dibangun pada tempat yang sering terkena banjir.
 Dibangun pada tempat yang jauh dari tempat tinggal
manusia yaitu sekitar 2 KM dari pemukiman penduduk, serta
kurang lebih 15 KM dari permukaan laut.
Jenis pelayanan sampah
1. Curb collection : container diletakkan dipinggir jalan
2. Alley collection : container berada di ganggang
3. Set out : petugas masuk ke halaman
mengambil sampah container
diletakkan dipinggir jalan
4. Set out set back: container diambil petugas dan setelah
dikosongkan dikembalikan ke tempat semula.
5. Back yard carry : Petugas bertanggungjawab masuk
kehalaman rumah untuk mengambil
sampah.

Anda mungkin juga menyukai